Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki potensi sumber
daya mineral yang cukup melimpah. Hal ini menjadikan sektor pertambangan
sebagai salah satu sektor utama penyumbang devisa bagi Negara. Pertambangan
merupakan suatu kegiatan pengambilan endapan mineral beharga atau bernilai
ekonomis dari dalam kulit bumi, baik yang dilakukan di permukaan maupun yang
di bawah permukaan bumi. Mengingat bahan galian yang di ambil merupakan
kekayaan alam yang tidak dapat diperbaharui dan karena proses terbentuknya
suatu endapan bahan galian memerlukan waktu yang lama, maka di dalam
pemanfaataanya di usahakan semaksimal mungkin. PT. Semen Tonasa merupakan
salah satu perusahaan di Sulawesi Selatan yang bergerak di bidang industry
semen. Maka hadirlah PT. Semen Tonasa sebagai produsen semen terbesar di
kawasan Indonesia Timur yang menempati lahan seluas 715 hektare di Desa
Biringere, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, guna mengelola sumber
daya batu kapur tersebut. Pengadaan bahan baku utama untuk industry semen ini
berupa batu kapur (limestone) dan tanah liat (clay) yang di usahakan sendiri oleh
pihak perusahaan dengan melakukan kegiatan penambangan yang letaknya tidak
jauh dari lokasi pabrik. Khusus untuk penambangan batu kapur. Kegiatan
pembongkaran batuan di lakukan dengan cara drilling dan blasting.
Sumber daya alam merupakan salah satu modal dasar dalam pembangunan
nasional, oleh karena itu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kepentingan
rakyat dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup sekitarnya.
Salah satu kegiatan dalam memanfaatkan sumber daya alam adalah
kegiatan penambangan bahan galian, tetapi kegiatan-kegiatan penambangan
tersebut dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup terutama
berubahnya bentang alam, berubahnya estetika lingkungan, habitat flora dan fauna

menjadi rusak, penurunan kualitas dari air tanah dan air permukaan, timbulnya
debu dan kebisingan.
Salah satu bentuk penanganan dampak negatif dari kegiatan penambangan
adalah dengan melakukan kegiatan reklamasi yang terencana. Yang dimaksud
dengan reklamasi adalah suatu pekerjaan yang bertujuan untuk memperbaiki atau
mengembalikan manfaatan suata lahan yang sudah terganggu oleh sebuah
aktivitas yang merusak lingkungan seperti keagiatan penambangan. Dalam
melaksanakan reklamasi tidak terlepas dari pertimbangan tata guna lahan yang
telah ditentukan oleh Pemda atau Dinas terkait setempat guna kesejahteraan
masyarakat. Dengan adanya kegiatan reklamasi yang terencana diharapkan lahan
bekas penambangan dapat digunakan atau dimanfaatkan sebagai lahan pertanian
atau perkebunan, sehingga dampak negatif dari kegiatan penambangan dapat
berkurang dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
Menyikapi hal tersebut di atas penulis mencoba mengambil judul dalam
penelitian Kerja Praktek yaitu Reklamasi Lahan Bekas Penambangan Tanah
Liat pada PT. Semen Tonasa, Desa Biringere, Kecamatan Bungoro, Kabupaten
Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan.

1.2. RUMUSAN MASALAH


A. Identifikasi Masalah
Dalam penelitian ini hal- hal yang perlu di identifikasi yaitu :
1. Kondisi

tanah

yang

mengalami

kerusakan

sesudah

proses

penambangan
2. Adanya genangan air, tanah longsor, serta terjadinya kerusakan
topografi (landform) akibat kegiatan penambangan.

B. Batasan Masalah
Ruang lingkup penelitian yang menjadi batasan masalah yang akan
diamati dan dianalis aadalah reklamasi pada lahan pasca tambang di PT. Semen
Tonasa.
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN
1. MAKSUD
Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk mempelajari study
tahapan kegiatan reklamasi lahan bekas penambangan pada PT.Semen
Tonasa
2. TUJUAN
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui alat mekanis yang digunakan pada pekerjaan
reklamasi lahan bekas tambang.
2. Untuk mengetahui dimensi saluran yang dibutuhkan untuk
mengalirkan air yang ada didaerah reklamasi
3. Untuk mengetahui tanaman-tanaman apa saja yang sesuai dengan
habibat yang ada didaerah reklamasi
1.4.

