ITS Master 8014 3105207712 Bab1
ITS Master 8014 3105207712 Bab1
ITS Master 8014 3105207712 Bab1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Permasalahan permukiman yang dihadapi kota besar semakin kompleks.
Tingginya tingkat kelahiran dan migrasi penduduk yang terbentur pada kenyataan
bahwa lahan di perkotaan semakin terbatas dan nilai lahan yang semakin
meningkat serta mayoritas penduduk dari tingkat ekonomi rendah, menimbulkan
permukiman-permukiman padat di kawasan yang dianggap strategis yaitu
kawasan pusat kota, industri dan perguruan tinggi. Alternatif pembangunan yang
dianggap paling sesuai dengan kondisi di atas yaitu pembangunan kearah vertikal,
dalam hal ini adalah Rumah Susun. Pembangunan rumah susun ini merupakan
konsekuensi logis di kota besar terutama di kawasan yang berfungsi sebagai pusat
kegiatan ekonomi seperti Surabaya. Di Surabaya sendiri terlihat bahwa
keterbatasan lahan bagi permukiman semakin terbatas. Kendala lain yang juga
tidak boleh dilupakan adalah keterbatasan kemampuan ekonomi masyarakat.
Menurut hasil kajian studi pasar perumahan di Indonesia menunjukkan bahwa
penduduk perkotaan sebanyak 65% berpenghasilan di bawah 1,3 juta rupiah per
bulan (Hasil Studi Pasar Perumahan/Home Project). Dari hasil studi diketahui
bahwa target pasar untuk hunian di wilayah perkotaan mayoritas adalah
masyarakat menengah ke bawah.
Seiring dengan berjalannya waktu pemerintah juga telah mencanangkan
pembangunan seribu rumah susun di seluruh kota di Indonesia yang berpenduduk
diatas dua juta jiwa. Rencana besar yang akan menggerakkan ekonomi Indonesia
ini menelan anggaran 50 trilliun rupiah. Seluruh rumah susun tersebut terdiri dari
20 lantai, dimana tiap rumah susun berisi kurang lebih 600 unit. Jadi total rumah
susun yang dibangun mencapai lebih kurang 600.000 unit. Rumah susun
terbanyak akan dibangun adalah di DKI Jakarta dengan jumlah penduduk sekitar
sepuluh juta jiwa. Sedangkan di kota lain yang juga akan dibangun rumah susun
diantaranya adalah Surabaya, Bandung, Semarang, Medan dan Makassar.
Rumah susun merupakan jawaban yang paling rasional untuk mengatasi
ledakan penduduk, menghilangkan kawasan kumuh, komitmen menjaga
Penggunaan Lahan
Luas (Ha)
Prosentase
1.
Perumahan
17.573,95
53,85
2.
Perniagaan
983,77
3,01
3.
4.067,39
12,46
4.
860,20
2,64
5.
4.035,46
12,36
6.
5.116,98
15,68
32.637,75
100,00
JUMLAH
Sumber : RTRW Kota Surabaya 2003 2013
Propinsi
Jawa
Timur
nantinya
akan
diserahterimakan
dana untuk operasional rusunawa terbatas, maka lama kelamaan hal ini akan
menjadi beban anggaran bagi Pemerintah Kota Surabaya sedang lahan yang
tersedia semakin terbatas.
Dari uraian di atas, maka dalam penelitian ini diharapkan akan
direncanakan suatu rumah susun bagi golongan masyarakat berpenghasilan rendah
(relokasi dan perumahan kumuh), menengah bawah dan menengah atas di lokasi
di atas tanah milik Pemerintah Kota Surabaya, dengan asumsi bahwa untuk rumah
susun kelas sederhana dibangun dengan sistem subsidi, sedang rumah susun kelas
menengah ke atas terdapat investor yang telah menanamkan modalnya di atas
tanah sewa milik Pemerintah Kota Surabaya. Dengan demikian diharapkan
terjadinya subsidi silang antara pembangunan rumah susun untuk program
pemerintah (relokasi dan perumahan kumuh) dengan pembangunan rumah susun
kelas menengah ke atas (apartemen) di lokasi di atas tanah milik Pemerintah Kota
Surabaya. Untuk itu dalam merencanakan rumah susun ini, diperlukan suatu
kajian untuk mengetahui kondisi rumah susun yang ada di Surabaya beserta
fasilitasnya, serta data lokasi tanah milik Pemerintah Kota Surabaya yang berada
di Surabaya. Untuk itulah maka penelitian ini perlu dilaksanakan.
1.2.
Perumusan masalah
Dari uraian yang dipaparkan di atas, maka permasalahan yang akan
2.
3.
4.
2.
3.
4.
1.4.
sampai dengan 54 m2, yang dikelola baik oleh Pemerintah Kota Surabaya sendiri,
Perum Perumnas maupun Pemerintah Propinsi Jawa Timur. Adapun rumah susun
yang dikelola oleh Pemerintah Kota Surabaya adalah :
- Rumah Susun Urip Sumoharjo, terdiri 120 unit, tipe 24 m2 dengan harga sewa
untul lantai 1 sampai dengan lantai 4 sebesar Rp. 104.000,- Rumah susun Sombo, terdiri 618 unit, tipe 18 m2 dengan harga sewa Rp.
20.000,- untuk lantai 1 sampai dengan Rp. 5.000,- untuk lantai 4
- Rumah susun Dupak Bangunrejo, terdiri 150 unit, tipe 18 m2 dengan harga
sewa Rp. 20.000,- untuk lantai 1 sampai dengan Rp. 5.000,- untuk lantai 4
- Rumah susun Penjaringansari I, terdiri 219 unit, tipe 18 m2 dengan harga sewa
Rp. 20.000,- untuk lantai 1 sampai dengan Rp. 5.000,- untuk lantai 4 (telah
dilakukan penelitian tentang penyediaan fasilitas rumah susun)
- Rumah susun Penjaringansari II, terdiri 288 unit, tipe 21 m2, harga sewa Rp.
75.000,- untuk lantai 1 sampai dengan Rp. 60.000,- untuk lantai 4 (proses
penghunian belum ada 2 tahun)
- Rumah susun Wonorejo, terdiri 288 unit, tipe 21 m2, harga sewa Rp. 75.000,untuk lantai 1 sampai dengan Rp. 60.000,- untuk lantai 4 (proses penghunian
lebih dari 2 tahun)
Dilihat dari tipe dan harga sewa yang telah disediakan, selanjutnya peneliti
mengambil studi kasus yang mewakili rumah susun kelas menengah atas adalah
rumah susun Urip Sumoharjo, rumah susun kelas menengah bawah adalah rumah
susun Wonorejo sedang kelas sederhana adalah rumah susun Penjaringansari I.
1.5.
Manfaaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan bagi Pemerintah
1.6.
Batasan Penelitian
Penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut :
1.
Rumah susun yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah rumah susun
yang dikelola oleh Pemerintah Kota Surabaya.
2.
Dalam penelitian ini tidak dibahas detail engineering design rancang bangun
rumah susun.