Anda di halaman 1dari 6

PROCEEDINGS

The 11TH ANNUAL INDONESIAN GEOTHERMAL ASSOCIATION MEETING & CONFERENCE


Bandar Lampung on 13- 14 September, 2011

PENGEMBANGAN PROYEK PANAS BUMI


A. Farduwin dan Z. Yuliansyah
Geophysical Engineering , University of Lampung

ABSTRACK
Development of power projects geothermal power is a renewable steps to reduce reliance on fossil fuels.
PLTP in the development is carried out by environmental studies, evaluation and design of integrated
exploration drilling, subsurface exploration, feasibility study plan, the plan of construction and
development, and exploitation and utilization plan. The results of the evaluation of an integrated role in
the design and exploration drilling strategy primarily to determine the location of exploration wells, the
well depth and construction. Subsurface exploration aims to prove the existence of a geothermal system
and reinforce the model of the subsurface geology. Activities planned feasibility study used to assess the
feasibility of developing a geothermal field is technically, economically, socially and environmentally. At
this stage of construction and development plans are made to obtain maximum results from geothermal
prospect area. While the exploitation and utilization of plan activities undertaken to improve production
output and retain resources for community life.
Keywords: Geothermal, PLTP, Geothermal Development Project.

PENDAHULUAN

METODE PENELITIAN

Indonesia merupakan salah satu negara terkaya


sumber daya panas bumi, potensi saat ini
mencapai sekitar 29 GWe, namun hingga saat ini
baru dikembangkan 1196 MW atau hanya sekitar
4% dari potensi yang ada (semua berasal dari
WKP yang ada). Meskipun kebijakan di dalam
bauran energi nasional sudah cukup lama
dicanangkan (Perpres 05/2006), dimana 5% dari
kebutuhan energi nasional akan dipenuhi dari
energi panas bumi, namun pemanfaatan energi
panas bumi yang diatur UU No27/2003 belum
sesuai
harapan,
dikarenakan
kurangnya
perencanaan pembangunan proyek panas bumi
beserta instalasi pembangkit listrik secara matang.
Selain itu juga, keberadaan WKP panas bumi di
Indonesia belum mengalami eksplorasi dan
pengembangan lebih lanjut.

Metode penelitian yang dilakukan dalam


penyusunan paper ini, pertama melakukan studi
literatur dan melakukan identifikasi permasalahan.
Permasalahannya, Indonesia merupakan negara
yang kaya akan daerah prospek panas bumi, akan
tetapi dari potensi panas bumi yang dimiliki
tersebut di atas baru sebagian kecil yang benarbenar bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi
alternatif pengganti energi minyak bumi dan
masih berada dalam tahapan eksplorasi belum
dilakukan pengembangan.
Langkah kedua yaitu mengumpulkan data,
dalam hal ini data sekunder, karena analisis ini
merupakan bagian dari penelitian mengenai kajian
dalam perencanaan kebijakan energi panasbumi.
Langkah ketiga membuat analisa data berdasarkan
data potensi sumber daya panas bumi, data
perencanaan kebutuhan energi listrik sampai

PROCEEDINGS
The 11TH ANNUAL INDONESIAN GEOTHERMAL ASSOCIATION MEETING & CONFERENCE
Bandar Lampung on 13- 14 September, 2011

dengan
tahun
2025.
Langkah
terakhir
menyimpulkan hasil analisis seperti yang
dipaparkan pada kesimpulan paper ini.