MANFAAT PENELITIAN
Setelah kerja praktek ini dilaksanakan, maka evaluasi akhir kegiatan
reklamasi lahan bekas penambangan diharapkan mampu dijadikan sebagai
bahan pertimbangan khususnya pada perusahaan untuk melaksanakan
kegiatan reklamasi agar lebih baik lagi dan mendapatkan solusi-solusi yang
lebih baik pula, dan untuk peneliti melalui kerja praktek yang dilakukan,
maka peneliti mampu mengetahui tahapan-tahapan kegiatan reklamsi lahan
bekas penambangan.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1.Pengertian Reklamasi
Reklamasi adalah kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau menata
kegunaan lahan yang terganggu sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan agar
dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai peruntukannya (Permen ESDM No. 07
Tahun 2014, tentang Pelakasanaan Reklamasi dan Pascatambang). Dimana tujuan
reklamasi adalah memperbaiki lahan yang terganggu akibat proses penambangan
agar berguna sesuai AMDAL terpadu PT Semen Tonasa. Oleh karena itu,
reklamasi menjadi bagian penting dalam perencanaan pengelolaan lahan
penambangan.
2.2.Kondisi Tanah
Untuk melaksanakan reklamasi, maka terlebih dahulu perlu diketahui
keadaan tanah di lokasi tambang, mengenai kondisi kesuburannya. Reklamasi
dapat dilakukan setelah kegiatan penambangan berakhir atau bersamaan dengan
operasi penambangan.
Keuntungan reklamasi yang bersamaan dengan operasi penambangan adalah :
-

Kondisi tanah penutup apabila belum terlalu lama ditimbun tanahnya


belum terlalu padat, sehingga memudahkan dalam penanganan.

Tanah pucuk dan tanah penutup terhindar dari erosi.

Untuk dapat merencanakan cara reklamasi yang baik perlu diketahui keadaan
tanah di lokasi penambangan yang berupa keadaan tanah di lokasi tambang dan
keadaan di lokasi pembuangan. Keadaan tanah tersebut meliputi :
a. Sifat Fisik Tanah
Sifat fisik tanah ini sangat penting ditinjau dari pengolahan dan
pengelolaannya, dari warna, tekstur dan konsistennya kita telah dapat
menggambarkannya secara kasar. Sifat fisik yang pertama kita lihat adalah warna
tanah, warna tanah ini disebabkan oleh beberapa faktor :

Bahan organik pada tanah organosol, tanah berwarna hitam, gelap coklat.
Mangan, tanah berwarna gelap.
Ferum, pada tanah berwarna merah jingga, kuning coklat.
Garam-garam, pasir kuarsa, kaolin dan garam-garam karbonat akan
memperlihatkan warna putih/pucat pada tanah.

Selain dari faktor-faktor di atas derajat dari warna tanah dipengaruhi oleh
kandungan air. Melihat warna tanah haruslah dalam keadaan lembab. Warna tanah
dapat dipakai untuk :
-

Menaksir kandungan bahan organik, dimana makin gelap warna tanah

makin besar kandungan bahan organiknya.


Menilai drainase/pembuangan air yang berlebihan dari tanah, dimana
warna merah menandakan drainase yang baik, sedang warna kelabu/pucat

menandakan drainase yang jelek.


Menaksir derajat pelapukan atau lamanya pembentukan tanah.
Sebagai dasar dalam klasifikasi tanah.
Menaksir kandungan besi dalam tanah, warna coklat/kemerahan
menunjukkan kadar besi tinggi.

b. Sifat Kimia Tanah


Sifat kimia tanah meliputi susunan kimia tanah, reaksi-reaksi dalam tanah,
ketersediaan unsur hara bagi tanaman, pH atau keasaman tanah dalam kandungan
bahan organik.
Unsur hara adalah unsur-unsur kimia dalam tanah yang diperlukan sebagai
makanan bagi tanaman untuk menunjang pertumbuhannya. Unsur hara terdiri dari
unsur makro yang diperlukan dalam jumlah yang banyak yaitu C, H, O, N, P, K,
Ca, Mg, S, dan unsur makro yang diperlukan dalam jumlah sedikit yaitu Fe, Mn,
Bo, Cu, Zn, Mo, Cl, Si, Na, dan Co. Kandungan unsur hara dinyatakan dalam
kriteria sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Selain itu
ketersediaan unsur hara sangat ditentukan oleh keadaan pH atau keasaman tanah.
c. Kelembaban Tanah

