PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia meerdeka dari penjajahan bangsa asing sejak tahun 1945. 70 tahun
sudah, kita menikmati hari-hari merdeka berkat perjuangan para pahlawan. Tetapi,
sesungguhnya negara kita masih mengalami penjajahan. Penjajahan yang
dilakukan oleh
tertentu.
Ini
merupakan
salah
satu
sebab
timbulnya
1.2.2
Tahun 2005
konsep mengenai etika profesi keguruan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HASIL DISKUSI
2.1 Kualifikasi Akademik Guru
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah (UU-GD No. 14/2005 BAB 1 Pasal 1 ayat 1).
Teachers are, thus an important component of education whose services are
important in the realization of educational goals the world over. Due to their
central role in the enterprise of education, teachers require effective and sufficient
preparation to be able to adequately carry out their roles and responsibilities.
(David, 2015). Otiende et al (1992) acknowledge that trained teachers are vital for
quality education.
Loughran (2006) looks at teacher education as the pre-service and in-service
teacher preparation where students of teaching seek to develop knowledge and
skills of teaching and to learn how to competently apply these in practice. These
views summarize the importance and the role of teacher education in the life of a
given society. Education in this respect is regarded as the driving force for social
development. Teacher education in this paper is seen as the pre-service and inservice education and training of all those involved in the dissemination of
knowledge at all levels of education aimed at exposing them to new ideas and
practices which continuously improve their ability to educate. The improved
ability to educate is an important ingredient for sustainable development.
Sesuai pasal 6 UU-GD No. 14 Tahun 2005 guru merupakan tenaga
profesional yang bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan
mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga
negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Dari UU-GD No. 14 Tahun 2005 dan pendapat David serta Otiende, berkat
seorang guru karakter baik warga negara di masa depan dapat dibentuk sehingga
dapat menciptakan negara yang maju sesuai dengan cita-cita Indonesia.
Seorang guru profesional harus memiliki kualifikasi dan kompetensi, hal ini
termuat dalam peraturan
Tahun 2007, pasal 8 dalam UU-GD No. 14 Tahun 2005 yang membahas tentang
standar kualifikasi dan kompetensi guru , yang mana disebutkan bahwa setiap
guru wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang
berlaku secara nasional. (Jamil, 2012 : 94)
Kualifikasi akademik yang harus dimiliki guru adalah kualifikasi akademik
melalui pendidikan formal dan uji kelayakan.
2.1.1 Kualifikasi akademik melalui pendidikan formal
Menurut Marselus (2011:17), kualifikasi merujuk kepada syarat formal
yang harus diselesaikan melalui aktivitas akademik tertentu dan itu
dibuktikan dengan adanya ijazah atau sertifikat yang dimiliki setelah yang
bersangkutan menyelesaikan studi pada jenjang pendidikan tertentu.
Undang-undang No.14 tahun 2005 memprasyaratkan bahwa guru pada
semua jenjang pendidikan haruslah memiliki kualifikasi akademik minimal
S1 dan DIV. Kualifikasi bersifat statis, artinya pengakuan terhadap
kemampuan akademik seseorang yang dibuktikan dengan pemberian ijazah
atau sertifikat tidak berubah sejauh yang bersangkutan menyandang gelar
akademik yang sesuai. Orang yang menyandang gelar S1dianggap sebagai
sarjana dan layak untuk memasuki bidang pekerjaan tertentu.
2.1.2
kelayakan dan kesetaraan. Uji kelayakan dan kesetaraan bagi seseorang yang
memiliki keahlian tanpa ijazah dilakukan oleh perguruan tinggi yang diberi
wewenang untuk melaksanakannya (PP Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Staandar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru).
Kualifikasi akademik S1/DIV adalah syarat formalnya sedangkan
kompetensi adalah kemampuan inheren yang bersifat potensial dan akan
digunakan dalam situasi real untuk memecahkan masalah profesioanal yang
dihadapi. Untuk membuktikan kompetensi yang dimilikinya maka diperlukan
melalaui uji kompetensi. Dalam praktik, uji kompetensi ini dilakukan melalui
sosial harus dimiliki oleh guru. Tidak hanya dapat mengajar dengan baik
,menguasai ilmu mengajar yang baik, melainkan
usaha yang dilakukan oleh pendidik untuk membimbing anak muda menjadi
manusia yang dewasa dan matang. Dari asal kata ini maka kompetensi
pedagogis nampaknya merupakan kompetensi yang tertua dan bahkan sudah
menjadi tuntutan mutlak bagi manusia sepanjang zaman, karena kompetensi
ini melekat dalam martabat manusia sebagai pendidik, khususnya pendidik
asli yakni orang tua.
