Makalah 6
Makalah 6
BIMBINGAN KONSELING
Yony utami
14029039
Pendidikan Matematika
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah swt yang mana berkat rahmat dan
karunia Beliaulah penulis telah bisa menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
Mudah- mudahan dengan adanya penulisan makalah ini dapat membawa manfaat bagi
pembaca sekalian terutama untuk diri penulis sendiri.Penulis menyadari masih banyak
kekurangan yang masih harus di perbaiki dalam penulisan makalah ini, karna itu penulis
meminta bimbingan dan dukungan dari pembaca sekalian.
Selanjutnya penulis tidak pernah bosan-bosannya meminta sedikit kritik dan saran yang
membangun bagi penulis,agar penulisan makalah ini lebih baik di masa yang akan datang, akhir
kata penulis mengucapkan ribuan terimakasih kepada pembaca sekalian.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pelayanan Arah Peminatan Siswa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan
terintegrasi dalam program pelayanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan,
khususnya dalam jenjang pendidikan dasar dan menengah. Artinya, program pelayanan
bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan yang lengkap dan penuh harus memuat
kegiatan pelayanan arah peminatan siswa. Upaya ini mengacu kepada program pelaksanaan
Kurikulum Tahun 2013, khususnya terkait dengan peminatan akademik, peminatan kejuruan,
pilihan lintas minat dan pendalaman minat mata pelajaran, dan peminatan studi lanjutan.
Program bimbingan dan konseling dengan pelayanan arah peminatan siswa itu sepenuhnya
berada di bawah tanggung jawab Guru Bimbingan dan Konseling (Guru BK) atau Konselor
di setiap satuan pendidikan.
Pelayanan Arah Peminatan Siswa merupakan kegiatan bimbingan dan konseling yang
amat penting dan menentukan kesuksesan dalam belajar, perkembangan dan masa depan
masing-masing siswa. Untuk itu, pelaksanaannya memerlukan Panduan Pelayanan
Bimbingan dan Konseling Arah Peminatan Siswa demi kelancaran dan ketepatannya. Hal ini
terkait secara langsung dengan konstruk dan isi Kurikulum Tahun 2013 yang dapat
menghasilkan insan Indonesia yang cerdas, kompetitif, produktif, kreatif, inovatif, afektif
melalui penguatan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang terintegrasi.
Dalam konstruk dan isinya Kurikulum Tahun 2013 mementingkan terselenggaranya
proses pembelajaran secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
siswa untuk berpartisipasi aktif serta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan siswa. Proses belajar yang
dilakukan menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach) dengan penilaian hasil
belajar berbasis proses dan produk. Untuk ini, selain memuat isi kurikulum dalam bentuk
mata pelajaran dan kegiatan lainnya, Kurikulum Tahun 2013 menyajikan kelompok mata
pelajaran wajib, mata pelajaran peminatan, dan mata pelajaran pilihan untuk pendidikan
menengah yang diikuti peserta didik sepanjang masa studi mereka. kelompok mata pelajaran
peminatan meliputi peminatan akademik,peminatan vokasional, peminatan pendalaman dan
lintas mata pelajaran dan peminatan studi lanjutan. Untuk SMA/MA/SMALB peminatan
akademik meliputi peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, peminatan Ilmu
Pengetahuan Sosial dan peminatan Bahasa dan Budaya; sedangkan untuk SMK meliputi
peminatan Akademik dan Kejuruan. Guru BK atau Konselor melalui pelayanan Bimbingan
dan Konseling membantu siswa dalam memenuhi Arah Peminatan Siswa sesuai dengan
kemampuan dasar, bakat, minat dan kecenderungan umum pribadi masing-masing siswa.
