SKENARIO A BLOK 20
Kelompok 5
Tutor : dr. Fitriani, SpKK
Regina Paranggian
Abi Rafdi
Hasna Mujahidah
Sharah Aqila
Bella Bonita
Alind Praditya Racha C
M. Rasyid Ridho
Muhamad Mardian Safitra
Patima Sitompul
Sherly Wahyuni
Nurul Afika
Afkur Mahesa Nasution
04011281320009
04011281320013
04011381320025
04011381320063
04011181320043
04011181320053
04011181320057
04011181320001
04011381320083
04011181320091
04011181320113
04011381320067
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG
2015
KATA PENGANTAR
Kelompok Tutorial V
DAFTAR ISI
Kata Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Bab I
2
3
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1.2 Maksud dan Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4
4
Bab II Pembahasan
2.1 Skenario A . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2.2 Paparan
I. Klarifikasi Istilah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
II. Identifikasi Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
III. Analisis Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
IV. Hipotesis . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
V. Kerangka Konsep . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
5
5
6
6
16
26
BAB I
PENDAHULUAN
27
34
40
47
51
52
Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Skenario A
Seorang anak laki-laki, 9 tahun datang berobat ke poliklinik IKKK RSMP
dengan keluhan kulit kepala bersisik dan rambut rontok disertai rasa gatal
sejak 2 bulan yang lalu. Pasien awalnya merasakan ada bintil bersisik
ukuran biji jagung yang terasa gatal di kulit kepala. Kisaran 2 minggu bintil
menjadi bercak tebal warna putih keabuan dan bersisik sebesar uang
logam, rambut di atasnya patah dan rontok. Pasien mempunyai hewan
peliharaan anjing. Keluhan dikulit selain kepala disangkal oleh pasien.
Pemeriksaan fisik:
Keadaan umum: sadar dan kooperatif
Vital sign: nadi: 88x/menit, RR: 20x/menit, suhu: 37,0oC
Keadaan spesifik: dalam batas normal
Status dermatologikus:
Regio oksipitalis:
Plak hiperkeratotik disertai alopesia, bulat, soliter, ukuran diameter 5 cm,
ditutupi skuama kering, putih, selapis. Tampak rambut patah beberapa
mm dari kulit kepala, berwarna abu-abu, tidak berkilat lagi. Daerah sekitar
dalam batas normal.
2.2 Paparan
I. Klarifikasi Istilah
No
1
2
Istilah
Bintil
Plak
Definisi
Bercak kecil seperti bekas digigit nyamuk.
Peninggian di atas permukaaan kulit, permukaan
hiperkeratotik
Alopesia
keras.
Kebotakan tidak adanya rambut pada daerah
kulit tempatnya biasa timbul.
5
4
5
Soliter
Skuama
mati
yang
Status
psoriasis
Keadaan
dermatologikus
kulit
pasien
yang
dinilai
melalui
Identifikasi Masalah
Seorang anak laki-laki, 9 tahun datang berobat
Proble
Concer
n
****
***
rontok.
Pasien mempunyai hewan peliharaan anjing.
**
pasien.
Pemeriksaan fisik:
hiperkeratotik
disertai
alopesia,
bulat,
tengah
Lapisan
ini
sangat
aktif
dalam
proses
permukaan
Bagian
epidermis
yang
berfungsi
2. Dermis
Lapisan dermis menghubungkan lapisan jaringan dari kulit dan
menyambung epidermis dengan serat kolagen dan serat elastis.
Antara Dermis dan Epidermis dipisahkan oleh jaringan adipose
dan mendapat sumber nutrisi untuk epidermis, pada lapisan
dermis juga berisikan pembuluh darah, serabut saraf, kelenjar
sebaseus,
kelenjar
sudorifera
dan
folikal
rambut.
Kelenjar
yang
mati
kemudian
10
luruh.
Siklus
regenerasi
ini
memerlukan
waktu
kurang
lebih
satu
bulan.
Umumnya,
penolakan
transplantasi
kulit,
dan
pembentukan
lebih
tebal
mukopolisakarida.
dari
Pada
epidermis
dermis
dan
tersusun
terdapat
sel-sel
dari
bahan
mast
dan
sistem
jaringan
penghubung,
berukuran
lebih
kecil
peningkatan
produksi
hormon-hormon
androgenik.
bibir,
dan
kelopak
mata.
Kelenjar
sebasea
M.audouinii,
M.
canis,
M.
ferrugineum,
T.tonsurans.