Kelembaban tanah terjadi akibat kandungan air setempat yang tinggi. Air
di dalam tanah tergantung pada keadaan tekstur dan struktur, semakin halus liat
tanah semakin besar air yang dapat diikat oleh tanah liat lebih halus
permukaannya daripada tanah berpasir, semakin besar ukurannya makin sedikit air
yang diikat pada satu satuan yang sama.
Pada keadaan lembab tanah dalam keadaan baik untuk ditanami, agar supaya
jangan sampai kering maka evaporasi harus diperhatikan.
d. Kedalaman Tanah (solumn)
Kedalaman tanah atau solumn tanah sangat penting diketahui terutama
pada lahan-lahan yang memiliki kemiringan. Bagi kepentingan pertanian apabila
solumn tanah cukup tebal terutama lapisan top soilnya maka lebih mudah
ditanami dan lebih mudah dalam perawatan atau pemeliharaan terhadap tanah
tersebut.
e. Tekstur Tanah
Tanah itu terdiri dari bahan padat, bahan cair, gas dan jasad hidup. Bahan
padat itu terdiri dari organik dan anorganik, yang anorganik terdapat dalam
bermacam-macam bentuk dan ukuran. Berdasarkan besar ukurannya dibagi dalam
beberapa fraksi atau golongan : Fraksi batu > 10 mm, kerikil 2-10 mm, pasir 0,052 mm, debu 0,02-0,05 mm, liat < 0,02 mm. Pasir, debu, dan liat merupakan fraksi
utama.
Fraksi-fraksi tanah itu biasanya dinyatakan dalam persen, untuk
menentukan golongan tekstur tanah berdasarkan kandungan pasir, debu, dan liat
tanah dapat dibagi dalam tiga golongan atau kelas dasar :
-

Tanah berpasir (sandy soil) yaitu tanah dimana kandungan pasirnya > 70%

yang dalam keadaan lembab tanah berpasir terasa kasar dan tidak lekat
Tanah berlempung (loamy soil) yaitu tanah dimana kandungan debu-liat
relatif sama, tanah demikian tidak terlalu lepas dan juga tidak terlalu lekat.

Sepanjang tidak ada penggaraman tanah demikian sangat baik untuk


-

penanaman.
Tanah liat, yaitu tanah dimana kandungan liatnya > 35%. Tanah liat sangat
lekat dan apabila kering menjadi sangat keras.
Dalam melaksanakan perisapan reklamasi tahap awal yang perlu

diperhatikan adalah cara melakukan penimbunan tanah penutup. Dalam


penimbunan tanah penutup dan perataan tanah perlu dicegah adanya erosi. Untuk
itu diperlukan pertimbanghan-pertimbangan dan pengetahuan tentang erosi.
Erosi dapat juga disebut pengikisan atau kelongsoran sesungguhnya merupakan
proses penghanyutan tanah oleh desakan-desakan atau kekuatan air dan angin,
baik yang berlangsung secara alamiah ataupun sebagai akibat tindakan manusia.
Sehubungan dengan itu kita mengenal.
a. Normal (geological erosion)
Yaitu erosi yang berlangsung secara alamiah, terjadi normal di alam
melalui tahap-tahap :
-

Pemecahan agregat-agregat tanah atau bongkah-bongkah tanah ke dalam

partikel-partikel yaitu butiran-butiran tanah yang kecil.


Pemindahan partikel-partikel tanah tersebut baik dengan melalui

penghanyutan ataupun karena kekuatan angin.


