SKRIPSI
ELIZABETH SITUMORANG
080801053
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2012
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains
ELIZABETH SITUMORANG
080801053
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2012
PERSETUJUAN
Judul
Kategori
Nama
Nomor Induk Mahasiswa
Program Studi
Departemen
Fakultas
Diketahui
Departemen Fisika FMIPA USU
Ketua,
Pembimbing,
PERNYATAAN
Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
ELIZABETH SITUMORANG
080801053
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha
Penyanyang, dengan limpah karunia-Nya kertas kajian ini berhasil diselesaikan dalam
waktu yang telah ditetapkan.
Pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Perdinan Sinuhaji, MS selaku pembimbing pada penyelesaian skripsi
ini yang telah memberikan panduan dan penuh kepercayaan kepada Penulis untuk
menyempurnakan kajian ini. Panduan ringkas, padat, dan profesional telah
diberikan kepada Penulis agar Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2.
Ketua Departemen Fisika USU, Bapak Dr. Marhaposan Situmorang,
Sekretaris
Departemen Fisika USU, Ibu Dra. Justinon, M.S, beserta staff pegawai di Kantor
departemen Fisika USU yang telah membantu Penulis didalam melengkapi
administrasi.
3. Ayahanda tercinta G. Situmorang dan Ibunda Tercinta D. Sinaga, kakak
Andri
Marina L. Situmorang, adik Daud Situmorang, serta keluarga Bapa uda Deni
Situmorang di Belawan yang terus mendukung dan memberikan semangat kepada
Penulis baik dalam moral, doa dan dalam material.
4. Keluarga besar Op. Situmorang dan Op. Sinaga yang selalu memberikan motivasi
juga semangat kepada Penulis.
5. Teman-teman di Jurusan Fisika USU khususnya angkatan 2008 (PhysiCreative),
yaitu Bora, Eben, Albert, Ervinna, Bheng An, Rolas, Zemba, Asman, Perdana,
there, nya, yosephin, metar, Elda, Donal, roni, mangara, andes, putri, zulkar,
zemba, hiras, martin dan yang belum disebutkan namanya yang memberikan
bantuan dan dorongan semangat didalam menyelesaikan skripsi ini. Serta adikadik angkatan 2011 (Physic Prolix), yang terus menghibur dan memberikan
semangat kepada Penulis.
6.
Sahabat terkasih Hiras M. Sitanggang, yang selalu mendukung dan
memberikan
semangat serta doa kepada Penulis. Juga kepada teman Penulis
Chrisnawaty
Sirait, yang juga memberi dukungan, semangat kepada
Penulis.
Semoga kasih Karunia dan berkat dari Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai
kamu semua. Amin
Terima kasih atas semua dukungan, bantuan dan semangat yang selama ini
Penulis terima guna menyelesaikan
skripsi ini. Akhir kata Penulis
mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
pembaca.
Penulis
ABSTRAK
Pada penelitian ini, Briket Bioarang dibuat dari campuran tepung arang cangkang
kemiri (CK) dan kulit durian (KD) dengan memvariasikan jumlah komposisi massa
bahan 80% CK, 64% CK- 16% KD, 32% CK 48% KD, 16% CK- 64% KD, 80%
KD. Dengan perbandingan komposisi CK-KD : perekat tapioka adalah = 80% : 20%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat fisika, kimia, dan mekanik
dari briket cangkang kemiri kulit durian (nilai kalor, densitas, kadar air, kadar air dan
C- organik dalam masing-masing arang bahan, dan kekuatan tekan) serta
membandingkan mutunya berdasarkan SNI 01-6235-2000 dan berdasarkan standar
jepang, USA, dan Inggris. Dari penelitian ini, diketahui bahwa kandungan air
dan karbon dalam tepung arang penyusun briket bioarang, sangat mempengaruhi
mutu dari briket yang dihasilkan. Pada penelitian ini, didapatkan bahwa nilai kalor
yang sesuai standar adalah pada 16% CK- 64% KD, yaitu 5.067,6 cal/gr dan pada
80% CK, yaitu 5011,7 cal/gr. nilai kuat tekan briket yang sesuai standar USA adalah
32%
2
CK 48% KD, yaitu 61,2347 kg/cm . Densitas briket yang sesuai standar Inggris
adalah pada 32% CK- 48% KD, 16% CK 64% KD, dan 80% KD. Kadar air briket
terendah pada 80% CK, yaitu 6,17%. Kadar karbon terbanyak dan kadar air terendah
terdapat pada tepung arang cangkang kemiri, yaitu 53,68% dan 0,66%. Sedangkan
pada tepung arang kulit durian kadar karbon dan airnya adalah 49,66 % dan 5,94%.
Kata kunci : briket, cangkang kemiri (CK), kulit durian (KD), dan perekat
tapioka.
DAFTAR ISI
Halaman
Persetujuan
Pernyataan
Penghargaan
Abstrak
Abstract
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Bab I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Tujuan Penelitian
1.5 Manfaat Penelitian
1.6 Sistematika Penulisan
Bab II. Tinjauan Pustaka
2.1 Energi Secara Umum
2.2 Bahan Bakar Hayati
2.3 Biomassa untuk Bahan Bakar
2.3.1 Konversi Termal Biomassa
2.3.2 Pemanfaatan Limbah Pertanian Menjadi Bahan Bakar Biomassa
2.4 Tanaman Kemiri
2.5 Tanaman Durian
2.6 Briket
2.7 Briket Bioarang
2.7.1 Sifat-sifat Briket Bioarang
2.7.2 Parameter Dalam Pembuatan Briket Bioarang
2.7.3 Tahapan Pembuatan Briket Bioarang
2.7.4 Prinsip Dasar Pembuatan Briket Bioarang
2.7.4.1 Proses Karbonisasi
2.7.4.2 Prinsip Karbonisasi
2.7.4.3 Metode Karbonisasi
2.7.4.4 Penggilingan Arang
2.7.4.5 Bahan Perekat
2.7.5 Keunggulan Briket Bioarang
2.7.6 Briket Menurut Standar Mutu Indonesia (SNI)
Bab III Metodologi Penelitian
3.1 Tempat Penelitian
3.2 Peralatan dan Bahan
3.2.1 Peralatan
3.2.2 Bahan
3.3 Prosedur Pembuatan Briket
3.3.1 Proses Pembuatan Arang cangkang kemiri
ii
iii
iv
v
vi
vii
ix
x
1
2
3
4
4
4
6
9
10
11
12
13
15
18
18
20
21
21
22
22
22
23
24
24
26
28
29
29
29
30
30
30
31
32
34
35
35
35
35
36
36
37
37
37
38
39
40
42
44
44
45
47
48
Daftar Pustaka
Lampiran
49
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tabel 2.3
Tabel 2.4
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
13
14
26
28
39
41
42
44
44
45
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 3.1
Gambar 3.2
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Cangkang Kemiri
Kulit Durian yang Akan Dijadikan Briket
Diagram Alir Penelitian
Skema Pengujian Kuat Tekan Briket
Hubungan Komposisi Campuran Kulit Durian (KD) terhadap
Densitas Briket
Hubungan Komposisi Campuran Kulit Durian (KD) Terhadap
Kalor Briket
Hubungan Komposisi Campuran Kulit Durian terhadap Kuat
Tekan Briket
Hubungan Komposisi Campuran Kulit Durian (KD) Terhadap
Kadar Air Briket
15
17
34
36
40
41
43
45
ABSTRAK
Pada penelitian ini, Briket Bioarang dibuat dari campuran tepung arang cangkang
kemiri (CK) dan kulit durian (KD) dengan memvariasikan jumlah komposisi massa
bahan 80% CK, 64% CK- 16% KD, 32% CK 48% KD, 16% CK- 64% KD, 80%
KD. Dengan perbandingan komposisi CK-KD : perekat tapioka adalah = 80% : 20%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat fisika, kimia, dan mekanik
dari briket cangkang kemiri kulit durian (nilai kalor, densitas, kadar air, kadar air dan
C- organik dalam masing-masing arang bahan, dan kekuatan tekan) serta
membandingkan mutunya berdasarkan SNI 01-6235-2000 dan berdasarkan standar
jepang, USA, dan Inggris. Dari penelitian ini, diketahui bahwa kandungan air
dan karbon dalam tepung arang penyusun briket bioarang, sangat mempengaruhi
mutu dari briket yang dihasilkan. Pada penelitian ini, didapatkan bahwa nilai kalor
yang sesuai standar adalah pada 16% CK- 64% KD, yaitu 5.067,6 cal/gr dan pada
80% CK, yaitu 5011,7 cal/gr. nilai kuat tekan briket yang sesuai standar USA adalah
32%
2
CK 48% KD, yaitu 61,2347 kg/cm . Densitas briket yang sesuai standar Inggris
adalah pada 32% CK- 48% KD, 16% CK 64% KD, dan 80% KD. Kadar air briket
terendah pada 80% CK, yaitu 6,17%. Kadar karbon terbanyak dan kadar air terendah
terdapat pada tepung arang cangkang kemiri, yaitu 53,68% dan 0,66%. Sedangkan
pada tepung arang kulit durian kadar karbon dan airnya adalah 49,66 % dan 5,94%.
