Bu Winda Ria
Bu Winda Ria
SISTEM PENCERNAAN
DIARE PADA MASA KEHAMILAN
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK V
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1) Definisi Diare.
Diare menurut Mansjoer (2000) adalah frekuensi defekasi encer lebih dari
3 x sehari dengan atau tanpa daerah atau tinja yang terjadi secara mendadak
berlangsung kurang dari tujuh hari yang sebelumnya sehat. Sedangkan
menurut Suruadi (2001) Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara
berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih BAB dengan
bentuk tinja yang encer atau cair. Dan menurut Ngastiyah (2005) Diare adalah
BAB dengan jumlah tinja yang banyak dari biasanya, dengan tinja yang
berbentuk cairan atau setengah cair dapat pula disertai frekuensi defekasi yang
meningkat.
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau
setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya
lebih dari 200 g atau 200 ml/24 jam. Definisi lain memakai kriteria frekuensi,
yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar encer
tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah.
Perubahan
Signifikansi/fisiologi
Peningkatan nafsu makan dan
Perubahan
pencernaan
rasa haus.
umum
Mulut
metabolism
makan.
Gingivitis
(pembengkakan
tumbuh.
Penumpulan indera pengecap.
Peningkatan
kebutuhan
glukosa dan nutrient lain.
berdarah).
Kemungkinan
produksi saliva.
Peningkatan
peningkatan
frekuensi
gusi.
Peningkatan pergantian dan
penipisan sel yang melapisi
epithelial gusi.
1-2 liter perhari, walaupun ini
masih
dianggap
normal.
kesulitan
menelan
muntah.
Nyeri ulu hati akibat refluks
Lambung
sfingter kardiak.
Penurunan
tonus
asam lambung.
Peningkatan resiko refluks
dan
lambung.
Inkompetensi sfingter pilorus.
Penurunan
tonus
dan
usus besar.
motilitas
dalam lambung.
dengan
absorpsi
Memfasilitasi
usus besar
air
mengakibatkan
konstipasi.
Penurunan
tonus
mengakibatkan
sehingga
flatulensi
(buang angin).
Efek
relaksan
dari
Mempersulit
diagnosis
Apendiks
dan
sekum
yang membesar.
Penurunan
tonus
motilitas.
Kecendrungan
empedu
dan
Pancreas
terbentuknya
laju
pengosongan
empedu menurun.
Empedu lebih encer, dengan
penurunan kemampuan untuk
meretensi
garam empedu.
menghancurkan kolesterol.
Gatal/pruritus.
Respons
terhadap
peningkatan
resistensi
insulin,
yang
membantu
ke janin.
Mungkin
laktogen
Hati
Tergeser
membesar.
Perubahan produksi nzim hati,
oleh
uterus
yang
lipid serum.
Peningkatan
disebabkan
plasenta
manusia
dan kortisol.
Dapat terjadi keslitan dalam
menginterpretasi uji fungsi
hati.
Efek
dari
estrogen
hemodilusi.
penyimpanan
oleh
dan
air
dan
elektrolit
(terjadi
dehidrasi)
yang
KH,Lemak,Protei
n Tek
Meningk.
Hipersekresi air
dan elektrolit
(
isi rongga
usus)
Toksin tak
dapat diserap
osmotik
Pergeseran air
dan elektolit ke
rongga usus
cemas
Hiperperistaltik
Menurunya kesempatan
usus menyerap makanan
GASTROENTRITIS
Distensi
abdomen
Frek. BAB
meningkat
Kehilangan cairan &
elektrolit berlebihan
Mual
muntah
Gangguan
keseimbangan
Cairan & elekt
7)
Deficit
volume
cairan
Nafsu
makan
Kerusakan
integritas kulit
Nutrisi
kurang dari
kebutuhan
8) KOMPLIKASI
Beberapa komplikasi dari diare menurut Suriadi (2001 ) adalah :
Hipokalemia ( dengan gejala matiorisme hipotoni otot lemah bradikardi
perubahan elektrokardiogram ).
