Anda di halaman 1dari 5

PT.

MAUNYA LABA

Penjualan Bersih 112.760.000

Harga Pokok Penjualan (HPP) (85.300.000)

Laba Kotor 27.460.000

Biaya Pemasaran (6.540.000)

Biaya Admin&Umum (9.400.000)

Biaya Operasional (15.940.000)

Laba sebelum bunga & Pajak (EBIT) 11.520.000

Bunga Hutang (jika ada) (3.160.000)

Laba Sebelum Pajak (EBT) 8.360.000

Pajak Pendapatan (48%) atas EBT

(4.013.000)

Laba setelah pajak

4.347.000

Catatan:
Total Aktiva PT MAUNYA LABA = Rp81.890.000,-

Adapun Rasio Profitabilitas yang akan dipakai adalah:

Gross profit margin


Net profit margin
Return on Investment (ROI)

Gross Profit Margin


Gross Profit Margin = (Penjualan - HPP) / Penjualan Atau
Gross Profit Margin = Laba Kotor / Penjualan
Gross Profit Margin = 27.460.000 / 112.760.000 = 0,2435 = 24,35%

Gross Profit margin = 24,35%


artinya bahwa setiap Rp1,- (satu rupiah) penjualan mampu menghasilkan laba
kotor sebesar Rp0,2435. Semakin tinggi profitabilitasnya berarti semakin baik.
Tetapi pada penghitungan Gross Profit Margin, sangat dipengaruhi oleh HPP,
sebab semakin besar HPP, maka akan semakin kecil Gross Profit Margin yang
dihasilkan.

Net Profit Margin


Net Profit Margin = Laba setelah pajak (EAT)/Penjualan
Net Profit Margin = 4.347.000 / 112.760.000 = Rp0,0386 = 3,86%

Apabila Gross Profit Margin selama suatu periode tidak berubah, sedangkan Net
Profit Marginnya mengalami penurunan, berarti biaya meningkat relatif besar
dibanding dengan peningkatan penjualan.

Return On Investment (ROI) atau Return on Assets (ROA)


ROI = Laba setelah pajak (EAT) / Total Aktiva
ROI = 4.347.000 / 81.890.000 = Rp0,0531 = 5,31%
ROI = 5,31%
artinya menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva
yang dipergunakan, berarti dengan Rp1000,- aktiva akan menghasilkan laba
bersih setelah pajak Rp53,10 atau dengan Rp1,- menghasilkan laba bersih (EAT)
Rp0,0531,-

Catatan :
Proyek akan diterima jika ROI lebih besar dari minimum ROI yang ditentukan,
jika proyek lebih kecil dari nilai ROI yang ditentukan maka proyek diterima. Jika
ROI proyek sama dengan minimum ROI yang ditentukan maka proyek dianggap
tidak rugi dan tidak menguntungkan (break event point).

Perhitungan ROI pada Laporan keuangan PT. MAJU tahun 2000 ( dalam jutaan)

Penjualan Rp 10.000,--

Harga Pokok Penjualan 6.000,-Laba Kotor 4.000,--

Beban Operasional :

Beban pemasaran Rp 1.000,-Beban administrasi dan umum 1.000


Total Beban Operasional 2.000,--

Laba operasional 2.000,-- Neraca per 31 Desember 2000

Kas Rp 500,Piutang Usaha 700,Persediaan 300,Aktiva Tetap bersih 3.500,Total Aktiva 5.000,-

Kewajiban lancar: Utang usaha 1.000

Utang gaji 500,Utang pajak 500,Total kewajiban lancar 2.000,-

Modal pemegang saham 3.000


Total Kewajiban dan Modal 5.000,Beban modal = 10%
ROI (1)
Return on Investment = Laba operasional / Total Aktiva
= Profit Margin X Asset Turnover
= (Laba / Penjualan) X (Penjualan / Total Aktiva)
= Rp 2.000,- / Rp 10.000,- = 20% X ( Rp 10.000,-- / Rp 5.000,- = 2 ) = 40%

ROI (2)
Return on Investment = Laba operasi / Total Aktiva Kewajiban Lancar
= Rp 2.000 / ( Rp 5.000 - Rp 2.000 = Rp 3.000,) X 100% = 66,67%
Apabila target ROI pada periode tersebut adalah misalnya, 20 %, maka kinerja
perusahaan tersebut BAIK.

Economic Value Added ( EVA)


EVA = Laba operasi beban modal

= Rp 2.000 - (10% X Rp 3.000,- = Rp 300 ) = Rp 1.700


EVA yang baik harus di atas Rp 0,-- ( > Rp 0,- )

Anda mungkin juga menyukai