Anda di halaman 1dari 10

Optimasi Formulasi Tablet Ekstrak Etanol Daun Eugenia cumini Merr.

(Henny Lucida, Harry Saputra, dan Helmi Arifin)

OPTIMASI KOMBINASI PENGHANCUR DAN


PENGIKAT DALAM FORMULASI TABLET EKSTRAK
ETANOL DAUN Eugenia cumini Merr.
Henny Lucida, Harry Saputra, dan Helmi Arifin
Fakultas Farmasi Universitas Andalas
Kampus UNAND Limau Manih Padang, Telp: (0751) 71682, Fax: (0751) 777057,
Korespondensi: hennylucida@gmail.com

ABSTRACT
Preclinical studies of the aethanolic extract of the leaves of Eugenia cumini Merr
(Jamblang, jambu kaliang) showed that it decreased the blood glucose level of mice at
the doses of 50, 100 dan 200 mg/kg BW respectively. The extract was not toxic with the
LD50 >15g/kg BB. The acute and sub-acute toxicity studies indicated that the extract was
safe for a long use in mice. These results supported the potencial of this extract to be
formulated as drug. This study reported the optimization technique used in the
formulation of tablet of the aethanolic extract of Eugenia cumini Merr leaves to obtain best
formulation with combination of dissintegrant and binder with respect to tablet
dissintegration time. Four formulations containing 250 mg of extract were prepared by
wet granulation. Results showed that granules of each formulas fulfilled the requirements
of granules physical properties except granules a and b for its moisture content. The
tablets also fulfilled the Indonesia Phamacopeia requirements except formula b for
dissintegration time. Formulation of tablet based on optimization (amprotab 11% and PVP
2%) resulted in tablets with dissintegration time of 499 seconds (contour plot showed 443
seconds).
Keywords: Eugenia cumini Merr,. antidiabetic, tablet, optimization

ABSTRAK
Uji preklinis menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun Eugenia cumini Merr (Jamblang,
jambu kaliang) dengan dosis 50, 100 dan 200 mg/kg BB dapat menurunkan kadar
glukosa darah hewan percobaan. Ekstrak ini tergolong tidak toksik dengan LD50 >15g/kg
BB. Uji toksisitas akut dan toksisitas sub akut menunjukkan bahwa ekstraks ini aman
digunakan dalam jangka waktu lama. Dengan demikian senyawa ini berpotensi untuk
dikembangkan menjadi fitofarmaka. Makalah ini melaporkan hasil penelitian tentang
optimasi kombinasi penghancur dan pengikat dalam formulasi tablet antidiabetes dari
ekstrak etanol daun Eugenia cumini Merr. Dibuat empat formula tablet yang mengandung
ekstrak sebesar 250 mg secara granulasi basah, dengan amprotab sebagai penghancur
dan polivinilpirolidon (PVP) sebagai pengikat. Respon yang diukur adalah sifat fisik
granul, sifat fisik tablet dan waktu hancur tablet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
granul yang dihasilkan memenuhi persyaratan uji sifat fisik granul kecuali formula a dan b
untuk uji kandungan lembab. Tablet yang dihasilkan memenuhi persyaratan tablet
menurut Farmakope Indonesia kecuali formula b untuk waktu hancur tablet. Variasi
konsentrasi amprotab berpengaruh dominan terhadap waktu hancur tablet dibandingkan
dengan variasi konsentrasi PVP. Formulasi tablet ekstrak etanol daun Eugenia cumini
Merr berdasarkan hasil optimasi (amprotab 11% dan polivinilpirolidon 2%) memberikan
tablet dengan waktu hancur 499 detik.
Kata kunci: Eugenia cumini Merr, tablet antidiabetes, optimasi
125

Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 4 No. 3 Januari 2009: 125 -134