Hipokalsemia
Cardiac dysrhythimias akibat hipokalemia dan hipokalsemia.
Hiponatremi.
Syok hipovalemik.
Asidosis
Dehidrasi
9) PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang diare menurut Suriadi (2001 ) adalah :
a. Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan.
b. Pemeriksaan intubasi duodenum.
c. Pemeriksaan elektrolit dan creatinin.
d. Pemeriksaan tinja, PH, Leukosit, glukosa, dan adanya darah.
Adapun Pemeriksaan penunjang yang lain menurut Mansjoer (2000)
1. Pemeriksaan tinja : Makroskopis dan mikroskopis PH dan kadar gula juga
ada intoleransi gula biarkan kuman untuk mencari kuman penyebab dan
uji retensi terhadap berbagai antibiotik.
2. Pemeriksaan darah : perifer lengkap, Analisa Gas Darah (AGD), elektrolit
( terutama Na, K, Ca, P Serum pada diare yang disertai kejang ).
3. Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin darah untuk mengetahui faal
ginjal.
4. Duodenal intubation untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif
dan kualitatif terutama pada diare kronik.
10. Pencegahan
Padadasarnyaadatigatingkatanpencegahanpenyakitsecaraumu
myakni:
pencegahantingkatpertama(PrimaryPrevention)yangmeliputipromosik
esehatandan
pencegahankhusus,pencegahantingkatkedua(SecondaryPrevention)yan
gmeliputi
diagnosisdinisertapengobatanyangtepat,danpencegahantingkatketiga
(tertiaryprevention)yangmeliputipencegahanterhadapcacatdanrehabilit
asi (NasryNoor,1997).
1. PencegahanPrimer
Pencegahanprimerpenyakitdiaredapatditujukanpadafaktorp
enyebab,lingkungandanfaktorpejamu.Untukfaktorpenyebabdilaku
kanberbagaiupayaagarmikroorganisme
penyebabdiaredihilangkan.Peningkatanairbersihdansanitasilingkun
gan,perbaikanlingkunganbiologisdilakukanuntukmemodifikasiling
kungan.Untukmeningkatkandaya
tahantubuhdaripejamumakadapatdilakukanpeningkatanstatusgizid
anpemberianimunisasi.
a. Penyediaanairbersih
Airadalahsalahsatukebutuhanpokokhidupmanusia,bahk
anhampir70%tubuhmanusiamengandungair.Airdipakaiuntukke
perluanmakan,minum,mandi,dan
pemenuhankebutuhanyanglain,makauntukkeperluantersebutW
HOmenetapkan
kebutuhanperorangperhariuntukhidupsehat60liter.Selaindariper
ananairsebagai
kebutuhanpokokmanusia,jugadapatberperanbesardalampenular
anbeberapapenyakitmenulartermasukdiare(Sanropie,1984).
Sumberairyangseringdigunakanolehmasyarakatadalah:
airpermukaanyangmerupakanairsungai,dandanau.Airtanahyan
gtergantungkedalamannyabisadisebutair
tanahdangkalatauairtanahdalam.Airangkasayaituairyangberasa
ldariatmosfirseperti hujandansalju(Soemirat, 1996).
Airdapatjugamenjadisumberpenularanpenyakit.Peranai
rdalamterjadinya
penyakitmenulardapatberupa,airsebagaipenyebarmikrobapatog
en,saranginsekta
penyebarpenyakit,bilajumlahairbersihtidakmencukupi,sehingg
aorangtidakdapat
membersihkandirinyadenganbaik,danairsebagaisaranghospesse
mentara penyakit (Soemirat,1996).
