Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Industri kimia merupakan suatu sistem organisasi usaha yang profit

oriented, artinya menghasilkan suatu produk yang bermanfaat bagi masyarakat.


Selain itu, industri kimia juga juga mengharapkan keuntungan dibidang financial.
Suatu penelitian kimia secara laboratorium yang menghasilkan suatu produk,
metode atau cara yang baru yang lebih baik, dapat diangkat menjadi ide pendirian
suatu industri kimia. Namun sebelum pendirian suatu industri kimia tersebut
dilakukan, perlu dilakukan perhitungan awal, atau yang biasa disebut dengan
prarancangan industri kimia. Hasil perancangan ini akan digunakan sebagai
pertimbangan apakah ide tersebut menarik untuk direalisasikan dan berprospek
baik secara komersial atau disebut dengan layak untuk didirikan. Setelah
prarancangan selesai, baru diikuti dengan penyusunan proyek prarancangan itu
sendiri, dan langkah selanjutnya berupa pembangunan fisik. Dimana prarancangan
ini meliputi beberapa tahap, yang berakhir pada evaluasi ekonomi untuk
mengetahui kelayakan suatu industri kimia untuk didirikan.
1.2. Batasan Masalah
Latar belakang pendirian suatu industri kimia.
1.3. Tujuan
1) Mengetahui latar belakang pendirian suatu industri kimia.
2) Mengetahui standar kelayakan pendirian suatu industri kimia.
3) Mengetahui langkah-langkah pendirian suatu industri kimia.
1.4. Manfaat
1) Dapat mengetahui latar belakang pendirian suatu industri kimia.
2) Dapat mengetahui standar kelayakan pendirian suatu industri kimia.
3) Dapat mengetahui langkah-langkah pendirian suatu industri kimia.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sejarah Industri Kimia
Berdasarkan survey yang dilakukan David JM Rowe, Universitas York
1998 yang bertujuan untuk menguraikan secara ringkas sejarah industri kimia
(terutama di Inggris), untuk periode 1750-1930, dan hubungannya dengan
perkembangan politik, sosial, dan ilmiah modern. Sejarah berpendapat bahwa
perkembangan industri kimia muncul terutama dalam menanggapi kebutuhan
sosial modern, sementara pembangunan yang diperoleh banyak dari penemuan
ilmiah, masalah yang dihadapi dalam industri juga memberikan gambaran bagi
penyelidikan ilmiah. Hal ini sering dianggap bahwa pure science adalah awal
yang penting dari perkembangan teknologi tetapi studi sejarah mengungkapkan
banyak kasus bahwa pemahaman ilmiah tentang teknologi kurang dibandingkan
dengan teknologi yang telah ada.
2.1.1. Latar Belakang Politik
Beberapa peristiwa besar:
1) Perang Kemerdekaan Amerika 1775-1783
2) Revolusi Perancis dan Napoleon Periode
3) Revolusi 1789, Empire Pertama (Napoleon I) 1804-1815
4) Perang Saudara Amerika 1861-1865
5) Unifikasi Italia; selesai 1870
6) Franco-Prusia Perang 1870-1871
7) Unifikasi Jerman; dasar dari Kekaisaran Jerman 1871
8) Perang Dunia Pertama 1914-1918
9) Perang Dunia Kedua 1939-1945
Munculnya Inggris sebagai kekuatan dominan dunia ekonomi antara akhir
Perang Napoleon (1815) dan Perang Dunia Pertama, tetapi Jerman bangkit
sebagai ekonomi yang kuat setelah 1871. Munculnya Amerika Serikat sebagai
ekonomi yang kuat menjelang akhir abad ke-19 sebagai kekuatan ekonomi dunia

2.1.2. Latar Belakang Sosial


2.1.2.1. Pertumbuhan Penduduk
Dalam dua abad (1550-1750) penduduk Inggris dan Wales meningkat
sekitar 50% dari seluruh 4 hingga 6 juta tiap tahunnya pada abad 1750-1850:
Tabel 2.1. Pertumbahan Penduduk Inggris

