BAB 1,2,3,4 Dan 5RP
BAB 1,2,3,4 Dan 5RP
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Industri kimia merupakan suatu sistem organisasi usaha yang profit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sejarah Industri Kimia
Berdasarkan survey yang dilakukan David JM Rowe, Universitas York
1998 yang bertujuan untuk menguraikan secara ringkas sejarah industri kimia
(terutama di Inggris), untuk periode 1750-1930, dan hubungannya dengan
perkembangan politik, sosial, dan ilmiah modern. Sejarah berpendapat bahwa
perkembangan industri kimia muncul terutama dalam menanggapi kebutuhan
sosial modern, sementara pembangunan yang diperoleh banyak dari penemuan
ilmiah, masalah yang dihadapi dalam industri juga memberikan gambaran bagi
penyelidikan ilmiah. Hal ini sering dianggap bahwa pure science adalah awal
yang penting dari perkembangan teknologi tetapi studi sejarah mengungkapkan
banyak kasus bahwa pemahaman ilmiah tentang teknologi kurang dibandingkan
dengan teknologi yang telah ada.
2.1.1. Latar Belakang Politik
Beberapa peristiwa besar:
1) Perang Kemerdekaan Amerika 1775-1783
2) Revolusi Perancis dan Napoleon Periode
3) Revolusi 1789, Empire Pertama (Napoleon I) 1804-1815
4) Perang Saudara Amerika 1861-1865
5) Unifikasi Italia; selesai 1870
6) Franco-Prusia Perang 1870-1871
7) Unifikasi Jerman; dasar dari Kekaisaran Jerman 1871
8) Perang Dunia Pertama 1914-1918
9) Perang Dunia Kedua 1939-1945
Munculnya Inggris sebagai kekuatan dominan dunia ekonomi antara akhir
Perang Napoleon (1815) dan Perang Dunia Pertama, tetapi Jerman bangkit
sebagai ekonomi yang kuat setelah 1871. Munculnya Amerika Serikat sebagai
ekonomi yang kuat menjelang akhir abad ke-19 sebagai kekuatan ekonomi dunia
Tahun
Jutaan
1550
4.0
1600
4.25
1650
5.0
1700
5.75
1750
6.0
1800
9.25
1850
18
1900
33
1950
44
ion, distilasi, transformasi oleh panas, serta metode-metode lain. Industri kimia
terlibat dalam pemrosesan bahan mentah yang diperoleh melalui penambangan,
pertanian, dan sumber-sumber lain, menjadi material, zat kimia, serta senyawa
kimia yang dapat berupa produk akhir atau produk antara.
Bahan mentah adalah semua bahan yang didapat dari sumber daya alam
dan/atau yang diperoleh dari usaha manusia untuk dimanfaatkan lebih lanjut,
misalnya kapas untuk industri tekstil, batu kapur untuk industri semen, biji besi
untuk industri besi dan baja. Barang setengah jadi adalah bahan mentah atau
bahan baku yang telah mengalami satu atau beberapa tahap proses industri yang
dapat diproses lebih lanjut menjadi barang jadi, misalnya kain dibuat untuk
industri pakaian, kayu olahan untuk industri mebel dan kertas untuk barangbarang cetakan. Barang jadi adalah barang hasil industri yang sudah siap pakai
untuk konsumsi akhir ataupun siap pakai sebagai alat produksi, misalnya industri
pakaian, mebel, semen, dan bahan bakar.
Rancang bangun industri adalah kegiatan industri yang berhubungan
dengan perencanaan pendirian industri/pabrik secara keseluruhan atau bagianbagiannya. Perekayasaan industri adalah kegiatan industri yang berhubungan
dengan perancangan dan pembuatan mesin atau peralatan pabrik dan peralatan
industri lainnya.
2.3. Tujuan Pembangunan Industri Kimia
Berikut merupakan tujuan dari pembangunan industri kimia:
1) Meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara adil dan merata
dengan memanfaatkan dana, sumber daya alam, atau hasil budidaya serta
dengan memperhatikan keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup;
2) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara bertahap, mengubah struktur
perekonomian ke arah yang lebih baik, maju, sehat, dan lebih seimbang
sebagai upaya untuk mewujudkan dasar yang lebih kuat dan lebih luas bagi
pertumbuhan ekonomi pada umumnya, serta memberikan nilai tambah bagi
pertumbuhan industri pada khususnya;
pusat-pusat
pertumbuhan
industri
yang
menunjang
Reaksi kimia adalah peristiwa perubahan kimia dari zat-zat yang bereaksi
(reaktan) menjadi zat-zat hasil reaksi (produk). Pada reaksi kimia selalu dihasilkan
zat-zat yang baru dengan sifat-sifat yang baru. Reaksi kimia dituliskan dengan
menggunakan lambang unsur. Industri kimia menggunakan proses kimia seperti
reaksi kimia dan metode pengilangan untuk memproduksi material dalam bentuk
padat, cair, maupun gas. Kebanyakan produknya digunakan untuk memproduksi
barang lainnya dan hanya sedikit saja yang langsung digunakan pada konsumen.
