Pola Jaringan Instalasi LANx
Pola Jaringan Instalasi LANx
I.
1.1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada abad sekarang ini kemajuan di
dunia informasi begitu pesat dan berdampak
pada perkembangan bidang telekomunikasi.
Kebutuhan masyarakat akan transfer maupun
komunikasi data semakin meningkat, sehingga
penerapan teknologi, pemilihan komponen dan
perancangan arsitektur jaringan yang tepat
perlu dilakukan.
PT. Dirgantara Indonesia sendiri
adalah sebuah industri pesawat terbang di
Indonesia yang juga memerlukan suatu
jaringan dengan kecepatan akses yang tinggi
demi memudahkan para pegawainya dalam
melakukan pekerjaan. Selain itu penyusunan
topologi jaringan, dan pemilihan komponen
yang sesuai dengan kebutuhan akan dapat
mengoptimalkan kinerja sistem. Hasil dari
optimalisasi tersebut adalah peningkatan
performa dan kualitas jaringan. Namun
terdapat kendala yang sedang dialami PT.
Dirgantara Indonesia pada tahun 2014 nanti,
penghubung
sehingga
memungkinkan
pengguna jaringan dapat bertukar data-data,
menggunakan perangkat keras atau lunak yang
terdapat dalam jaringan tersebut.
2.1.1
2.1.2
2.2
2.2.1
Komponen Jaringan
Kabel UTP
Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair)
adalah suatu kabel yang digunakan sebagai
media penghubung antar komputer dan
peralatan jaringan (hub atau switch).
2.2.1.1 Ketgori Kabel UTP
1. Kategori 1 merupakan kabel UTP dengan
kualitas transmisi terendah, yang didesain
untuk mendukung koneksi atau komunikasi
suara analog saja.
2. Kategori 2 adalah kabel UTP dengan
kualitas transmisi yang lebih baik
dibandingkan dengan kabel UTP Category
1 (Cat1).Kabel ini dapat mentransmisikan
data hingga 4 megabit per detik (4Mbps).
3.5
2. KELAS B
Format:
10nnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh
2 bit pertama : 10
Panjang Network ID : 16 bit
III. ANALISA
PERANCANGAN
TOPOLOGI DAN SUBNETTING
JARINGAN KOMPUTER INTERNAL
GEDUNG FIXED DAN ROTARY
WING
3.1
KET
Switch Access
1 (24 Port)
0
1 (24 Port)
4 (24 Port)
3 (24 Port)
1 (24 Port)
10 (24 Port)
Switch Distribusi
1 (24 Port)
1 (24 Port)
13m
17 m 19 m
44m
30m
50 m
16m
19m
52 m
35 m
39 m
16 m
8m
36 m
12 m
44 m
16 m
11
10
12
13
15
14
53 m
16
17
18
19
20
35 m
14 m
12 m
34 m
30 m
31 m
LIFT C
3m
26
27
LIFT D
24
25
23
32 m
2m
22
21
2m
33 m
WC
WC
WC
36 m
33
43
38 m
28
42
1m
1 m 49
1m
1m
8 PORT
29
32
30
25m
31
34
39m
33m
33m
32m
40
35
30 m
36
37
38
28 m
6m
12 m
14 m
16 m
16 m
45 m
48 m
15 m
17 m
50
44
10 m
12 m
41
39
16 m 17 m
13 m
6 PORT
45
46
13 m 14 m 15 m
8 PORT
47
11 m
6m
48
19 m
19 m 20 m 21 m
13 m 14 m
22 m
14 m 13 m
15 m
15 m
17 m
19 m
21 m
25 m
15 m
27 m
29 m
31 m
33 m
18 m
23 m
Rotary Wing
Fix Wing
WIDE
30 m
33 m
37 m
41 m
15 m
17 m
19 m
21 m
23 m
25 m
27 m
KET
Switch Access
1 (24 Port)
0
1 (24 Port)
3 (24 Port)
2 (24 Port)
0
1 (24 Port)
8 (24 Port)
Switch Distribusi
1 (24 Port)
1 (24 Port)
43 m
45 m
25 m
21 m
19 m
16 m
5m
14 m
20 m
10
19 m
11
20 m
26 m
12
13
12 m
40 m
2m
26 m
23 m
10 m
14
14 m
41 m
24 m
39 m
21 m
9m
5m
17
19
20
16
LIFT B
LIFT A
16
18
25 m
22 m
21 26 m
28 m
22
WC
28 m
8m
WC
7m
7m
33 m
16 m
23
16 m
6m
10 m
27
18 m
31
38
8m
27 m
35
4m
7m
24
26
25
8m
7m
26 m
41
9m
12 m
28
11 m
29
30
17 m
32
33
34
36
30 m
40 m
11 m
11 m
21 m
11 m
6m
37
8m
39
10 m
40
40
28 m
TOTAL
GEDUNG
AE EAST NC PROGRAM
MT
RW
FW
Host Pertama 10.1.24.0 10.1.28.0 10.1.32.0 10.1.36.0 10.1.40.0
Host Terakhir 10.1.27.25510.1.31.25510.1.35.255 10.1.39.255 10.1.43.255
GEDUNG
CBC
MPH
FTC
............