Tahun
Jutaan

1550
4.0

1600
4.25

1650
5.0

1700
5.75

1750
6.0

1800
9.25

1850
18

1900
33

1950
44

Sumber: Colin McEvedy dan Richard Jones 1978

Hal serupa terjadi di negara-negara lain. Pertumbuhan populasi ini meningkatkan


kebutuhan makanan, pakaian, dan perumahan, sehingga sumber daya yang ada
digunakan besar-besaran.
2.1.2.2. Revolusi Industri
Inggris sebagai pusat perkembangan revolusi Industri yang mengubah
masyarakat agraris mendominasi menjadi satu sangat mempengaruhi pabrik untuk
seluruh dunia, pasar domestik, dan perdagangan internasional. Revolusi Industri
terjadi pada 1760-1830 yang bermula di abad ke-17 dan diperpanjang hingga
akhir abad ke-19. Revolusi industri dibidang kimia datang terutama setelah 1830.
2.1.3. Latar Belakang Ilmiah
Munculnya ilmu pengetahuan modern pada tanggal 1660 yaitu tahun saat
Royal Society didirikan. Pada 1661, Robert Boyle menerbitkan The Skeptis
Chymist memperkenalkan konsep elemen, alkali dan asam dan menyanggah
gagasan awal alkimia (yang, bagaimanapun, tetap bertahan untuk waktu yang
lama). Dalam 150 tahun selanjutnya banyak penemuan unsur dan senyawa empiris
dibuat tapi dasar teoritis kimianya kurang hingga memasuki abad ke-19, maka
ditemukan ide-ide dari teori pembakaran modern (Lavoisier 1774), hukum
kekekalan massa (Lavoisier 1782 ), stoikiometri (Richter 1791), hukum komposisi
konstan (Proust 1799), teori atom (Dalton 1803), hipotesis Avogadro 's (1811),
dan valensi (Frankland 1852).
Dasar-dasar mekanika terdapat pada hukum Newton pada tahun 1687,
tetapi cabang fisika lain relatif belum berkembang sampai abad ke-19. Studi awal
panas dari tahun 1760-an (misalnya konsep panas laten 1761), dan pembentukan

bertahap dari hukum termodinamika dari 1824 (Carnot) ke 1850 (Clausius,


Kelvin) berasal dari kepentingan industri dalam mesin uap, termodinamika kimia
dikembangkan dari sekitar tahun 1870-an (Gibbs, van 't Hoff). Penemuan listrik
Volta (1794) dan efek elektromagnetik oleh Oersted (1820) membuka jalan bagi
pengembangan elektrodinamika oleh Faraday dan Henry di tahun 1820-an dan
1830-an. Faraday juga terbentuk berdasarkan hukum elektrokimia pada 1833.
2.1.4. Awal Teknologi Kimia
Pada pertengahan abad ke-17 sejumlah bahan kimia yang dikenal dan
teknologi kimia empiris pada skala kecil:
1) Peleburan bijih tembaga, besi, timah, dan kapur-burning.
2) Produksi alkohol dengan proses fermentation.
3) Ekstraksi alkali dari bahan pabrik-soda abu (Na 2CO3) dari maritime plants,
potash (K2CO3) dari terrestrial plants.
4) Persiapan alkali kaustik (NaOH dan KOH) dengan pengobatan soda abu
dan kalium dengan kapur (CaO atau Ca(OH)2).
5) Pembuatan sabun.
6) Pembuatan kaca.
7) Pembuatan Almunium.
8) Produksi KNO3 untuk mesiu.
Pada tahun 1736 Joshua Ward mulai memproduksi skala kecil dari asam
sulfat dengan membakar campuran belerang (sulfur) dan sodium nitrat di bejana
kaca. Skala ini menjadi skala besar oleh John Roebuck pada tahun 1747.
2.2. Industri Kimia
Industri kimia adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,
bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan
nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun
dan perekayasaan industri. Industri kimia merujuk pada suatu industri yang
terlibat dalam produksi zat kimia. Industri ini mencakup petrokimia, agrokimia,
farmasi, polimer, cat, dan oleokimia.
Industri ini menggunakan proses kimia, termasuk reaksi kimia untuk
membentuk zat baru, pemisahan berdasarkan sifat seperti kelarutan atau muatan
4

