PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2
Tujuan Praktikum
1
a.
b.
c.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Alat-alat Dalam Sterilisasi
Nama pada setiap alat menggambarkan mengenai kegunaan alat dan atau
menggambarkan prinsip kerja pada alat yang bersangkutan. Dalam penggunaannya ada
alat-alat yang bersifat umum dan ada pula yang khusus. Peralatan umum biasanya
digunakan untuk suatu kegiatan reparasi, sedangkan peralatan khusus lebih banyak
digunakan untuk suatu pengukuran atau penentuan termasuk dalam praktikum
mikrobiologi (Waluyo, 2007).
Adapun alat-alat yang biasa dipergunakan pada laboratorium mikrobiologi antara lain:
1. Mikroskop Cahaya (Brightfield Mikroscope)
Salah satu alat untuk melihat sel mikroorganisme adalah mikroskop cahaya. Dengan
mikroskop kita dapat mengamati sel bakteri yang tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang. Pada umumnya mata tidak mampu membedakan benda dengan diameter
lebih kecil dari 0,1 mm.
2. Autoclave
Autoclave adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang
digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan
yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121 oC
(250oF). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon tiap
inchi2 (15 Psi = 15 pounds per square inch). Lama sterilisasi yang dilakukan
biasanya 15 menit untuk 121oC.
3. Inkubator (Incubator)
Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang
terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Kisaran
suhu untuk inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10 70oC.
Hot
plate
stirrer
dan
Stirrer
bar
(magnetic
stirrer)
berfungsi
untuk
15-20 menit, clave pembuka dibuka pelan-pelan tekanan uap di dalam Autoclave
lama-lama akan sama dengan tekanan atmosfer. Pembukaan clave pembuang
yang tergesa-gesa dapat menyebabkan cairan atau media yang ada didalam botol
atau Erlenmeyer tumpah keluar. Penggunaan Autoclave lebih dari 20 menit dapat
3.
4.
5.
(Ar), Nitrogen (N2), dan Oksigen (O2) yang menunjukkan aktivitas sporisidal.
(Lukas, 2006)
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Laboraturium
Rekayasa
Teknik
Lingkungan
Fakultas
Teknik
Universitas
Mulawarman Samarinda.
3.2.1 Alat
1.
2.
3.
4.
5.
Cawan Petri
Tabung Reaksi
Oven
Rak tabung reaksi
Sterilizer
3.2.2 Bahan
1.
2.
3.
4.
5.
Tisu
Sabun cair
Alkohol
Air
Alumunium Foil
Dicuci tangan dengan menggunakan sabun cair dan air yang mengalir.
Dikeringkan tangan dengan menggunakan tisu.
Disemprotkan alkohol ke tangan.
Disiapkan cawan petri dan tabung reaksi.
Dicuci kedua alat tersebut dengan menggunakan sabun cair dan air yang mengalir.
Dikeringkan kedua alat tersebut dengan menggunakan tisu.
Ditutup cawan petri dan tabung reaksi dengan menggunakan alumunium foil.
Dimasukan cawan petri dan tabung reaksi ke oven.
Dipanaskan kedua alat tersebut ke dalam autoclave selama 3 jam dengan suhu 105C
lalu ditaruh di sterilizer.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Pengamatan
4.1 Fungsi Alat
No
1
2
3
4
5
Nama Alat
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Sterilizer
Oven
Cawan petri
Fungsi
Alat untuk mereaksikan sampel larutan
Tempat meletakkan tabung reaksi
Untuk menginkubasi media dengan suhu ruang
Sebagai alat sterilisasi
Sebagai tempat untuk media atau tempat pertumbuhan
mikroba
4.2
Pembahasan
Pertama- tama yang kita lakukan dalam percobaan sterilisasi adalah mencuci tangan
menggunakan sabun dan air. Setelah mencuci tangan, lalu tangan kita dikeringkan
menggunakan tisu. Lalu tangan kita bersihkan dengan alkohol. Setelah itu, kita
bersihkan tabung reaksi dan cawan petri dan keringkan. Terus bungkus cawan petri dan
tabung reaksi menggunakan alumunium foil dan masukan ke dalam oven hingga suhu
mencapai 105oC.