Kata kunci : briket, cangkang kemiri (CK), kulit durian (KD), dan perekat
tapioka.
BAB I
PENDAHULUAN
Apabila kenaikan harga BBM melanda pada industri kecil, maka dapat dipastikan
industri tersebut akan mengalami kerugian, tidak mampu lagi melakukan pengadaan
bahan bakar dalam bentuk BBM.
dengan salah satu opsi menaikkan harga BBM maksimal mencapai Rp2.000 per liter.
(sumber: www.medandail ybisnis.com, 2012)
Perecanaan kenaikan harga BBM ini menjadi salah satu faktor pencarian bahan
bakar alternatif yang ramah lingkungan, murah, dan dapat di buat sendiri oleh
masyarakat. Bahan bakar alternatif ini di hasilkan dari berbagai macam limbah
pertanian, seperti cangkang kemiri, kulit durian, alang-alang dan lain sebagainya.
Bahan bakar alternatif ini akan menghasilkan energi biomassa yang di buat
dalam bentuk briket bioarang. Dimana, pada penelitian-penelitian
yang telah
dilakukan oleh para peneliti sebelumnya diketahui bahwa briket bioarang mempunyai
kualitas yang sama baiknya dengan bahan bakar lainnya. Salah satunya adalah briket
cangkang kemiri pada penelitian Junifa Layla Sihombing (2006), briket cangkang
kemiri dapat menghasilkan kalor sebesar 5916 kal/gr. Sedangkan untuk briket kulit
durian
pada
penelitian
samsudin
anis
(2006),
briket
kulit
durian
dapat
(bahan bakar) alternatif. Dimana peneliti berharap, agar briket cangkang kemiri-kulit
durian yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai pengganti dari minyak tanah dan
memiliki kualitas yang lebih baik dari briket cangkang kemiri dan briket kulit durian
itu sendiri.
3. Berapakah komposisi campuran bahan cangkang kemiri dan kulit durian yang
paling sesuai, agar dapat memenuhi standar mutu briket arang kayu sesuai
dengan SNI.
4. Bagaimanakah sifat sifat fisik, kimia, dan mekanik dari briket cangkang kemiri
kulit durian (nilai kalor, densitas, kadar air, unsur dalam masing-masing abu
bahan dan kekuatan tekan).
Bahan baku yang digunakan untuk membuat briket adalah cangkang kemiri dan
kulit durian.
2.
3.
Bahan perekat yang digunakan pada pembuatan briket adalah tepung tapioka
(tepung kanji), dengan persentasi komposisi bahan campuran adalah = 80% bahan
campuran : 20% tepung tapioka.
4.
Cetakan briket yang digunakan dalam bentuk silinder dengan ukuran cetakan
adalah diameter = 3.1 cm dan tinggi = 9 cm.
5.
Batas tekanan briket yang diberikan adalah 10 ton, dengan waktu penahanan
(holding time) selama 1 menit.
6.
Ukuran partikel dari tepung arang cangkang kemiri dan tepung arang kulit durian
adalah 60 mesh.
Untuk memanfaatkan
pembuatan briket bioarang untuk bahan bakar alternatif serta mengetahui cara
pembuatan pengarangan dari Briket Bioarang cangkang kemiri dan kulit durian.
2.
Untuk mengetahui nilai kalor, densitas, kuat tekan, kadar karbon dan kadar air
dalam masing-masing bahan arang, serta kadar air briket cangkang kemiri kulit
durian.
3.
hasil
dari
penelitian
ini
dapat
membantu
masyarakat
untuk meningkatkan pendapatan melalui usaha baru arang briket yang berkualitas.
Pendahuluan
Bab ini mencakup latar belakang penelitian, batasan
masalah yang akan diteliti, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, tempat penelitian, dan sistematika
penelitian.
Bab II
Tinjauan Pustaka
Bab ini membahas tentang landasan teori yang menjadi
acuan untuk proses pengambilan data, analisa data, serta
pembahasan.
Bab III
Metodologi Penelitian
Bab ini membahas tentang tempat penelitian, peralatan,
bahan penelitian, diagram alir penelitian dan prosedur
penelitian.
Bab IV
Bab V
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
dihasilkan
oleh
sumber
energi
secara
langsung
maupun
melalui
proses konversi. Energi yang berada di alam sangatlah banyak dan beraneka
ragam serta dapat dimanfaatkan
peralatan mekanik maupun elektronik. Salah satu fungsi energi adalah sebagai materi
bahan bakar.
Bahan bakar adalah istilah populer media untuk menyalakan api. Bahan bakar
dapat bersifat alami atau ditemukan langsung dari alam, tetapi juga bersifat
buatan yaitu diolah manusia dengan teknologi. Bahan bakar adalah suatu zat atau
materi yang mengandung energi. Bahan bakar terdiri dari 4 jenis yaitu : bahan
bakar padat, cair, gas dan nuklir. Ada berbagai jenis bahan bakar padat seperti
batu bara dan kayu. Bahan bakar cair contohnya minyak, bensin, methanol, etanol,
solar dan kerosin serta bahan bakar gas, contohnya gas alam.
