Anda di halaman 1dari 21

Enzim Phytase sebagai

Bahan Pakan Ternak


Getta Austin (1306405364)
Pratiwi Rostiningtyas (1306370833)
Satria Pasthika (1306371041)
Sabila Robani (1306415320)
Khairunissa (1306370934)
Adythya Fernando (1306447764)

Deskripsi Produk
Pakan Ternak Cargill
Pakan Ternak Cargill memberikan solusi
produktivitas ternak yang disesuaikan dengan
permintaan produsen komersial di Amerika
Utara & Latin, Eropa, dan Asia. Dibanding
fokus pada produk pakan standar, kami lebih
pada menciptakan campuran bahan pakan
yang dibuat sesuai dengan permintaan
peternak dan program pengelolaan kandang
yang sesuai dengan situasi tiap-tiap lokasi..

Nutrisi merupakan kunci utama kinerja ternak


Agar dapat menjalankan bisnis yang sukses, peternak harus mengelola berbagai faktor yang
berdampak positif pada perkembangan, pertumbuhan, kesehatan, dan produktifitas ternak.
Sebagian besar aspek kinerja dan produktifitas ternak sangat dipengaruhi oleh nutrisi. Seperti
siklus kehidupan ternak, kebutuhan nutrisi mungkin saja berubah, dan tujuan produksi juga
menentukan kebutuhan akan nutrisi ternak.
Para konsultan nutrisi ternak di Cargill, yang ahli di bidang mereka masing-masing, bekerja
sama dengan peternak dalam menyusun program pemberian pakan yang berorientasi pada
performa yang sesuai dengan kehendak peternak. Melalui program ini ternak mendapatkan
bahan nutrisi yang tepat dengan kuantitas yang tepat dan saat yang tepat. Dengan solusi yang
inovatif dari kami tentang pemberian pakan, kami membantu dalam mewujudkan perkembangan, pertumbuhan, kesehatan, dan kinerja ternak secara optimal, dan ikut berperan dalam
keberhasilan usaha ternak.

NATURA Enzim Ternak: Meningkatkan Hasil Produk


Peternak
NATURA Enzim Ternak merupakan produk yang diproduksi dari
hasil riset dengan teknik bioteknologi terkini dan mampu
memberikan solusi untuk meningkatkan produktifitas dan kualitas
hasil peternakan.
NATURA Enzim ternak mengandung enzim-enzim dan strain
mikroba probiotik unggul dan terpilih secara ilmiah untuk
memberikan dampak keseimbangan mikroflora usus, sehingga
menyehatkan dan meningkatkan produktivitas ternak.
Kandungan
1. Probiotik unggul : Lactobacillussp., Bifidobacteriumsp.,
Saccharomycessp.
2. Enzim-enzim bermutu : Amilase, Beta-Glukanase, Fitase, Lipase,
Pektinase, Protease, Selulase, Xylanase
3. Vitamin dan mineral

NATURA ENZIM
Manfaat
1.Meningkatkan nafsu makan ternak
2.Meningkatkan hasil panen produk peternakan
3.Meningkatkan penyerapan nutrisi pakan oleh ternak
4.Meningkatkan pertambahan bobot produk peternakan
5.Menghancurkan serat yang menjerat phitat, protein dan pati.
6.Memperbaiki pelepasan asam amino, phitat, phospor dan energi
7.Meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil susu pada sapi perah
8.Memperbaiki daya cerna protein kasar dan penggunaan nitrogen
9.Meningkatkan ketersediaan kalsium, seng dan mangan yang diikat oleh phitat
10.
Menekan dan mengontrol kepadatan bakteri patogen dalam usus ternak.
Keunggulan
11.
Efektif membantu penyerapan nutrisi pakan
12.
Mempercepat masa panen dan produksi
13.
Mengurangi bau pada kotoran ternak
14.
Mengurangi jumlah kotoran ternak
15.
Mengurangi kematian ternak
16.
Menghemat biaya produksi
17.
Aman bagi lingkungan

Kegunaan Enzim
Phytase
Penambahan

enzim fitase merupakan cara untuk mengatasi tingginya asam fitat


dalam ransum.

Enzim

fitase mempunyai kemampuan menghidrolisa asam fitat yang terkandung pada


bahan pakan menjadi senyawa inositol dan glukosa serta senyawa fosfor organik.

Asam

fitat merupakan zat anti nutrisi karena mempunyai kemampuan


untukberikatandenganmineral bahan organik
yangmengakibatkankelarutanmineraltersebutmenurun,sehingga
ketersediaan mineral menjadi rendah. Maka itu, senyawa ini dapat
mengganggu proses metabolisme zat makanan dalam organ-organ
pencernaan organ karena harus bekerja keras.