Pelayanan bimbingan dan konseling untuk arah peminatan siswa memberikan
kesempatan yang cukup luas bagi siswa untuk menempatkan diri pada jalur yang lebih tepat
dalam rangka penyelesaian studi secara terarah, sukses, dan jelas dalam arah pendidikan
selanjutnya. Wilayah arah peminatan siswa ini, dalam keseluruhan program pendidikan
satuan pendidikan dasar dan menengah merupakan bidang pelayanan bimbingan dan
konseling yang menjadi wilayah tugas pokok Guru BK atau Konselor dalam kerangka
keseluruhan program pelayanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan. Dengan
demikian, Panduan Pelayanan Bimbingan dan Konseling Arah Peminatan Siswa merupakan
bagian dari Panduan Umum Pelayanan Bimbingan dan Konseling secara menyeluruh.
Penyelenggaraan Pelayanan Peminatan Siswa berada dalam wilayah manajemen bimbingan
dan konseling yang merupakan bagian integral dari manajemen pendidikan pada satuan
pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
konseling.
Memfasilitasi Advokasi dan Aksesibilitas
5
Kreditnya antara lain mengandung arahan dan ketentuan pelaksanaan pelayanan bimbingan
dan konseling di Sekolah/Madrasah oleh guru kelas di SD dan guru pembimbing di SLTP dan
SLTA. Walaupun kedua aturan tersebut mengandung hal-hal yang berkenaan dengan
pelayanan bimbingan dan konseling, tetapi tugas itu dinyatakan sebagai tugas guru (dengan
sebutan guru pembimbing) dan tidak secara eksplisit dinyatakan sebagai tugas konselor. Hal
ini dapat dipahami karena sebutan konselor belum ada dalam perundangan. Penggunaan
sebutan guru, sangat merancukan konteks tugas guru yang mengajar dan konteks tugas
konselor sebagai penyelenggara pelayanan ahli bimbingan dan konseling. Guru pembimbing
yang pada saat ini ada di lapangan pada hakikatnya melaksanakan tugas sebagai konselor,
tetapi sering diperlakukan dan diberi tugas layaknya guru mata pelajaran. Bimbingan dan
konseling bukanlah kegiatan pembelajaran dalam konteks adegan belajar mengajar di kelas
yang layaknya dilakukan guru sebagai pembelajaran bidang studi, melainkan pelayanan ahli
dalam konteks memandirikan peserta didik. (ABKIN: 2007).
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP 2006), seperti yang diamanatkan
dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, posisi dan arah layanan bimbingan dan
konseling di sekolah dimasukan dalam struktur kurikulum sebagai kegiatan pengembangan
diri. Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru.
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap
peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau
dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan oleh konselor atau guru
bimbingan dan konseling dalam bentuk kegiatan
dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta
didik.
Pelayanan
keseluruhan upaya pendidikan dalam jalur pendidikan formal dan layanan ini meskipun
dilakukan oleh pendidik yang disebut sebagai konselor, tetapi ekspektasi kinerja
profesionalnya berbeda dengan ekspektasi kinerja profesional yang dilakukan oleh guru. Jika
ekspektasi kinerja guru menggunakan materi pelajaran sebagai konteks layanan keahliannya,
maka ekspektasi kinerja konselor tidak demikian. Ekspektasi kinerja konselor tidak
meggunakan materi pelajaran dalam koteks layanan keahliannya (bimbingan dan konseling),
melainkan menggunakan proses pengenalan diri peserta didik (konseli) dengan memahami
7
kekuatan dan kelemahannya dengan peluang dan tantangan yang terdapat dalam
lingkungannya, untuk menumbuhkembangkan kemandirian dalam mengambil berbagai
keputusan penting dalam perjalanan hidupnya, sehingga mampu memilih, meraih serta
mempertahankan karir (kemajuan hidup) untuk mencapai hidup yang efektif, produktif, dan
sejahtera dalam konteks kemaslahatan umum.