Denganmemahamidaur/siklusairdialamsemestaini,mak
asumberairdapatdiklasifikasikanmenjadi;a)airangkasasepertihu
jandanairsalju,b)airtanahsepertiair
sumur,mataairdanartesis,c)airpermukaanyangmeliputisungaida
ntelaga.Untuk
pemenuhankebutuhanmanusiaakanair,makadarisumberairyang
adadapatdibangunbermacammacamsaranpenyediaanairbersihyangdapatberupaperpipaan,su
murgali,
sumurpompatangan,perlindunganmataair,penampunganairhuja
n,dansumurartesis (Sanropie,1984).
Untukmencegahterjadinyadiaremakaairbersihharusdia
mbildarisumberyangterlindungiatautidakterkontaminasi.Sumb
erairbersihharusjauhdarikandangternakdankakuspalingsedikits
epuluhmeterdarisumberair.Airharusditampungdalamwadahyan
g
bersihdanpengambilanairdalamwadahdenganmenggunakangay
ungyangbersih,dan
untukminumairharusdimasak.Masyarakatyangterjangkauolehp
enyediaanairbersihmempunyairesikomenderitadiarelebihkecilb
iladibandingkandenganmasyarakatyang
tidakmendapatkanairbesih(Andrianto,1995).
b. Tempatpembuangantinja
Pembuangan tinja merupakan bagian yang penting dari
kesehatan lingkungan. Pembuangan tinja yang tidak tepat dapat
berpengaruh langsung terhadap insiden penyakit tertentu yang
penularannya melalui tinja antara lain penyakit diare (Haryoto,
1983).
Keluarga yang tidak memiliki jamban harus membuat dan
keluarga harus membuang air besar di jamban. Jamban harus
dijaga dengan mencucinya secara teratur. Jika tak ada jamban,
maka anggota keluarga harus membuang air besar jauh dari
rumah, jalan dan daerah anak bermain dan paling kurang sepuluh
meter dari sumber air bersih (Andrianto, 1995).
Untuk mencegah kontaminasi tinja terhadap lingkungan,
maka pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik.
Suatu jamban memenuhi syarat kesehatan apabila memenuhi
syarat kesehatan: tidak mengotori permukaan tanah, tidak
mengotori air permukaan, tidak dapat di jangkau oleh serangga,
tidak menimbulkan bau, mudah digunakan dan dipelihara, dan
murah (Notoatmodjo, 1996).
Tempat pembuangan tinja yang tidak memenuhi syarat
sanitasi akan meningkatkan risiko terjadinya diare berdarah pada
anak balita sebesar dua kali lipat dibandingkan keluarga yang
mempunyai kebiasaan membuang tinjanya yang memenuhi syarat
sanitasi (Wibowo, 2003). Menurut hasil penelitian Irianto (1996),
bahwa anak balita berasal dari keluarga yang menggunakan
jamban (kakus) yang dilengkapi dengan tangki septik, prevalensi
diare 7,4% terjadi di kota dan 7,2% di desa. Sedangkan keluarga
yang menggunakan kakus tanpa tangki septik 12,1% diare terjadi
di kota dan 8,9 % di desa. Kejadian diare tertinggi terdapat pada
keluaga
yang
mempergunakan
sungai
sebagai
tempat
Menurut
tersebut
mortalitas diare lebih rendah. Bayi dengan air susu buatan (ASB)
mempunyai risiko lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang
selain mendapat susu tambahan juga mendapatkan ASI, dan
keduanya mempunyai risiko diare lebih tinggi dibandingkan
dengan bayi yang sepenuhnya mendapatkan ASI. Risiko relatif ini
tinggi dalambulan-bulanpertamakehidupan(Suryono, 1988).
e. Kebiasaanmencuci tangan
Diare merupakan salah satu penyakit yang penularannya
berkaitan dengan penerapan perilaku hidup sehat. Sebahagian
besar kuman infeksius penyebab diare ditularkan melalui jalur
oral. Kuman-kuman tersebut ditularkan dengan perantara air atau
bahan yang tercemar tinja yang mengandung mikroorganisme
patogen dengan melalui air minum. Pada penularan seperti ini,
tangan memegang peranan penting, karena lewat tangan yang
tidak bersih makanan atau minuman tercemar kuman penyakit
masuk ke tubuh manusia.