Pengendapan partikel-partikel tanah yang trerpindahkan atau terangkut
tadi di tempat-tempat yang lebih rendah atau di dasar-dasar sungai.
Erosi secara alamiah dapat dikatakan tidak menimbulkan musibah yang

hebat bagi kehidupan manusia atau keseimbangan lingkungan dan kemungkinan


kerugiannyapun hanya kecil, ini dikarenakan banyaknya partikel-partikel tanah
yang dipindahklan atau terangkut seimbang dengan banyaknya tanah yang
terbentuk di tempat-tempat yang lebih rendah.
a. Accelerated Erosion

Yaitu proses proses terjadinya erosi tersebut dipercepat akibat tindakan


manusia sendiri yang bersifat negatif ataupun telah melakukan kesalahan dalam
pengelolaan tanah dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya erosi menurut D. D. Baver
dan W.H. Gardner dalam bukunya Soil Physics terjadinya erosi tanah sangat
tergantung pada : sifat-sifat hujan, kemiringan lereng jaringan aliran air, vegetasi,
kemampuan tanah untuk menahan penyebaran air (infiltrasi) serta faktor kegiatan
dan perilaku manusia.
Faktor iklim yang berpengaruh terhadap erosi antara lain hujan, temperatur, angin,
kelembabab, dan radiasi matahari. Dari kelima faktor iklim tersebut hujan
merupakan faktor terpenting dalam proses erosi tanah. Sifat-sifat hujan berupa
curah hujan, intensitas, dan distribusi air hujan mempunya kemampuan yang besar
untuk menghancurkan butiran tanah serta jumlah dan kecepatan limpasan
permukaan. Di Indonesia umumnya curah hujan cukup tinggi dan data yang
diperoleh dari alat ombrometer berupa data jumlah hujan.
Laju erosi juga sangat tergantung pada : ketahanan tanah terhadap daya rusak dari
luar (baik oleh pukulan air hujan maupun limpasan permukaan), kemampuan
tanah untuk menyerap air hujan (untuk menentukan volume limpasa permukaan
yang mengikis dan mengangkut hancuran tanah).

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian
Rencana penelitia akan dilakukan di Desa Biringere, Kecamatan Bungoro,
Kabupaten Pangkep, Provinsi Sulawewi Selatan ( gambar 3.1).

(Gambar 3.1)

A. Sumber Data
1. Data Kepustakaan
Yaitu dengan menggunakan berbagai literature yang erat kaitannya dengan
pokok bahasan, sehingga dapat dijadikan acuan dalam pembahasan berikutnya.

2. Data Lapangan
Yaitu penelitian yang dilakukan agar penulis memperoleh data secara
langsung dilapangan pada PT. Semen Tonasa, melalui wawancara langsung
dengan berbagai pihak yang terkait dalam penelitian ini. Data yang diperoleh
berdasrkan sumbernya dibedakan atas :
a. Data Primer
1. Adalah data yang langsung diperoleh dari objek penelitian pada PT.
Semen Tonasa.
2. Data Pengukuran lahan pasca tambang.
3. Pengukuran pertumbuhan tanaman.
4. Data jenis-jenis tumbuhan yang ditanami pada lokasi reklamasi
b. Data Sekunder
Adalah data dari perusahaan yang dikumpulkan dan diolah sebagai
tambahan sumber data, seperti data geologi, data geografi, data peralatan,
data perlengkapan dan lain lain.
B. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data dilakukan dengan cara melakukan suatu proses
observasi dan interview yang didapatkan selama penelitian dengan hasil
perhitungan berdasarkan teori teori dan persamaan yang telah ada.

10

C. Waktu Penelitian
Rencana waktu pelaksanaan penelitian kerja praktek (KP) yaitu :
Kegiatan

Oktober
I

II

III

IV

Orientasi
Lapangan

Pengambila
n Data

Pengolahan
Data

Penyusunan
Laporan
Konsultasi
Laporan

11

PENUTUP
Dalam kegiatan penelitian ini, saya sangat mengharapkan arahan dan
bimbingan Bapak/Ibu agar kiranya kegiatan kerja praktek (KP) yang saya
laksanakan dapat berjalan sesuai prosedur yang berlaku pada PT.Semen Tonasa.
Demikian proposal ini dibuat dalam rangka melaksanakan study. Besar
harapan saya untuk dapat diterima diperusahaan yang Bapak/ Ibu pimpin, atas
perhatian dan kerjasamanya saya haturkan terima kasih.

Hormat Saya

( Muh. Aris Munandar )

12

Anda mungkin juga menyukai