Pada

ternak non-ruminansia khususnya, usus mereka tidak dapat


menyerap phosphate yang terkandung dalam pakan. Dengan
menambahkan enzim phytase pada pakan, membuat mereka dapat
mencerna dan menyerap phosphate dari pakan sebagai nutrisi

Keunggulan menggunakan
enzim Phytase
1. Mengurangi biaya pakan ternak karena
berkurangnya pengunaan fosfat organik
yang mahal
2. Pemanfaatan fitase pada pakan ternak
dapat mengoptimalkan pemanfaatan
unsur fosfor pada hewan monogastrik
(unggas dan ikan)
3. Dapat mereduksi polusi fosfor di
lingkungan yang dikeluarkan feses

Struktur Phytase

Sifat Kimia Fisika Enzim


Fitase

Enzim fitase merupakan jenis enzim fosfomonoesterase


yang dapat mengkatalisis reaksi hidolisis asam fitat
sehingga dihasilkan produk berupa ortofosfat.
Enzim fitase umumnya memiliki massa molekul 40
sampai dengan 70 kDa.
Enzim fitase yang dihasilkan bakteri dan fungi lebih
stabil daripada enzim fitase yang dihasilkan tumbuhan.
Enzim fitase yang optimal pada pH rendah, pH yang
diperlukan yaitu pH 5, sedangkan enzim fitase yang
optimal pada pH yang lebih tinggi (agak basa), pH
optimal yang dibutuhkan yaitu pH 8 (Konietzny and
Greiner, 2002).
Reaksi katalisis enzim tidak terlepas dari adanya
inhibitor enzim. Kehadiran inhibitor akan menghambat
reaksi, baik inhibitor kompetitif maupun nonkompetitif.
Menurut Konietzny and Greiner (2002), senyawa fluoride
merupakan inhibitor reaksi oleh enzim fitase dan
senyawa ini bersifat inhibitor kompetitif yang kuat,
terutama pada enzim fitase yang bersifat asam.
Terdapat lebih dari satu struktur yang dimiliki enzim
fitase. Hal ini terkait dengan jenis organisme yang

Gambar 1. Struktur enzim fitase


dari Bacillus sp.,
-propeller phytase (Ha et al.,
2000)

Gambar 2. Struktur enzim fitase


Selenomonas ruminantium,
fosfatase sistein (Chu et al., 2004)

Sumber Enzim Phytase


MIKROB
A
JAMUR
DAN
RAGI

TUMBUHA
N

MIKROORGANISM
E LAIN

JARINGA
N
HEWAN

BAKTERI
Beberapa organisme mampu menghasilkan enzim fitase,
seperti tumbuhan serealia
Bakteri dan fungi mengekskresikan fitase secara ekstraselular
(Renneberg,2008)
Enzim ini tergolong ke dalam subfamili asam histidin fosfotase
atau fitase alkalin

Tipe-tipe Phytase

Cara Kerja Enzim Phytase

Produksi Enzim
Tahap 1 dan 2

Isolasi Mikroba Endofitik


Mikroba endofitik yang digunakan adalah
mikroba yang diisolasi dari dalam tanaman
Dicuci
kedelai varietas merapi yang sehat baik dari
akar, batang atau daun.

No

Organ Tanaman

Jumlah Isolat

1.
2.
3.

Akar
Batang
Daun

11
9
14

Jumlah

34

Jumlah isolat mikroba endopitik yang berhasil diisolasi dari dalam tanaman kedelai

Seleksi Mikroba Endofitik


Seleksi

Mikroba endopitik secara kualitatif (Quan et al., 2001)


Medium Seleksi digunakan untuk menskrining mikroba endofitik adalah
dibuat dengan cara memasukkan 1,5 g glukosa, 0,2 g NH 4NO3, 0,05 g KCl,
0,05 g MgSO4, 0,03 g FeSO4, 0,03 g MnSO4, 0,05 g asam Phytat dan 2 g
agar ke dalam gelas piala yang berisi 100 ml akuades (pH 5,5). Dipanaskan
sambil diaduk sampai homogen dengan menggunakan magnetik stirer.
Kemudian disterilkan di dalam otoklaf pada suhu 121 0C dengan tekanan 15
lbs selama 15 menit.
Seleksi

Mikroba endopitik secara kuantitatif (Wodzinski dan Ullah,

1996)
Medium fermentasi dipergunakan untuk memproduksi phytase.
Dimasukkan 1,5 g glukosa, 0,2 g NH 4NO3, 0,05 g KCl, 0,05 g MgSO4, 0,03 g
FeSO4 dan 0,03 g MnSO4 dan 0,05 g asam Phytat dalam gelas piala yang
berisi 100 ml akuades (pH 5,5). Dipanaskan sambil diaduk sampai
mbentukan zona bening oleh isolat mikroba endofitik tanaman kedelai yang ditumbuhkan p
homogen dengan menggunakan magnetik stirer. Kemudian disterilkan di
mdium seleksi yang mengandung asam phytat .
dalam otoklaf pada suhu 1210C dengan tekanan 15 lbs selama 15 menit.
erbentuk zona bening; C-D = tidak terbentuk zona bening; A = isolat nomor Y2 (diisolasi d
B = isolat nomor Y4 (diisolasi dari akar); C = isolat nomor Y8 (diisolasi dari batang)
dan D = isolat nomor Y9 (diisolasi dari daun); x = miselium y = zona bening.