PENDAHULUAN
Bagian tanaman Eugenia cumini
Merr.
telah
digunakan
secara
tradisional
untuk
pengobatan
diabetes,
disentri,
antidotum
keracunan Nux vomica, adstringen
dan diuretik. Buahnya digunakan
untuk adstringen, karminatif dan
diuretik, sedangkan daun dan kulit
batangnya
digunakan
untuk
pengobatan
penyakit
diabetes,
disentri, adstringen dan anti bakteri
(1, 2). E. cumini mengandung minyak
atsiri, fenol, alkaloid, asam organik,
triterpenoid, resin yang berwarna
merah tua mengandung asam elagat
dan tannin (1).
Hasil
uji
efek
farmakologi
menunjukkan bahwa biji, daun, dan
kulit kayu E. cumini mempunyai
khasiat menurunkan kadar glukosa
darah (efek hipoglikemik) pada
penderita diabetes melitus tipe II (2),
inhibitor -glukosidase dengan IC50
0,448 (3), sebagai anti bakteri, dan
depresan SSP yang potensial (4). Uji
aktivitas ekstrak etanol daun E. cumini
terhadap mencit putih jantan diabetes
menunjukkan bahwa pada dosis 50,
100 dan 200 mg/kg BB terjadi
penurunan kadar glukosa darah,
volume air minum dan volume urine
(5).
Dari data pengujian toksisitas akut
terhadap ekstrak etanol daun E.
cumini diketahui bahwa nilai LD50nya
15 g/kg BB, dan penggunaan ekstrak
ini padahewan percobaan dengan
dosis 50, 100 dan 200 g/kg BB tidak
mempengaruhi fungsi ginjal. Hasil
pengujian toksisitas sub kronis
menunjukkan bahwa ekstrak ini pada
dosis 50 g/kg BB aman digunakan
untuk jangka waktu yang lama (6).
Efek hipoglikemik dari daun E.
Cumini serta hasil uji keamanannya
menjadikan tumbuhan ini sebagai
suatu
calon
fitofarmaka
obat
antidiabetik. Penelitian pendahuluan
kami
menunjukkan
bahwa
126

pengolahan ekstrak kental daun E.


Cumini menghasilkan tablet yang
waktu hancurnya tidak memenuhi
syarat Farmakope Indonesia. Oleh
sebab itu diperlukan suatu teknik
optimasi formulasi untuk mencari
kombinasi pengikat dan penghancur
yang menghasilkan tablet yang baik.
METODOLOGI PENELITIAN
Alat dan Bahan
Mesin cetak tablet (Manesty
Machines Ltd. Liver pool type B3B
No. 8C 172), alat ukur kekerasan
tablet
(Stokes-Monsato),
alat
pengukur
waktu
hancur,
alat
pengukur
kerenyahan
(Roche),
pengayak mesh 14, 16, pengayak
ukuran 125, 150, 212, 250, 355, 600,
850 dan 1000 m, mikrometer skrup,
jangka sorong, piknometer, oven,
Infra Red Moisture Balance, penguji
kecepatan alir.
Ekstrak etanol E. cumini diolah dan
distandarisasi di laboratorium Kimia
Bahan Alam Fakultas Farmasi
Universitas Andalas Padang, Avicel
PH
102
(Kalbe
Farma),
Polivinilpirolidon K-30 (Brataco),
amprotab (Brataco), magnesium
stearat, talkum. Semua bahan yang
digunakan adalah pharmaceutical
grade.
Pemeriksaan Bahan
Pemeriksaan ekstrak etanol daun
E.
cumini
meliputi:
pemerian,
kelarutan,
susut
pengeringan,
penetapan kadar abu dan penetapan
kadar abu yang tidak larut asam
Pemeriksaan bahan tambahan
dilakukan berdasarkan persyaratan
yang
tertera
pada
Farmakope
Indonesia edisi III, edisi IV atau
Handbook
of
Pharmaceutical
Excipients.

Optimasi Formulasi Tablet Ekstrak Etanol Daun Eugenia cumini Merr.


(Henny Lucida, Harry Saputra, dan Helmi Arifin)

Formulasi Tablet
Formula tablet yang dirancang
menggunakan metoda disain faktorial
22 sesuai dengan tabel dibawah ini.
Tabel 1
Faktorial Desain 22
Faktor
Amprotab
PVP

Level
Low
High
3%
15 %
0.5 %
5%

Formula 1: low amprotab, low PVP


Formula a: high amprotab, low PVP
Formula b: low amprotab, high PVP
Formula ab: high amprotab, high
PVP
Komposisi formula tablet yang dibuat
adalah seperti Tabel 2.
Tabel 2
Formula (Berat tablet 400 mg)
Formula

ab

250

250

Fase Dalam
Ekstrak
Sampel
(mg)
Avicel PH
102
Amprotab
PVP
Avicel PH
102
Magnesiu
m Stearat
Talkum