Bimbingan dan konseling merupakan upaya proaktif dan sistematik dalam nemfasilitasi
peserta didik mencapai tingkat perkembangan yang optimal, pengembangan perilaku efektif,
pengembangan lingkungan perkembangan, dan meningkatan keberfungsian individu di dalam
lingkungannya. Semua perubahan perilaku tersebut merupakan proses perkembangan, yakni
proses interaksi antara individu dengan lingkungan perkembangan melalui interaksi yang
sehat dan produktif. Bimbingan dan konseling memegang tugas dan tanggung jawab
mengembangkan
individu
dengan
lingkungan
lingkungannya,
untuk
individu
untuk
mengembangkan,
fasilitator,
instruktur,fasilitator
dan
sebutan
lain
yang
sesuai
membantu siswa dalam memilih dan mendalami mata pelajaran yang diikuti pada satuan
pendidikan (SD/MI, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB danSMK), memahami dan
memilih arah pengembangan karir, dan menyiapkan diri serta memilih pendidikan lanjutan
sampai ke perguruan tinggi. Dalam pelayanan bimbingan dan konseling (BK) upaya
pelayanan arah peminatan ini merupakan salah satu bentuk layanan penempatan/penyaluran.
Kaidah dasar yang dinyatakan secara eksplisit dalam Kurikulum 2013 yang berkaitan
langsung dengan pelayanan bimbingan dan konseling adalah kaidah peminatan. Peminatan
dipahami sebagai upaya advokasi dan fasilitasi perkembangan peserta didik agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,akhlak mulia,serta keterampilan yang
diperlukan dirinya,masyarakat,bangsa,dan negara (arahan Pasal 1 angka 1 UU Nomor 20
Tahun 2003 Sisdiknas) sehinga mencapai perkembangan optimum. Perkembangan optimum
bukan sebatas tercapainya prestasi sesuai dengan kapasitas intelektual dan minat yang
dimilikinya, melainkan sebagai sebuah kondisi perkembangan yang memungkinkan peserta
didik mampu mengambil pilihan dan keputusan secara sehat dan bertanggung jawab serta
memiliki daya adaptasi tinggi terhadap dinamika kehidupan yang dihadapinya. Dengan
demikian, peminatan adalah sebuah proses yang akan melibatkan serangkaian pengambilan
pilihan dan keputusan oleh pserta didik yang didasarkan atas pemahaman potensi diri dan
peluang yang ada di lingkungannya. Ditinjau dari konteks ini maka pelayanan bimbingan dan
konseling adalah wilayah layanan yang bertujuan memandirikan individu yang normal dan
sehat dalam menavigasi perjalanan hidupnya melalui pengambilan keputusan termasuk yang
terkait dengan keperluan untuk memilih, meraih serta mempertahankan karier untuk
mewujudkan kehidupan yang produktif dan sejahtera,serta untuk menjadi warga masyarakat
yang peduli kemaslahatan umum (the Common Good) melalui (upaya ) pendidikan.
(ABKIN:2007).
Peminatan adalah proses yang berkesinambungan untuk menfasilitasi peserta didik
mencapai tujuan pendidikan nasional, dan oleh karena itu peminatan harus berpijak padad
10
kaidah-kaidah dasar yang secara eksplisit dan implisit,terkandung dalam kutikulum. Kaidahkaidah dimaksud ialah bahwa Kurikulum Tahun 2013:
a
memiliki spirit kuat untuk pemulihan fungsi dan arah pendidikan yang lebih konsisten
sesuai dengan Pasal 3 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, yang bermakna bahwa watak dan peradaban bangsa yang sesuai
dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dan UUD 1945 harus menjadi
tujuan eksistensial pedidikan, yang melandasi upaya mencerdaskan kehidupan bangsa
sebagai
tujuan
kolektif-kultural
pendidikan,
yang
diejawantahkan
melalui
peserta didik.
menekankan pada proses, mengandung implikasi peran pendidikan yang mengarah
kepada orientasi perkembangan dan pembudayaan peserta didik. Oleh karena itu,
proses pendidikan melibatkan manajemen, pembelajaran, dan bimbingan dan
konseling.