Energi akan tetap dibutuhkan dari masa ke masa. Pada saat ini di era
industrialisasi dan transportasi, energi digunakan sebagai bahan bakar utama
penggerak sektor tersebut. Energi yang umumnya sekarang digunakan berasal
dari bahan bakar fosil yaitu minyak bumi, gas alam dan batu bara.
bakar tersebut saat ini merupakan pensuplai
Ketiga bahan
bakar fosil memampu mendominas 81% energi primer dunia dan juga berkontribusi
pada 66% pembangkitan listrik global. Padahal bahan bakar tersebut termasuk
sumber daya
energi yang tidak dapat diperbaharui dan lama kelamaan keberadaannya akan langka
dan habis. Beberapa data menyebutkan bahwa sampai dengan taraf tertentu, krisis
energi kita hadapi dimasa akan datang.
penglolaan
energi
yang
meliputi
penyediaan,
pemanfaatan
dan
sumber
energi
alternatif
untuk
memenuhi
kebutuhannya
sendiri.
2006). Dalam cetak biru itu, peran energi baru dan terbarukan ditargetkan meningkat
pada tahun 2025 disusul inpres no 1/2006 tentang pemanfaatan bahan bakar nabati.
Kontinuitas penggunaan bahan bakar fosil memunculkan dua ancaman serius
yaitu :
1. Faktor ekonomi, berupa jaminan ketersediaan bahan bakar fosil untuk beberapa
dekade mendatang, masalah suplay, harga, dan fluktuasi nya.
2. Polusi akibat pembakaran
Polusi yang
Berbagai energi alternatif yang dikenal selama ini untuk pegganti bahan
bakar fosil adalah : panas bumi (geo termal) tenaga matahari, tenaga angin, gelombang
laut, arus, dan pasang surut. Namun keberadaan sumber daya tersebut terkendala
oleh beberapa
faktor
seperti
kondisi
alam,
musim,
dan lamanya
paparan.
Karna itu beberapa negara mulai mengambil kebijakan untuk mencari sumber energi
lain yang terbarukan, yang tidak terpengaruh
menggunakan bahan bakar hayati. Jadi disimpulkan perlu adanya sumber energi
terbarukan disebabkan beberapa hal diantara adalah :
1. konsumsi energi yang semakin meningkat
2. Bahan bakar fosil akan habis karena termasuk bahan bakar tak terbarukan
3. Kebutuhan bahan bakar yang tak seimbang dengan produksi sehingga
masih mengimpor bahan bakar minyak.
4. Potensi biomasa Indonesia yang besar karena keanekaragaman tumbuhan yang
sangat tinggi serta dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar.
5. Adanya kebijakan internasional maupun nasional mengenai energi
6. Potensi lahan-lahan kosong dan tandus yang dapat digunakan untuk
menanam tanaman yang dapat dikonversikan menjadi bahan bakar
dapat di perbaharui.
Potensi energi terbarukan yang besar dan belum banyak dimanfaatkan adalah
energi dari bio massa. Potensi biomassa sebesar 5000 MW. Dari potensi itu hanya
320
MW yang sudah dimanfaatkan
ada.
Bahan
hayati dalam bentuk padatan dapat berupa kayu dan briket arang. Bahan bakar padat
merupakan
bahan bakar
masyarakat
memanfaatkan
langsung dari sisa-sisa tumbuhan seperti kayu, ranting, dahan dan dedaunan yang
jatuh kering dapat dibakar secara langsung untuk bahan bakar memasak. Selain itu
bagian tanaman tersebut
dapat
dijadikan
arang,
misalkan
tempurung kelapa, dan akhir-akhir ini ada juga dikenal briket bioarang yang berasal
dari sampah organik.
energi
tersebut
dengan
bioenergi.
Selanjutnya
bioenergi
tersebut
dapat digunakan sesuai kebutuhan manusia. Untuk menghasilkan panas, gerak, atau
untuk menghasilkan listrik.
sampah di berbagai
dari biomassa
data hasil
laporan
diperoleh
Uni
Eropa
dengan
berbagai
mengungkapkan
desa. Energi
proses teknologi.
bahwa
biomassa
dikonversikan menjadi energi. Dan diperkirakan tahun 2020 nanti 19 juta ton minyak
tersedia dari biomassa, 46% dari limbah yang dihasilkan makhluk hidup seperti
limbah pasar, sisa pertanian, dan limbah perternakan.
Biomassa
yang disesuaikan
penggunaan
dan
biomassa.
Teknologi
pembakaran langsung relatif memiliki efisiensi cukup rendah, yaitu 20% 25%.
Teknologi
konversi
termal
berikutnya
adalah
pirolisis,
yaitu
kandungan zat terbang dalam biomassa cukup tinggi. Produk padat pada proses
ini berupa arang (char) yang kemudian disebut karbonisasi. Karbonisasi biomassa
atau yang lebih dikenal
menaikkan
nilai
dengan
pengarangan
adalah
suatu
proses
untuk
sedikit asap.
Hasil karbonisasi adalah berupa arang yang tersusun atas karbon dan berwarna
hitam.
adanya
Prinsip
proses
karbonisasi
adalah
pembakaran
biomassa
tanpa
kehadiran
oksigen.
sedangkan karbonnya
akan
Sehingga
tetap
yang terlepas
tinggal
di
hanya bagian
dalamnya.
volatile
Temperatur
matter,
karbonisasi
temperatur yang tepat akan menentukan kualitas arang. Sedikit banyaknya arang yang
dihasilkan bergantung pada komposisi awal biomassa. Semakin banyak kandungan
valotile matter maka semakin sedikit arang yang dihasilkan karena banyak bagian
yang terlepas keluar.
bahan
langsung dari alam. Pemakaian energi dari kayu bakar yang selama ini dilakukan,
akan berakibat pada penggundulan hutan dan berakibat kerusakan hutan. Karena itu
perlu diversifikasi sumber energi. Salah satunya memanfaatkan
sampah atau
Bila kita membakar sampah ditempat terbuka dengan sempurna sampai api dan
baranya padam, maka yang tersisa adalah abu. Abu tidak dapat dibakar lagi, ada
perbedaan abu dengan arang. Abu adalah sisa pembakaran sempurna yang sudah tidak
dapat dibakar kembali, biasanya berwarna putih abu-abu. Sementara itu arang adalah
gumpalan padat sisa pembakaran yang belum sempurna yang masih dapat dibakar
kembali dan berwarna hitam.
Pangsa (%)
Kayu
25,0
100,0
72,0
Sekam padi
7,55
27,0
19,4
Jenggal jagung
1,52
6,8
4,9
Tempurung kelapa
1,25
5,1
3,7
Potensi total
35,32
138,9
100%
Sumber energy
Bahan buangan kegiatan pertanian lainnya dapat disebut ubi kayu (batang dan
daun), kacang tanah (batang, daun dan kulit polong) dan kedelai (batang, daun
dan kulit polong) pada umumnya dapat dimanfaatkan
Buah kemiri termasuk buah batu, berbentuk bulat telur dan ada bagian
yang menonjol ke samping. Daging buahnya kaku dan mengandung 1-2 biji yang
diselimuti oleh kulit biji yang keras. Dimana, menurut Mody Lempang (2011)
kulit biji yang keras (cangkang kemiri) memiliki kandungan kimia sebagai berikut :
Komponen (Component)
Kadar (Content) %
1.
Holoselulosa (Holosellulose)
49,22
2.
Pentosa (Pentosan)
14,55
3.
Lignin
54,46
4.
Abu (Ash )
8,73
Kemiri sudah banyak ditanam oleh rakyat, meskipun masih banyak pula yang
tumbuh secara liar di hutan-hutan. Rakyat menanam kemiri umumnya bertujuan untuk
diambil buahnya, sedangkan dinas kehutanan menanamnya lebih untuk diambil
kayunya.