Pelarut, pestisida, natrium karbonat, dan semen merupakan beberapa produk
kimia yang langsung dipakai konsumen.
Industri kimia juga memproduksi bahan kimia industri organik dan
anorganik, produk keramik, petrokimia, agrokimia, polimer, karet, oleokimia
(minyak, lemak, wax), peledak, dan aroma buatan. Beberapa produknya
ditampilkan pada tabel berikut.
Tabel 2.2. Contoh Tipe Produk
Tipe produk
Industri anorganik
Industri organik
produk keramik
petrokimia
agrokimia
polimer
elastomer
oleokimia
peledak
aroma buatan
gas industri
Contoh
amonia, klorin, natrium hidroksida, asam sulfat, asam
nitrat
akrilonitril, fenol, etilena oksida, urea
silika, frit
etilena, propilena, benzena, stirena
pupuk, insektisida, herbisida
polietilena, Bakelit, poliester
poliisoprena, neoprena, poliuretan
lemak babi, minyak kedelai, asam stearat
nitrogliserin, amonium nitrat, nitroselulosa
benzil benzoat, coumarin, vanilin
nitrogen, oksigen, asetilena, dinitrogen oksida
Proses dan produk umumnya diuji selama dan setelah proses dengan
menggunakan instrumen atau alat tertentu untuk memastikan operasi berjalan
aman dan produk yang dibutuhkan sesuai dengan spesifikasi tertentu. Produk ini
dikirimkan dengan banyak cara, termasuk jalur pipa, mobil tanki, silinder, botol,
drum, kotak, dsb. Sebuah perusahaan kimia umumnya mempunyai laboratorium
penelitian dan pengembangan untuk menguji dan mengembangkan proses serta
produk yang dihasilkan.
BAB III
METODOLOGI
3.1. Langkah Pra-Rancangan Industri Kimia
Adapun langkah-langkah Pra-Rancangan Industri Kimia sebagai berikut:
1. Menentukan tujuan didirikannya suatu industri kimia
belum
optimal dalam suatu proses, merupakan acuan kondisi operasi yang akan
diretapkan dalam skala industri. Sedangkan mekanisme proses yang
dilakukan, pada prinsipnya juga sama dengan mekanisme pada penelitian
pendahuluan, hanya perbedaannya terletak pada sistem operasinya.
3. Menentukan kapasitas produksi (Pettrs M.S; 2003)
Kapasitas produksi suatu industri biasanya ditentukan berdasarkan jumlah
produk yang akan dihasilkan dengan kemurnian tertentu, yang besarnya dapat
dilihat dari berbagai sumber, misalnya dari Biro Pusat Statistik, dari biro ini
dapat diketahui kebutuhan akan suatau produk untuk memenuhi kebutuhan
dalam negeri dari data industri yang telah ada (tentang bahan pembantu dll.
yang diperlukan). Berdasarkan data-data ini, kemudian ditentukan besarnya
kapasitas produksi. Setelah kapasitas produksi ditentukan, dapat diprediksi
hasil penjualan produk secara total. Dengan mengetahui ongkos pemebelian
bahan baku, dan harga jual produk, dapat dilihat apakah industri akan meraih
keuntungan atau tidak, walaupun keuntungan secara signifikan masih harus
dihitung dengan analisis ekonomi (analisis rugi-laba) dengan menggunakan
beberapa kriteria.
10
4. Menghitung banyaknya bahan atau zat yang keluar atau masuk dari dan ke
suatu alat proses. (Geankoplis; 1992).
Banyaknya zat (bahan) yang keluar dan masuk dari dan ke suatu alat proses
akan menentukan volume/ kapasitas suatu alat proses yang digunakan, serta
mengetahui massa zat/ bahan yang diperlukan dan yang dihasilkan yang
selanjutnya akan menentukan biaya
perancangan alat proses yang terkait. Penentuan bahan- bahan yang keluar
masuk dalam suatu alat proses dilakaukan dengan mengunakan konsep neraca
massa. Konsep neraca massa merupakan aplikasi dari konsep kekekalan
massa, yang menyatakan bahwa massa bahan yang masuk sama dengan massa
bahan yang keluar dari suatu alat proses.
5. Menghitung banyaknya panas yang keluar atau yang masuk dari dan ke dalam
suatu alat proses. (Himmelblau; 1984).
Analog dengan konsep neraca massa, konsep neraca panas diturunkan dari
konsep kekekalan panas, yang mengatakan: panas yang masuk ke dalam suatu
alat proses sama dengan panas yang keluar dari alat tersebut. Banyaknya
panas yang masuk dan keluar dalam suatu proses menentukan banyaknya zat
pendingin (air) dan zat pemanas (uap air atau fluida panas lainnya). Dengan
menghitung panas yang terlibat maka akan berpengaruh dalam perancangan
alat terkait, disamping itu proses dapat berjalan dengan aman. Jika proses
tersebut menghasilkan panas, maka sejumlah panas yang dihasilkan dapat
diantisipasi, sehingga tidak mengganggu jalannya proses mengakibatkan
terjadinya polusi panas pada lingkungan.
