Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN JAGA KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA

KEJANG DEMAM

DisusunOleh :
Bunga
G4A013066
Pembimbing :
dr. Asmara Indra

KEPANITERAAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITASILMU KESEHATAN MASYARAKAT


JURUSAN KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2014
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN JAGA KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA

KEJANG DEMAM

Diajukan untuk memenuhi syarat mengikuti ujian Kepaniteraan Klinik Senior


di bagian Ilmu Kedokteran Komunitas dan Ilmu Kesehatan Masyarakat

Telah disetujui dan dipresentasikan


pada tanggal:
Februari 2014

Disusun Oleh
Bunga
G4A013066

Purwokerto,
Februari 2014
Pembimbing Lapangan,

dr. Asmara Indra

PRESENTASI KASUS
A. Pendahuluan
Laporan jaga diambil pada tanggal 28 Januari 2014 dari pasien rawat
inap di Puskesmas Kebasen dengan jenis kelamin laki-laki, usia 3 tahun 6
bulan yang datang ke instalasi gawat darurat (IGD) Puskesmas Kebasen
dengan keluhan utama demam.
B. IdentitasPasien
Nama

: An. A

Usia

: 3 tahun 6 bulan

Jenis Kelamin

: laki-laki

Status

: belum menikah

Pendidikan

: -

Pekerjaan

: -

Agama

: Islam

Suku Bangsa

: Jawa

Kewarganegaraan

: Indonesia

Alamat

: Desa Kali Wedi Rt 02/03, Kebasen,


Banyumas.

C. Anamnesis (Autoanamnesis)
1. Keluhan Utama

: demam
2. Keluhan tambahan

kejang dan

muntah
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD

Puskesmas Kebasen diantar oleh

orangtuanya dengan keluhan utama demam sejak 1 hari yang lalu. Sakit
demam dirasakan terus menerus namun suhunya naik turun. Pasien sering
mengalami demam terutama jika masuk angin dan kelelahan. Demam
membaik dengan istirahat dan minum paracetamol. Selain keluhan
tersebut, pasien juga mengeluhkan kejang dan muntah.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat sakit yang serupa 6 kali
- Riwayat mondok sering karena demam dan tifoid 3 minggu yang lalu

Riwayat pengobatan disangkal


Riwayat alergi disangkal
Riwayat darah tinggi disangkal.
Riwayat kencing manis disangkal

5. Riwayat Penyakit Keluarga


-

Riwayat sakit yang serupa dalam keluarga diakui, yaitu ayah pasien

bude dari ibu pasien.


- Riwayat alergi dalam keluarga disangkal
- Riwayat darah tinggi dalam keluarga disangkal.
- Riwayat kencing manis dalam keluarga disangkal
6. Riwayat Sosial dan Exposure
Community

: Pasien dalam kesehariannya tinggal bersama ayah, ibu,


dan kakak tirinya. Rumah pasien berada di pedesaan.

Home

: Rumah tinggal pasien dihuni oleh 4 orang penghuni,


yakni pasien, ayah, ibu dan kakak tiri pasien. Dinding
rumah terbuat dari papan kayu, lantai terbuat dari tegel.
Kamar mandi dan jamban terdapat di dalam rumah.
Sumber air bersih yang digunakan pasien untuk
kebutuhan sehari-hari berasal dari sumur yang terletak
>10 meter dari tempat penampungan kotoran. Keluarga
pasien memasak dengan menggunakan kompor gas.

Hobby

: Pasien seorang anak yang kesehariannya bermain


dengan teman-teman seumuran di sekitar tempat
tinggalnya.

Diet

: Pasien menyukai sayuran, ikan, telor, buah seperti


pisang.