Pelayanan Arah Peminatan Siswa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan
terintegrasi dalam program pelayanan Bimbingan dan Konseling (BK) pada satuan
pendidikan, khususnya dalam jenjang pendidikan dasar dan menengah. Artinya, program
pelayanan BK pada satuan pendidikan yang lengkap dan penuh harus memuat kegiatan
pelayanan arah peminatan siswa. Upaya ini mengacu kepada program pelaksanaan
kurikulum, khususnya terkait dengan peminatan akademik, peminatan vokasional, peminatan
pendalaman dan lintas mata pelajaran, dan peminatan studi lanjutan. Program bimbingan dan
konseling dengan pelayanan arah peminatan siswa itu sepenuhnya berada di bawah tanggung
jawab Guru Bimbingan dan Konseling (Guru BK) atau Konselor di setiap satuan pendidikan.
Pelayanan Arah Peminatan Siswa merupakan kegiatan bimbingan dan konseling yang
amat penting dan menentukan kesuksesan dalam belajar, perkembangan dan masa depan
masing-masing siswa. Untuk itu, pelaksanaannya memerlukan Panduan Khusus tersendiri
demi kelancaran dan ketepatannya. Hal ini terkait secara langsung dengan konstruk dan isi
Kurikulum Tahun 2013 yang dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif,
inovatif, afektif melalui penguatan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang terintegrasi.
12
(b) peminatan kesehatan; (c) peminatan seni, kerajinan, dan pariwisata; (d)
peminatan teknologi informasi dan komunikasi; (e) peminatan agribisnis dan agroteknologi;
(f) peminatan bisnis dan manajemen; atau (g) peminatan lain yang diperlukan masyarakat.
Secara rinci bidang peminatan kejuruan untuk SMK ada pada tabel lampiran 3.
Guru BK atau Konselor melalui pelayanan Bimbingan dan Konseling membantu siswa
dalam memenuhi Arah Peminatan Siswa sesuai dengan kemampuan dasar, bakat, minat dan
kecenderungan umum pribadi masing-masing siswa. Pelayanan BK untuk arah peminatan
siswa memberikan kesempatan yang cukup luas bagi siswa untuk menempatkan diri pada
jalur yang lebih tepat dalam rangka penyelesaian studi secara terarah, sukses, dan jelas dalam
arah pendidikan selanjutnya. Wilayah arah peminatan siswa ini, dalam keseluruhan program
pendidikan satuan pendidikan dasar dan menengah merupakan bidang pelayanan BK yang
menjadi wilayah tugas pokok Guru BK atau Konselor dalam kerangka keseluruhan program
pelayanan BK pada satuan pendidikan. Dengan demikian, Panduan Khusus Pelayanan BK
dalam bentuk Panduan Pelayanan Arah Peminatan Siswa merupakan bagian dari Panduan
Umum Pelayanan BK secara menyeluruh. Penyelenggaraan Pelayanan Peminatan Siswa
berada dalam wilayah manajemen Bimbingan dan Konseling yang merupakan bagian integral
dari manajemen pendidikan pada satuan pendidikan.
1. TINGKAT ARAH PEMINATAN
13
Memperhatikan pengertian, fungsi, dan tujuan di atas, tingkat arah peminatan yang
perlu dikembangkan dapat digambarkan sebagai berikut :
Perguruan
Tinggi
4
SLTAS
3aSMA
SMALB3b
MA
2
SD/MI/SDL
B
Keterangan
1
Arah peminatan pertama perlu dikembangkan pada siswa SD/MI/SDLB yang akan
melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs/SMPLB. Mereka dibantu untuk memperoleh
informasi untuk memilih SMP/MTs/SMPLB (lihat no.1 pada gambar )
yang akan
SMA/MA/SMALB dan SMK, pilihan mata pelajaran dan arah karir yang ada, dan
kemungkinan studi lanjutannya.