Ketika peran pendidk dari orang tua digantikan dengan peran guru di
sekolah maka tuntutan kemampuan pedagogis ini juga beralih kepada guru.
Karena itu guru tidak hanya sebagai pengajar yang mentransfer ilmu,
pengetahuan dan keterampilan kepada siswa tetapi juga merupakan pendidik
dan pembimbing yang membantu siswa untuk mengembangkan segala
potensinya terutama terkait dengan potensi akademis maupun non akademis.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 tahun 2007 tentang
standar kualifikasi dan kompetensi Guru telah menggaris bawahi 10
kompetensi inti yang harus dimiliki oleh guru yang terkait dengan standar
kompetensi pedagogis. Kesepuluh kompetensi inti itu adalah sebagai
berikut:
a. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,
kultural, emosional, dan intelektual.
b. Menguasai teori-teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik.
c. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran atau
bidang pengembangan yang diampu.
d. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
untuk
kepentingan pembelajaran.
f. Memfasilitasi pengembangan
untuk
potensi
peserta
didik
reflektif
untuk
peningkatan
kualitas
pembelajaran.
model
instruksional,
mengelola
kelas,
berkomunikasi,
dan
komunikasi
untuk
dan
kompetensi
secara
berkelanjutan
sejalan
dengan
demikian,
profesi
guru
merupakan
suatu
pekerjaan
menyadari
bahwa
pendidikan
adalah
bidang
yang
11
Kode etik hanya dapat ditetapkan oleh organisasi profesi yang berlaku
dan memikat para anggotanya. Penetapan kode etik ditetapkan pada
suatu kongres organisasi profesi. Dengan demikian, penetapan kode
etik tidak dapat dilakukan oleh orang secara perorangan, tetapi harus
dilakukan oleh orang-orang yang di utus untuk dan atas nama anggota
profesi dari organisasi tersebut (Aan, 2012: 29).
e. Sanksi pelanggaran kode etik
Guru yang melanggar kode etik guru Indonesia dikenakan sanksi
sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku. Jenis pelanggaran
meliputi
pelanggaran
ringan,
sedang
dan
berat.
Pemberian
profesi guru harus pula ditegakkan oleh anggotanya dan organisasi profesi
guru harus pula dikembangkan mengikuti perkembangan zaman.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Menurut UU-GD No. 14 Tahun 2005, guru harus memiliki kualifikasi
akademik melalui pendidikan formal yakni S1/DIV yang dibuktikan
dengan ijazah dari perguruan tinggi.
b. Berdasarkan PP Nomor 16 Tahun 2007, Guru juga harus memiliki
kualifikasi akademik melalui uji kelayakan yaitu sertifikasi.
c. Sesuai dengan UU-GD No. 14 Tahun 2005, kompetensi guru terdiri
dari kompetensi sosial, pedagogik, kompetensi
kepribadian, dan
kompetensi profesional.
d. Penguasaan kompetensi dibuktikan melalui uji kelayakan seperti
sertifikasi.
e. Organisasi profesi guru memiliki kode etik profesi keguruan yang
berisi seperangkat aturan yang wajib dipatuhi oleh guru supaya dalam
mengemban tugas, guru tidak melakukan perbuatan yang tidak baik.
f. Kode etik melingkupi antara guru dengan siswa, guru dengan
masyarakat, guru dengan orangtua, guru dengan rekan guru lainnya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2005. Undang-Undang RI No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. 2005 Peraturan Pemerintah Republik No. 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. 2007. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 16 Tahun
2007 tentang Kualifikasi dan Kompetensi Guru. Jakarta: Depdiknas.
Hasanah, Aan. 2012. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Pustaka setia.
Ole, David Melita. 2015. Teacher Education Preparation program for the 21
st Century. Which way forward for Kenya?. Dalam Journal of Education
and
Practice.
ISSN
2222-288X
(Online).
Vol.6,
No.24,
2015.
14
Kelompok 1
: Anthonius Yudha
Tanggal
NAMA
Anthonius
Herizon Primadona
(NIM : A1C313026)
Nurfajri
(NIM : A1C313036)
Umi Lestari
(NIM : A1C313025)
: 9 September 2015
ASPEK PENILAIAN
2.
3.
4.
1.
Primadona
2.
3.
4.
Nurfajri
1.
Umi
Lestari
SKOR
1 2 3
Yudha
Herizon
(NIM : A1C313027)
3. Pemahaman materi
4. Keaktifan dalam diskusi
Jumlah skor
Nilai
16