HASIL DAN DISKUSI


Panas bumi, didefinisikan dalam Undangundang Nomor 27 Tahun 2003, adalah sumber
energi panas yang terkandung di dalam air panas,
uap air dan batuan bersama mineral ikutan dan gas
lainnya yang secara genetik semuanya tidak dapat
dipisahkan dalam suatu sistem panas bumi dan
untuk
pemanfaatannya
diperlukan
proses
pengeboran. Kelebihan energi panas bumi
dibanding dengan energi lain adalah sifatnya yang
renewable, bersih, dan ramah lingkungan
walaupun tidak dapat diekspor.
Energi panas bumi merupakan energi
terbarukan yang lebih efekif dan efesien untuk
mengurangi ketergantungan terhadap penggunan
energi fosil. Untuk mengembangkan proyek panas
bumi ini perlu dikalukan suatu kerangka kegiatan
yang sistematis agar proyek panas bumi tersebut
dapat dinilai layak untuk dikembangkan diarea
prospek
panas
bumi.
Kegiatan
dalam
pengembangan proyek panas bumi meliputi
beberapa langkah sebagai berikut :
1. Studi Lingkungan
Aspek
lingkungan
pada
dasarnya
merupakan kegiatan yang sangat penting dan
tidak
dapat
dipisahkan
dari
proyek
pengembangan lapangan panas bumi. Studi
Lingkungan sumur eksplorasi, selama proses
pegeboran sumur eksplorasi dan melakukan
penilaian terhadap dampak yang terjadi setelah
pengeboran sumur eksplorasi. Penilaian ini
dilakukan untuk menilai kelayakan lingkungan
bagi pengembangan WKP panas bumi di suatu
daerah
2. Evaluasi Terpadu dan Desain Pengeboran
Eksplorasi

Evaluasi terpadu geoscience penyelidikan


yang dilakukan dengan berbagai metoda
sehingga dapat menyajikan informasi secara
terpadu. Evaluasi terpadu geoscience meliputi
geologi, geokimia, geofisika yang berperan
sebagai berperan untuk:
Menghasilkan model tentatif panas bumi.
Mendapatkan informasi yang lebih baik
mengenai kondisi geologi permukaan dan
bawah permukaan.
Mengidentifikasi daerah yang diduga
mengandung sumberdaya panas bumi.
Dari hasil evaluasi terpadu ini dapat
diketahui dengan lebih baik mengenai
penyebaran batuan, struktur geologi, daerah
alterasi hidrothermal, geometri cadangan panas
bumi, hidrologi, sistim panas bumi, temperatur
reservoir, potensi sumberdaya serta potensi
listriknya.
Selanjutnya, hasil evaluasi terpadu sangat
penting peranannya, terutama dalam desain
dan strategi pengeboran eksplorasi terutama
untuk menentukan lokasi sumur eksplorasi,
kedalaman dan kontruksi sumur. Sedangkan
kegiatan desain pengeboran eksplorasi meliputi
beberapa penyusunan lay-out pemboran
eksplorasi, survei topografi serta detail dari
desain teknik pemboran eksplorasi.
3. Eksplorasi Bawah Permukaan
Pada kegiatan eksplorasi bawah permukaan
ini perlu dilakukan beberapa tahapan seperti
pembebasan
lahan,
pemboran
sumur
eksplorasi, dan geologi lubang sumur.
a. Pembebasan lahan, diperlukan untuk
lokasi pada sumur eksplorasi dan jalur
pemipaan air pemboran serta lokasi gudang
dan tempat peralatan-peralatan.
b. Pemboran sumur eksplorasi, untuk
membuktikan adanya sistem panasbumi,
dimensi serta karakteristik reservoar
dilakukan pemboran eksplorasi. Tujuan dari
pemboran sumur adalah membuktikan

PROCEEDINGS
The 11TH ANNUAL INDONESIAN GEOTHERMAL ASSOCIATION MEETING & CONFERENCE
Bandar Lampung on 13- 14 September, 2011

adanya sumber daya panas bumi di daerah


yang diselidiki dan menguji model sistem
panas bumi yang dibuat berdasarkan datadata hasil survei rinci serta mempertegas
model geologi bawah permukaan dalam
3D. Jumlah sumur eksplorasi tergantung
dari besarnya luas daerah yang diduga
mengandung energi panas bumi. Biasanya
di dalam satu prospek dibor 3-5 sumur
eksplorasi.
Kedalaman sumur tergantung dari
kedalaman reservoir yang diperkirakan dari
data hasil survei rinci, batasan anggaran dan
teknologi yang ada, tetapi sumur eksplorasi
umumnya dibor hingga kedalaman 10003000 meter. Sumur eksplorasi standard hole
berpeluang baik dialihfungsikan menjadi
sumur injeksi atau sumur produksi daripada
melakukan sumur slim hole yang pada
akhirnya
tidak
dapat
difungsikan.
Konstruksi sumur ini juga perlu
memperhatikan bentuk sumur yang telah
dibor. Menurut Cataldi (1982), tingkat
keberhasilan atau success ratio pemboran
sumur panas bumi lebih tinggi dari pada
pemboran minyak. Success ratio dari
pemboran sumur panas bumi umumnya 5070%. Ini berarti dari empat sumur
eksplorasi yang dibor ada 2-3 sumur yang
menghasilkan.
c. Survey geologi lubang sumur, dalam
tahapan ini dilakukan dengan 2 tahapan
yaitu :
Analisa cutting yang bertujuan untuk
memperbaiki model struktur panas bumi
yang pernah dibuat selama studi tingkat
awal, mempelajari tektonik secara detail
berdasarkan kolom geologi sumur,
merekonstruksikan
sejarah volkanik
berdasarkan pada hasil interpretasi
kolom litologi sumur, penentuan umur
batuan volkanik dan umur alterasi, dan