Pemutusan rantai penularan penyakit seperti ini sangat
berhubungan dengan penyediaan fasilitas yang dapat menghalangi
pencemaran sumber perantara oleh tinja serta menghalangi
masuknya sumber perantara tersebut kedalam tubuh melalui
mulut. Kebiasaan mencuci tangan pakai sabun adalah perilaku
amat penting bagi upaya mencegah diare. Kebiasaan mencuci
tangan diterapkan setelah buang air besar, setelah menangani tinja
anak, sebelum makan atau memberi makan anak dan sebelum
menyiapkan makanan. Kejadian diare makanan terutama yang
berhubungan langsung dengan makanan anak seperti botol susu,
cara menyimpan makanan serta tempat keluarga membuang tinja
anak (Howard & Bartram, 2003).
Hubungan kebiasaan mencuci tangan dengan kejadian
diare dikemukakan oleh Bozkurt et al (2003) di Turki, orang tua
yang tidak mempunyai kebiasaan mencuci tangan sebelum
diare
dibandingkan
dengan
kebiasaan
ibu
membuangtinjaanakdijamban.
f. Imunisasi
Diareseringtimbulmenyertaipenyakitcampak,sehinggap
emberianimunisasi
campakdapatmencegahterjadinyadiare.Anakharusdiimunisasite
rhadappenyakitcampak
secepatmungkinsetelahusiasembilanbulan(Andrianto,1995).
2. PencegahanSekunder
Pencegahantingkatkeduainiditujukankepadasianakyangtela
hmenderitadiare
atauyangterancamakanmenderitayaitudenganmenentukandiagnosa
dinidanpengobatan
yangcepatdantepat,sertauntukmencegahterjadinyaakibatsampingda
nkomplikasi.
Prinsippengobatandiareadalahmencegahdehidrasidenganpemberia
noralit(rehidrasi)dan
mengatasipenyebabdiare.Diaredapatdisebabkanolehbanyakfaktors
epertisalahmakan,
bakteri,parasit,sampairadang.Pengobatanyangdiberikanharusdises
uaikandenganklinis
pasien.Obatdiaredibagimenjaditiga,pertamakemoterapeutikayang
memberantas
penyebabdiaresepertibakteri
atauparasit,obstipansiauntukmenghilangkangejaladiaredan
spasmolitikyangmembantumenghilangkankejangperutyangtidakm
enyenangkan.
Sebaiknyajanganmengkonsumsigolongankemoterapeutikata
nparesepdokter.Dokterakanmenentukanobatyangdisesuaikandenga
npenyebabdiarenyamisalbakteri,parasit.Pemberiankemoterapeutik
amemilikiefeksampingdansebaiknyadiminumsesuaipetunjuk
dokter(Fahrial Syam,2006).
3. PencegahanTertier
Pencegahan
tingkatketigaadalahpenderitadiarejangansampaimengalami
kecatatandankematianakibatdehidrasi.Jadipadatahapinipenderitadi
arediusahakan
pengembalianfungsifisik,psikologissemaksimalmungkin.Padatingk
atinijugadilakukan
usaharehabilitasiuntukmencegahterjadinyaakibatsampingdaripeny
akitdiare.Usahayang
dapatdilakukanyaitudenganterusmengkonsumsimakananbergizida
nmenjaga
keseimbangancairan.Rehabilitasijugadilakukanterhadapmentalpen
deritadengantetap
memberikankesempatandanikutmemberikandukungansecaramenta
lkepadaanak.Anakyangmenderitadiareselaindiperhatikankebutuha
nfisikjugakebutuhanpsikologisharusdipenuhidankebutuhansosiald
alamberinteraksiataubermaindalampergaulandengan
temansepermainan.