250

250

27,5 15,5
23 % 11 %
%
%
3 % 15 % 3 % 15 %
0,5
0,5
5%
5%
%
%
Fase Luar
5%

5%

5%

5%

0,5
%

0,5
%

0,5
%

0,5
%

1%

1%

1%

1%

Pembuatan Granul
Semua bahan ditimbang menurut
berat masing-masing (Tabel II). Untuk
formula 1 ekstrak sebanyak 37,5 gram
(untuk 150 tablet) diencerkan dengan
sedikit etanol 96 % dalam cawan
penguap di atas penangas air,

kemudian ditambahkan 16,5 gram


bahan pengisi (avicel PH 102) dan
diaduk sampai kering dan homogen.
Ekstrak kering yang terbentuk digerus
dalam lumpang, bahan penghancur
dalam (amprotab) sebanyak 1,8 gram
ditambahkan sedikit demi sedikit
sampai homogen, dan ditambahkan
0,3 gram PVP K-30, kemudian
diteteskan etanol 96 % sedikit demi
sedikit sambil terus digerus sampai
terbentuk masa yang bisa dikepal.
Untuk formula a,b dan ab jumlah
ekstrak yang digunakan sama dengan
formula 1 sedangkan jumlah bahan
pembantu berbeda untuk masing
masing
formula.
Massa
yang
terbentuk dilewatkan pada ayakan
mesh 14, lalu granul dikering
anginkan, setelah kering granul
dilewatkan pada ayakan mesh 16 lalu
ditimbang dan dievaluasi.
Pencetakan Tablet
Bahan fase luar, yaitu : Avicel PH
102, magnesium stearat dan talkum
dicampurkan dengan bahan fase
dalam dan dihomogenkan dengan
cara pengadukan selama 30 menit.
Campuran yang diperoleh ditimbang
sesuai dengan berat tablet yang akan
dibuat yaitu : 400 mg, kemudian tablet
dicetak dan dievaluasi.
Evaluasi Granul
Dilakukan evaluasi sifat fisika
granul sebagai berikut: kandungan
air, kecepatan alir, sudut longsor,
bobot jenis mampat, bobot jenis
benar, porositas,
faktor Hausner,
kompresibilitas, ukuran partikel dan
distribusi ukuran partikel, kandungan
fines, adsorpsi isoterm, dan daya
penyerapan air.
Evaluasi Tablet
Dilakukan
evaluasi
sifat
farmasetika tablet sebagai berikut::
pemerian, kekerasan, keseragaman
ukuran,
keseragaman
bobot,
127

Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 4 No. 3 Januari 2009: 125 -134

kerenyahan, waktu hancur, adsorpsi


isoterm, dan daya penyerapan air.
Pengaruh Komposisi Pengikat dan
Penghancur terhadap Waktu
Hancur Tablet
Parameter terukur dari masingmasing formula yaitu waktu hancur, di
uji dengan menggunakan program
komputer MTBWIN, sehingga dapat
diprediksikan
komposisi
formula
terbaik.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil evaluasi sifat-sifat fisik granul
(Tabel 3) menunjukkan nilai yang
berbeda
untuk
masing-masing
formula., namun secara keseluruhan
granul memenuhi syarat uji sifat fisika
kecuali kadar air formula b (6,91 %)
yang lebih tinggi dari batas maksimum
yaitu 5 %, yang diduga disebabkan
penggunaan PVP yang bersifat
higroskopis dalam jumlah lebih besar
sehingga granul yang dihasilkan lebih
basah.