3
Arah peminatan ketiga umum perlu dikembangkan pada siswa SMA/MA/SMALB dan
SMK untuk mengambil pilihan dan pendalaman, serta keterkaitan lintas mata pelajaran
tertentu, pilihan arah pengembangan karir (lihat no. 3b pada gambar).
Arah peminatan ketiga kejuruan perlu dikembangkan pada siswa SMK untuk memilih
dan mendalami dan mengakses keterkaitan lintas mata pelajaran praktik/kejuruan yag
ada di SMK (lihat no. 3b pada gambar).
Masing-masing tingkat arah peminatan itu memerlukan penanganan yang akurat sesuai
dengan tingkat perkembangan dan karakteristik siswa yang bersangkutan, serta karaketristik
satuan pendidikan di mana siswa belajar.
Untuk setiap tingkat arah peminatan digunakan lima aspek pokok sebagai dasar
pertimbangan bagi arah peminatan yang akan ditempuh. Kelima aspek tersebut secara
langsung mengacu kepada beberapa karakteristik pribadi siswa dan lingkungannya, kondisi
sekolah dan kondisi pihak-pihak yang bertanggung jawab atas pendidikan siswa yang
bersangkutan, yaitu :
1
Bakat, minat, yang dan kecenderungan pribadi yang dapat diukur dengan tes bakat
dan/atau inventori tentang bakat/ minat.
Kemampuan dasar umum (kecerdasan), yaitu kemampuan dasar yang biasanya diukur
dengan tes intelegensi.
Kondisi dan kurikulum yang memuat mata pelajaran dan/atau praktik/latihan yang
dapat diambil/didalami siswa atas dasar pilihan, serta sistem Satuan Kredit Semester
(SKS) yang dilaksanakan.
15
Prestasi hasil belajar, yaitu nilai hasil belajar yang diperoleh siswa di
sekolah/madrasah, baik (a) rata-rata pada umumnya, maupun (b) per mata pelajaran,
baik yang bersifat wajib maupun pilihan, dalam rangka peminatan akademik,
vokasional dan studi lanjutan.
Ketersediaan fasilitas sekolah/madrasah, yaitu apa yang ada di tempat siswa belajar
yang dapat menunjang pilihan atau arah peminatan siswa.
Dorongan moral dan finansial, yaitu kemungkinan penguatan dan berbagai sumber
yang dapat membantu siswa , seperti orang tua dan kemungkinan bantuan dari pihak
lain, dan beasiswa.
Dalam penerapannya arah peminatan siswa merupakan gabungan dan kemungkinan yang
paling mengutungkan dari kombinasi semua yang ada itu pada setiap jenis dan jenjang satuan
pendidikan. Keterkaitan antara tingkat dan aspek arah peminatan siswa tergambar dalam tabel
berikut.