Host Pertama 10.1.44.0 10.1.48.0 10.1.52.0 .hingga.
Host Terakhir 10.1.47.25510.1.51.25510.1.55.255 ...........
subnet ke-64
10.1.252.0
10.1.255.255
Bisa
saja
network
utama
(10.1.40.hhhhhhhh) tidak perlu dibagi ke
dalam beberapa network kecil yang baru,
apabila dalam suatu lantai terdapat banyak
user. Bahkan tak menutup kemungkinan
apabila sebuah lantai memerlukan lebih dari 1
buah network utama. Sebut saja cara ini
sebagai Prinsip Pembagian Network. Berikut
gambaran jelasnya untuk pembagian network
utama menjadi network-network kecil yang
baru, demikian penjelasan lengkapnya:
1. 10.1.40.nhhhhhhh apabila ingin dipecah
menjadi 2 network atau (2^1) yang dapat
melayani 128-2(untuk network dan
broadcast)= 126 host untuk tiap
networknya.
2. 10.1.40.nnhhhhhh apabila ingin dipecah
menjadi 4 network atau (2^2) yang dapat
melayani 64-2(untuk network dan
broadcast)= 62 host untuk tiap
networknya.
3. 10.1.40.nnnhhhhh apabila ingin dipecah
menjadi 8 network atau (2^3) yang dapat
melayani 32-2(untuk network dan
broadcast)= 30 host untuk tiap
networknya.
4. 10.1.40.nnnnhhhh apabila ingin dipecah
menjadi 16 network atau (2^4) yang
dapat melayani 16-2(untuk network dan
broadcast)= 14 host untuk tiap
networknya.
5. Dan seterusnya hingga 10.1.40.nnnnnnnn
.
Network tersebutlah yang nantinya
digunakan untuk mengalokasikan IP Address
tiap lantainya. Sedangkan simbol n tersebut
nantinya diisikan dengan angka biner (0 dan 1)
untuk menentukan IP Address user.
Pada prinsip Pembagian Network juga
diperkenankan melakukan pembagian network
lagi dari network kecil baru yang terbentuk,
menjadi beberapa network lebih kecil yang
baru. Tentu perubahan tersebut memiliki
syarat, yaitu dari IP Address dengan network
sedikit (10.1.40.nhhhhhhh) menjadi IP
Address dengan network lebih banyak
(10.1.40.nnhhhhhh), (10.1.40.nnnhhhhh), dan
seterusnya.
Sedangkan
pada
Prinsip
Pembagian Network juga diperkenankan pula
melakukan pembagian network lagi dari
network lebih kecil baru yang terbentuk,
menjadi beberapa network lebih kecil lagi
yang baru dan seterusnya hingga efisiensi
pengalokasian
didapatkan.
Selain
itu,
penentuan pembagian network mengacu pada
FW
10.1.40.0
10.1.43.255
Alokasi lantai
Struktur IP Address
Network address
Host
Jumlah Host Broadcast Address Keterangan
10.1.40.00hhhhhh 10.1.40.0
10.1.40.1 - 10.1.40.62
62
10.1.40.63
untuk lantai 1
10.1.40.01hhhhhh 10.1.40.64 10.1.40.65 - 10.1.40.126 62
10.1.40.127
untuk lantai 1,5
10.1.40.x lantai 1 ; 1,5 ; dan 2 10.1.40.nnhhhhhh
10.1.40.10hhhhhh 10.1.40.128 10.1.40.129 - 10.1.40.190 62
10.1.40.191
untuk lantai 2
10.1.40.11hhhhhh 10.1.40.192 10.1.40.193 - 10.1.40.254 62
10.1.40.255
tidak terpakai
lantai 3 10.1.41.0hhhhhhh 10.1.41.0hhhhhhh 10.1.41.0 10.1.41.1 - 10.1.41.126 126
10.1.41.127
untuk lantai 3
10.1.41.x
10.1.41.10hhhhhh 10.1.41.128 10.1.41.129 - 10.1.41.190 62
10.1.41.191
untuk lantai 4
lantai 4 ; 5 10.1.41.1hhhhhhh
10.1.41.11hhhhhh 10.1.41.192 10.1.41.193 - 10.1.41.254 62
10.1.41.255
untuk lantai 5
lantai 2 bridge
10.1.42.000hhhhh 10.1.42.0
10.1.42.1 - 10.1.42.30
30
10.1.42.31 untuk lantai 2 bridge
lantai 3 bridge
10.1.42.001hhhhh 10.1.42.32 10.1.42.33 - 10.1.42.62
30
10.1.42.63 untuk lantai 3 bridge
lantai 4 bridge
10.1.42.010hhhhh 10.1.42.64 10.1.42.65 - 10.1.42.94
30
10.1.42.95 untuk lantai 4 bridge
lantai 5 bridge