menentukan sejarah aktifitas panas


bumi.
Survey lubang bor yang bertujuan untuk
mencatat temperatur dan tekanan lubang
bor secara periodik dan memberikan
gambaran kualitas panas bumi pada saat
terjadi
hilang
sirkulasi
selama
pemboran.
d. Uji
produksi
dilakukan
untuk
mendapatkan informasi/data yang lebih
persis mengenai jenis dan sifat fluida
produksi, kedalaman reservoir, jenis
reservoir , temperatur reservoir, sifat batuan
reservoir, laju alir massa fluida, entalpi dan
fraksi uap pada berbagai tekanan kepala
sumur dan kapasitas produksi sumur (dalam
MW).
4. Studi Kelayakan
Studi kelayakan perlu dilakukan apabila ada
beberapa
sumur-sumur
eksplorasi
menghasilkan fluida panas bumi. Tujuan dari
studi ini adalah untuk menilai apakah
sumberdaya panas bumi yang terdapat di
daerah tersebut secara teknis dan ekonomis
untuk diproduksikan.
Prosedur penilaian
kelayakan ini adalah sebagai berikut :
Aspek kelayakan teknis, dinilai dari
besarnya cadangan yang ada yang
ditentukan oleh besarnya suhu reservoar
yang dapat dilihat pada kajian geokimia,
isotope dan sumur-sumur pemboran
eksplorasi yang ada.
Aspek kelayakan ekonomi, Aspek ini
harus bernilai ekonomis dengan cara
menganalisa
dan
mensimulasikan
perhitungan
keuangan
mulai
tahap
eksplorasi sampai dengan eksploitasi.
Aspek
Kelayakan
Sosial
dan
keberadaan
proyek
Lingkungan,
pengembangan panas bumi seyogianya
bermanfaat atau dapat dirasakan oleh
masyarakat dan ramah lingkungan, tidak
mengganggu aktivitas warga akibat dari

PROCEEDINGS
The 11TH ANNUAL INDONESIAN GEOTHERMAL ASSOCIATION MEETING & CONFERENCE
Bandar Lampung on 13- 14 September, 2011

mobilitas kendaraan dan pengeboran, dan


perlu adanya pengelolaan limbah hasil dari
pengeboran.

produksi, morfologi lokasi, pondasi PLTP,


acces road, tersedianya tanah (tidak ada
konflik dalam penggunaan), pemilihan
material / bahan bangunan untuk peralatan
pada PLTP bumi, dan umur (life time)
cadangan uap.

Apabila dari hasil studi kelayakan


disimpulkan bahwa daerah panas bumi tersebut
menarik untuk dikembangkan, baik ditinjau
dari aspek teknis maupun ekonomi, maka
tahap
selanjutnya
adalah
membuat
perencanaan
secara
rinci.
Rencana
pengembangan lapangan dan pembangkit
listrik mencakup usulan secara rinci mengenai
fasilitas kepala sumur, fasilitas produksi dan
injeksi di permukaan, sistim pipa alir
dipermukaan, fasilitas pusat pembangkit listrik
dan transmisi listrik. Pada tahap ini gambar
teknik perlu dibuat secara rinci, mencakup
ukuran pipa alir uap, pipa alir dua fasa,
penempatan valve, perangkat pembuang
kondensat dan lain-lain.

6. Rencana Konstruksi dan Pengembangan


Pada tahap konstruksi proyek perlu
melakukan kegiatan pengeboran sumur
pengembangan
meliputi
sumur
eksploitasi/produksi untuk menjamin tersedia
uap sebanyak yang dibutuhkan oleh
pembangkit listrik, sumur injeksi untuk
menginjeksikan kembali air limbah dan sumur
subsitusi (sumur pengganti apabila sumur yang
dibor
gagal
memproduksi
fluida/uap).
Pemboran sumur dapat dilakukan secara
bersamaan
dengan
tahap
perencanaan
pembangunan PLTP.