Tabel 3
Hasil Evaluasi Sifat Fisik Granul ekstrak daun Eugenia cumini Merr.
Sifat Granul

Formula
1
3,2
19,73

Formula
a
2,95
16,31

34,96

35,999

38,043

36,60

BJ Mampat (g/ml)
BJ Nyata (g/ml)
BJ Benar (g/ml)
Porositas (%)
Faktor Hausner
Kompresibilitas (%)

0,543
0,439
1,5459
71,60
1,2369
6,727

0,568
0,500
1,3578
63,18
1,1360
5,0085

0,408
0,367
1,2384
70,36
1,1117
3,3107

Kandungan fine (%)

2,16

1,048

0,629

0,521
0,462
1,2488
63,00
1,1277
< 1,25 : baik
4,7245 5-12 : sangat baik
18-21 : cukup
baik
0,84
< 10

Kandungan Air (%)


Kecepatan Alir
(g/detik)
Sudut Longsor ()

Hasil evaluasi adsorpsi isoterm


granul memperlihatkan kurva tipe III,
mulai pada titik tertentu (80 %) terjadi
peningkatan
penyerapan lembab
yang sangat besar. Daya penyerapan
air granul formula a menunjukkan
jumlah penyerapan air paling banyak
(1,81 ml) hal ini disebabkan karena
penggunaan amprotab dalam jumlah
besar dan PVP dalam jumlah kecil
menyebabkan granul menjadi lebih
kering dan dapat menyerap air dalam
jumlah
yang
lebih
banyak.
Sebaliknya,
formula
b
dengan

128

Formula Formula
b
ab
6,91
4,55
12,93
13,64

Persyaratan
3-5
30 40 : cukup
baik

komposisi amprotab yang kecil dan


PVP dalam jumlah yang besar,
menghasilkan granul yang lebih
lembab sehingga jumlah air yang
diserap menjadi lebih sedikit.
Data sifat fisik granul yang terkait
dengan
pencetakan tablet
(BJ
mampat, sifat alir, faktor Hausner,
porositas dan kompresibilitas) telah
memenuhi syarat massa cetak yang
baik sehingga granul dapat dicetak
menjadi tablet. Tablet yang dihasilkan
(Gambar I) menunjukkan sifat fisika
seperti tertera pada Tabel 4.

Optimasi Formulasi Tablet Ekstrak Etanol Daun Eugenia cumini Merr.


(Henny Lucida, Harry Saputra, dan Helmi Arifin)

Tabel 4
Hasil Evaluasi Sifat Farmasetika tablet ekstrak daun Eugenia cumini Merr.
No
1

Sifat Tablet
Penampilan
- Bentuk
- Warna
- Rasa
- Bau

2
3

Kekerasan (kg)
Keseragaman
Ukuran
- Diameter (mm)
- Tebal (mm)
- Tebal :
Diameter

Formula 1

Formula a

Formula b

Formula ab

Bulat pipih
Coklat
kehitaman
Pahit
Khas

Bulat pipih
Coklat
kehitaman
Pahit
Khas

Bulat pipih
Coklat
kehitaman
Pahit
Khas

Bulat pipih
Coklat
kehitaman
Pahit
Khas

6,643
0,476

4,571
0,450

7,871
0,244

5,000 0

9,4235
0,00587
3,292
0,00718
1 : 2,8625

9,4535
0,00933
3,417
0,0117

9,4355
0,00759
3,3335
0,01137
1 : 2,8305

9,4410
0,00718
3,450
0,00748
1 : 2,7365

1 : 2,7666

Keseragaman
Bobot (mg)

395,925
3,0452

397,175
1,6758

389,025
1,5930

397,335
1,6291

5
6

Friabilitas (%)
Waktu Hancur
(dtk )

0,5339
700

0,3050
78

0,1904
1823

0,2892
225

Gambar 1. Tablet ekstrak etanol


daun E. cumini formula ab
Dari segi kekerasan, Tablet a
memiliki kekerasan paling rendah,
disebabkan jumlah amprotab paling
banyak
sedangkan
kekerasan

tertinggi adalah tablet b pada


penggunaan PVP dalam jumlah besar
yang menyebabkan daya ikat antar
granul sewaktu di kempa semakin
kuat dan tablet menjadi lebih keras.
Secara keseluruhan, semua formula
hasil uji kekerasan, keseragaman
ukuran tablet, dan kerenyahan tablet
memenuhi persyaratan Farmakope
Indonesia.
Hasil adsorpsi isoterm tablet
(Gambar 2) menunjukkan fenomena
yang sama dengan hasil adsorpsi
isoterm granul, dimana kurva yang
diperoleh adalah kurva tipe III dan
pada kelembaban kecil dari 80%
diperoleh nilai negatif. Adsorpsi
isoterm tipe III menunjukkan bahwa
nilai
absolut
panas
adsorpsi
sebanding atau kecil dari panas
kondensasi adsorbat murni dan daya
tarik menarik antara molekul adsorbtif
129

Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 4 No. 3 Januari 2009: 125 -134

lebih besar daripada antara molekul


adsorbtif dengan molekul adsorben
sehingga
terbentuk
lapisan
polimolekul (7).
Hasil
evaluasi
profil
daya
penyerapan air tablet (Gambar 3)
memperlihatkan kemiripan dengan
daya penyerapan air granul, formula a
menyerap
air
lebih
banyak
dibandingkan dengan formula yang

lain, dan formula b menyerap air


paling sedikit. Namun jumlah air yang
diserap berbeda karena proses
pengempaan menyebabkan tablet
menjadi kompak, poripori berkurang
dan luas permukaan menjadi kecil
sehingga daerah kontak tablet
dengan air semakin kecil.

Penambahan Berat (gram)

0.1

0.05
Tablet 1
Tablet a

0
0

10

20

30

40

50

60

70

80

90 100

Tablet b
Tablet ab

-0.05

-0.1
Kelembaban (%)

Gambar 2. Kurva adsorpsi isoterm masing-masing formula


tablet daun Eugenia cumini Merr.

Daya Penyerapan Air Tablet

Volume Air (mL)

0,35
0,3

Volume Air (mL)


Tablet 1

0,25
0,2

Volume Air (mL)


Tablet a

0,15
0,1

Volume Air (mL)


Tablet b

0,05
0
0

5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60

Volume Air (mL)


Tablet ab

Waktu (menit)

Gambar 3I. Profil daya penyerapan air masing-masing formula


tablet daun Eugenia cumini Merr.
Evaluasi waktu hancur tablet
(Tabel 4), menunjukkan bahwa tablet
b memiliki waktu hancur yang tidak
memenuhi persyaratan Farmakope
130

Indonesia (<15 menit) dan dari


pengamatan terlihat bahwa proses
hancurnya tablet melalui proses
pengikisan. Dengan jumlah pengikat

Optimasi Formulasi Tablet Ekstrak Etanol Daun Eugenia cumini Merr.


(Henny Lucida, Harry Saputra, dan Helmi Arifin)

Waktu Hancur Tablet (detik)

cukup besar (5 %) dan penghancur


yang kecil (3 %) tablet menjadi sangat
kompak dan air sulit menembus tablet
mengakibatkan waktu hancur tablet
paling lama. Selain itu pengempaan
juga
akan
mengakibatkan
berkurangnya poripori tablet dan
adanya
bahan
pelincir
akan
mengurangi
kapilaritas
sehingga
penetrasi air ke dalam tablet semakin
sulit dan waktu hancur menjadi lama.
Pada formula a yang menggunakan
bahan pengikat 0,5 % dan bahan
penghancur 15 %
menghasilkan
tablet dengan waktu hancur paling
cepat. Formula ab merupakan tablet
dengan jumlah bahan penghancur

dan pengikat dalam jumlah yang


besar ( 15 % dan 5 %), menghasilkan
waktu hancur lebih lama dari formula
a dan lebih cepat dari formula b, yang
mengindikasikan adanya interaksi dari
penghancur dan pengikat yang
digunakan.
Pengolahan data waktu hancur
dengan
program
MTBWIN,
menghasilkan kurva hubungan antara
level amprotab dan PVP terhadap
waktu hancur tablet. Dari grafik ini
terlihat adanya interaksi, ditunjukkan
dengan garis yang tidak sejajar pada
masing-masing grafik (Gambar 4 dan
5).