Tabel 1
Tingkatan dan Aspek-aspek Arah Peminatan
Tingkat Arah
Peminatan
Posisi Siswa
di
Arah
Peminatan
Akademik
Arah Peminatan
Kejuruan
Arah Peminatan
Studi Lanjutan
Arah
peminatan
pertama
SD/MI/
SDPLB
Meminati semua
mata pelajaran
Pemahaman awal
tentang
pekerjaan/karir
SLTP :
SMP/MTs/SMPL
B/ SMPLB
Arah
peminatan
kedua
SMP/MTs/S
MPLB/SMP
LB
Meminati semua
mata pelajaran
Pemahaman
tentang
pekerjaan/karir dan
kemungkinan
bekerja
SLTA :
SMA/MA/
SMALB/SMK
Arah
peminatan
ketiga umum
SMA/MA/S
MALB
Meminati semua
mapel pilihan
dan lintas mapel
Pemahaman
definitif tentang
pekerjaan/karir dan
arah pelaksanaan
pekerjaan/karir
Prog. Khusus
bidang studi
IPA/IPS/BHS
Arah
peminatan
ketiga
SMK
Meminati
mapel pilihan
dan lintas
mapel/ kejuruan
Arah definitif
tentang
pelaksanaan
pekerjaan/karir
(jenjang operator)
Prodi Khusus
Bidang Kejuruan
Arah
Tamat
Bekerja atau
Arah
16
peminatan
keempat
SMA/MA/S
MALB/SMK
kuliah sesuai
dengan pilihan
mapel dan lintas
mapel/ kejuruan
di SLTA
pekerjaan/karir
(jenjang
teknisi/analis,
profesi, atau ahli)
PT
Pelayanan arah peminatan dimulai sejak sedini mungkin, yaitu sejak siswa menyadari
bahwa ia berkesempatan memilih jenis sekolah dan/atau mata pelajaran dan/atau arah karir
dan/atau studi lanjutan. Ketika itulah langkah-langkah pelayanan arah peminatan secara
sistematik dimulai, mengikuti sejumlah langkah yang disesuaikan dengan tingkat arah
peminatan tertentu.
1
Data pribadi siswa : kemampuan dasar (intelegensi), bakat dan minat serta
kecenderungan potensi.
Keluarga
Kondisi lingkungan
Informasi pekerjaan/karir
17
Sekolah ataupun program yang sedang mereka ikuti dan setamat dari sekolah atau
selepas dari kelas yang mereka duduki sekarang.
Kurikulum dan berbagai mata pelajaran baik yang wajib maupun pilihan yang diikuti
siswa, terutama berkenaan dengan arah dan pendalaman mata pelajaran, serta lintas
mata pelajaran.
Informasi tentang karir atau jenis pekerjaan yang perlu dipahami dan/atau yang dapat
dijangkau oleh tamatan pendidikan yang sedang ditempuh sekarang, terutam
berkenaan dengan peminatan vokasional.
Informasi tentang studi lanjutan setamat pendidikan yang sedang ditempuh sekarang.
Layanan informasi tentang berbagai hal di atas dapat dilakukan melalui layanan
informasi klasikal. Layanan informasi ini dapat dilengkapi dengan layanan orientasi melalui
kunjungan ke sekolah/ madrasah dan/atau lembaga kerja yang dapat menjadi arah peminatan/ pilihan siswa.
3
atau tuntutan mata pelajaran pilihan dan/atau sekolah/madrasah, arah pengembangan karir,
kondisi orang tua dan lingkungan pada umumnya, terutama dalam rangka peminatan
akademik, vokasional, dan studi lanjutan. Keadaan yang diinginkan ialah kondisi pribadi
siswa benar-benar cocok atau sejajar, atau setidak-tidaknya mendekati, dengan persyaratan
dan kesem-patan yang ada itu. Kecocokan itu disertai dengan tersedianya fasilitas yang ada
di sekolah yang cukup memadai, serta dukungan moral dan finansial yang memadai pula
(terutama dari orang tuanya).
Langkah ketiga itu dilaksanakan melalui kontak langsung Guru BK atau Konselor
dengan siswa melalui penyajian angket ataupun modul. Kontak langsung ini disertai
pembahasan
individual,
diskusi
kelompok
dan
kegiatan
lain
melalui
strategi
yang berkepentingan (terutama orang tua), atau pilihan yang tepat bagi siswa tetapi tidak
1
18
disetujui oleh orang tuanya. Apabila ketidakcocokan itu terjadi maka perlu dilakukan
peninjauan kembali melalui layanan konseling perorangan baik terhadap siswa dan/ataupun
orang tuanya.
