ABSTRACT
I
PENDAHULUAN
Komunikasi d a t a a n t a r a m u a t a n
roket dengan stasiun penerima dapat
menggunakan s e b u a h UHF yang dilengkapi dengan perangkat modem. Pada
dekade ini telah berkembang dengan
pesat komunikasi d a t a dengan radio yang
d i k h u s u s k a n u n t u k komunikasi data,
p a d a awalnya m e n g g u n a k a n radio s u a r a
dengan s e b u a h modem audio. Untuk
melakukan komunikasi d a t a j a r a k j a u h ,
frekuensi radio yang paling optimal
adalah frekuensi rendah, bisa VFH atau
UHF. J i k a m e n g g u n a k a n frekuensi yang
lebih tinggi, m a k a daya jangkaunya
menjadi berkurang jauh. Pada peluncuran
sebuah roket yang mempunyai daya
jangkau rendah, m a k a radio dengan
frekuensi tinggi d a n kecepatan transfer
tinggi dapat digunakan secara optimal.
Akan tetapi u n t u k roket dengan daya
jangkau yang j a u h , penggunaan radio
J*u. J
juni UVU;JJ-JO
3 . 1 Modulator
Modulasi deret data binari menjadi
signal s u a r a dapat dilakukan p a d a salah
satu port s e b u a h microcontroller. Lebar
p u l s a masing-masing frekuensi dapat
diatur dengan timer pada prosesor tersebut.
Data digital yang m a s u k langsung dirubah
menjadi pulsa. Pulsa ini a k a n melalui
lowpass filter agar b e r u b a h menjadi
gelombang sinus dan dapat dikirim dengan
baik melalui gelombang radio. Bagan
modulator komunikasi radio s u a r a dapat
dilihat p a d a G a m b a r 3 - 1 , yang terdiri dari
rangkaian elektronik yang sangat sederhana, seperti s e b u a h microcontroller
AT90S2313 dengan kecepatan 16 MHz
d a n lowpass fiter dengan m e n g g u n a k a n
komponen beberapa resistor dan kapasitor.
Gambar 3 - 1 : S k e m a
modulator
menjadi s u a r a
data
Komunikasi dengan k e c e p a t a n
b a u d r a t e yang tidak s t a n d a r d a p a t dil a k u k a n a n t a r modem d a n j u g a a n t a r a
modem d a n komputer. Sehingga pengg u n a a n kecepatan baudrate ini s a n g a t
fleksibel d a n dapat disesuaikan d e n g a n
bandwidth UHF yang digunakan. U n t u k
memperoleh hasil signal yang baik,
penggunaan kristal kecepatan tinggi
(16 MHz) sangat diperlukan. Agar eksekusi
perintah menjadi lebih cepat, sehingga
memperoleh frekuensi signal modulasi
yang lebih a k u r a t .
3 . 2 Demodulator
G a m b a r 3-3 adalah r a n c a n g a n
demodulator u n t u k modem AFSK. Input
b e r u p a signal s u a r a dari radio, d a n
keluarannya b e r u p a serial data.
maupun highpass filter. Alasan penggunaan tipe ini adalah agar respon frekuensi
yang diinginkan lebih mendatar. Makin
banyak order filter yang digunakan, dapat
membuat respon frekuensi mendekati yang
diinginkan. Akan tetapi untuk optimasi
komponen perlu dibatasi sesuai dengan
jumlah opamp yang dipakai. Dalam prototip
kali ini kita gunakan dua buah quadopamp, sehingga selain untuk sebuah
amplifier, dapat pula dipakai 4 order untuk
lowpass dan highpass filter. Gambar 3-6
bagian atas adalah desain highpass filter.
Penentuan nilai tahanan, kapasitor, dan
cutq/ffrekuensi adalah dapat kita temukan
diberbagai literatur-literatur pada bidang
signal prosesing. Gambar 3-6 bagian bawah
adalah desain lowpass filter. Metodanya
mirip dengan di atas, hanya posisi tahanan
dan kapasitor saling tertukar. Sebelum
membuat prototipnya kami juga telah
menghitung nilai-nilai komponen tersebut
dengan r a m u s yang telah ada, dan juga
telah melakukan simulasi rangkaian filter
tersebut dengan perangkat lunak seperti
Spice. Sehingga hasil yang akan kita
peroleh dapat kita prediksi. Selain itu,
pengamatan langsung pada output radio
receiver dengan menggunakan osiloskop
yang juga mampu menghitung spectrum
frekuensinya sangat penting. Kami menggunakan perangkat lunak yang dapat
mengakusisi data melalui sound-card
komputer dan menganalisa frekuensifrekuensi yang didapat. Kemudian melakukan filtering secara digital untuk memperoleh parameter cutoff frekuensi yang
tepat pada prototip rangkaian elektronik
modem. Sehingga secara keseluruhan
desain rangkaian elektronik receiver modem
ini terdiri dari bagian highpass filter,
lowpass filter, amplifier, komparator signal,
dan prosesing digital dengan microcontroller.
Hasil percobaan yang kami peroleh akan
dibahas lebih mendetail pada bagian
berikutnya. Untuk memilih kecepatan
baudrate untuk demodulator, perlu digunakan jumper untuk pemilihan kecepatan
kristal dan rangkaian filtering agar sensitivitas receiver tetap dalam kondisi baik.
35
Percobaan
dilakukan
dengan
m e m b u a t rangkaian prototip baik u n t u k
transmitter d a n receiver yang dilengkapi
dengan d u a b u a h UHF. Mula-mula kita
analisa signal tone, a p a k a h stabil u n t u k
m e m b u a t frekuensi yang dihasilkan.
Kemudian mengecek frekuensi mark d a n
space a p a k a h s u d a h sesuai dengan
36
KESIMPULAN