Anda di halaman 1dari 4

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan bimbinganNya sehingga kami dapat membuat makalah ini dengan
baik.
Makalah ini merupakan panduan bagi kami dalam kelompok dalam
melakukan proses pembelajaran yang kami sajikan secara praktis dan sistematis,
serta dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menumbuhkan proses belajar
mandiri agar kreativitas dan penguasahan materi pelajaran dapat optimal sesuai
dengan yang diharapkan.
Dengan adanya ringkasan materi dapat membantu siswa dalam
menguasa materinya, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan senantiasa
menjadi sahabat dalam belajar untuk meraih prestasi.
Sabtu, 08 Januari 2014

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Negara Indonesia sebagai Negara yang merdeka dan berdaulat, setelah
memperoleh
pengakuan baik
de facto
maupun de jure berhak untuk
menentukan nasibnya sendiri termasuk dalam hal kebijaksanaan luar negerinya.
Sebgai sebuah Negara, hanya Indonesia bahwa kita tidak mungkin sanggup
untuk memenuhi semua kebutuhan tanpa bantuan dari bangsa atau Negara lain.
Hubungan antar bangsa atau Negara harus di landasi oleh prinsip persamaan
derajat.
1.2 Tujuan :
1.
2.
3.
4.

Mengetahui sejarah singkat dari Konferensi Tingkat Tinggi.


Menjelas hasil hasil pertemuan dari dasasila bandung, Gerakan Non-Blok.
Menjelaskan sejarah singkat dari PBB.
Mengetahui asas tujuan dari PBB.

BAB II KONFERENSI TINGKAT TINGGI


2.1. Sejarah Singkat
Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika kadang juga disebut sebagai
Konferensi Bandung adalah sebuah konferensi tingkat tinggi antara Negaranegara Asia dan Afrika, yang kebanyakan baru saja memperolah kemerdekaan.
Konferensi tingkat tinggi diselenggarakan oleh Indonesia, Myanmar (dahulu
Burma), Srilangka (dahulu Ceylon), India dan Pakistan oleh Menteri Luar Negeri
Indonesia Roeslan Abdulgani. Pertemuan ini berlangsung antara 18 April sampai
dengan 24 April 1955 di Gedung Merdeka, Bandung Indonesia dengan tujuan
mempromosikan kerjasama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika dalam
melawan colonialisme atau neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet atau
Negara Imperialis.
Konferensi ini merefleksikan
apa yang mereka pandang sebagai
ketidakinginan kekuatan barat untuk berkonsultasi dengan mereka tentang
keputusan yang mempengaruhi Asia pada masa perang dingin. Kekuatiran
mereka mengenai ketegangan antara Republik Rakyat Tiongkok dan Amerika
Serikat. Dalam pertemuan ini hasil dari pertemuan itu kemudian tertuang dalam
apa yang disebut Dasasila Bandung yang berisi tentang pernyataan mengenai
dukungan bagi kedamaian dan kerjasama dunia.
Dasasila Bandung ini memasukan prinsip-prinsip dalam Piagam PBB dan Prinsip
Nehru. Konferensi ini akhirnya membawa pada terbentuknya Gerakan Non-Block
pada tahun 1961.
2.2. Dasasila Bandung

Dasasila Bandung adalah sepuluh (10) poin hasil pertemuan Konferensi


Tingkat Tinggi Asia-Afrika yang dilaksanakan pada Bulan April 1955 di Bandung
( Indonesia ). Dasasila Bandung berisikan tentang pernyataan mengenai
dukungan bagi kedamaian dan kerjasama dunia, yakni :
1. Menghormati Hak-hak Dasar Manusia dan tujuan-tujuan serta asas yang
termuat di dalam Piagam PBB ( Perserikatan Bangsa-Bangsa )
2. Menghormati kedaulatan dan integritas territorial semua bangsa.
3. Mengakui persamaan semua suku bangsa dan persamaan semua
bangsa, besar maupun kecil.
4.
Tidak melakukan campur tangan atau interveksi dalam persoalan
persoalan dalam negeri Negara lain.
5. Menghormati hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri sendiri
secara individu maupun secara kolektif, yang sesuai dengan piagam PBB.
6. Tidak menggunakan peraturan peraturan dan pertahan kolektif untuk
bertindak bagi kepentingan khusus dari salah satu Negara Negara besar.
7. Tidak melakukan tindakan ataupun ancaman agresi maupun penggunaan
kekerasan terhadap integritas territorial atau kemerdekaan politik suatu
Negara.
8.
Menyelesaikan segala perselisihan internasiona dengan cara damai
seperti perundingan persetujuan , arbitrase ataupun penyelesain masalah
hukum, ataupun secara damai.
9. Memajukan kepentingan bersama dan kerja sama.
10. Menghormati hukum dan kewajiban kewajiban internasional.

2.3 ASAS ORGANISASI PBB


1.Berdasarkan persamaan kedaulatan dari semua anggotanya.
2. semua anggota memenuhi dengan iklas kewajiban kewajiban meraka
sebgaimana tercatum dalam PBB.
3. semua anggota harus menyelesaikan persengketaan internasioanal dengan
jalan damai tanpa membahayakan perdamaain,keamaan, dan keadilan.
4. dalam hubungan hubungan internasional semua anggota harus menjauhi
penggunaan ancaman atau kekerasaan terhadap org lain.

Anda mungkin juga menyukai