ion, distilasi, transformasi oleh panas, serta metode-metode lain. Industri kimia
terlibat dalam pemrosesan bahan mentah yang diperoleh melalui penambangan,
pertanian, dan sumber-sumber lain, menjadi material, zat kimia, serta senyawa
kimia yang dapat berupa produk akhir atau produk antara.
Bahan mentah adalah semua bahan yang didapat dari sumber daya alam
dan/atau yang diperoleh dari usaha manusia untuk dimanfaatkan lebih lanjut,
misalnya kapas untuk industri tekstil, batu kapur untuk industri semen, biji besi
untuk industri besi dan baja. Barang setengah jadi adalah bahan mentah atau
bahan baku yang telah mengalami satu atau beberapa tahap proses industri yang
dapat diproses lebih lanjut menjadi barang jadi, misalnya kain dibuat untuk
industri pakaian, kayu olahan untuk industri mebel dan kertas untuk barangbarang cetakan. Barang jadi adalah barang hasil industri yang sudah siap pakai
untuk konsumsi akhir ataupun siap pakai sebagai alat produksi, misalnya industri
pakaian, mebel, semen, dan bahan bakar.
Rancang bangun industri adalah kegiatan industri yang berhubungan
dengan perencanaan pendirian industri/pabrik secara keseluruhan atau bagianbagiannya. Perekayasaan industri adalah kegiatan industri yang berhubungan
dengan perancangan dan pembuatan mesin atau peralatan pabrik dan peralatan
industri lainnya.
2.3. Tujuan Pembangunan Industri Kimia
Berikut merupakan tujuan dari pembangunan industri kimia:
1) Meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara adil dan merata
dengan memanfaatkan dana, sumber daya alam, atau hasil budidaya serta
dengan memperhatikan keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup;
2) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara bertahap, mengubah struktur
perekonomian ke arah yang lebih baik, maju, sehat, dan lebih seimbang
sebagai upaya untuk mewujudkan dasar yang lebih kuat dan lebih luas bagi
pertumbuhan ekonomi pada umumnya, serta memberikan nilai tambah bagi
pertumbuhan industri pada khususnya;

3) Meningkatkan kemampuan dan penguasaan serta mendorong terciptanya


teknologi yang tepat guna dan menumbuhkan kepercayaan terhadap
kemampuan dunia usaha nasional;
4) Meningkatkan keikutsertaan masyarakat dan kemampuan golongan ekonomi
lemah, termasuk pengrajin agar berperan secara aktif dalam pembangunan
industri;
5) Memperluas dan memeratakan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha,
serta meningkatkan peranan koperasi industri.
6) Meningkatkan penerimaan devisa melalui peningkatan ekspor hasil produksi
nasional yang bermutu, disamping penghematan devisa melalui pengutamaan
pemakaian hasil produksi dalam negeri, guna mengurangi ketergantungan
kepada luar negeri;
7) Mengembangkan

pusat-pusat

pertumbuhan

industri

yang

menunjang

pembangunan daerah dalam rangka pewujudan Wawasan Nusantara;


8) Menunjang dan memperkuat stabilitas nasional yang dinamis dalam rangka
memperkokoh ketahanan nasional.
Faktor pendukung pembangunan industri kimia:
1) Indonesia kaya bahan mentah
2) Jumlah tenaga kerja tersedia cukup banyak
3) Tersedia pasar dalam negeri yang banyak
4) Iklim usaha yang menguntungkan untuk orientasi kegiatan industri
5) Tersedia berbagai sarana maupun prasarana untuk industri
6) Stabilitas politik yang semakin mantap
7) Banyak melakukan berbagai kerjasama dengan negara-negara lain dalam hal
permodalan, alih teknologi, dan lain-lain.
8) Letak geografis Indonesia yang menguntungkan
9) Kebijaksanaan pemerintah yang menguntungkan
10) Tersedia sumber tenaga listrik yang cukup
Faktor penghambat pembangunan industri kimia:
1) Penguasaan teknologi masih perlu ditingkatkan
2) Mutu barang yang dihasilkan masih kalah bersaing dengan negara-negara lain