Penanaman
kemiri
sebagai
tanaman
reboisasi
atau
penghijauan
seperti halnya yang dilakukan oleh dinas kehutanan ini menyebabkan penyebaran
tanaman kemiri jauh lebih cepat.
Tanaman
kemiri
merupakan
tanaman
industri,
sebab
produk
yang
dihasilkannya dapat dipakai untuk bahan berbagai barang industri. Kayunya yang
ringan dapat digunakan untuk bahan pembuat perabot (peralatan) rumah tangga atau
bahan industri lain seperti batang korek api dan kotak korek api. Batang kemiri
juga dapat dimanfaatkan untuk pembuatan bahan pulp (bahan pembuat kertas).
Biji buah kemiri banyak digunakan oleh masyarakat untuk bumbu masak. Biji
buah kemiri juga dapat diambil minyaknya untuk berbagai keperluan bahan industri,
misalnya untuk bahan cat, pernis, sabun, obat-obatan dan kosmetik. Kulit bijinya
(cangkang atau batoknya) dapat dimanfaatkan
arang untuk bahan bakar. Ampas dari pengolahan minyak dapat digunakan untuk
pakan ternak dan pupuk tanaman sebab mengandung unsur NPK yang cukup tinggi.
(Sutanto, Ir. Hatta. 1994)
Para ahli berpendapat bahwa mulanya tanaman durian tumbuh liar di daerah
hutan
tersebut
Malaysia,
Sumatera,
dan
kalimantan.
Kemudian,
tanaman
durian
kandungan lignin (5 %) serta kandungan pati yang rendah (5 %). Hasil utama tanaman
durian ialah buahnya. (Fadli, Ade. 2010)
Produksi buah durian terbanyak menurut provinsi per tahun adalah Provinsi
Sumatera Utara dengan jumlah produksi 128.803 ton, diikuti Provinsi Jawa Barat,
Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Jawa Tengah masing-masing dengan jumlah
produksi 91.097 ton, 91.078 ton dan 65.019 ton, sementara total produksi buah durian
di Indonesia adalah 682.323 ton. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa sebagai
daerah yang banyak memproduksi buah durian, berarti banyak pula sampah biji
dan kulit durian yang dihasilkan.
Tanaman durian memberikan beberapa manfaat dan hasil ikutan, antara lain
sebagai berikut.
1. Tanaman durian dapat dimanfaatkan
miring, terutama tanah yang miring ke timur karena intensitas sinar matahari pagi
yang diterima akan lebih banyak. Perakaran durian akan mencengkram lapisan
tanah atas sehingga tanah tersebut terbebas dari erosi. Adapun sisa-sisa
tanaman akan tertahan oleh batang-batang durian sehingga dapat menyuburkan
tanah.
2. Batang durian dapat digunakan untuk bahan bangunan atau perkakas rumah
tangga. Kendati tidak termasuk kelas istimewa kayu durian dapat digunakan
sebagai bahan bangunan. Kulit durian setaraf dengan kayu sengon sebab kayu
durian cenderung lurus. Disamping itu, kayu durian bisa diolah menjadi
kayu lapis olahan dan mudah dibubut serta dibentuk menjadi perkakas rumah
tangga, seperti rak gelas dan piring, sendok nasi, alu, lumpang, dan lain-lain.
3. Biji durian memiliki kandungan pati yang cukup tinggi sehingga berpotensi
sebagai alternatif pengganti bahan makanan. Biji durian sebagai bahan makanan
memang belum dimasyarakatkan di Indonesia. Di Thailand, biji duria sudah
cukup memasyarakat untuk dibuat bubur dengan cara diberi campuran daging
buahnya. Bubur biji durian ini menghasilkan kalori yang cukup potenisal
bagi manusia.
4. Kulit durian dapat dipakai sebagai bahan baku abu gosok dan briket yang bagus.
Caranya adalah dengan dijemur sampai kering, kemudian dibakar sampai hancur.
Lalu dibentuk menjadi briket. Untuk menjadi abu gosok, harus dibakar hingga
menjadi abu, kemudian abu itu dipakai untuk mencuci piring dan gelas. Abu
ini juga dapat digunakan sebagai media tanaman di dalam pot, baik tanaman
indoor
maupun bunga-bungaan.
Kulit durian adalah salah satu limbah pertanian yang dapat dimanfaatkan
kembali, dengan membuatnya menjadi briket. Menurut penelitian Samsudin Anis
(2006) dapat diketahui bahwa briket kulit durian mempunyai nilai kalor diatas
nilai kalor briket arang kayu, yaitu 5.010 kal/gr.
Beberapa keunggulan briket kulit durian adalah nilai kalorinya relatif tinggi,
tak berbau, tidak bersifat polutan, tidak menghasilkan gas SO, dan bisa langsung
menyala. (Green Action, 2009)
2.6 BRIKET
Mendengar kata briket, kebanyakan orang akan langsung berfikir kepada batu bara.
Sebenarnya briket tidaklah identik dengan bahan bakar karena definisi briket itu
sendiri adalah suatu bahan yang berupa serbuk atau potongan potongan kecil yang
dipadatkan dengan menggunakan mesin press dengan dicampur bahan perekat
sehingga menjadi bentuk yang solid.
Atau dengan kata lain briket adalah bahan bakar padat yang dapat digunakan
sebagai sumber energi alternatif. Ada 2 jenis briket, yaitu :
1. Briket Batubara, terbuat dari batu bara.
2. Briket Bioarang, terbuat dari limbah hutan, limbah pertanian, dan
sebagainya.
merupakan
sumber
energi
biomassa
dan
biodegradable. Briket arang berfungsi sebagai pengganti bahan bakar minyak, baik itu
minyak tanah, maupun elpiji. Biomassa ini merupakan sumber energi bagi masa depan
yang tidak akan pernah habis, bahkan jumlahnya akan bertambah, sehingga sangat
cocok sebagai sumber bahan bakar rumah tangga. (Basriyanta, 2007)
Bioarang adalah arang (salah satu jenis bahan bakar) yang dibuat dari aneka
macam bahan hayati atau biomassa, misalnya kayu, ranting, jerami, dan limbah
pertanian
lainnya.
Biasanya,
bahan-bahan
tersebut
dianggap
sampah
yang
tidak berguna sehingga sering di musnahkan dengan cara di bakar. Namun, bahanbahan tersebut sebenarnya dapat diolah menjadi arang, yang selanjutnya disebut
bioarang. Bioarang ini dapat digunakan sebagai bahan bakar yang tidak kalah dari
bahan bakar sejenis yang lain. Akan tetapi, untuk memaksimalkan pemanfaatannya,
bioarang ini masih harus melalui sedikit proses pengolahan sehingga menjadi
briket bioarang. Adan, Ir. Ismun Uti, 1998)
menyebut
pada
proses
pirolisis merupakan high temperatur carbonization (HTC), lebih dari 500 oC.