Identifikasi Mikroba Endofitik


Identifikasi

jenis isolat dilakukan


dengan cara mengamati bentuk
koloni, warna koloni, permukaan
koloni
(seperti
kapas
atau
tidak),
hasil
pengamatan
yang
telah dilakukan
terlihat
koloniterlihat
berwarna
krem pekat
Dari
pengamatan
terhadap
isolat nomor
Y4, koloni
berwarna
putih,den
ian pinggir
koloni memutih danpermukaan
permukaan
koloni
seperti beludru, mengubah
mengubah
warnakoloni
medium
atau wa
m seperti
menjadikapas
merah,
tubuh
buah dan
sporamenjadi
tidak ada,
mempunyai
sklerotia
kecil d
dan
mengubah
medium
ungu.
Makrokonidia
dibentuk
tidak,
hifa
bersekat
atau
tidak,
dan
unan
yang
longgar
dan
berwarna
coklat
serta
berhubungan
dengan
hifa
utama,
pada
cabang
lateral
dari
hifa
dan
terdiri
dari
makrokonidia
berbentuk
sabit h
ersekat dan berwarna coklat.
Deskripsi
ini sesuai
dengan deskripsi Rhizoctonia s
dengan
kedua ujung
meruncing,
tipebersekat
konidia
dari
isolat.
(Barnett
dan
Hunter,
1972),
seperti
yang terlihat
pada dua
Gambar
3. tiga
umumnya
tiga sampai
lima, mempunyai
phialid
sampai

bentuk makroskopis; B = bentuk mikroskopis


(perbesaran 100x) a = sklerotia; b =
(Gambar 3B),
sesuai dengan deskripsi Fusarium verticillioides (Samson dan van-ReenenHoekstra, 1988).
C = bentuk makroskopis; D = bentuk mikroskopis (perbesaran 100x) b =
hifa; c = phialid; d = makrokonidia.

Produksi dan Ekstraksi

Karakterisasi Enzim

Pindahkan
Inkubasi
campuran
supernatan
pada
ke
suhu
dalam
50tabung
reaksi baru.
0,237C
ml supernatan
dicampurkan
dengan akuades se
inkubasikan
pada
suhu
37
Sentrifus
campuran
enzim
substrat
pada
2000
rpm selama
10 menit
Inkubasi
supernatan
enzim
pada
suhu
selama
5 menit
Tambahkan
0,2
ml
asam
Phytat
dalam
buffer
asetat
pH
5,5.

Karakterisasi Enzim

pH Optimum
pH dimana aktivitas enzim mencapai
nilai tertinggi.
Kisaran pH aktivitas phytase dari
Rhizoctonia sp. Dan F. Verticillioides
adalah pH 2 7. Hal ini menunjukkan
bahwa kedua isolat mempunyai
aktivitas pada kisaran pH yang luas.
Kisaran pH aktivitas enzim yang luas
dari kedua isolat ini memungkinkan
untuk diaplikasikan ke dalam pakan
ternak karena berpotensi tetap aktif
di sepanjang saluran pencernaan.

Pengukuran pH dengan cara


membuat variasi pH buffer
yaitu 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan 8.

Suhu Optimum
Penentuan suhu optimum dimaksudkan untuk
mendapatkan suhu yang tepat dimana enzim
bekerja dengan aktivitas tertinggi.
Phytase dari Rhizoctonia sp. Dan F.
Verticillioides mempunyai kisaran suhu
aktivitas 27 800C dengan aktivitas optimum
pada suhu 500C. Hal ini menunjukkan bahwa
kedua mikroba mempunyai kisaran suhu
aktivitas yang luas. Pada keadaan optimum ini
kecepatan reaksi enzim paling cepat. Reaksi
enzim meningkat dua kali lipat pada setiap
kenaikan suhu 100C hingga mencapai suhu
tertentu (Trudy dan James, 1999) dan
tergantung sumber enzim (Cao et al., 2005).

Pengukuran suhu optimum


dilakukan dengan menvariasikan
suhu yaitu 28, 30, 40, 50, 60, 70
dan 80

Enzim phytase berperan dalam menghidrolisis


asam fitat yang terkandung pada bahan pakan
menjadi senyawa inositol, fosfat, dan elemen
divalen lainnya. Enzim phytase ditambahkan
dalam pakan ternak karena kemampuannya dalam
membebaskan fosfor fitat, sehingga meningkatkan
kecernaan fosfor dan penyerapan mikro mineral
lainnya pada sumber pakan.

Neraca Massa
Media 47,5
g
Bakteri
0,025 g

Fermentor

47,525
g

Supernat
an
45,14 g

Sentrifugasi
Pelet

Asumsi :
Biakan murni 1 kg
2,5% x 1 kg = 0.025 g

Min = M

out

47,5 g + 0,025 g =
47,525 g

Supernatan 95%
47,525 g x 95% =
45,14 g

Supernatan
47,525 g x 95% = 45,14

Anda mungkin juga menyukai