10.1.42.011hhhhh 10.1.42.96 10.1.42.97 - 10.1.42.126 30
10.1.42.127 untuk lantai 5 bridge
10.1.42.x
10.1.42.nnnhhhhh
lantai 6 bridge
10.1.42.100hhhhh 10.1.42.128 10.1.42.129 - 10.1.42.158 30
10.1.42.159 untuk lantai 6 bridge
lantai 6 bridge
10.1.42.101hhhhh 10.1.42.160 10.1.42.161 - 10.1.42.190 30
10.1.42.191 untuk lantai 6 bridge
tidak terpakai
10.1.42.110hhhhh 10.1.42.192 10.1.42.193 - 10.1.42.222 30
10.1.42.223
tidak terpakai
tidak terpakai
10.1.42.111hhhhh 10.1.42.224 10.1.42.225 - 10.1.42.254 30
10.1.42.255
tidak terpakai
10.1.43.hhhhhhhh
10.1.43.x tidak terpakai
10.1.43.0 10.1.43.1 - 10.1.43.254 254
10.1.43.255
tidak terpakai
Tabel 9
Pola
Efisiensi alokasi IP
Gedung Rotary Wing
Address
Alokasi Lantai
Struktur IP Address
Network address
Host
Jumlah Host Broadcast address Keterangan
10.1.36.00hhhhhh 10.1.36.0 10.1.36.1 - 10.1.36.62
62
10.1.36.63
lantai2
10.1.36.01hhhhhh 10.1.36.64 10.1.36.65 - 10.1.36.126 62
10.1.36.127 lantai 2,5
10.1.36.x lantai 2 ; 2,5 ; 3 ; 4 10.1.36.nnhhhhhh
10.1.36.10hhhhhh 10.1.36.128 10.1.36.129 - 10.1.36.190 62
10.1.36.191
lantai 3
10.1.36.11hhhhhh 10.1.36.192 10.1.36.193 - 10.1.36.254 62
10.1.36.255
lantai 4
10.1.37.00hhhhhh 10.1.36.0 10.1.37.1 - 10.1.37.62
62
10.1.37.63
lantai 5
10.1.37.01hhhhhh 10.1.36.64 10.1.37.65 - 10.1.37.126 62
10.1.37.127
lantai 6
10.1.37.x lantai 5 ; 6 ; 7 10.1.37.nnhhhhhh
10.1.37.10hhhhhh 10.1.36.128 10.1.37.129 - 10.1.37.190 62
10.1.37.191
lantai 7
10.1.37.11hhhhhh 10.1.36.192 10.1.37.193 - 10.1.37.254 62
10.1.37.255 tidak terpakai
10.1.38.x tidak terpakai
10.1.38.hhhhhhhh
10.1.38.0 10.1.38.1 - 10.1.38.254 254
10.1.38.255 tidak terpakai
10.1.39.x tidak terpakai
10.1.39.hhhhhhhh
10.1.39.0 10.1.39.1 - 10.1.39.254 254
10.1.39.255 tidak terpakai
4.2 Saran
1. Untuk wilayah gudang dari gedung Fixed
dan
Rotary
Wing,
sebaiknya
menggunakan switch dengan 16 port saja,
karena mengingat jarak yang berjauhan
antar usernya dan jumlah user yang tidak
terlalu banyak (kecuali lantai 6 bridge).
2. Pemilihan switch sebaiknya yang
manageble, supaya lebih tahan lama (long
life duration ).
3. Pada ruang kabel pada tiap lantai gedung
Fixed dan Rotary Wing perlu diberi
penerangan, mengingat hanya berpijak
pada ram-ram besi saja.
DAFTAR PUSTAKA
[1] __________. 2013. How to Design Switch
Network or Designing LAN | CCDA.
http://www.w7cloud.com/how-to-designswitch-network-or-designing-lan-ccda/.
diakses pada 20 Agustus 2013
[2] Lesmana,
Ricky.
2009.
Jaringan
Komputer, IP Address & Subnetting.
Bandung : Unikom
[3] Lusi, Reskita. 2013. Merancang Jaringan
Antar
Gedung.
http://reskitalusi.blogspot.com/2013/04/me
rancang-jaringan-antar-gedung.html.
diakses pada 25 Agustus 2013.
[4] Fauzi, Nurman. 2008. Sistem Komunikasi
Serat/Fiber
Optik.
http://zethcorner.wordpress.com/2008/07/
22/sistem-komunikasi-serat-fiber-optik/.
diakses pada 25 Agustus 2013.
[5] ---, 2013. Jaringan Komputer dalam
id.wikipedia.org.
http://id.wikipedia.org/wiki/Jaringan_ko
mputer. Diakses : 26 Oktober, 2013.
BIODATA
Bondan Fiqi Riyalda,
lahir di Semarang, 2
Januari
1993.
Menempuh pendidikan
dasar di SD Sompok
Semarang. Melanjutkan
ke SMPN 5 Semarang
dan pendidikan tingkat
atas di SMAN 15
Semarang. Dari tahun
2010 sampai saat ini masih menempuh studi
Strata-1 di Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Teknik Universitas Diponegoro Semarang,
konsentrasi Teknologi Informasi.