Black dot: T. tonsurans, T. violeceum.
Hifa mnginvasi kulit kepala kemudian menyebar ke bawah
dinding berkeratin folikel rambut lalu menginfeksi tepat diatas
akar rambut. Hifa kemudian tumbuh ke bawah bagian rambut
yang tidak hidup dan ke atas rambut.
Seiring dengan pertumbuhn rambut
folikelnya,
hifa
Microsporum
sp
yang
menghasilkan
keluar
dari
spora
yang
13
Dermatofit
masuk
ke
jaringan
keratin
dermatofit
Menginfeksi
kulit
kepala
Terjadi
Pada
kasus
ini
yang
bersifat
patogen
sehingga
15
pasien
ini
hanya
terdapat
di
kepala
(pasien
ini
sisir,
handuk,
pakaian
dengan
atau
tanpa
reaksi
Regio oksipitalis:
Plak hiperkeratotik disertai alopesia, bulat, soliter, ukuran diameter 5
cm, ditutupi skuama kering, putih, selapis. Tampak rambut patah
beberapa mm dari kulit kepala, berwarna abu-abu, tidak berkilat
lagi. Daerah sekitar dalam batas normal.
a) Bagaimana
interpretasi
dan
mekanisme
abnormal
dari
Hasil
Normal
Interpreta
an
Keadaan
si
dan Normal
Sadar
umum
Nadi
88 x/menit
kooperatif
60-100 x/menit
Normal
RR
Suhu
Keadaan
20 x/menit
37,0oC
Dalam batas normal
16-24 x/menit
36,5oC-37,5oC
Normal
Normal
Normal
Normal
spesifik:
Regio
Plak
oksipitalis:
disertai
hiperkeratotik Plak
Abnormal
ditutupi
cm,
skuama
mm
dari mengkilat
17
Normal
hifa-hifa
fringe hifa-hifa
berproliferasi
dan
parasit
(dermatofit)
18
dan juga dapat bertahan hidup langsung pada sisi luar dan dalam
poros rambut.
Kemungkinan pada kasus bagian yang sering terpapar dengan
infeksi adalah regio oksipitalis.
IV. Hipotesis
Seorang anak laki-laki, 9 tahun menderita tinea kapitis akibat infeksi
jamur yang ditularkan oleh hewan peliharaan anjing.
a. Bagaimana cara menegakan diagnosis pada kasus?
Tinea kapitis dapat ditegakkan dengan anamnesia yang
cermat, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pada
anamnesis dapat ditanyakan keluhan utama berupa papul merah
kecil disekitar rambut yang melebar membentuk bercak pucat dan
bersisik. Selain itu juga terdapat keluhan gatal dan rambut patah
serta rontok pada penderita. Pada pemeriksaan fisik biasanya
terdapat alopesia setempat. Pada pemeriksan penunjang dengan
lampu Wood dapat dilihat fluoresensi hijau kekuning-kuningan pada
rambut yang sakit melampaui batas-batas grey patch tersebut.
Dipertimbangkan diagnosis tinea kapitis bila : Pada anak-anak
dengan kepala berskuama, alopesia, limfadenopati servikal posterior
atau limfadenopati aurikuler posterior atau kerion. Juga termasuk
pustul atau abses, dissecting cellulitis atau black dot.
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Lampu Wood
Rambut yang tampak dengan jamur M. canis, M. audouinii dan M.
ferrugineum memberikan fluoresen warna hijau terang oleh karena
adanya bahan pteridin. Jamur lain penyebab tinea kapitis pada
manusia memberikan fluoresen negatif artinya warna tetap ungu1
yaitu M. gypsium dan spesies Trichophyton (kecuali T. schoenleinii
penyebab tinea favosa memberi fluoresen hijau gelap). Bahan
fluoresen diproduksi oleh jamur yang tumbuh aktif di rambut yang
terinfeksi.
19
Skuama
Pada pemeriksaaan
Dermatitis seboroik
Penyeba
Belum
pasti, Candida
autoimun
Staphylococcus
(integrasi
Propionicbacterium
20
Impetigo
albicans,
aureus,
acne,
krustosa
Streptococcus
grup
A,
Staphylococcus
genetik
aureus
Eflorese
imunologik)
eritema
nsi
sirkumskripta,
(honey-colored
skuama ukuran
crusted plaque)
Vesicle/pustule
bervariasi,berla
pis
warna,
Predilek
simetris
kepala,
si
ekstremitas
ekstensor,
telinga,
umbilikus,
sakrum
umbilikus,
kuku, kepala,
alis
mata,
regio
bulu Extremitas,
mulut
paha,lipatan gluteal
c. Bagaimana pemeriksaan penunjang pada kasus?