Family Genogram

Keterangan :
: Pasien
: Laki-laki
: Perempuan
: Tinggal dalam satu rumah
7. Riwayat Gizi
Pasien merasa dirinya tidak pernah memiliki permasalahan dengan
gizi. Pasien mengaku gizinya tercukupi dengan baik. Setiap harinya pasien
memakan nasi, sayur terutama sayur dioseng dan lauk pauk seperti telur
atau ikan.
8. Riwayat Psikologi
Sejak kecil pasien hidup dengan ayah dan ibunya, pasien memiliki
dua saudara tiri dan pasien merupakan anak ketiga. Pasien dan keluarganya
mengaku selama ini tidak ada masalah yang mengganggu. Hubungan
pasien dengan dua kakak tirinya juga cukup baik. Pasien mendapat kasih
sayang dan perhatian yang besar dari ayah, ibu, dan anggota keluarga
lainnya.

9. Riwayat Ekonomi

Pasien dirawat oleh keluarga dengan status ekonomi menengah ke


bawah. Ayah pasien bekerja sebagai pedagang. Biaya perawatan
sepenuhnya ditanggung oleh Jamkesmas.
10. Riwayat Demografi
Hubungan antara pasien dengan keluarganya harmonis. Hal tersebut
dapat dilihat dari ayah dan ibu pasien yang selalu menemani dan merawat
pasien saat dirawat inap.
11. Riwayat Sosial
Penyakit yang diderita pasien begitu mengganggu aktivitas pasien dan
keluarganya.
D. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum/kesadaran : sedang/compos mentis
2. Tanda Vital
a.

Nadi

b.

RR

c.

Suhu

: 120 x /menit
: 32 x /menit
: 39,5 0 C per axiller

3. Kepala

: Bentuk mesocephal

4. Kulit

: Sianosis (-), ikterik (-)

5. Mata

: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik

(-/-)
6. Telinga : Bentuk dan ukuran normal, cairan sekret
(-/-).
7. Hidung : Nafas cuping hidung (-/-), discharge (-/-).
8. Mulut

: Bibir sianosis (-), mukosa mulut basah (+)

9. Tenggorokan : Faring hiperemis (-), pembesaran


tonsil (-)
10. Leher : Deviasi trakea (-), limfonodi cervicalis
tidak teraba
11. Thoraks

Paru
Inspeksi

: Simetris, retraksi (-/-), ketertinggalan gerak (-/-)

Palpasi

: Simetris, ketertinggalan gerak (-/-), vokal fremitus


paru kanan = kiri

Perkusi

: Sonor di seluruh lapang paru kanan dan kiri, batas


paru hepar SIC VI LMCD

Auskultasi

: Suara dasar vesikular (+/+), RBK (-/-), RBH (-/-)


wheezing(-/-)

Jantung
Inspeksi

: Ictus cordis tampak di SIC V LMCS

Palpasi

: Ictus cordis teraba di SIC V LMCS, kuat angkat (-)

Perkusi

: Batas jantung kanan atas SIC II LPSD


Batas jantung kiri atas SIC II LPSS
Batas jantung kanan bawah SIC IV LPSD
Batas jantung kiri bawah SIC V LMCS

Auskultasi

: S1>S2, reguler, murmur (-), gallop (-)


12. Punggung

: Skoliosis (-)

13. Abdomen
Inspeksi

: Cembung, venektasi (-), sikatrik (-)

Auskultasi

: Bising usus (+) normal

Perkusi

: Timpani

Palpasi

: Nyeri tekan (-), abdomen supel, pekak sisi (-), pekak


alih (-), tes undulasi (-), hepar dan lien tidak teraba
14. Genitalia

: Perempuan

15. Ekstremitas
Superior

: Edema (-/-), jejas (-/-), akral dingin (-/-)

Inferior

: Edema (-/-),jejas (-/-), akral dingin (-/-)

E. Usulan Pemeriksaan Penunjang


1. Pemeriksaan Darah Rutin
2. Pemeriksaan Widal
3. Pemeriksaan EEG

F. DiagnosisHolistik
1. Aspek personal
An. A, usia 3 tahun 6 bulan tinggal dalam satu keluarga yang terdiri
dari ayah, ibu, dan kakak tiri pasien, sehingga bentuk keluarga nuclear
family. An. A menderita kejang demam.
1) Idea

: Orang tua pasien berpikir bahwa dengan

berobat bisa mendapatkan penanganan yang baik dari


penyakit pasien
2) Concern :

Orang tua pasien merasa khawatir bahwa

penyakit ini dapat membahayakan nyawa anaknya.