Apabila pilihan tepat tetapi sekolah/madrasah yang sedang atau akan diikuti tidak
tersedia pilihan yang diinginkan, maka siswa yang bersangkutan dapat dianjurkan untuk
mengambil pilihan itu di sekolah lain. Lebih jauh, apabila pilihan tepat dan fasilitas di
sekolah/madrasah tersedia, tetapi dukungan finansial tidak ada, maka perlu dilakukan
konseling perorangan (dengan siswa dan orang tuanya untuk membahas kemungkinan
mencari bantuan atau beasiswa). Apabila pilihan tidak tepat, maka siswa yang bersangkutan
perlu mengganti pilihan lain dan perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian pada diri siswa
dan pihak-pihak yang berkepntingan. Untuk ini diperlukan layananan konseling perorangan
bagi siswa yang bersangkutan. Demikian, langkah keempat dilaksanakan seoptimal mungkin
demi kesuksesan studi siswa.
5
B PELAKSANAN
DAN
MEKANISME
PELAYANAN
ARAH
PEMINATAN
Pelaksanan
19
Guru Kelas, karena di SD/MI/SDLB pada umumnya belum ditugaskan Guru BK atau
Konselor secara khusus, maka pelayanan BK di SD/MI/SDLB pada umumnya
dilaksanakan oleh Guru Kelas2). Dalam hal ini guru kelas SD/MI/SDLB dan
khususnya Guru Kelas VI SD/MI/SDLB adalah pelaksana pelayanan arah peminatan
tingkat pertama bagi siswa-siswa SD/MI/SDLB, yang akan tamat SD/MI/SDLB
(terutama kelas VI) dan melanjutkan pelajarannya ke SMP/MTs/SMPLB. Guru kelas
VI
SD/MI/SDLB
dapat
bekerja
sama
dengan
Guru
BK
atau
Konselor
Guru Mata Pelajaran, baik untuk mata pelajaran umum maupun mata pelajaran
praktik/kejuruan yang bersifat wajib ataupun pilihan. Guru Mata Pelajaran secara
khusus
menyediakan
nilai-nilai
prestasi
belajar
sisw
dan
informasi
Orang Tua siswa yang bersangkutan, mendorong anaknya untuk memilih mata
pelajaran atau studi lanjutan yang sesuai dengan bakat, minat, dan kecenderungan
siswa, dan menyediakan fasilitas bagi kelanjutan pendidikan anaknya.
2.
20
Guru Kelas, Guru BK atau Konselor, Guru Mata Pelajaran dan Wali Kelas untuk
menjalankan peranannya secara tepat dalam rangka pelayanan arah peminatan siswa.
Di samping itu, Kepala Sekolah menyediakan waktu, format-format, dan dana serta
fasilitas lain bagi keberhasilan upaya arah peminatan siswa. Lebih jauh, Kepala
Sekolah juga memberikan kesempatan dan mendorong orang tua untuk berkonsultasi
da memperoleh informasi tentang pilihan yang ada serta bakat/minat/ kecenderungan
siswa. Dengan demikian orang tua diharapkan memberikan dorongan dan fasilitas
untuk pengembangan bakat/minat/kecenderungan siswa secara tepat dan optimal.
Mekanisme
Pihak-pihak yang terlibat dalam mekanisme pelayanan arah peminatan siswa adalah
sebagaimana terlihat pada bagan berikut, yaitu Kepala Sekolah (A), Guru BK atau Konselor
(B), Guru Mata Pelajaran (B), Wali Kelas (B2), Orang Tua (D), dan siswa yang bersangkutan
(E). Peranan masing-masing adalah :
21
A
Kepala
Sekolah
(Satuan
Pendidikan)
4
13
D
Orang Tua
12
3
B.1
5
7
B
Guru Mata pelajaran
Guru BK atau Konselor
B.2
Wali Kelas
15
14
10
11
E
Siswa
Keterangan
1 Kepala Sekolah (Satuan Pendidikan) :
a
Mendorong dan memfasilitasi kepada Guru BK atau Konselor (1), Guru Mata
Pelajaran (2), dan Wali Kelas (3) untuk berpartisipasi/berperan dalam upaya
pelayanan arah peminatan siswa.
informasi
tentang
22
program
pendidikan
yang
ada
di
Bekerjasama dengan guru Mata Pelajaran (5) dan/atau Wali Kelas (7) untuk
tersedianya secara lengkap nilai-nilai hasil belajar siswa yang akan diperhitungkan
sebagai salah satu aspek arah peminatan siswa.