1. Pemeriksaan Lampu Wood
Rambut yang tampak dengan jamur M. canis, M. audouinii dan M.
ferrugineum memberikan fluoresen warna hijau terang oleh karena
adanya bahan pteridin. Jamur lain penyebab tinea kapitis pada
manusia memberikan fluoresen negatif artinya warna tetap ungu
yaitu M. gypsium dan spesies Trichophyton (kecuali T. schoenleinii
penyebab tinea favosa memberi fluoresen hijau gelap). Bahan
fluoresen diproduksi oleh jamur yang tumbuh aktif di rambut yang
terinfeksi.
2. Pemeriksaan sediaan KOH
Kepala dikerok dengan objek glas, atau skalpel no.15. Juga kasa
basah digunakan untuk mengusap kepala, akan ada potongan
pendek patahan rambut atau pangkal rambut dicabut yang ditaruh
di objek glas selain skuama, KOH 20% ditambahkan dan ditutup kaca
penutup. Hanya potongan rambut pada kepala6 harus termasuk
akar rambut, folikel rambut dan skuama kulit. Skuama kulit akan
terisi hifa dan artrokonidia. Yang menunjukkan elemen jamur adalah
artrokonidia oleh karena rambut-rambut yang lebih panjang mungkin
21
dengan
penurunan
22
hygiene
pribadi,
kepadatan
akan lebih cepat menyebar pada kontak fisik yang terlalu intens.
Pemelihara hewan; terkadang hewan yang terinfeksi tidak
menunjukkan
suatu
tanda
klinis
yang
berarti,
sehingga
sekitar
batang
rambut
dan
kortek
rambut.
daerah keratin,
Hifa-hifa
dimana
intrapilari
rambut
dengan
proses
berinti.
Ujung-ujung hifa-hifa
Adamsons
membagi
tumbuh
keratinisasi, tidak
fringe,
dan
turun
dalam
pernah
pada
dari sini
menjadi artrokonidia
kemudian
daerah
batas
keseimbangan
memasuki
daerah
hifa-hifa
yang
ke
mencapai
berpolifrasi
kortek
dan
rambut
Microsporum
audouini
24
negatif
terbaik
diteruskan
4-6
minggu.
Pemeriksaan
dengan
jus
buah.
Sama
efektifnya
untuk
karena
Tablet Flukonazol
Sebetulnya juga bisa digunakan untuk terapi tinea kapitis namun
tidak lebih superior daripada obat lainnya. Lebih diindikasikan untuk
infeksi mukosa dan infeksi sistemik pada kasus Kandidiasis, dan
Kriptokokosis, terutama pada pasien imunokompromais. Flukonazol
lebih cepat resisten dibanding obat jamur lain, sedangkan untuk
tinea kapitis, flukonazol tidak lebih superior, sehingga sebaiknya
flukonazol
digunakan
untuk
kasus
selektif.
Dosisya
mg/Kg
26
dan
kortikosteroid
sebagai
terapi
ajuvan
dengan
menyembuhkan
nyeri
dan
pembengkakan.
Dosis
28
V. Kerangka Konsep
Hiperkeratosis
Pluritus
Digaruk
Plaque
29
Madarosis
Alopesia regional
BAB III
SINTESIS
30
keaktifan sifat fisikokimia zat kimia tertentu, seperti sifat kaustik, oksidasi, dan
sitolitik. Faktor iritasi fisika dapat meliputi kondisi iklim ekstrim, terbakar, emisi sinar
X, sinar UV, sinar inframerah, atau radioaktif termasuk juga sengatan listrik.
Keabnormalan sistem imun dapat menyebabkan kulit individu menjadi peka terhadap
sentuhan zat kimia tertentu yang biasa disebut alergi.
a. Fase Anagen
Fase anagen merupakan awal pertumbuhan aktif, rambut yang terdapat pada fase
ini pada kulit kepala normal dengan rambut sehat mencapai usia antara 2 6 tahun.
Lebih kurang 85% keseluruhan rambut pada kulit kepala pada suatu saat akan terdapat
pada fase ini.