3) Promosi di pasar internasional masih sangat sedikit dilakukan


4) Jenis-jenis barang tertentu bahan bakunya masih sangat tergantung dengan
negara lain
5) Sarana dan prasarana yang dibutuhkan belum merata di seluruh Indonesia
6) Modal yang dimiliki masih relatif kecil
Dampak positif pembangunan industri kimia:
1) Terbukanya lapangan kerja
2) Terpenuhinya berbagai kebutuhan masyarakat
3) Pendapatan/kesejahteraan masyarakat meningkat
4) Menghemat devisa negara
5) Mendorong untuk berfikir maju bagi masyarakat
6) Terbukanya usaha-usaha lain di luar bidang industri
7) Penundaan usia nikah
Dampak negatif pembangunan industri kimia:
1) Terjadi pencemaran lingkungan
2) Konsumerisme
3) Hilangnya kepribadian masyarakat
4) Terjadinya peralihan mata pencaharian
5) Terjadinya urbanisasi di kota-kota
6) Terjadinya permukiman kumuh di kota-kota
2.4. Bahan baku dan Produk
Bahan baku adalah bahan yang digunakan dalam membuat produk dimana
bahan tersebut secara menyeluruh tampak pada produk jadinya (atau merupakan
bagian terbesar dari bentuk barang). Sedangkan biaya bahan baku adalah seluruh
biaya untuk memperoleh sampai dengan bahan siap untuk digunakan yang
meliputi harga bahan, ongkos angkut, penyimpanan dan lainlain. Bahan baku
industri adalah bahan mentah yang diolah atau tidak diolah yang dapat
dimanfaatkan sebagai sarana produksi dalam industri, misalnya lembaran besi
atau baja untuk industri pipa, kawat, konstruksi jembatan, seng, tiang telpon,
benang adalah kapas yang telah dipintal untuk industri garmen (tekstil), minyak
kelapa, bahan baku industri margarine.
7

Reaksi kimia adalah peristiwa perubahan kimia dari zat-zat yang bereaksi
(reaktan) menjadi zat-zat hasil reaksi (produk). Pada reaksi kimia selalu dihasilkan
zat-zat yang baru dengan sifat-sifat yang baru. Reaksi kimia dituliskan dengan
menggunakan lambang unsur. Industri kimia menggunakan proses kimia seperti
reaksi kimia dan metode pengilangan untuk memproduksi material dalam bentuk
padat, cair, maupun gas. Kebanyakan produknya digunakan untuk memproduksi
barang lainnya dan hanya sedikit saja yang langsung digunakan pada konsumen.
Pelarut, pestisida, natrium karbonat, dan semen merupakan beberapa produk
kimia yang langsung dipakai konsumen.
Industri kimia juga memproduksi bahan kimia industri organik dan
anorganik, produk keramik, petrokimia, agrokimia, polimer, karet, oleokimia
(minyak, lemak, wax), peledak, dan aroma buatan. Beberapa produknya
ditampilkan pada tabel berikut.
Tabel 2.2. Contoh Tipe Produk

Tipe produk
Industri anorganik
Industri organik
produk keramik
petrokimia
agrokimia
polimer
elastomer
oleokimia
peledak
aroma buatan
gas industri

Contoh
amonia, klorin, natrium hidroksida, asam sulfat, asam
nitrat
akrilonitril, fenol, etilena oksida, urea
silika, frit
etilena, propilena, benzena, stirena
pupuk, insektisida, herbisida
polietilena, Bakelit, poliester
poliisoprena, neoprena, poliuretan
lemak babi, minyak kedelai, asam stearat
nitrogliserin, amonium nitrat, nitroselulosa
benzil benzoat, coumarin, vanilin
nitrogen, oksigen, asetilena, dinitrogen oksida

Proses-proses kimia seperti reaksi kimia digunakan pada pabrik kimia


untuk membentuk senyawa baru dengan berbagai macam tipe tangki reaktor. Di
banyak kasus reaksinya dilakukan pada peralatan khusus anti-karat pada suhu dan
tekanan tertentu dengan bantuan katalis. Produk reaksi ini dipisahkan dengan
berbagai teknik di antaranya distilasi seperti distilasi fraksional, pengendapan,
kristalisasi, adsorpsi, filtrasi, sublimasi, dan pengeringan.
8