11. Penatalaksanaan Diare
a) Anjurkan hidrasi oral. Gatorade atau Pedialyte dapat membantu anjurkan
diet karbohidrat lunak yang disebut diet BRAT : Banana (pisang), Rise
(nasi), Apple sauce (saus apel), dan Toast (roti panggang) tanpa lemak
dan/atau produk susu.
b) Intervensi medis: antiperistaltik meliputi imodium A-D (kategori resiko B
dalam kehamilan menurut FDA), opiot sintesis yang terkadang
memperlambat waktu transit di usus. Dosis awal 4mg, setelah itu diminum
2mg setiap selesai buang air besar. Mengantuk merupakan efek samping
yangjarang. Opiat dapat digunakan. (kaopektat merupakan suatu absorbent
yang belum terbukti bekerja secara klini. Feses dapat menjadi lebih
berbentuk, tetapi terjadi peningkatan kehilangan cairan, natrium, dan
kalium. Pepto Bismol berisi produk salisilat dan dikontraindikasikan
selama kehamilan.)
c) Diare persisten memerlukan hidrasi parenteral yang diberikan atas hasil
konsultas dengan dokter.
d) Penangan penyakit yang berkaitan dengan C. Difficile : terdiri atas isolasi,
hidrasi, koreksi elektrolit, dan penghentian antibiotik. Dari kasus sedang
hingga berat pilihan obatnya adalah metronidazol 250-500 mg 4x sehari
selama 10 hari.
e) Pengobatan alternatif untuk diare :
Beberapa ahli merekomendasikan homeopatik untuk diare.
Anjuran nutrisi : sup, khususnya sup barley dengan sedikit bubuk cabe,
dapat meredakan sistem. Tambahkan kayu manis, yang meredakn diare
kedalam saus apel. Bawang putih merupakan anti bakteri dan anti
fungi dan diperkirakan mengisi kembali usus dengan flora normal
sementara membunuh patogen. Satu kapsul atau cengkeh dapat
dikonsumsi 3x sehari. Suplemen yang kurang berbau juga tersedia.
12. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Penatalaksanaan medis menurut Biddulp and Stace (1999) adalah
pengobatan dengan cara pengeluaran diet dan pemberian cairan.
cairan
yang
terlalu
banyak
mengandung
gula
akan
memperburuk diare.
b. Diare dengan dehidrasi sedang memerlukan cairan khusus yang
mengandung campuran gula dan garam yang disebut larutan dehidrasi
oral ( LRO ). LRO ini dibuat dengan mencampurkan sebungkus garam
rehidrasi kedalam 1 liter air bersih.
c. Diare dengan dehidrasi berat memerlukan cairan intravena disamping
LRO.
2. Penatalaksanaan keperawatan menurut Nelson (1999) antara lain :
a. Penderita yang dirawat inap harus ditempatkan pada tindakan pencegahan
enterik termasuk cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
penderita.
b. Jas panjang bila ada kemungkinan pencernaan dan sarung tangan bila
menyentuh barang terinfeksi.
c. Penderita dan keluarganya dididik mengenal cara perolehan entero patogen
dan cara mengurangi penularan.
kali sehari pada neonatus dengan atau tanpa lender dan darah
(Hidayat, 2006).
Gastroentritis adalah defekasi encer lebih dari 4 kali sehari
dengan atau tanpa darah dan lender dalam tinja (Mansjoer, 2000).
Jadi gastroenteritis atau diare merupakan suatu keadaan yang
abnormal dengan defekasi encer lebih dari 4 kali dalam sehari baik
pada neonatus,anak-anak ataupun pada orang dewasadisertai dengan
atau tanpa adanya lendir darah.
2. Etiologi
1. Ibu hamil mengalami ngidam makanan pedas, asam, bahkan
beberapa jajanan yang tidak sehat.
2. Mual dan muntah yang dialami ibu hamil menyebabkan hilangnya
nafsu makan sehingga lambung sering kosong dan iritasi oleh
asam lambung.