Pada fase ini terjadi beberapa tahap proses perkembangan. Tahap I-V disebut
tahap pronagen dan tahap VI disebut tahap metanagen. Pada tahap I, sel sel dermal
papila bertambah besar dan menunjukkan peningkatan sintesis RNA; secara
stimulan sel sel germinal pada dasar kantung menunjukkan aktivitas mitosis yang
tinggi.
Pada tahap II, bagian folikel berkembang ke bawah menutupi dermal papila.
Pada tahap III, ketika folikel mencapai panjang maksimum, perkembangan sel sel
matriks berakibat pada naiknya contong selubung akar internal. Pada tahap IV,
melanosit yang melewati papila meningkatkan jumlah dendrit dan mulai membentuk
melanin; pada fase ini rambut sudah terbentuk tetapi belum disertai contong selubung
akar internal. Pada tahap V, ujung rambut telah muncul dari selubung akar internal.
Tahap VI dimulai segera setelah rambut muncul pada permukaan kulit dan berlangsung
32
hingga mencapai fase katagen. Kecepatan tumbuh dan lamanya fase ini menentukan
panjang maksimum rambut. Berdasarkan variasi kedua ciri ini rambut seseorang dapat
tumbuh lebih lebat atau lebih panjang dibandingkan dengan yang lain. Di samping itu
fase ini tidak dipengaruhi oleh pemotongan rambut.
33
c. Fase Telogen
Fase telogen merupakan fase istirahat pada siklus rambut. Folikel rambut akan
mengkerut dan rambut yang terbentuk akan tertahan di tempat oleh massa seperti
tongkat hingga fase metanagen dibangun dengan baik pada siklus selanjutnya. Fase
telogen berlangsung singkat atau lama tergantung pada kesehatan seseorang. Fase
telogen dapat diinduksi untuk bekerja secara prematur sekali jika rambut bentuk batang
yang
beristirahat dicabut. Setelah periode istirahat pada fase ini, folikel rambut akan kembali
tumbuh lagi ke bawah yang akhirnya mencapai panjang sebelumnya dan mendorong
melintas melalui rambut yang tua.
FISIOLOGI KULIT
34
1. Fungsi Proteksi
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap :
a. Gangguan fisis/ mekanis Mis.tekanan, gesekan, tarikan
b. Gangguan kimiawi, misalnya :zat-zat kimia terutama yang bersifat iritan.
Contoh : lisol, karbol, dll
c. Gangguan yang bersifat panas, mis.radiasi,sengatan sinar ultraviolet
d. Gangguan infeksi luarkuman/bakteri maupun jamur
Hal tersebut dimungkinkan karena adanya :
a. Bantalan lemak tebalnya lapisan kulit dan serabut-serabut jaringan penunjang
yang berperan sebagai pelindung terhadap gangguan fisis.
b. Proteksi rangsangan kimia dapat terjadi karena stratum korneum yang
impermeabel terhadap pelbagai zat kimia dan air, dismping itu terdapat lapisan
keasaman kulit yang melindungi kontak zat-zat kimia dengan kulit. (terbentuk
dari hasil eskresi keringat dan sebum)
c. Keasaman kulit menyebabkan pH kulit berkisar pada pH 5-6.5 , sehingga
merupakan perlindungan kimiawi terhadap infeksi bakteri maupun jamur
d. Proses keratinisasi sebagai sawar mekanis karena sel-sel mati melepaskan diri
secara teratur
2. Fungsi Absorbsi
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat, tetapi cairan
yang mudah menguap lebih
Permeabilitas kulit terhadap O2,CO2,dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil
bagian pada fungsi respirasi.
Kemampuan absorbsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembapan,
metabolisme dan jenis vehikulum.
Penyerapan dapat berlangsung melalui celah antara sel, menembus sel-sel epidermis
atau melalui muara saluran kelenjar; tetapi lebih banyak yang melalui sel-sel
epidermis daripada yang melalui muara kelenjar.
3. Fungsi Ekskresi
kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi/sisa metabolisme
dalam tubuh berupa NaCl,urea, as.urat,amonia.
4. Fungsi Persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis :
a. Terhadap rangsangan panasbadan-badan Ruffini di dermis dan subkutis
b. Terhadap rangsangan dinginbadan-badan Krause di dermis
c. Terhadap rabaan halusbadan taktil Meissner di papilla dermis
35
36
menghilang dan keratinosit ini menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini berlangsung
seumur hidup.