Informasi mata pelajaran wajib dan pilihan yag dapat dipilih oleh siswa dalam
rangka penyelesaian studi pada satuan pendidikan yang sedang ditempuh, dan
pendidikan lanjutannya, terutama berkenaan dengan peminatan akademik dan
sistem SKS.
Materi,
prosedur, dan
mekanisme
pelayanan
arah
peminatan
yang
23
3 Orang Tua :
a
Berusaha
memperoleh
informasi
dan
berkonsultasi
tentang
bakat/minat/kecenderungan siswa serta kemungkinan kecocokan dengan aspekaspek pilihan yang ada pada program pendidikan yang dijalani siswa, baik dari
Kepala Sekolah (4) maupun dari Guru BK atau Konselor (12).
b
Memberikan dorongan dan fasilitas yang memadai searah dengan pilihan siswa
dalam menjalani pendidikannya (14)
4 Siswa
a
Berkonsultasi dengan orang tua tentang berbagai aspek pilihan yang perlu
dilakukan di sekolah/madrasah tempat belajar (15).
Menjalani hasil pelayanan arah peminatan dengan sebaik-baiknya dan setiap kali
berkonsultasi dengan Guru BK atau Konselor (9).
24
BAB III
PENUTUP
3.2 Kesimpulan
Upaya pelayanan Bimbingan dan Konseling berkaitan dengan pelayanan arah peminatan
pertama-tama dimaksudkan untuk memenuhi kepentingan siswa dalam rangka perkembangan
dan kesuksesan mereka secara optimal, sesuai dengan kemampuan dasar, bakat, minat, dan
kecenderungan pilihan masing-masing siswa, khususnya berkenaan dengan peminatan
akademik, vokasional, dan studi lanjutan. Untuk itu, semua pihak perlu mencari jalan terbaik
bagi terwujudnya tujuan pendidikan dengan meletakkan kepentingan peserta didik sebagai
hal yang paling dominan. Dalam hal ini, peran guru BK atau Konselor sebagai semacam
penasihat akademik siswa merupakan posisi sentral dalam kerjasama dengan pimpinan
satuan pendidikan, para Guru Mata Pelajaran, Wali Kelas, beserta orang tua siswa.
Upaya pelayanan Bimbingan dan Konseling berkaitan dengan pelayanan arah peminatan
merupakan bagian pelayanan unggul yang menjadi kewajiban satuan pendidikan
melaksanakannya untuk memfaslitasi pengembangan potensi semua siswa secara optimal.
Pelayanan unggul yang dimaksudkan itu merupakan jaminan bagi diraihnya mutu yang tinggi
bagi upaya pendidikan yang dilaksanakan semua pihak. Secara khusus, pelayanan arah
peminatan siswa merupakan bagian dari pelayanan Bimbingan dan Konseling
secara
menyeluruh, yang mana pelayanan Bimbingan dan Konseling itu merupakan bagian dari
pelayanan unggul yang dimaksudkan itu.
25
DAFTAR PUSTAKA
Dedi, Supriyadi. Bimbingan Dan Konseling, Fak Psikologi UM Surakarta, 2004.
Prayitno, dkk. 2004. Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling, Jakarta : Depdiknas.
Ridwan, M.Pd. Penanganan Efektif Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Penerbit: Pustaka
Pelajar.
Tohirin. 2008. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi).
Jakarta: Raja Grapindo Persada.
WS.Winkell. Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta: Grasindo. 1993.
26
27