3. Kekebalan tubuh berkurang sehingga bakteri, parasit, jamur yang
masuk ke dalam tubuh melalui makanan ataupun udara.
4. Mengalami alergi pada susu atau jenis makanan lainnya.
5. Mengonsumsi obat pencahar untuk mengatasi sembelit.
Sedangkan faktor yang menyebabkan diare pada wanita hamil
selain akibat pola makan yang tidak sehat juga dapat disebabkan oleh
beberapa hal, seperti berikut:
1. Minum Susu: Minum susu yang berlebihan dan tidak mengandung
laktosa atau sedikit mengandung laktosa, maka tubuh akan sulit
untuk mencernanya dan mengakibatkan usus tidak dapat
beradaptasi yang kemudian menyebabkan diare.
2. Infeksi Bakteri :Tubuh yang terinfeksi oleh bakteri parasit dan
virus seperti bakteri E. coli, salmonella, balantadium coli
nentamoeba ritavirus dan adenovirus yang terdapat dalam bahan
makanan yang dikonsumsi oleh manusia, menyebabkan tubuh
akan mengalami diare.
mengganggu
keseimbangan
usus
yang
akhirnya
Faktor infeksi
Asam lambung
rahim membesar
terganggu
gerakan usus tersumbat
Gangguan peristaltik
Endotoksin
Tekanan osmotik
Hiperperistaltik Hipoperistaltik
merusak mukosa
usus
Pergeseran cairan
danelektrolit ke
diserap.
pertumbuhan
bakteri
Endotoksin berlebih
Rangsangan pengeluaran
Hiperperistaltik
Diare
Mual,muntah,
dehidrasi,turgor kulit
Anoreksia,BB
oliguri,mulut kerning,
letih.
dan pecah-pecah.
Gangguan
keseimbangan
nutrisi
Gangguan
keseimbang
an cairan
dan
elektrolit.
Nyeri
akut.
Hipertermi
Intoleransi
aktivitas.
2. Penatalaksanaan
1. Memperbanyak waktu istirahat.
2. Meningkatkan asupan cairan elektrolit pada tubuh agar terhindar
dari dehidrasi.
3. Perbanyak minum air putih atau oralit.
4. Jika masih terjadi diare ringan, maka
usahakan
untuk
Obat
Keterangan
Faktor Risiko: BM
Loperamide
teratogenik,
atau
yang
membahayakan
janin.
spesifik
yang
tersedia.
Jumlah
cacat
kardiovaskular
terlibat.
Feeding
Summary
Faktor Risiko: C
Fetal Risk Summary
Kaolin merupakan hydrated aluminum silicate clayyang digunakan
untuk adsorben pada diare, dan pektin merupakan polisakarida yang
diperoleh dari jaringan tanaman yang digunakan sebagai agen untuk
memperkuat jaringan. Agen ini tidak diserap ke dalam sirkulasi
sistemik.
Tidak ada laporan terkait penggunaan campuran kaolin / pektin pada
kehamilan dengan hasil yang merugikan pada janin. Terdapat laporan
adanya anemia yang kekurangan zat besi dan hipokalemia setelah
menggunakan kaolin. Mekanisme ini dianggap baik untuk
mengurangi asupan makanan yang mengandung besi atau gangguan
pada penyerapan zat besi. Pada manusia, anemia dengan kekurangan
zat besi secara signifikan meningkatkan adanya beratbadan lahir bayi
yang rendah dan kelahiran prematur.
Tikus betina yang diberikan diet mengandung 20% kaolin menjadi
anemia dan pada anak anjing mengalami penurunan yang signifikan
dalam berat badan lahir. Ketika suplemen besi ditambahkan pada diet
yang diperkaya kaolin, tidak ada anemia atau pengurangan berat
badan lahir.
Breast Feeding Summary
Selain mengalami anemia pada ibu setelah penggunaan yang lama,
campuran kaolin / pektin seharusnya tidak berpengaruh pada laktasi.