8. Fungsi Pembentukan Vitamin D
Dimungkinkan dengan mengubah 7 dihidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar
matahari. Tetapi kebutuhan tubuh akan vit.D tidak cukup hanya dari hal tersebut,
sehingga pemberian vit.D sistemik masih tetap diperlukan.
Nb: pada manusia kulit dapat pula mengespresikan emosi karena adanya pembuluh
darah, kelenjar keringat, dan otot-otot dibawah kulit.
3.2 Histologi Kulit Kepala
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasi dari lingkugan
hidup manusia. Luas kulit orang dewasa 1,5 m2 dengan berat kira-kira 15 % berat
badan. Kulit mempunyai variasi mengenai lembut, tipis, dan tebalnya : kulit yang
longgar dan elastis terdapat pada palpebra, bibir dan prepitium.
Kulit yang tebal dan tegang terdapat di telapak kaki dan tangan dewasa. Kulit
yang tipis terdapat pada muka, yang lembut dan leher dan badan, dan yang berambut
kasar terdapat pada kepala.
Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas 3 lapisan utama :
1. Lapisan epidermis / kutikel
2. Lapisan dermis / kutisvera
3. Lapisansubkutis
37
Tidak ada garis tegas yang memisahkan dermis dan subkutis, subkutis ditandai dengan
adanya jaringan ikat longgar dan adanya sel dan jaringan lemak.
1. Lapisan epidermis
a. Stratum korneum (lapisantanduk)
Lapisan kulit paling luar dan terdiri atas beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati, tidak
berinti, dan protoplasmanya telah berubah menjadi keratin (zat tanduk)
b. Stratum lusidum
Terdapat langsung di bawah lapisan korneum, merupakan lapisan sel-sel gepeng tanpa
inti dengan protoplasma yang berubah menjad iprotein yang disebut eleidin.Tampak
lebih jelas pada telapak tangan dan kaki
c. Stratum granulosum ( lapisankeratohialin)
Merupakan 2 atau 3 lapis sel-sel gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan
terdapat inti diantaranya. Butir-butir kasar ini terdiri atas keratohialin. Mukosa
biasanya tidak mempunyai lapisan ini. Stratum granulosum juga tampak jelas di
telapak tangan dan kaki
d. Stratum spinosum (stratum malphigi) / prickle cell layer (lapisanakanta)
Terdiri atas beberapa sel yang berbentuk poligonal yang besarnya berbeda-beda karena
adanya proses mitosis. Protoplasmanya jernih karena banyak mengandung glikogen,
dan inti terletak di tengah tengah. Sel sel ini makin dekat permukaan makin gepeng
bentuknya.
Diantara sel stratum spinosum terdapat jembatan antarsel (intercellular bridge) yang
terdiri atas protoplasma dan tonofibril / keratin. Perlekatan antar jembatan ini
membentuk penebalan kecil yang disebut nodulus bizzozero. Diantara sel - sel stratum
spinosum mengandung banyak glikogen
e. Stratum basale
Terdiri atas sel sel berbentuk kubus (kolumnar) yang
2. Lapisan dermis
Lapisan dibawah epidermis yang jauh lebih tebal daripada epidermis. Lapisan ini terdiri
atas lapisan elastic dan fibrosa padat dengan elemen-elemen selulaer dan folikel rambut.
Di bagi menjadi 2 bagian :
a. Pars papilare
Bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah
b. Pars retikuler
Bagian di bawahnya yang menonjol ke arah subkutan, bagian ini terdiri atas serabut
serabut penunjang misalnya : serabutkolagen, elastin, dan retikulin. Dasar (matriks)
lapisan ini terdriri atas cairan kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat, di bagian ini
terdapat pula fibroblas.
Serabut kolagen dibentuk oleh fibroblas, membentuk ikatan (bundel) yang mengandung
hidroksiprolin dan hidroksisilin. Kolagen muda bersifat lentur dengan bertambahnya
umur menjadi kurang larut sehingga makin stabil. Retikulin mirip kolagen muda.
Serabut elastin biasanya bergelombang, berbentuk amorf dan mudah mengenbang serta
lebih elastis.
3. Lapisan subkutis
Kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel sel lemak di dalamnya,
sel lemak merupakan sel bulat, besar, dengan inti terdesak ke pinggir sioplasma lemak
yang bertambah.
39
Sel sel ini membentuk kelompok yang dipisahkan satu dengan yang lainya oleh
trabekula yang fibrosa. Lapisan sel sel lemak disebut panikulus adiposa, berfungsi
sebagai cadangan makanan. Di lapisan lapisan ini terrdapat ujung ujung saraf tepi,
pembuluh darah dan getah bening. Tebal tipisnya jaringan lemak tidak sama, bergantung
lokasinya.