Proses pirolisis menghasilkan produk berupa bahan bakar padat yaitu karbon,
cairan berupa tar dan beberapa zat lainnya. Bila oksigen ada pada suatu rektor pirolisis
maka akan bereaksi dengan material sehingga membentuk abu (ash). Untuk
menghilangkan oksigen, pada proses pirolisis biasanya menggunakan aliran gas linear
berfungsi untuk mengikat oksigen dan mengeluarkan oksigen dari reaktor. Produk dari
pirolisis berupa gas, fluida cair dan padat berupa karbon dan abu. Gas hasil
pirolisis dapat
diolah
menjadi
bahan bakar
gas. Sedangkan
karbon
dapat
Briket merupakan gumpalan lunak yang dikeraskan dan dibuat dengan bentuk
tertentu. Manfaat pengolahaan ini adalah dapat membantu mengatasi permasalahan
sampah
khususnya
sampah
organik.
Sebenarnya
dari pembakaran
pirolisis
bioarang ini akan menghasilkan asap cair jika kita proses lebih lanjut. Asap hasil
pembakaran diproses melalui destilasi. Asap cair berguna untuk mengawetkan
makanan sebagai pengawet sintesis.
Beberapa bentuk dan tipe briket yang umum dikenal, antara lain : bantalan
(oval), sarang tawon (honey comb), silinder (cylinder), telur (egg), dan lain-lain.
Ada pun keuntungan dari bentuk briket adalah sebagai berikut:
1. Ukuran dapat disesuaikan dengan kebutuhan
6 kg/cm , cukup kuat dan tidak mudah pecah pada saat briket dibawa, diangkat
dan diangkut.
3.
Mempunyai suhu pembakaran tetap, dengan jangka waktu nyala yang relatif lama
(8-10 jam).
4.
Setelah pembakaran dan ada sisa, masih mempunyai kekuatan tekan sehingga
mudah dikeluarkan dari dalam tungku atau dipindahkan ke tempat lain. Hasil
pembakaran tidak mengandung gas karbon monoksida dengan kadar tinggi.
Syarat
briket
yang baik
adalah briket
permukaannya
meninggalkan bekas hitam ditangan. Selain itu, sebagai bahan bakar, briket juga harus
memenuhi kriteria mudah dinyalakan, tidak mengeluarkan asap, emisi gas hasil
pembakaran tidak mengandung racun, tidak berjamur bila disimpan pada waktu lama,
menunjukkan laju pembakaran dan suhu pembakaran yang baik.
Ukuran butir. Makin kecil ukuran butir bahan baku pembuatan briket, makin kuat
daya rekat antar butir (apabila padanya telah ditambah bahan perekat).
2.
Tekanan mesin pencetak. Diusahakan agar briket yang dihasilkan kompak, tidak
rapuh dan tidak mudah pecah apabila dipindah-pindah. Di samping itu diusahakan
padanya masih terdapat pori-pori yang memungkinkan udara (dalam hal ini
oksigen) masih ada di dalamnya. Keberadaan oksigen dalam briket sangat
penting, karena akan mempermudah proses pembakaran.
3.
Kandungan air, akan berpengaruh ada nilai kalor/panas yang dihasilkan. Apabila
kandungan airnya tinggi, maka sebagian kalori/panas yang dihasilkan briket akan
dipergunakan terlebih dahulu untuk menguapkan air yang terdapat dalamnya.
Kalori sisa, baru dapat dimanfaatkan
Pengepakan
adalah pengemasan
memasak, memanggang, dan mengeringkan. Bahan organik yang sudah menjadi arang
tersebut akan mengeluarkan sedikit asap.
Energi Parsial
+ Oksigen bebas
Gambar 2.5 Bagan proses Karbonisasi
Sumber : Oswan Kurniawan dan Marsono, (2008)
Arang
ini paling
murah dan paling cepat, tetapi bagian yang menjadi abu juga paling banyak,
terutama jika selama proses pengarangan tidak ditunggu dan dijaga. Selain
itu bahan baku harus selalu dibolak-balik agar arang yang diperoleh seragan
dan merata warnanya.
2. Pengarangan di dalam drum
Drum bekas aspal atau oli yang masih baik bisa digunakan sebagai
tempat proses pengarangan. Metode pengarangan di dalam drum cukup praktis
karena bahan baku tidak perlu ditunggu terus-menerus sampai menjadi arang.
3. Pengarangan di dalam silo
Sistem pengarangan dalam silo diterapkan untuk produksi arang dalam
jumlah banyak. Dimana dinding dalam terbuat dari batu bata tahan api,
dan dinding luarnya disemen dan dipasang 4 buah tiang yang jaraknya
disesuaikan dengan keliling silo. Di sisi bawah silo diberi pintu yang berfungsi
untuk mempermudah pengeluaran arang yang sudah jadi. Hal yang penting
dalam metode ini adalah menyediakan air yang banyak untuk memadamkan
bara.
4. Pengarangan semi modern
Sumber api pada pengarangan ini berasal dari plat yang dipanasi
atau batu bara yang dibakar. Akibatnya udara disekeliling bara menjadi
panas dan
karena itu agar bentuk dan ukuran arang seram, maka diperlukan alat atau
mesin penggilingan.
Tipe
penggilingan tepung
atau
mesin
juga
penggiling
bisa
yang
digunakan
digunakan
blender,
sama
namun
dengan
sebelumnya
dihancurkan terlebih dahulu dalam ukuran kecil tergantung dari ukuran dan tingkat
kekerasan arang, setelah itu disaring dengan menggunakan saringan.
pembuatan briket maka diperlukan zat pengikat sehingga menghasilkan briket yang
kompak. Berdasarkan
pemilihan
bahan
Jenis bahan baku yang umum dipakai sebagai pengikat untuk pembuatan
briket, yaitu :
a. Perekat anorganik
Pengikat
anorganik
pembakaran
dapat
sehingga
menjaga
dasar
ketahanan
permeabilitas
briket
selama
bahan bakar
proses
terganggu.
kekuning-kuningan
tapioka
beragam
kualitasnya
tergantung
dari
proses
makanan.
3) Getah karet
Daya lekat getah karet lebih kuat dibandingkan dengan tanah liat dan
tapioaka. Namun, ongkos produksinya lebih mahal dan agak sulit
mendapatkannya karena harus membeli. Briket dengan perekat jenis ini
kan menghasilkan asap tebal berwarna dan beraroma kurang sedap bila
di bakar.
4) Getah pinus
Jenis-jenis bahan perekat diatas, yang paling umum digunakan adalah bahan
perekat tapioka. Hal ini sebabkan karena faktor harga dan ketersediaannya
dipasaran yang cukup banyak.
Air
Abu
Lemak
Protein
Serat
Karbon
(%)
(%)
(%)
(%)
kasar (%)
(%)
Tepung jagung
10,52
1,27
4,89
8,48
1,04
73,80
Tepung beras
7,85
0,68
4,53
9,89
0,84
76,90
Tepung terigu
10,70
0,86
2,0
11,50
0,64
74,20
Tepung tapioka
9,84
0,36
1,5
2,21
0,69
85,20
Tepung sagu
14,10
0,67
1,03
1,12
0,37
82,70
6. Briket sampah daun memiliki kemampuan penyebaran bara api yang baik,
tidak mudah padam, dan tidak perlu mengeluarkan tenaga ekstra untuk
pengipasan.
Tanpa
dikipasi
pun
briket
sampah
organik
mudah
Jenis Uji
Persyaratan
1.
Kadar air
Maksimum 8 %
2.
Maksimum 15 %
3.
Kadar Abu
Maksimum 8 %
4.