10
Metode yang digunakan dalam praktikum sterilisasi adalah menggunakan metode panas
kering. Sterilisasi panas kering, umumnya digunakan untuk peralatan gelas atau
keramik yang tahan panas, dan dilakukan dalam oven. Pada kondisi panas kering,
protein akan terdenaturasi, sitoplasma akan kering, dan berbagai komponen sel dan
virus teroksidasi. Sedangkan untuk metode panas basah (menggunakan uap air), lebih
dibandingkan panas kering pada suhu yang sama. Hal ini disebabkan kehadiran molekul
air membantu memecahkan ikatan hidrogen pada membran. Sterilisasi panas basah ini
dilakukan dengan alat.
Sterilisasi adalah suatu proses baik mekanik, kimia maupun fisika yang dapat
membunuh semua bentuk kehidupan terutama mikroorganisme. Sterilisasi dapat juga
diartikan sebagai suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada
atau dalam suatu benda. Prinsip sterilisasi adalah setiap alat yang digunakan dalam
praktikum dan penelitian mikrobiologi memerlukan proses sterilisasi sebelum dapat
digunakan dan prosesnya dapat dilakukan secara pemanasan dan uap air bertekanan.
Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas,
penggunaan bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi). Bila panas digunakan bersamasama dengan uap air maka disebut sterilisasi panas lembab atau sterilisasi basah, bila
tanpa kelembapan maka disebut sterilisasi panas kering atau sterilisasi kering. Dipihak
lain, sterilisasi kimia dapat dilakukan dengan menggunakan gas atau radiasi. Pemilihan
metode didasarkan pada bahan yang akan distrilkan (Hadioetomo, 1983).
Ada juga sterilisasi mekanik, sterilisasi mekanik terbagi menjadi 3 macam, yaitu:
sterilisasi dengan pemanasan, sterilisasi dengan penyinaran dan sterilisasi dengan
penyaringan.
a. Sterilisasi dengan pemanasan.
1. Sterilisasi dengan pemijaran
Sterilisasi ini digunakan untuk sterilisasi jarum ose dan lain-lain yang terbentuk
dari platina dan khrom. Caranya dengan membakar alat-alat tersebut diatas lampu
spirtus sampai pijar.
2. Sterlisasi dengan udara panas
Sterilisasi ini digunakan untuk mensterilkan alat gelas, seperti Erlenmeyer,
petridish, tabung reaksi, selain itu dapat juga untuk mensterilkan kapas, kain, dan
11
kertas. Sterilisasi ini menggunakan alat yang memiliki Thermostat yang di sebut
hot air stelizer (oven). Temperatur yang digunakan kira-kira 170 oC 180oC dan
paling sedikit selama 2 jam.
3. Sterilisasi dengan uap air panas
Digunakan untuk mensterilkan cairan dan media kultur yang yang tidak tahan panas
tinggi. Alat yang digunakan adalah Arnold Stem Stelizer. Umumnya suhu 100oC.
4. Sterilisasi uap panas bertekanan
Merupakan cara sterlisasi paling baik jika dibandingkan dengan sterilisasi lainnya.
Menggunakan autoclave, pada suhu 121oC dan tekanan 2 atm.
a. Sterilisasi dengan penyinaran.
Dimaksudkan untuk merusak kemampuan sel mikroba pengkontaminan secara
seluler dan genetik yang mengakibatkan mikroba tersebut tidak mampu untuk
melakukan reproduksi dan pertumbuhan. Menggunakan radiasi ion dengan dosis
tinggi.
b. Sterilisasi dengan penyaringan.
Untuk mensterilkan serum darah, ataupun yang relatif tidak tahan panas yang
tinggi. Maka dipakailah alat-alat filter bakteri. Selain itu bahan seperti larutan
fisiologis, dan mengandung Natrium Bikarbonat yang tidak stabil.