Proses dan produk umumnya diuji selama dan setelah proses dengan
menggunakan instrumen atau alat tertentu untuk memastikan operasi berjalan
aman dan produk yang dibutuhkan sesuai dengan spesifikasi tertentu. Produk ini
dikirimkan dengan banyak cara, termasuk jalur pipa, mobil tanki, silinder, botol,
drum, kotak, dsb. Sebuah perusahaan kimia umumnya mempunyai laboratorium
penelitian dan pengembangan untuk menguji dan mengembangkan proses serta
produk yang dihasilkan.

BAB III
METODOLOGI
3.1. Langkah Pra-Rancangan Industri Kimia
Adapun langkah-langkah Pra-Rancangan Industri Kimia sebagai berikut:
1. Menentukan tujuan didirikannya suatu industri kimia

Tujuan pendirian suatu industri ditentukan dengan mempertimbangkan


beberapa faktor, meliputi:
a. Terdapatnya bahan baku (raw material yang melimpah atau

belum

digunakan secara maksimal, merupakan faktor yang mendorong ide


didirikannya suatu industri kimia.
b. Manfaat produk yang dihasilkan.
c. Pemenuhuan atas kebutuhan suatu produk (semula produk diperoleh
secara import, maka dengna dibangunnya industri di Indonesia, maka
mengurangi ketergantungan importa atas suatu barang.
d. Penampungan tenaga kerja, sesuai dengan tingkatannya.
2. Menentukan jenis dan mekanisme proses yang ada/ yang dijalankan.
Macam atau jenis serta mekanisme proses yang akan dilakukan dalm industri,
dapat ditentukan berdasar penelitian pendahuluan secara laboratorium.
Biasanya penelitian- penelitian dengan

topik penentuan kondisi operasi

optimal dalam suatu proses, merupakan acuan kondisi operasi yang akan
diretapkan dalam skala industri. Sedangkan mekanisme proses yang
dilakukan, pada prinsipnya juga sama dengan mekanisme pada penelitian
pendahuluan, hanya perbedaannya terletak pada sistem operasinya.
3. Menentukan kapasitas produksi (Pettrs M.S; 2003)
Kapasitas produksi suatu industri biasanya ditentukan berdasarkan jumlah
produk yang akan dihasilkan dengan kemurnian tertentu, yang besarnya dapat
dilihat dari berbagai sumber, misalnya dari Biro Pusat Statistik, dari biro ini
dapat diketahui kebutuhan akan suatau produk untuk memenuhi kebutuhan
dalam negeri dari data industri yang telah ada (tentang bahan pembantu dll.
yang diperlukan). Berdasarkan data-data ini, kemudian ditentukan besarnya
kapasitas produksi. Setelah kapasitas produksi ditentukan, dapat diprediksi
hasil penjualan produk secara total. Dengan mengetahui ongkos pemebelian
bahan baku, dan harga jual produk, dapat dilihat apakah industri akan meraih
keuntungan atau tidak, walaupun keuntungan secara signifikan masih harus
dihitung dengan analisis ekonomi (analisis rugi-laba) dengan menggunakan
beberapa kriteria.

10

4. Menghitung banyaknya bahan atau zat yang keluar atau masuk dari dan ke
suatu alat proses. (Geankoplis; 1992).
Banyaknya zat (bahan) yang keluar dan masuk dari dan ke suatu alat proses
akan menentukan volume/ kapasitas suatu alat proses yang digunakan, serta
mengetahui massa zat/ bahan yang diperlukan dan yang dihasilkan yang
selanjutnya akan menentukan biaya