Kalori
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
ini dilaksanakan
di Laboratorium
Material
Test PTKI
Medan,
Pengembangan
Laboratorium
Polimer
Badan Penelitian
dan
Sumatera
Utara (Untuk
pengukuran kadar air), dan Laboratorium Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS)
Medan (Untuk analisis kadar C-organik pada masing-masing arang bahan).
Peralatan
Alat-alat yang digunakan pada pembuatan briket bioarang cangkang kemirikulit durian adalah :
1. Kaleng bekas dan tutupnya
Digunakan sebagai tungku pengarangan buatan, dimana kaleng diberi
sedikit lubang-lubang kecil di sekelilingnya kemudian diberi besi pemutar
pada bagian atas dan bawahnya.
2. Shave shecker 60 mesh
Untuk mengayak tepung arang briket agar ukurannya
seragam.
menjadi
3. Neraca digital
Untuk menimbang
bioarang.
3.2.2
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Cangkang kemiri (CK)
2. Kulit durian (KD)
3. Tepung tapioka
4. Air, sebagai campuran bahan perekat
3.3.1
pengarangan
cangkang
kemiri
dilakukan
dengan
memasukkan
kaleng pengarangan tersebut dibakar di atas api, sambil diputar. Hal ini
dilakukan agar pengarangan terjadi secara merata.
3. Kaleng diputar terus menerus hingga timbul asap putih tebal yang keluar dari
lubang-lubang kecil pada kaleng pengarangan. Setelah keluar asap putih
tebal, hal ini berarti proses pengarangan telah siap. Maka, arang segera
dikeluarkan agar tidak menjadi abu. Disiram dengan sedikit air untuk
menghentikan proses pengarangan.
4. Arang yang telah jadi, kemudian di keringkan dibawah sinar matahari selama 1
hari, untuk mengurangi kadar air dalam arang.
5. Bioarang cangkang kemiri yang telah kering tersebut, kemudian di tumbuk
dengan menggunakan lumpang dan alu. Setelah diperoleh ukuran yang lebih
kecil, kemudian bioarang tersebut diblender untuk mendapatkan tepung
bioarang.
6.
Tepung
bioarang
tersebut
kemudian
diayak
dengan
menggunakan
3.3.2
4. Arang yang telah jadi, kemudian di keringkan dibawah sinar matahari selama 1
hari, untuk mengurangi kadar air dalam arang.
5. Bioarang kulit durian yang telah kering tersebut, kemudian di tumbuk dengan
menggunakan lumpang dan alu. Setelah diperoleh ukuran yang lebih kecil,
kemudian bioarang tersebut diblender untuk mendapatkan tepung bioarang.
6.
Tepung
bioarang
tersebut
kemudian
diayak
dengan
menggunakan
3.3.3
1. Ditimbang cangkang kemiri, kulit durian, dan perekat tapioka sesuai dengan
persentase massa yang telah ditentukan. Kedua tepung arang cangkang
kemiri
kulit durian kemudian dicampurkan.
Setelah mendapatkan
campuran
tepung arang dari kedua bahan, kemudian bahan dicampurkan dengan perekat
tapioca (perekat tapioca dibuat terlebih dahulu, dengan cara memasaknya
bersama dengan air). Dengan perbandingan tepung arang : perekat tapioka
adalah 80 %
: 20 %.
2. Setelah
mendapatkan
adonan
yang tercampur
merata,
adonan
briket
3.5.1
Sifat Fisis
3.5.1.1 Densitas
Densitas pada umumnya dinyatakan dalam perbandingan berat dan volume, yaitu
dengan cara menimbang dan mengukur volume dalam keadaan kering udara. Densitas
briket dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 3.1 :
(3.1)
Keterangan :
3
= Densitas (gr/cm )
m = Massa Briket (gr)
3
...(3.2)
Keterangan :
3.5.2
G D sampel
G D BL
Sifat Mekanik
Kt
3.5.3
Sifat Kimia
4. Dimasukkan dalam tanur, diatur suhu sampai 900 C selama 2 jam, secara
o
terlebih
dahulu
ditimbang
untuk
mengetahui
massa
awalnya,
lalu
m1
m2
Kulit durian
Dibersihkan dan
Pengarangan
Pengaranga
Penggilingan
Penggilingan
Penyaringan 60
Penyaringan 60 mesh
Tepung arang
cangkang
Gravimetri
(Kadar Corganik dan
Perekat Tapioka
Pencampuran Tepung arang cangkang
kemiri, tepung arang kulit durian dan
perekat sesuai variabel.
Tepung arang
kulit durian
Gravimetri
(Kadar COrganik dan
Densitas
Kalo
Kuat
Data
Analisa Data
Kesimpulan
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian
Kadar Air
BAB IV
4.1 Densitas
Dari data-data pengukuran massa dan volume briket bioarang cangkang kemiri kulit
durian, dapat dihitung densitas briket untuk masing-masing komposisi campuran.
Perhitungan
densitas masing-masing
komposisi
Lampiran A-I. Sehingga, densitas dapat dilihat seperti pada Tabel 4.1 berikut ini :
Kode
Massa
Volume
Sampel
(gr)
(cm )
(gr/cm )
20
16,6409
19,45459999
0,8554
64
20
16,6571
18,55787100
0,8976
32
48
20
16,6395
19,64997077
0,8468
4.
48
32
20
16,6058
19,91028784
0,8340
5.
64
16
20
16,6058
20,14832132
0,8242
6.
80
20
16,6655
22,76647973
0,7320
No
Kulit
Cangkang
Perekat
durian (KD)
Kemiri (CK)
Tapioka
1.
80
2.
16
3.
Densitas
3
Dari data dalam Tabel 4.1 di atas dapat diambil suatu hubungan antara
komposisi campuran KD (%) terhadap densitas briket bioarang. Yang dapat
dilihat dari Gambar 4.1 di bawah ini :
oleh persen
massa komposisi
dari bahan
kalor
masing-masing
komposisi
campuran
dapat dilihat
Lampiran A-II. Sehingga, kalor dapat dilihat seperti pada Tabel 4.2 berikut ini :
pada
Tabel 4.2 Nilai Kalor Briket Bioarang Cangkang Kemiri-Kulit Durian (CK-KD)
Komposisi Bahan (% massa)
N
Kode
Massa rata-
GD
Nilai Kalor
rata sampel
rata-rata
rata-rata
(gr)
sampel
(kal/gr)
Kulit Durian
Cangkang
Perekat
(KD)
Kemiri (CK)
Tapioka
1.
80
20
1,00025
9,6
5.011,7
2.
16
64
20
1,0003
9,0
4.684,7
3.
32
48
20
1,0006
9,2
4.792,2
4.
48
32
20
1,0008
9,2
4.791,2
5.
64
16
20
1,0000
9,7
5.067,6
6.