Lama pensterilisasi alat dan bahan berbeda-beda, perbedaan ini disebabkan, karena
ketahanan alat dan bahan bebeda. Bila alat terlalu lama dipanaskan dapat terjadi
perubahan bentuk, bila pada bahan dipanaskan terlalu lama maka bahan atau media
dapat rusak seperti penguraian gula, pH dan lain-lain.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam sterilisasi antara lain kepadatan muatan,
volume cairan, dan ukuran wadah yang dipakai. Umumnya bahan yang memakan
tempat dan mendekati kedap air memerlukan pemanasan lebih lama. Volume media di
dalam botol atau labu jangan sampai melebihi dua pertiga tinggi wadah. Wadah
sterilisasi yang berukuran kecil semakin baik digunakan. Sebagai contoh jika ingin
mensterilkan lima liter media lebih baik menggunakan lima labu yang masing-masing
berisi satu liter media daripada menggunakan satu labu yang berisi lima liter media.
Volume yang lebih kecil memerlukan waktu sterilisasi yang lebih pendek. Jadi, lamanya
siklus sterilisasi harus disesuaikan dengan ukuran dan jumlah wadah.
12
Hal yang harus diperhatikan pula yaitu botol atau tabung reaksi tidak boleh disumbat
terlalu ketat sehingga kedap udara. Untuk menyumbat dapat digunakan kapas yang
kemudian dilindungi dengan kertas atau aluminium foil supaya kapas tidak terkena
tetesan air sewaktu sterilisasi. Apabila perlu, dapat juga digunakan sumbat karet, tutup
sekrup, atau tutup plastik. Laju pendinginan dan pembebasan rekanan harus dilakukan
dengan perlahan-lahan untuk mencegah pecahnya perangkat kaca pada waktu siklus
sterilisasi telah selesai. Untuk itu, suhu di dalam autoclave harus dibiarkan turun
kembali seperti suhu kamar sebelum tutup autoclave dibuka.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi ini termasuk kelembapan, konsentrasi gas,
suhu dan distribusi gas dalam chamber pensterilan. Penghancuran bakteri tergantung
pada adanya kelembapan, gas dan suhu dalam pengemasan, penetrasi melalui bahan
pengemas, pada pengemas pertama atau kedua harus dilakukan, dan persyaratan desain
khusus pada bahan pengemas.
Dalam praktikum mikrobiologi tentunya banyak alat-alat yang digunakan, dan tentunya
masing-masing alat memiliki fungsi masing-masing, contohnya: Sterilizer, berfungsi
sebagai alat sterilisasi, Tabung reaksi berfungsi untuk mereaksikan sampel larutan, rak
tabung reaksi untuk tempat penyimpanan tabung reaksi, Aluminium foil untuk menutup
mulut dari tabung reaksi, cawan perti sebagai tempat untuk media atau tempat
pertumbuhan mikroba.
Faktor kesalahan pada percobaan yaitu pada pembungkusan cawan petri dengan
menggunakan aluminium foil yang terlalu kuat dan rapat sehingga mengakibatkan
aluminium foil sobek yang dapat mengakibatkan pensterilan kurang sempurna, dan juga
posisi labu Erlenmeyer (tertidur) yang salah ketika disterilkan menggunakan oven yang
membuat uap air dari dalam labu Erlenmeyer terperangkap didalam labu Erlenmeyer
sehingga alat tidak steril dan basah.
Pada bagian atas (mengkilap) aluminium foil berfungsi menolak radiasi dari matahari
hingga 97 %. Di siang hari biasanya suhu di dalam ruangan atau rumah biasanya lebih
panas, itu disebabkan perpindahan radiasi panas di bagian atas atap, pindah ke bagian
13
14
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi sterelisasi yaitu kelembapan, konsentrasi gas,
5.2 Saran
Sebaiknya dalam praktikum sterilisasi ini digunakan teknik-teknik sterilisasi yang
bermacam-macam agar praktikan mampu membandingkan dan mengetahui kelebihan
atau kekurangan dari teknik-teknik tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
1. Dwidjoseputro, D.1998. Dsar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta
15
16