5. Rekomendasi dan Desain Pengembangan


PLTP
Didalam penentuan lokasi sumber PLTP
bumi sangat mutlak dilaksanakan, sebagai
persyaratan perlu mempelajari :
Posisi Steam Reservoir, syarat reservoir
geothermal yang dapat dimanfaatkan untuk
pembangkit listrik, adalah jarak peresapan
batuan tidak terlalu jauh, jarak terbentuknya
uap alam tidak terlalu dalam, perlu adanya
suatu zone kedap air, curah hujan yang
cukup untuk mensuplai air ke reservoir, dan
daerahnya pernah mengalami gejala geologi
dimana
terbentuk
sruktur
yang
memungkinkan sumber panas mencapai
permukaan.
Faktor kegempaan (seismisitas), sangat
mempengaruhi suatu PLTP dalam hal
ekstraksi dan reinjeksi uap alam melahirkan
gejala lokal seismiticity, gempa bumi
mengakibatkan fasilitas dan operasi PLTP
terpengaruh.
Pemilihan lokasi PLTP, dalam pemilihan
lokasi perlu diperhatikan jarak ke sumur

7. Rencana Eksploitasi, Operasional dan


Pemanfaatan PLTP
Dalam kegiatan ini meliputi beberapa
tahapan, yaitu :
a. Produksi listrik, pada tahapan ini PLTP
telah beroperasi sehingga kegiatan utama
adalah menjaga kelangsungan produksi uap
dari sumur sumur produksi dan produksi
listrik dari PLTP.
b. Monitor lapangan, kegiatan monitor
lapangan di WKP panas bumi mencakup
pokokpokok kegiatan sebagai berikut :
Infrastruktur: pengawasan terhadap
kondisi jalan akses, well pad, bendung
sumber air pemboran, bak air di water
pump station (WPS).
Sumur: Mmnitoring WHP masingmasing sumur (Produksi dan injeksi).
Power Plant: Power output (MW);
Turbine rate {kph); Jet ejector (kph};
scrubber steam wash (kph); vent valves
(%).
Pencatatan data klimatologi pada waktu
tertentu.

PROCEEDINGS
The 11TH ANNUAL INDONESIAN GEOTHERMAL ASSOCIATION MEETING & CONFERENCE
Bandar Lampung on 13- 14 September, 2011

c. Manajemen
reservoir,
kegiatan
manajemen reservoar di WKP panas bumi
mencakup pokok-pokok kegiatan sebagai
berikut:
Pengoperasian
wellhead
pressure
(WHP): Untuk mengurangi potensi
pengerakan (scaling) di dalam sumur,
suhu fluida reservoar dijaga dengan
mengatur wellhead pressure (WHP)
minimum 15 bar abs.
Pengaturan laju alir injeksi brine dan
kondensat untuk kesetimbangan suhu.
Penempatan sumur injeksi yang tepat
sesuai dengan model geologi bawah
permukaan.
Monitoring pressure dan suhu (P&T)
dalam sumur secara periodik setiap
bulan.
Monitoring kestabilan laju alir fluida
produksi.
Melakukan interferent test.
Monitor pergerakan fluida di reservoar
dengan memasang microgravity.
d. Workover Sumur, Kerja ulang (workover)
yang dilakukan terhadap sumur, pada
dasarnya adalah kegiatan memperbaiki
sumur sehingga kembali pada kondisi
semula dan diharapkan dapat memproduksi
uap seperti yang diinginkan. Jika selama
waktu tertentu tidak dipakai untuk
memproduksi, sumur tersebut disumbat
menggunakan
semen
dan
lumpur
pemboran.
e. Pengeboran sumur make-up, pengeboran
sumur make-up dilakukan untuk menambah
pasokan uap pada sumur-sumur produksi
yang telah mengalami depresiasi.
f. Community development/ CSR, Secara
umum community development atau
pembangunan masyarakat adalah proses
dimana masyarakat berinisiatif mulai
kegiatan sosial untuk memperbaiki kondisi
diri
sendiri.
Tujuan
community
developmenf
diantaranya
adalah
meningkatkan standard hidup, penciptaan

berbagai kondisi yang memungkinkan


tumbuhnya percaya diri dan peningkatan
kebebasan setiap orang.