80
20
1,0006
9,1
4.737,8
Sampel
Dari data dalam Tabel 4.2 di atas dapat diambil suatu hubungan antara
komposisi campuran KD (%) terhadap nilai kalor briket. Yang dapat dilihat
dari
Gambar 4.2 di bawah ini :
Gambar 4.2 Hubungan Komposisi Campuran Kulit Durian (KD) Terhadap Nilai
Kalor Briket
Dari grafik hubungan komposisi massa dan kalor briket dapat diketahui bahwa
nilai kalor 32% CK-48% KD mempunyai nilai kalor yang optimum, yaitu 5067,60
cal/gr. Sedangkan 80% CK mempunyai nilai kalor sebesar 5011,70 cal/gr. Kedua jenis
briket ini, mempunyai nilai kalor yang memenuhi standar SNI 01-6235-2000,
yaitu minimal 5000 kal/gr. Hal ini dapat terjadi, karena pencampuran
dari
komposisi lain yang kurang homogen. Kalor briket, juga dipengaruhi oleh ukuran
partikel bahan, densitas, kuat tekan, suhu pada saat pengarangan dan jumlah
konsentrasi bahan perekatnya. Dimana, pada penelitian ini bahan perekat yang
diberikan
adalah sebanyak
mempunyai
kerapatan
20%. Menurut
M. Syarul (2002)
briket yang
menghasilkan briket dengan kerapatan dan kuat tekan yang baik. Dengan kerapatan
dan kuat tekan yang baik tentunya akan menghasilkan briket dengan jumlah kalor yang
tinggi pula.
Perhitungan
masing-masing
komposisi
Lampiran A-III. Sehingga, dari hasil perhitungan kuat dari masing-masing komposisi
campuran dapat dilihat seperti pada Tabel 4.3 berikut ini:
Perekat
Beban
Luas
Kuat
tekan
Kulit Durian
Cangkang Kemiri
Tapioka
Penekanan
(KD)
(CK)
(%)
(kg)
1.
80
20
80
7,72008
10,3626
2.
16
64
20
290
7,54385
38,4419
3.
32
48
20
330
7,88839
41,8337
4.
48
32
20
480
7,83870
61,2347
5.
64
16
20
400
7,77927
51,4187
6.
80
20
370
7,98824
46,3181
(cm )
(kg/cm )
Dari data dalam Tabel 4.3 di atas dapat diambil suatu hubungan antara
komposisi campuran KD (%) dengan Kuat tekan briket bioarang. Yang dapat
dilihat
dari Gambar 4.3 di bawah ini :
yaitu pada 80% CK = 10,3626 kg/cm , 64%CK- 16% KD =38,4419 kg/cm , 48% CK2
32% KD = 41,8337 kg/cm , 32% CK- 48% KD = 61,2347 kg/cm , 16% CK- 64% KD
2
Dari Grafik di atas kuat tekan briket bioarang cangkang kemiri kulit durian
pada komposisi bahan campuran 32% cangkang kemiri 48 % kulit durian
2
mempunyai nilai kuat tekan, yaitu sebesar 61,2347 kg/cm . Briket ini, merupakan
briket yang memiliki nilai kuat tekan yang paling tinggi dan memenuhi standar
2
pada saat
Tabel 4.4 Kadar karbon organik tepung arang Cangkang kemiri dan
Karbon organik tepung arang kulit durian
Bahan
Metode Uji
Cangkang Kemiri
53,68
Gravimetri
Kulit Durian
49,66
Gravimetri
Kadar C-Organik (C-Organik) dalam tepung arang cangkang kemiri dan kulit
durian adalah 53,68% karbon pada tepung arang cangkang kemiri dan 49,66% karbon
yang terdapat pada tepung arang kulit durian. Secara teori, kadar karbon organik akan
memberikan pengaruh terhadap nilai kalor dari briket. dimana, semakin tinggi kadar
karbon organik, maka nilai kalor juga akan semakin naik. Tetapi, kalor briket
tidak hanya dipengaruhi oleh kadar C-organik saja. Kadar kalor, dipengaruhi pula
oleh densitas briket, kuat tekan briket, jumlah perekat dalam briket, suhu pembakaran
pengarangan, dan kadar air. Sehingga, dapat membuat briket dengan kadar karbon
tinggi memiliki kalor yang rendah.
Tabel 4.5 Kadar Air Tepung Arang Cangkang kemiri dan Tepung Arang
Kulit durian
Bahan
Metode Uji
Cangkang Kemiri
0,66
Gravimetri
Kulit Durian
5,94
Gravimetri
Kadar air dalam tepung arang cangkang kemiri dan kulit durian adalah 0,66%
kadar air tepung arang cangkang kemiri dan 5,94% kadar air tepung arang kulit
durian. Hal ini menyebabkan, briket yang mengandung banyak cangkang kemiri akan
mempunyai kadar air yang lebih rendah dari pada kadar air briket yang mengandung
banyak kulit durian.
A-IV. Sehingga,
komposisi campuran dapat dilihat seperti pada Tabel 4.6 berikut ini:
Kode
Massa
Massa
Kadar Air
Sampel
Awal (gr)
Akhir (gr)
(%)
Kulit Durian
Cangkang
Perekat
(KD)
Kemiri (CK)
Tapioka
1.
80
20
16,6400
15,6133
6,17
2.
16
64
20
16,6105
15,2285
8,32
3.
32
48
20
16,6335
15,1121
9,15
4.
48
32
20
16,5331
14,8257
10,33
5.
64
16
20
16,4600
14,5133
11,83
6.
80
20
16,5340
14,3553
13,18
Dari data dalam Tabel 4.6 di atas dapat diambil suatu hubungan antara
komposisi campuran KD (%) terhadap kadar air briket. Yang dapat dilihat
dari
Gambar 4.4 di bawah ini :
lebih sedikit air disebabkan oleh, kandungan air dari cangkang kemiri yang memang
sudah sangat kecil, seperti yang telah di ketahui bahwa tepung arang cangkang kemiri
mengandung 0,66%. Sedangkan, pada tepung arang kulit durian mengandung 5,94%,
sehingga briket yang mengandung
Sehingga, semakin kecil kadar air dalam bahan penyusun briket, maka
semakin kecil pula kadar air dalam campuran briket. Dan sebaliknya, semakin tinggi
kadar air dalam bahan pembuat briket, maka semakin tinggi pula kadar air dalam
campuran briketnya.
BAB V
5.1 KESIMPULAN
Campuran dari limbah cangkang kemiri dan limbah kulit durian dapat digunakan
sebagai briket
bioarang.
Cara pengarangan
1. Sifat fisis briket, yaitu densitas = 0,8242 gr/cm dan nilai kalor = 5067,6 kal/gr.
Nilai Densitas dan nilai kalor dari briket ini memenuhi nilai densitas dan nilai
kalor briket menurut SNI 01-6235-2000 dan menurut briket arang Inggris.
2
2. Sifat Mekanik bioarang yakni kuat tekan = 51,4187 kg/cm . Nilai kuat tekan
jauh
mendekati nilai kuat tekan briket arang menurut standar USA. Sedangkan, yang
memenuhi standar briket menurut standar USA adalah pada komposisi 32% CK2
Sifat kimia briket bioarang campuran cangkang kemiri kulit durian dengan
komposisi campuran ini memiliki sifat kimia, yakni kadar air = 11,83%. Nilai
kadar air briket ini tidak memenuhi nilai kadar air briket arang kayu menurut SNI
01-6235-2000. Sedangkan yang memenuhi standar SNI adalah pada komposisi
campuran 80% CK, yaitu 6,17%.
kemiri = 53,68 % dan 0,66%. Kadar karbon dan kadar air kulit durian = 49,66%
dan 5,94%.
5.2 SARAN
1. Diharapkan dapat dilakukan penelitian lanjutan baik dengan menvariasikan
jumlah perekat, ukuran partikel, dan tekanan pencetakan. Agar diperoleh briket
bioarang yang mempunyai sifat fisis, mekanik, dan kimia yang lebih baik
dan lebih menguntungkan secara ekonomis.