Vaskularisasi di kulit di atur oleh 2 pleksus, yaitu pleksus yang terletak di atas dermis
( pleksus superficialis) dan terletak di subkutis (pleksus profunda). Pleksus di dermis
bagian atas mengadakan anastomosis di papil dermis, pleksus yang terletak di subkutis
dan di pars retikulare juga mengadakan anastomosis, di bagian ini pembuluh darah
berukuran lebih besar. Bergandengan dengan pembuluh darah terdapat saluran getah
bening.
ADNEKSA KULIT
Adneksa kulit terdiri atas kelenjar- kelnjar kulit, rambut , dan kuku.
1. Kelenjarkulit,
Kelenjar kulit terdapat di lapisan dermis, yang terdiri atas :
a. Kelenjar keringat
a) Kelenjar ekrin : kecil, di dermis, di pengaruhi oleh saraf kolinergik, factor panas, dan
stress emosional
b) Kelenjar apokrin : besar, sekret, dipengaruhi oleh saraf adrenergic
b. Glandula sebasea
40
Terletak di seluruh permukaan kulit manusia kecuali telapak tangan dan kaki. Kelenjar
sebasea disebut juga kelenjar holokrin karena tidak berlumen dan sekret kelenjar ini
berasal dari dekomposisi sel sel kelenjar.
Kelenjar ini biasanya terletak di samping akar rambut dan muaranya terdapat pada
lumen akar rambut (folikel rambut). Sebum mengandung trigliserida, asam lemak
bebas, skualen, wax ester, dan kolesterol. Sekresi dipengaruhi oleh hormon androgen
2. Kuku
Adalah bagian terminal lapisan tanduk (stratum korneum) yang menebal. Kecepatan
tumbuh kuku kira-kira 1 mm per minggu Terdapat bagian bagian dari kuku terdiri
a.
b.
c.
d.
e.
atas :
Nail root : bagian yang terbenam dalam kulit
Nail plate :bagianterbukadiatasjaringanlunak
Nail groove : alur kuku
Eponikium : kulit tipis yang menutupi kuku bagian proksimal disebut
Hiponikium : kulit yang di tutupi bagian kuku bebas disebut
3. Rambut
Terdiri atas akar rambut dan batang rambut. Macam macam tipe rambut :
a. Lanugo : rambut halus , tidak mengandung pigmen, terdapat pada bayi
b. Terminal : lebih kasar, banyak pigmen, mempunyai medula, terdapat pada orang dewasa
Rambut tumbuh secara siklik, melalui fase fase, yaitu :
a. Fase anagen : pertumbuhan 2-6 tahun
b. Fase telogen : istirahat
c. Fase katagen : involusi temporer
41
misalkan
pada
meningkat dengan
(62,5%) daripada
tipe
Gray Patch
(37,5%). Tipe
Black
dot
tidak
menyebabkan
jarang.Tiap negara dan daerah berbeda-beda untuk spesies penyebab tinea kapitis
juga perubahan waktu dapat ada spesies baru karena penduduk migrasi. Spesies
antropofilik (yang hidup di manusia) sebagai penyebab yang predominan.
PATOGENESIS
Dermatofit ektotrik (diluar rambut) infeksinya khas di stratum korneum perifolikulitis,
menyebar sekitar batang rambut dan dibatang rambut bawak kutikula dari
pertengahan sampai akhir
patah pada permukaan kepala dimana penyanggah dan dinding folikuler hilang
meninggalkan titik hitam kecil (black dot).Infeksi endotrik juga lebih kronis karena
kemampuannya tetap berlangsung di fase anagen ke fase telogen.
MANIFESTASI KLINIK
Manifestasi klinis tergantung etiologinya.
1. Bentuk non inflamasi, manusia atau epidemik Umumnya karena jamur ektotriks
antropofilik, M. audouinii
berubah
menjadi
abu-abu
dan
kusam
sekunder
dibungkus
pembengkakan yang dipenuhi dengan rambut-rambut yang patah-patah danlubanglubang folikular yang mengandung pus Inflamasi seperti ini sering menimbulkan
alopesia yang sikatrik. Lesi keradangan biasanya gatal dan dapat nyeri, limfadenopati
servikal, panas badan dan lesi tambahan pada kulit halus.