3) Expectacy

Orang tua pasien mempunyai

harapan penyakitnya segera sembuh agar dapat


kembali dalam keadaan seperti biasa.
4) Anxiety :

Orang tua pasien takut penyakit yang

diderita semakin memburuk dan akan selalu kambuh.


2. Aspek klinis
Kejang demam
3. Aspek faktor intrinsik
Aspek faktor risiko intrinsik individu adalah keturunan dan kurang
istirahat.
4. Aspek faktor ekstrinsik
Aspek faktor risiko eksternal individu adalah orang tua yang kurang
mengawasi aktifitas anaknya.
5. Aspek Skala Penilaian Fungsi Sosial
Pasien mempunyai aspek skala penilaian 3, dalam keadaan tertentu,
pasien mampu melakukan perawatan diri, tetapi hanya mampu melakukan
pekerjaan ringan

G. Penatalaksanaan
1.

Non Medikamentosa
a. Bed rest atau cukup istirahat.
b. Pengaturan cara dan pola makan berupa makanan bergizi, lunak, dan
teratur serta tidak telat makan.
c. Edukasi untuk minum obat secara teratur.
d. Edukasi untuk pencegahan kekambuhan.
e. Penjelasan keluarga pasien tentang penyakit kejang demam.

2.

Medikamentosa
a. IVFD RL 20 tpm
b. Cefixime III/ X 3 x 1 pulv
c. Paracetamol 3 cth syr setiap 2 jam
d. Diazepam 1 x 1 pulv
e. Dumin 125 mg supp
f. Dexametason 3x1/3 pulv
g. Diet dilanjutkan seperti biasa

3.

Dukungan Psikologis
Selama dirawat di puskesmas pasien mendapat dukungan psikologis
dari keluarga. Di samping itu pasien juga mendapatkan dukungan
psikologis dari dokter dan tenaga medis lainnya.

4. Pencegahan
a.

Istirahat cukup

b.

Makan teratur dengan makanan yang bergizi

c.

Jika

demam

segera

di

paracetamol, atau segera bawa ke Puskesmas.


5. Promosi Kesehatan
a. Upayakan perbaikan perilaku kebiasaan makan
6. Modifikasi Gaya Hidup
a. Makan secara teratur dan bergizi
b. Hindari kelelahan

kompres

dan

beri

10

H. Prognosis
Ad vitam
Ad fungsionam
Ad sanationam

: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam

I. Follow Up
Selasa, 28 Januari 2014 pukul 20.30 WIB
S

: panas (+)

: Keadaan umum/kesadaran: sedang/compos mentis


Tanda vital : RR: 32 x/menit
N : 120 x/menit

: 40 0C per axiler

Kepala

: Bentuk mesocephal

Kulit

: Sianosis (-), ikterik (-)

Mata

: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)

Telinga

: Bentuk dan ukuran normal, cairan sekret (-/-)

Hidung

: Nafas cuping hidung (-/-), discharge (-/-)

Mulut

: Bibir sianosis (-), mukosa mulut basah (+)

Leher

:Deviasi trakea (-), limfonodi cervicalis tidak teraba

Thoraks :
Paru
Inspeksi

: Simetris, retraksi (-/-), ketertinggalan gerak (-/-)

Palpasi

: Simetris, ketertinggalan gerak (-/-), vokal fremitus


paru kanan = kiri

Perkusi

: Sonor di seluruh lapang paru kanan dan kiri, batas


paru hepar SIC VI LMCD

Auskultasi : Suara dasar vesikular (+/+), RBK (-/-), RBH (-/-)


wheezing(-/-)
Jantung
Inspeksi

: Ictus cordis tampak di SIC V LMCS

Palpasi

: Ictus cordis teraba di SIC V LMCS, kuat angkat (-)

Perkusi

: Batas jantung kanan atas SIC II LPSD


Batas jantung kiri atas SIC II LPSS

11

Batas jantung kanan bawah SIC IV LPSD


Batas jantung kiri bawah SIC V LMCS
Auskultasi : S1>S2, reguler, murmur (-), gallop (-)
Punggung: Skoliosis (-)
Abdomen
Inspeksi