2. Diharapkan agar dapat dilakukan pengujian lama waktu menyala, sehingga dapat
diperoleh briket bioarang yang mempunyai mutu yang baik.
3. Diharapkan agar dilakukan pengeringan bahan secara maksimal, agar diperoleh
briket bioarang dengan mutu yang lebih baik.
4. Diharapkan agar pada proses pengarangan suhu pembakaran dapat diketahui dan
dikontrol dan sesuai dengan standar pembuatan arang briket, agar mutu briket
bioarang yang dihasilkan dapat sesuai dengan standar yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Adan, Ir. Ismun Uti. 1998. Membuat Briket Bioarang. Penerbit Kanisius : Yogyakarta.
AKK. 1996. Budi Daya Durian. Penerbit Kanisius : Yogyakarta.
Banun, Muhamad Syariful. 2011. Daun pun Jadi Uang. Lintang Aksara : Yogyakarta.
Basriyanta, 2007. Memanen Sampah. Penerbit Kanisius : Yogyakarta.
http://books.google.co.id/books?id=tUr hoidVFkC&pg=PT54&dq= brik et+bioara ng&hl= en&sa= X&ei=iN VYT46sF
4G0rAfSj c2ZD A# v=onepa ge&q= briket%20bioara ng&f= fal se. Diakses tanggal
1 Maret, 2012.
Departemen Pertambangan dan Energi Republik Indonesia. 1979. Konservasi Energi
Hasil-Hasil Lokakarya Konservasi Energi. Spirit International :
Jakarta. Fadli, Ade. 2010. Manfaat Kulit Durian.
http://timpakul.web.id/manfaat-kulitdurian.html. diakses pada tanggal 8 Juni, 2012.
Green Action, 2009. Kulit Durian Sebagai Energi Alternatif.
file://localhost/D:/skripsi%20&%20TA%20ibeth/Kulit%20Durian%20sebagai
%20Energi%20Alternatif%20~%20Green%20Action.htm. Diakses tanggal 3
Maret, 2012.
Hapis, Bisrul, 2008. Penelitian Karakterisasi Pembakaran Briket Cangkang Kemiri.
Universitas Gajah Mada : Yogyakarta.
Kadir,Abdul, 1995. Energi Sumber Daya, Inovasi, Tenaga Listrik dan Potensi
Ekonomi. Edisi kedua. UI-Press : Jakarta.
Kurniawan, Ir. Oswan dan Ir. Marsono. 2008. Superkarbon Bahan Bakar Alternatif.
Penebar Swadaya : Depok. http://books.google.co.id/books?
id= wo3 hAXPnYicC&printsec= fr ontcover&dq
=superkarbon&hl=id&sa= X&ei=SsLxT8WlG sSIr AeE0cm9DQ &ved=0CC8Q
6AEwAA# v=onepa ge&q= superkarbon&f= fa lse. Diakses pada tanggal 27
Juni, 2012.
Kong, Gan Thay. 2010. Peran Biomassa Bagi Energi Terbarukan. Pt. Elex Media
Komputindo : Jakarta.
Lempang, Mody. 2011. Struktur dan Komponen Arang Serta Arang Aktif Tempurung
Kemiri.
Syahrul, M. 2002. Jurnal Kimia Pengaruh Bentuk, Kerapatan Dan Kadar Lempung
Terhadap Produksi Kalor Briket Sekam Padi.
htt p://journal.u nha s.a c.id/index.php/mca/articl e/view/196/181. Diakses
pada tanggal 19 Juli,2012.
I.
DENSITAS
= 16,6409 gr
= 2,52 cm
: Densitas ( ) = ...?
Penyelesaian :
2
Volume (V)
Volume (V)
Volume (V)
Volume (V)
= 19,45459999 cm
Densitas ( )
Densitas ( )
Densitas ( )
= 0,855370966 gr/cm
Densitas ( )
= 0,8554 gr/cm
gr/cm
Perekat
Kulit
Cangkang
Tapioka
durian (KD)
Kemiri (CK)
(%)
1.
80
20
2.
16
64
3.
32
4.
Massa (gr)
Volume
3
Densitas
3
(cm )
(gr/cm )
16,6409
19,45459999
0,8554
20
16,6571
18,55787100
0,8976
48
20
16,6395
19,64997077
0,8468
48
32
20
16,6058
19,91028784
0,8340
5.
64
16
20
16,6058
20,14832132
0,8242
6.
80
20
16,6655
22,76647973
0,7320
II.
Nilai Kalor
= 5.011,7 cal/gr
Dari hasil perhitungan dapat dibuat tabel nilai kalor sebagai berikut:
Komposisi Bahan (% massa)
Perekat
Massa rataGD
Tapioka
rata sampel
rata-rata
No
Kulit Durian
Cangkang
(%)
(gr)
sampel
(KD)
Kemiri (CK)
1.
0
80
20
1,00025
9,6
Nilai Kalor
rata- rata
(kal/gr)
5.011,7
2.
16
64
20
1,0003
9,0
4.684,7
3.
32
48
20
1,0006
9,2
4.792,2
4.
48
32
20
1,0008
9,2
4.791,2
5.
64
16
20
1,0000
9,7
5.067,6
6.
80
20
1,0006
9,1
4.737,8
III.
Kuat Tekan
= 3,136 cm
= 80 kg
= ....?
Penyelasaian:
d
= 7,72007936 cm
cm
kg/cm
Dari hasil perhitungan, dapat dibuat tabel kuat tekan sebagai berikut :
Komposisi Bahan (% massa)
Perekat
Beban
No
Kuat
2
tekan
Kulit Durian
Cangkang
Tapioka
Penekanan
(KD)
Kemiri (CK)
(%)
(kg)
1.
80
20
80
7,72008
10,3626
2.
16
64
20
290
7,54385
38,4419
3.
32
48
20
330
7,88839
41,8337
4.
48
32
20
480
7,83870
61,2347
5.
64
16
20
400
7,77927
51,4187
6.
80
20
370
7,98824
46,3181
Luas (cm )
(kg/cm )
IV.
Kadar Air
Salah satu perhitungan kadar air dalam Briket adalah sebagai berikut :
Diketahui
Ditanya
= ....?
Penyelesaian :
KA = 6,17%
Dari Hasil Perhitungan, dapat dibuat tabel kadar air sebagai berikut:
Komposisi Bahan (% massa)
Perekat
Kulit Durian
Cangkang
Tapioka
(KD)
Kemiri (CK)
(%)
1.
80
2.
16
3.
Massa Awal
Massa
Kadar Air
(gr)
Akhir (gr)
(%)
20
16,6400
15,6133
6,17
64
20
16,6105
15,2285
8,32
32
48
20
16,6335
15,1121
9,15
4.
48
32
20
16,5331
14,8257
10,33
5.
64
16
20
16,4600
14,5133
11,83
6.
80
20
16,5340
14,3553
13,18
No
No
1.
Sifat (Properties)
Kadar air (Moisture Content),
Jepang
Amerika
Inggris (Great
(Japan)
(USA)
Britain)
6-8
3-4
1,0 1,2
0,46-0,84
60-65
62
12,7
5.000-6000
4000-6500
5.780
%
2.
3.
Kuat
Tekan
streght), kg/cm
4.
(Compressive
2