pembelian zat, serta berperan dalam

perancangan alat proses yang terkait. Penentuan bahan- bahan yang keluar
masuk dalam suatu alat proses dilakaukan dengan mengunakan konsep neraca
massa. Konsep neraca massa merupakan aplikasi dari konsep kekekalan
massa, yang menyatakan bahwa massa bahan yang masuk sama dengan massa
bahan yang keluar dari suatu alat proses.
5. Menghitung banyaknya panas yang keluar atau yang masuk dari dan ke dalam
suatu alat proses. (Himmelblau; 1984).
Analog dengan konsep neraca massa, konsep neraca panas diturunkan dari
konsep kekekalan panas, yang mengatakan: panas yang masuk ke dalam suatu
alat proses sama dengan panas yang keluar dari alat tersebut. Banyaknya
panas yang masuk dan keluar dalam suatu proses menentukan banyaknya zat
pendingin (air) dan zat pemanas (uap air atau fluida panas lainnya). Dengan
menghitung panas yang terlibat maka akan berpengaruh dalam perancangan
alat terkait, disamping itu proses dapat berjalan dengan aman. Jika proses
tersebut menghasilkan panas, maka sejumlah panas yang dihasilkan dapat
diantisipasi, sehingga tidak mengganggu jalannya proses mengakibatkan
terjadinya polusi panas pada lingkungan.

6. Merancang alat-alat produksi / alat- alat proses


Ditinjau dari proses yang terjadi, dalam industri kimia pada umumnya terdiri
dari 2 macam proses; yaitu proses kimia/ reaksi kimia (terbentuk zat baru)
dan proses fisik ( terjadi perubahan fisik). Dengan melakukan perancangan
semua alat yang diperlukan, dapat diprediksi biaya yang diperlukan untuk
pengadaan alat. Alat- alat produksi dalam industri kimia meliputi:

11

Reaktor merupakan tempat terjadinya reaksi kimia, perancangan atas alat ini
sangat spesifik, tergantung pada: jenis reaksi yang terjadi ( homogen,
heterogen, eksotermal, endotermal,) Ada bebrapa jenis rector yang digunakan
dalam industri kimia, antara lain: Reaktor Alir Tangki berpengaduk (RATB),
Reaktor Alir Pipa (RAP), Shell and Tube Reactor, Fluidized Bed Reactor .
( Westerterp, Swaij and Beenackers; 1994).
Alat Proses yang bekerja secara fisik. Alat- alat ini pada pronsipnya
merupakan alat pemisahrnian produk dan alat pencampur, yang digunakan
untuk menyesuaikan keadaan fisik dari zat/ bahan yang diolah, agar
kondisinya sesuai dengan kondisi yang dipersyaratkan/ diinginkan. Kondisi
tersebut meliputi: suhu (digunakan alat penukar kalor/ heat exchanger = HE),
tekanan (digunakan kompresor atau pompa), ukuran butiran (digunakan alat
penumbuk, alat

pengayak,), fasa zat (digunakan alat penguap, atau

pengembun, alat pengering), kemurnian bahan ( digunakan alat distilasi, alat


ekstraksi, alat adsorbsi). (Brown G.G: 1989. dan Geankoplis; 1992 ).
7. Menghitung banyaknya utilitas yang diperlukan (meliputi: air, uap air, udara
tekan dan listrik).
Menurut artinya, utilitas adalah bahan yang diperlukan untuk menujang
terlaksananya suatu proses. Yang termasuk dalam utilitas adalah: air, uap air,
udara dan listrik. Air dalam industri kimia mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
sebagai air keperluan rumah tangga industri, air proses, air pencuci dan air
pembangkit tenaga uap (air umpan boiler). Masing- masing jenis air
mempunyai persyaratan yang berbeda. Kebutuhan total air untuk industri
dihitung dengan cara menghitung kebutuhan air pada tiap- tiap alat. Alat
produksi yang memerlukan air adalah: alat pencuci, alat pendingin (cooler)
dan ketel pembangkit uap air. Dengan menggunakan konsep neraca massa
dan neraca panas dan pada tiap alat, maka kebutuhan air dapat diketahui.
(Powell S.T: 1992). Uap air dalam industri kimia berfungsi sebagai sumber
panas. Alat- alat proses industri yang memerlukan uap air sebagai pemanas
misalnya adalah: alat penguap (evaporator), alat pendidih kembali (reboiler),
alat pemanas (heater). Seperti halnya pada penenetuan kebutuhan air,