3. Tinea Kapitis black dot
Bentuk ini disebabkan karena jamur endotrik antropofilik, yaitu T. tonsurans atau T.
violaceum. Rontok rambut dapat ada atau tidak. Bila ada kerontokan rambut maka
rambut-rambut
patah
pada
permukaan
kepala
hingga
membentuk gambaran
kelompok black dot. Biasanya disertai skuama yang difus; tetapi keradangannya
44
bervariasi dari minimal sampai folikulitis pustula atau lesi seperti furunkel sampai
kerion. Daerah yang terkena biasanya banyak atau poligonal dengan batas yang
tidak bagus, tepi seperti jari-jari yang membuka. Rambutrambut normal biasanya
masih ada dalam alopesianya.
DIAGNOSIS BANDING
1. Diagnosis banding tinea kapitis berskuama dan keradangan minimal
1.1 Dermatitis seborhoik Keradangan yang biasanya terjadi pada sebelum usia 1 tahun
atau sesudah pubertas yang berhubungan dengan rangsangan kelenjar sebasia.Tampak
eritema dengan skuama diatasnya sering berminyak, rambut yang terk ena biasanya
difus, tidak setempat Rambut tidak patah. Distribusi umumnya di kepala, leher dan
daerah-daerah pelipatan. Alopesia sementara dapat terjadi dengan penipisan rambut
daerah kepala, alis mata, bulu mata atau belakang telinga. Sering tampak pada pasien
penyakit syaraf atau immunodefisiensi.
1. 2. Dermatitis atopik
Dermatitis atopik yang berat dan luas mungkin mengenai kepala dengan skuama
kering putih dan halus. Khas tidak berhubungan dengan kerontokan rambut, bila ada
biasanya karena trauma sekunder karena garukan kepala yang gatal. Disertai lesi
dermatitis atopik di daerah lain.
1 .3. Psoriasis
Psoriasis kepala khas seperti lesi psoriasis dikulit, plak eritematos berbatas jelas dan
berskuama lebih jelas dan keperakan diatasnya,dan rambutrambut tidak patah.
Kepadatan rambut berkurang di plak psoriasis juga meningkatnya menyeluruh
dalam kerapuhan rambut dan kecepatan rontoknya rambut telogen. 10% psoriasis
terjadi pada anak kurang 10 tahun dan 50% mengenai kepala, dan sering lesi
psoriasis
anak
terjadi
diagnosis psoriasis
1. 4. Pitiriasis amiantasea (Pitiriasis asbestos)
45
Adalah tumpukan skuama dalam masa yang kusut.Dermatitis kepala lokalisata yang
non infeksius yang tidak diketahui sebabnya. Skuama yang putih tebal melekat sering
dijumpai mengikat batang rambut proksimal. Kepala dapat tampak beradang.
Rontok rambut sementara dapat terjadi dengan pelepasan manual skuama yang
melekat. Kelainan kulit dilain tempat yang menyertai biasanya tidak ada, namun dapat
mempunyai penyakit yang menyertai, yaitu Dermatitis atopik atau keradangan kulit
lainnya. Ada yang menganggap sebagai psoriasis dini.
2. Diagnosis banding tinea kapitis yang alopesia jelas
2.1. Alopesia areata
Alopesia areata mempunyai tepi yang eritematus pada stadium permulaan, tetapi
dapat berubah kembali ke kulit normal. Juga jarang ada skuama dan rambut-rambut
pada tepinya tidak patah tetapi mudah dicabut.
2.2. Trikotilomania
Khas adanya alopesia yang tidak sikatrik berbatas tidak jelas karena pencabutan
rambut oleh pasien sendiri. Umumnya panjang rambut berukuran macam-macam
pada daerah yang terkena. Tersering di kepala atas, daerah oksipital dan parietal
yang kontra lateral dengan tangandominannya. Kadang-kadang ada gambaran lain
dari kelainan obsesifkompulsif misalnya menggigit-gigit kuku, menghisap ibu jari atau
ada depresi atau kecemasan.Dapat disertai efek efluvium telogen yaitu berupa
tumbuhnya kembali rambut yang terlambat atau rontoknya rambut meningkat sebelum
tumbuh kembali.
2.3. Pseudopelade
Dari kata Pelade yang artinya alopesia areata. Pseudopelade adalah alopesia
sikatrik progresif yang pelan-pelan, umumnya sebagai sindroma klinis sebagai
hasil akhir dari satu dari banyak proses patologis yang berbeda (yang diketahui
maupun yang tidak diketahui), walaupun klinis spesifik jenis tidak beradang selalu
dijumpai misalkan karena likhen planus, lupus eritematus stadium lanjut.