Faktor Risiko: C
Bismut
subsalisilat
3. Pencegahan
Di bawah ini beberapa hal agar terhindar dari diare:
1. Hentikan konsumsi obat pencahar yangdigunakan untuk mengatasi
keluhan sembelit (konstipasi).
Beberapa ibu hamil akan minum obat pencahar untuk mengatasi
sembelit. Namun, cara ini tidaklah baik karena berisiko dapat
menyebabkan diare.
2. Berusahalah untuk berdamai dengan segala perubahan yang terjadi selama
masa kehamilan agar emosi anda relatif stabil.
3. Hindari mengonsumsi makanan yang belum
pernahdikonsumsi
c.
cairan empedu.
Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet karena sering
defekasi dan sifatnya makin lama makin asam.
d.
e.
f.
seperti
otitis
media
akut,
tonsillitis,
faringitis,
klien
dengan
diare
biasanya
akan
5) Pernafasan (Oksigenasi)
Kaji status pola peranafasan klien, biasanya pada
klien dengan diare tidak terjadi gangguan pernafasan.
6) Aktivitas dan Istirahat
fungsi
sensori
perceptual
Kepala
Mata :
Telinga
Abdomen
nampak kemerahan
Ekstremitas : Tidak ditemukan kelainan
2) Auskultasi
Auskultasi abdomen harus dilakukan sebelum
palpasi atau perkusi untuk menghindari perubahan bising
usus.
Auskultasi abdomen untuk mengkaji bising usus
(perhatikan ada tidaknya atau hiperaktifitas).
3) Palpasi
Auskultasi
palatum
lunak
dan
keras
untuk
gas
yang
berlebihan,
massa,
cairan
dan
pembesaran hepar.
11. Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan feces : periksalah adanya darah, mucus, bentuk
dan konsistensinya, pewarnaan metilen biru pada apusan
feces untuk melihat sel-sel poliomorfonuklear kultur bakteri
bila
dicurigai
adanya
infeksi
Salmonella
shigella,
12.
Pengelompokan data
D/S :
a. Klien mengatakan tidak ada nafsu makan
b. Klien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakitnya
D/O :
a. Turgor kulit jelek
b. Nadi meningkat
c. Suhu meningkat
d. Nafsu makan menurun
e. Sering haus
f. Berat badan menurun
g. Anus merah dan lecet
h. Tidak mengetahui tanda dan gejala
i. Tidak mengetahui komplikasi
13.
Analisa data
Analisa data adalah kemampuan mengaitkan data dan
menghubungkan data tersebut dengan konsep teori dan prinsip
yang relevan untuk membuat kesimpulan dan menentukan masalah
kesehatan dan perawatan klien.Berdasarkan data-data yang telah
terkumpul maka dapat dianalisa dan mencari kemungkinan
penyebab timbulnya masalah dan merumuskan diagnosa yang ada
pada pasien baik aktual maupun potensial (Nursalam, 2001).
2. Diagnosa Keperawatan
Suatu pernyataan dari masalah klien yang nyata/potensial
berdasarkan data yang telah dikumpulkan yang pemecahannya dapat
dilakukan dalam batas wewenang perawat untuk diagnosa keperawatan
sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
3. Perencanaan Keperawatan
Berdasarkan diagnosa yang diangkat, kita harus menyusun
rencana keperawatan, perencanaan ini meliputi tujuan yang ingin
dicapai dan criteria hasil intervensi harus jelas sehingga orang lain
mengerti dengan rasional dari tindakan yang diberikan. Dalam
perencanaan kita menentukan prioritas masalahnya, biasanya prioritas
adalah memenuhi persyaratan yang mengancam jiwa, mengatasi
masalah yang lain (Hidayat, 2006).
SMART : Specific, Measurable, Achievable, Reality and Time
(singkat, jelas, dapat dimengerti, spesifik, dapat diukur, dapat dinilai,
realistis, berdasarkan diagnosis keperawatan dan kriteria waktu
tertentu).