12

kebutuhan akan uap air ditentukan dengan bantuan neraca massa dan neraca
panas. (Geankoplis C.J; 1992).
Udara tekan dan udara panas banyak digunakan dalam industri kimia pada
proses pengeringan dan proses pembakaran bahan bakar yang berlangsung
dalam suatu dapur pembakaran. Banyaknya udara tekan dapat diketahui
dengan cara merancang alat- alat yang membutuhkan udara tekan.
Dalam industri kimia, listrik digunakan untuk keperluan penerangan,
pemompaan dan alat- alat angkut lainnya seperti conveyor dan elevator.
Prediksi kebutuhan listrik dihitung berdasarkan perancangan terhadap alatalat yang memerlukan listrik.
8. Melakukan evaluasi ekonomi.
Evaluasi ekonomi dilakukan untuk menentukan kelayakan didirikannya suatu
industri kimia. Yang dilamsud dengan industri kimia yang layak didirikan
adalah industri kimia yang apabila beroperasi akan mendapatkan keuntungan
secara financial. Dengan mengetahui besarnya modal, baik modal tetpa
maupun modal kerja, besarnya biaya produksi, pendapatan dari penjualan
produk, memperhitungkan besarnya pengeluaran tak terhingga seta besarnya
pajak yang harus dibayarkan, menurut Aries R.S and Newton R.D (1988),
dengan alur perhitungan tertentu akan diperoleh beberapa kriteria yang
digunakan sebagai tolok ukur penentuan kelayakan didirikannya suatu
industri. Tolok ukur tersebut meliputi Break event Point (BEP); Pay Out
Time Period (POT), Discounted Cash Flow (DCF), Shut Down Point (SDP)
dan Return On Investment (ROI).
Break Event Poin (BEP ) adalah kapasitas produksi ( dinyatakan dengna k%
kapasitas penuh) dimana dengan produksi sebesar ini, maka industri tidak
mengalami rugi maupun laba. Misalnya suatu industri memepunyai kapasitas
produksi 100 000 ton tiap tahun. Jika dari perhitungan diperoleh harga BEP
sebesar 40%, ini bertarti bahwa jika industri sudah beroperasi sebanyak
40.000 ton per tahun , maka industri tidak rugi dan tidak laba. Namun jika
berproduksi lebih kecil dari 40.000 ton per tahun industry akan mengalami
kerugian. Demikian pula sebaliknya.

13

Pay Out Time Period (POT) adalah kurun waktu dimana modal tetap yang
dikeluarkan oleh industri akan kembali.
Discounted Cash Flow (DCF) adalah besarnya bunga per tahun yang bias
doperoleh pihak penanam modal. Misalnya seseorang menanam modal sebesar
Rp. 100.000.000. Jika harga DCF sebesar 20% berartai tiap tahun akan
menerima keuntungan sebesar 20% x Rp. 100.000.000 = Rp. 20.000.000. Ini
berarti bahwa ditinjau dari DCF, industri ini menarik untuk didirikan. (karena
bunga Bank sebesar 12% per tahun).
Shut Down Point (SDP) adalah besarnya kapasitas produksi yang
mengakibatkan industri tutup. Semakin kecil harga SDP industri semakin
layak atau menarik untuk dibangun.
Return On Investment (ROI) adalah besarnya keuntungan (dinyatakan dalam
%) yang diperoleh setiap tahun. Return On Investment dihitung berdasarkan
besarnya modal tetap.
Setelah harga-harga BEP, POT, DCE, SDP dan ROI dapat diketahui, dan
dengan memperhatikan tingkat risiko dari industri, dapat ditarik suatu
kesimpulan tentang kelayakan industri tersebut didirikan.