2200
1800
1400
1000
600
200
3

5,4

7,8

10,2

12,6

15

Amprotab (%)
Amprotab level rendah

Amprotab level tinggi

Waktu Hancur Tablet (detik)

Gambar 4. Grafik Hubungan Antara Level Amprotab Terhadap Waktu


Hancur Tablet Ekstrak Daun Eugenia cumini Merr.
2200
1800
1400
1000
600
200
0,5

1,4

2,3

3,2

4,1

Polivinilpirolidon (%)
Polivinilpirolidon level rendah

Polivinilpirolidon level tinggi

Gambar 5. Grafik Hubungan Antara Level Polivinilpirolidon Terhadap Waktu


Hancur Tablet Ekstrak Daun Eugenia cumini Merr.
131

Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 4 No. 3 Januari 2009: 125 -134

Adanya interaksi ini menunjukkan


bahwa penggunaan amprotab dan
PVP berpengaruh terhadap waktu
hancur tablet, dengan demikian
penggunaan keduanya pada level
yang berbeda di masing-masing
formula dapat memberikan gambaran
formula tablet dengan waktu hancur
yang diharapkan (8).
Kemudian dibuat grafik contour
plot menggunakan persamaan :
Y = b0 + b1XA + b2XB + b12XAXB
dimana Y merupakan respon (waktu
hancur), XA merupakan konsentrasi
amprotab, XB merupakan konsentrasi
PVP dan b0, b1, b2, b12 merupakan
koefisien
yang
diperoleh
dari
pengolahan data waktu hancur
dengan
program
MTBWIN.
Persamaan di atas merupakan
persamaan dari desain faktorial 22.
Desain faktorial merupakan salah
satu metoda yang digunakan dalam
sebuah ekperimen untuk menentukan
secara simulasi efek dari beberapa
faktor dan interaksinya yang signifikan
(8). Pada penelitian pendahuluan
diperoleh waktu hancur tablet ekstrak
Euginia cumini Merr lebih lama dari 15
menit
sehingga
dengan
menggunakan desain faktorial dapat
diketahui faktor dominan yang
berpengaruh terhadap waktu hancur
tablet, apakah jenis pengikat atau
penghancurnya. Prosedur optimasi ini
dapat memberikan gambaran optimal
komposisi
kedua
faktor
yang
menghasilkan waktu hancur yang
sehingga sediaan tablet dapat
diproduksi dalam jumlah besar.
Grafik
contour
plot
antara
persentase amprotab yang digunakan
dari konsentrasi terendah sampai
konsentrasi tertinggi pada sumbu X
dan persentase PVP pada sumbu Y,
keduanya
merupakan
faktor

132

independen. Diperoleh
sebagai berikut:

persamaan

Y = 703,611 42,7963 XA + 303,778


XB 18,0741 XAXB
Berdasarkan persamaan ini dapat
dihitung waktu hancur dari suatu
formula ekstrak daun Eugenia cumini
Merr yang jumlah bahan pengikat dan
bahan
penghancurnya
telah
ditentukan.
Berdasarkan grafik contour plot
(Gambar
6),
diperoleh
suatu
rancangan
formula
dengan
konsentrasi penghancur (amprotab)
dan pengikat (PVP) optimal yaitu 11
% dan 2 %. Dari uji waktu hancur
diperoleh hasil bahwa tablet dengan
komposisi demikian dapat hancur
selama 499 detik (8 menit 19 detik)
mendekati hasil prediksi berdasarkan
grafik contour plot yaitu 443 detik (7
menit 23 detik).
Dari penelitian ini dapat diketahui
bahwa bahan pembantu yang lebih
berpengaruh terhadap waktu hancur
tablet adalah amprotab. Pada formula
1 (amprotab 3 % dan PVP 0,5 %)
memberikan waktu hancur tablet 700
detik (11.40 menit), formula a
(amprotab 15 % dan PVP 0,5 %)
memberikan
tablet dengan waktu
hancur 78 detik (1 menit 18 detik),
formula b (amprotab 3 % dan PVP 5
%) memberikan waktu hancur 1823
detik (30 menit 23 detik) dan formula
ab (amprotab 15 % dan PVP 5
%)menghasilkan tablet dengan waktu
hancur 225 detik (3 menit 45 detik).
Grafik main effects mendukung
hasil ini (Gambar 7), dimana
kemiringan grafik pengaruh amprotab
terhadap waktu hancur lebih besar
dibandingkan dengan kemiringan
grafik pengaruh PVP.

Optimasi Formulasi Tablet Ekstrak Etanol Daun Eugenia cumini Merr.


(Henny Lucida, Harry Saputra, dan Helmi Arifin)

Gambar 6. Contour Plot Waktu Hancur Tablet


Ekstrak daun Eugenia cumini Merr.