1.
Diagnosa I
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan di harapkan volume cairan
dapat teratasi dengan criteria :
Diagnosa II
Tujuan :
Setelah mendapatkan tindakan perawatan di harapkan kebutuhan
nutrisi teratasi dengan criteria :
a. Peningkatan berat badan status gizi membaik sesuai dengan
standar.
b. Bising usus normal (45-20 kali/menit).
c. Nafsu makan meningkat.
Intervensi
a. Berikan penjelasan tentang pentingnya nutrisi bagi proses
penyembuhan.
R/ : Klien dapat kooperatif
b. Berikan makanan sesuai dengan diit
R/ : Meningkatkan nafsu makan
3.
Diagnosa III
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan Rasa nyeri
berkurang atau hilang.
Intervensi
a. Kaji dan catat adanya distensi abdomen, karaktristik nyeri dan
lokasinya.
R/ : Mengetahui lebih spesifik tentang nyeri klien sehingga
mendapat penanganan yang tepat.
b. Anjurkan pada pasien untuk rileks serta ajarkan tehnik
relaksasi serta beberapa cara untuk mengurangi rasa nyeri.
R/ : Teknik relaksasi dapat mengurangi nyeri klien secara
nonfarmakologis.
c. Kolaborasi dalam pemberian analgesik dan anti kolinergik.
R/ : Mengurangi nyeri klien dengan bantuan obat.
d. Observasi keluhan serta TTV.
R/ : Mengetahui keadaan umum klien dan adanya perubahan
pada system persistem bagian tubuh.
4.
Diagnosa IV
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan suhu tubuh klien kembali
normal.
Intervensi
a.
dan
terdapat
pembuluh
darah
sehingga
proses
Diagnosa V
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien
tidak mengalami injury ketika melakukan kegiatan sehari-hari
Intervensi :
a. Kaji tingkat kemampuan klien dalam melakukan gerak
R/ : Sebagai dasar untuk memberikan alternative dan latihan
gerak yang sesuai dengan kemampuannya
b. Rencanakan tentang pemberian program latihan sesuai
kemampuan klien
R/ : Latihan pergerakan dapat meningkatkan otot dan stimulasi
sirkulasi darah
c. Ajarkan klien tentang cara melakukan aktivitas sehari-hari
R/ : Untuk meningkatkan pergerakan dan melakukan
pergerakan yang aman
d. Libatkan keluarga untuk melatih mobilitas klien
R/ : Untuk memberikan dukungan kepada klien
4. Tindakan Keperawatan
Keluhan-keluhan klien
O ( Obyektif )
A ( Analisa )
P ( Plan of Care ) :
2.
3.
4.
5.
6.
Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi keperawatan adalah pencatatan yang lengkap
dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan.
Dokumentasi dilakukan segera setelah setiap kegiatan atau tindakan
dalam setiap langkah proses keperawatan dari pengkajian sampai
dengan evaluasi.
Sebagai dokumentasi yang mencatat semua pelayanan
keperawatan klien, dokumentasi tersebutdapat diartikan sebagai
suatu catatan bisnis dan hokum yang mempunyai banyak manfaat
dan penggunaan. Tujuan utama dari pendokumentasian adalah untuk:
1.
klien,
merencanakan,
melaksanakan
tindakan
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Diare pada ibu hamil dapat bertahan 1-10 hari tergantung pada
penyebabnya. Hal ini dapat berkisar dari ringan sampai berat jenis diare.
Umumnya, wanita hamil lebih mungkin mengalami sembelit dari pada
diare karena vitamin prenatal, yang mengandung zat besi yang tinggi yang
sering mengikat. Diare selama kehamilan sebaiknya tidak berlangsung
lama. Jika itu berlangsung selama lebih dari 2 hari, hubungi dokter segera.
Kadang-kadang, diare bisa menjadi indikasi persalinan prematur.
DAFTAR PUSTAKA