3.2. Diagram Alir Pra-Rancangan Industri Kimia


Menentukan Tujuan didirikannya Industri Kimia

Menentukan Jenis dan Mekanisme yang akan dijalankann

Menentukan Kapasitas Produksi


14

Menghitung Banyaknya Bahan/Zat yang keluar atau masuk dari dan


ke suatu Alat Proses
Menghitung Banyaknya Panas yang keluar atau masuk dari dan
ke suatu Alat Proses
Merancang Alat-alat Produksi atau Alat-alat Proses

Menghitung Banyaknya Utilitas yang diperlukan (meliputi: air,


Uap air, Udara tekan, dan listrik)
Melakukan Evaluasi Ekonomi

BAB IV
PEMBAHASAN
Pendirian chemical plant dilatarbelakangi oleh beberapa peristiwa besar
yaitu dalam bidang politik, pertumbuhan penduduk, revolusi industri, latar
belakang ilmiah, dan perkembangan teknologi kimia. Hal tersebutlah yang
mempengaruhi pembangunan chemical plant saat ini. Selain itu, chemical plant

15

menghasilkan produk yang lebih banyak dibandingkan dengan produksi skala


laboratorium. Latar belakang dapat digunakan sebagai acuan untuk perkembangan
chemical plant yang lebih baik
Latar belakang dalam pembangunan industri kimia memuat informasi
plant yang akan dibangun. Latar belakang yang baik harus disusun dengan sejelas
mungkin dan bila perlu disertai dengan data atau fakta yang mendukung.
Beberapa hal yang terdapat dalam latar belakang menurut wikipedia.org adalah:
1) Kondisi ideal mencakup keadaan yang dicita-citakan atau diharapkan terjadi,
kondisi ideal ini biasa dituangkan dalam bentuk visi dan misi yang ingin
diraih.
2) Kondisi aktual merupakan kondisi yang terjadi saat ini. Biasa menceritakan
perbedaan situasi antara kondisi saat ini dengan kondisi yang dicita-citakan
terjadi.
3) Solusi merupakan saran singkat atau penawaran penyelesaian terhadap
masalah yang dialami sebelum melangkah lebih lanjut ke pokok bahasan.
4) Latar belakang mengandung perbandingan dan penyempurnaan atas tulisan
mengenai topik yang sama sebelumnya.
Tujuan

dibentuknya

chemical

plant

antara

lain:

meningkatkan

kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara adil dan merata, meningkatkan


pertumbuhan ekonomi secara bertahap, mengubah struktur perekonomian ke arah
yang lebih baik, meningkatkan kemampuan dan penguasaan serta mendorong
terciptanya teknologi yang tepat, memperluas dan memeratakan kesempatan kerja
dan kesempatan berusaha, meningkatkan penerimaan devisa melalui peningkatan
ekspor hasil produksi nasional yang bermutu, mengembangkan pusat-pusat
pertumbuhan industri dan menunjang dan memperkuat stabilitas nasional.
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

16

1) Pendirian chemical plant dilatarbelakangi oleh beberapa peristiwa besar


yaitu dalam bidang politik, pertumbuhan penduduk, revolusi industri, latar
belakang ilmiah, dan perkembangan teknologi kimia.
2) Kelayakan dididirkannya suatu industri kimia dapat ditentukan oleh
besarnya harga-harga BEP (Break Event Point), POT period (Pay Out Time
Period), DCF (Discounted Cash Flow), SDP (Shut Down Point) dan ROI
(Return On Investment).
3) Langkah- langkah prarancangan industri kimia meliputi 1). Menentukan
tujuan didirikannya industri kimia; 2) Menentukan jenis dan mekanisme
proses yang ada di dalamnya (termasuk proses kimia dan proses fisika); 3)
Menentukan kapasitas produksi; 4) Menghitung banyaknya bahan/ zat yang
keluar dan masuk dari dan ke dalam suatu alat proses (dengan menggunakan
konsep neraca bahan); 5) Menghitung banyaknya panas yang keluar dan
masuk dari dan ke dalam suatu alat (menggunakan konsep neraca panas); 6)
Merancang alat- alat produksi (reaktor, alat pemurnian, alat penukar kalor
dll.); 7) Menghitung utilitas yang diperlukan (meliputi: air, udara,, uap air
dan listrik); 8). Melakukan evaluasi ekonomi untuk menentukan kelayakan
didirikannya industri kimia tersebut.
5.2. Saran
Untuk mendirikan suatu industri kimia perlu mengetahui latar belakang
pendirian industri kimia tersebut serta dilakukan studi kelayakan pendirian
industri kimia sehingga industri kimia tersebut dapat direalisasikan.

17

Anda mungkin juga menyukai