11
Reaktor merupakan tempat terjadinya reaksi kimia, perancangan atas alat ini
sangat spesifik, tergantung pada: jenis reaksi yang terjadi ( homogen,
heterogen, eksotermal, endotermal,) Ada bebrapa jenis rector yang digunakan
dalam industri kimia, antara lain: Reaktor Alir Tangki berpengaduk (RATB),
Reaktor Alir Pipa (RAP), Shell and Tube Reactor, Fluidized Bed Reactor .
( Westerterp, Swaij and Beenackers; 1994).
Alat Proses yang bekerja secara fisik. Alat- alat ini pada pronsipnya
merupakan alat pemisahrnian produk dan alat pencampur, yang digunakan
untuk menyesuaikan keadaan fisik dari zat/ bahan yang diolah, agar
kondisinya sesuai dengan kondisi yang dipersyaratkan/ diinginkan. Kondisi
tersebut meliputi: suhu (digunakan alat penukar kalor/ heat exchanger = HE),
tekanan (digunakan kompresor atau pompa), ukuran butiran (digunakan alat
penumbuk, alat
12
kebutuhan akan uap air ditentukan dengan bantuan neraca massa dan neraca
panas. (Geankoplis C.J; 1992).
Udara tekan dan udara panas banyak digunakan dalam industri kimia pada
proses pengeringan dan proses pembakaran bahan bakar yang berlangsung
dalam suatu dapur pembakaran. Banyaknya udara tekan dapat diketahui
dengan cara merancang alat- alat yang membutuhkan udara tekan.
Dalam industri kimia, listrik digunakan untuk keperluan penerangan,
pemompaan dan alat- alat angkut lainnya seperti conveyor dan elevator.
Prediksi kebutuhan listrik dihitung berdasarkan perancangan terhadap alatalat yang memerlukan listrik.
8. Melakukan evaluasi ekonomi.
Evaluasi ekonomi dilakukan untuk menentukan kelayakan didirikannya suatu
industri kimia. Yang dilamsud dengan industri kimia yang layak didirikan
adalah industri kimia yang apabila beroperasi akan mendapatkan keuntungan
secara financial. Dengan mengetahui besarnya modal, baik modal tetpa
maupun modal kerja, besarnya biaya produksi, pendapatan dari penjualan
produk, memperhitungkan besarnya pengeluaran tak terhingga seta besarnya
pajak yang harus dibayarkan, menurut Aries R.S and Newton R.D (1988),
dengan alur perhitungan tertentu akan diperoleh beberapa kriteria yang
digunakan sebagai tolok ukur penentuan kelayakan didirikannya suatu
industri. Tolok ukur tersebut meliputi Break event Point (BEP); Pay Out
Time Period (POT), Discounted Cash Flow (DCF), Shut Down Point (SDP)
dan Return On Investment (ROI).
Break Event Poin (BEP ) adalah kapasitas produksi ( dinyatakan dengna k%
kapasitas penuh) dimana dengan produksi sebesar ini, maka industri tidak
mengalami rugi maupun laba. Misalnya suatu industri memepunyai kapasitas
produksi 100 000 ton tiap tahun. Jika dari perhitungan diperoleh harga BEP
sebesar 40%, ini bertarti bahwa jika industri sudah beroperasi sebanyak
40.000 ton per tahun , maka industri tidak rugi dan tidak laba. Namun jika
berproduksi lebih kecil dari 40.000 ton per tahun industry akan mengalami
kerugian. Demikian pula sebaliknya.
13
Pay Out Time Period (POT) adalah kurun waktu dimana modal tetap yang
dikeluarkan oleh industri akan kembali.
Discounted Cash Flow (DCF) adalah besarnya bunga per tahun yang bias
doperoleh pihak penanam modal. Misalnya seseorang menanam modal sebesar
Rp. 100.000.000. Jika harga DCF sebesar 20% berartai tiap tahun akan
menerima keuntungan sebesar 20% x Rp. 100.000.000 = Rp. 20.000.000. Ini
berarti bahwa ditinjau dari DCF, industri ini menarik untuk didirikan. (karena
bunga Bank sebesar 12% per tahun).
Shut Down Point (SDP) adalah besarnya kapasitas produksi yang
mengakibatkan industri tutup. Semakin kecil harga SDP industri semakin
layak atau menarik untuk dibangun.
Return On Investment (ROI) adalah besarnya keuntungan (dinyatakan dalam
%) yang diperoleh setiap tahun. Return On Investment dihitung berdasarkan
besarnya modal tetap.
Setelah harga-harga BEP, POT, DCE, SDP dan ROI dapat diketahui, dan
dengan memperhatikan tingkat risiko dari industri, dapat ditarik suatu
kesimpulan tentang kelayakan industri tersebut didirikan.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pendirian chemical plant dilatarbelakangi oleh beberapa peristiwa besar
yaitu dalam bidang politik, pertumbuhan penduduk, revolusi industri, latar
belakang ilmiah, dan perkembangan teknologi kimia. Hal tersebutlah yang
mempengaruhi pembangunan chemical plant saat ini. Selain itu, chemical plant
15
dibentuknya
chemical
plant
antara
lain:
meningkatkan
5.1. Kesimpulan
16
17