: Cembung, venektasi (-), sikatrik (-)

Auskultasi : Bising usus (+) normal


Perkusi

: Timpani

Palpasi

: Nyeri tekan (-), abdomen supel, pekak sisi (-), pekak


alih (-) ,tes undulasi (-), hepar dan lien tidak teraba

Genitalia

: laki-laki

Ekstremitas
Superior

: Edema (-/-), jejas (-/-), akral dingin (-/-)

Inferior

: Edema (-/-),jejas (-/-), akral dingin (-/-)

: Kejang demam

: Terapi medikamentosa, non medikamentosa. Selain itu juga dilakukan


dukungan psikologis, penjelasan tentang penyakit yang diderita pasien
kepada keluarga.

Rabu, 29 Januari pukul 06.00 WIB


S

: panas (-), muntah (+)

: Keadaan umum/kesadaran: sedang/compos mentis


Tanda vital :RR: 22 x/menit
N : 100 x/menit

: 36,3 0C per axiler

Kepala

: Bentuk mesocephal

Kulit

: Sianosis (-), ikterik (-)

Mata

: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)

Telinga

: Bentuk dan ukuran normal, cairan sekret (-/-).

Hidung

: Nafas cuping hidung (-/-), discharge (-/-).

Mulut

: Bibir sianosis (-), mukosa mulut basah (+)

Leher

: Deviasi trakea (-), limfonodi cervicalis tidak teraba

Thoraks :

12

Paru
Inspeksi

: Simetris, retraksi (-/-), ketertinggalan gerak (-/-)

Palpasi

: Simetris, ketertinggalan gerak (-/-), vokal fremitus


paru kanan = kiri

Perkusi

: Sonor di seluruh lapang paru kanan dan kiri, batas


paru hepar SIC VI LMCD

Auskultasi : Suara dasar vesikular (+/+), RBK (-/-), RBH (-/-)


wheezing(-/-)
Jantung
Inspeksi

: Ictus cordis tampak di SIC V LMCS

Palpasi

: Ictus cordis teraba di SIC V LMCS, kuat angkat (-)

Perkusi

: Batas jantung kanan atas SIC II LPSD


Batas jantung kiri atas SIC II LPSS
Batas jantung kanan bawah SIC IV LPSD
Batas jantung kiri bawah SIC V LMCS

Auskultasi : S1>S2, reguler, murmur (-), gallop (-)


Punggung: Skoliosis (-)
Abdomen
Inspeksi

: Cembung, venektasi (-), sikatrik (-)

Auskultasi : Bising usus (+) normal


Perkusi

: Timpani

Palpasi

: Nyeri tekan (-), abdomen supel, pekak sisi (-), pekak


alih (-) ,tes undulasi (-), hepar dan lien tidak teraba

Genitalia

: laki-laki

Ekstremitas
Superior

: Edema (-/-), jejas (-/-), akral dingin (-/-)

Inferior

: Edema (-/-),jejas (-/-), akral dingin (-/-)

: Kejang demam

: Terapi medikamentosa, non medikamentosa. Selain itu juga dilakukan


dukungan psikologis, penjelasan tentang penyakit dan komplikasi
dehidrasi yang diderita pasien kepada keluarga dan edukasi pasien.

Nama

: An.A

13

Diagnosis
No.
1.

: Kejang Demam
Tgl

28 Januari

Problem

panas (+)

TD
mmHg
-

N
x/1
120

T 0C
40

RR
x/1
32

2014
Pk. 20.30

2.

29 Januari
Pk. 06.00

Panas (-) muntah (+)

100

36,3

22

Plan

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

IVFD RL 20 tp
Cefixime III/ X
Paracetamol 3
Diazepam 1 x 1
Dumin 125 mg
Dexametason 3
Diet dilanjutka

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

IVFD RL 20 tp
Cefixime III/ X
Paracetamol 3
Diazepam 1 x 1
Dumin 125 mg
Dexametason 3
Diet dilanjutka

Anda mungkin juga menyukai