Gambar 7. Main Effects Plot level Amprotab dan PVP terhadap waktu
hancur tablet ekstrak daun Eugenia cumini Merr.
Analisa statistik secara ANOVA
menunjukkan bahwa nilai t hitung
amprotab lebih besar dari t tabel,
sedangkan t hitung PVP dan
kombinasi penggunaan kedua faktor
(interaksi) lebih kecil dibandingkan t
tabel. Hal ini berarti bahwa variasi
level amprotab yang digunakan dalam
formula memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap waktu hancur

tablet, sedangkan variasi level PVP


tidak memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap waktu hancur
tablet ekstrak daun Eugenia cumini
Merr. Oleh karena itu, pemakaian
bahan tambahan untuk formulasi
berikutnya dapat memakai data yang
telah diperoleh dari grafik contour
plot.

133

Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 4 No. 3 Januari 2009: 125 -134

KESIMPULAN
Granul ekstrak daun Eugenia
cumini
Merr
yang
dihasilkan
memenuhi syarat uji fisik granul,
kecuali kandungan air untuk formula a
(2,95%) dan b (6,92%) sedangkan
formula 1 (3,2%) dan ab (4,55%)
memenuhi syarat (3-5%).
Tablet yang dihasilkan telah
memenuhi persyaratan Farmakope
Indonesia edisi IV, kecuali untuk
waktu hancur pada formula b (30
menit 23 detik).
Komposisi optimal dari formula
tablet ekstrak daun E. Cumini Merr
berdasarkan countor plot
adalah
dengan
pemakaian
bahan
penghancur (amprotab) 11% dan
bahan pengikat (PVP) 2% yang
menghasilkan tablet dengan waktu
hancur 499 detik (8 menit 19 detik),
mendekati nilai berdasarkan grafik
countor plot (443 detik atau 7 menit
23 detik).
UCAPAN TERIMA KASIH
Penelitian ini merupakan bagian
dari Penelitian Hibah Bersaing,
diketuai oleh DR. Helmi Arifin, MS,
Apt, yang didanai oleh Direktorat
Pembinaan
Penelitian
dan
Pengabdian Masyarakat, Dir Jen
DIKTI,
No.Kontrak:
023/SP2H/PPM/III/2007, tanggal 29
Maret 2007. Ucapan terimakasih
disampaikan pada pemberi dana.

134

DAFTAR PUSTAKA
1. Morton J. Jambolan. In: Morton JF
(ed). Fruits of Warm Climates. Miami:
1987. p. 375-379.
2. Sridar SB, Sheetal UD, Pai MRSM,
and
Shastri
MS.
Preclinical
Evaluation of The Antidiabetic Effect
of Eugenia Jambolana Seed Powder
in Streptozotocin Diabetic Rat.
Brazilian Journal of Medical and
Biological Research 2005; 38(3): 463468.
3. Sutedja L, Udin dan V Saraswaty.
Analisa A-glukosidase Inhibitor dari
Ekstrak Etanol Kulit Jamblang
(Eugenia cumini) dan Daun Bungur
(Lagerstroemia speciosa). Sistem
Informasi Dokumen Kegiatan Pusat
Penelitian Kimia LIPI, Bandung, 2005
4. Newall CA, Anderson LA and
Phillipson J. D. Herbal Medicines, A
Guide for Healthcare Professional.
London: The Pharmaceutical Press;
1996.
5. Arifin H, Yulia B dan Marusin N.
Evaluasi Toksisitas Ekstrak Etanol
Daun Jambulan (Eugenia cumini
Merr.). Jurnal Sains dan Teknologi
Farmasi 2005; 10 (2): 102-109.
6. Arifin H, Salim M, dan Marusin N,
Kajian Toksisitas Subkronis Ekstrak
Etanol Daun Eugenia cumini Merr.
Pada Mencit Putih Jantan. Media
Farmasi 2006; 14 (1): 47-55.
7. Oscik J. Adsorption. England: Ellis
Harwood Limited; 1979.
8. Bolton S. Pharmaceutical Statistics:
Practical and Clinical Aplication, edisi
II. New York: Marcel Dekker Inc;
1990. p. 308-337.

Anda mungkin juga menyukai