KESIMPULAN
Dari data yang telah dikumpulkan, Indonesia
merupakan daerah yang dilalui oleh jalur gunung
api dunia yang menyebabkan Potensi Energi
panas bumi di Indonesia cukup besar dan
merupakan sumber energi yang terbarukan dan
ramah lingkungan. Mengingat bahwa potensi
energy panas bumi sangat berlimpah sebagai
energy primer untuk pembangkit tenaga listrik,
maka
untuk
mendorong
pemanfaatannya
seoptimal mungkin, khususnya bagi daerahdaerah yang memiliki potensi energy tersebut,
dapat dilakukan dengan program percepatan dan
pengembangan pembangungan PLTP.
Pengembangan PLTP dapat dilakukan dengan
beberapa kegiatan. Tahapan kegiatan ini meliputi
studi lingkungan yang berperan untuk sumur
eksplorasi dimana selama proses pegeboran sumur
eksplorasi dilakukan penilaian terhadap dampak
yang terjadi setelah pengeboran sumur eksplorasi.
Kegiatan evaluasi terpadu yang berperan dalam
desain dan strategi pengeboran eksplorasi
terutama untuk menentukan lokasi sumur
eksplorasi, kedalaman dan kontruksi sumur.
Tahapan eksplorasi bawah permukaan
bertujuan untuk membuktikan adanya sistem
panas bumi dan mempertegas model geologi
bawah permukaan. Kegiatan rencana studi
kelayakan digunakan untuk menilai kelayakan
pengembangan lapangan panas bumi secara
teknis, ekonomis, dan lingkungan sosial.
Pada
tahap
rencana
konstruksi
dan
pengembangan ini dilakukan untuk memperoleh
hasil yang maksimal dari area prospek panas
bumi. Sedangkan kegiatan rencana eksploitasi,
operasional dan pemanfaatan dilakukan untuk
meningkatkan
hasil
produksi
dan
mempertahankan sumber daya untuk kehidupan

PROCEEDINGS
The 11TH ANNUAL INDONESIAN GEOTHERMAL ASSOCIATION MEETING & CONFERENCE
Bandar Lampung on 13- 14 September, 2011

masyarakat serta menjaga kondisi lingkungan dari


percemaran yang mungkin terjadi akibat proses
pengeboran.
Semua tahapan untuk pengembangan proyek
panas bumi ini berguna untuk mengefektifkan dan
mengefesiensikan segala kegiatan serta biaya
yang mungkin dikeluarkan, agar tidak terjadi
kegiatan yang bersifat boros sehingga dapat
meningkatkan biaya pengembangan panas bumi.

UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terimakasih kepada guru
besar Universitas Lampung sekaligus dosen
Teknik Geofisika, Prof. Suharno Ph.d serta dosendosen dan teman-teman dari Teknik Geofisika
Universitas Lampung yang telah membantu dalam
penyusunan Paper The Annual Indonesian
Geothermal Association Meeting & Conference.

DAFTAR PUSTAKA
Citrosiswoyo, Wahyudi.2008.Geothermal Dapat
Mengurangi Kebutuhan Bahan Bakar Fosil
Dalam
Penyediaan
Listrik
Negara.Surabaya : Institute Teknologi
Surabaya.
Saptadji, Nenny Miryani.2009.Teknik Panas
Bumi.Bandung:Institute
Teknologi
Bandung.
Suharno.2010.Pengembangan Prospek Panas
Bumi.Bandar Lampung : Universitas
Lampung.
Sukhyar, R..2011.Pengembangan Panas Bumi di
Indonesia : Menanti Pembuktian. Bandung
: Institute Teknologi Bandung.
Suparno, Supriyanto.2009. Energi Panasbumi A
Present From The Heart Of The
Earth.Jakarta : Universitas Indonesia.
Wahyuningsih, R.2005. Potensi Dan Wilayah
Kerja Pertambangan Panas Bumi Di
Indonesia. Kolokium Hasil Lapangan
Direktorat Inventarisasi Sumber Daya
Mineral.

Anda mungkin juga menyukai