3. Diagnosis banding tinea kapitis yang inflamasi
3.1. Pioderma bakteri
46
DIAGNOSIS
1. Gejala Klinis
Dipertimbangkan diagnosis tinea kapitis bila:
Pada
anak-anak
dengan
kepala
berskuama,
alopesia,
limfadenopati
servikal
posterior atau limfadenopati aurikuler posterior atau k erion. Juga termasuk pustul
atau abses, dissecting cellulitis atau black dot.
2. Pemeriksaan penunjang
2.1. Pemeriksaan Lampu Wood
Rambut yang tampak dengan jamur M. cani s, M. audouinii
dan M. ferrugineum
memberikan fluoresen warna hijau terang oleh karena adanya bahan pteridin.
47
schoenlei nii penyebab tinea favosa memberi fluoresen hijau gelap). Bahan fluoresen
diproduksi oleh jamur yang tumbuh aktif di rambut yang terinfeksi.
2.2. Pemeriksaan sediaan KOH
Kepala dikerok dengan objek glas, atau skalpel no.15. Juga kasa basah digunakan
untuk mengusap kepala, akan ada potongan pendek patahan rambut
rambut
dicabut
yang
ditaruh
di
objek
glas
selain skuama,
atau pangkal
KOH
20%
ditambahkan dan ditutup kaca penutup. Hanya potongan rambut pada kepala harus
termasuk akar rambut, folikel rambut dan skuama kulit. Skuama kulit akan terisi
hifa dan artrokonidia. Yang menunjukkan elemen jamur adalah artrokonidia oleh
karena rambut-rambut yang lebih panjang mungkin tidak terinfeksi jamur. Pada
pemeriksaaan mikroskop akan tampak infeksi rambut ektotrik yaitu pecahan
miselium menjadi konidia sekitar batang rambut atau tepat
dibawah kutikula
rambut dengan kerusakan kutikula. Pada infeksi endotrik, bentukan artrokonidia yang
terbentuk karena pecahan miselium
rambut
2.3. Kultur
Memakai swab kapas steril yang dibasahi akua steril dan digosokkan diatas kepala
yang berskuama atau dengan sikat gigi steril dipakai untuk menggosok rambutrambut dan skuama dari daerah luar di kepala, atau pangkal rambut yang dicabut
langsung ke media kultur. Spesimen yang didapat dioleskan di media Mycosel
atau Mycobi otic (Sabourraud dextrose agar + khloramfenikol + sikloheksimid)
atau Dermatophyte test medium (DTM). Perlu 7 - 10 hari untuk mulai tumbuh
jamurnya. Dengan DTM ada perubahan warna merah pada hari 2-3 oleh karena
ada bahan fenol di medianya, walau belum tumbuh jamurnya berarti jamur dematofit
positif.
KOMPLIKASI
1. Infeksi sekunder
2. Alopesia sikatrik permanen
48
3. Kambuh
4. Reaksi Id pada tinea kapitis biasanya reaksi Id-nya lebih mengenai badan.
PROGNOSIS
Tinea kapitis tipe Gray patch sembuh sendirinya dengan waktu, biasanya permulaan
dewasa. Semakin meradang reaksinya, semakin dini selesainya penyakit, yaitu yang
zoofilik (M. canis, T. mentagrophytes dan T. verrucosum) Infeks i ektotrik sembuh
selama perjalanan normal penyakit tanpa pengobatan. Namun pasien menyebarkan
jamur penyebab kelain anak selama waktu infeksi
Sebaliknya infeksi endotrik menjadi kronis dan berlangsung sampai dewasa.T.
violacaum, T. tonsurans
49
1.8. Tidak perlu pasien mencukur gundul rambutnya atau memakai penutup
kepala
2. TERAPI MEDIS
2.1. Terapi Utama
Pengobatan yang ideal dan cocok untuk anak-anak adalah sediaan bentuk likuid,
terasa enak, terapi singkat, keamanan yang baik dan sedikit interaksi antar obat
1. Tablet Griseoful vin
Sebagai Gold Standard Dosis :
a. Tablet microsize (125, 250, 500mg) 20 mg / Kg BB/hari, 1-2 kali/hari selama 6-12
minggu
b. Tablet ultramicrosize (330mg) 15 mg/Kg BB/hari, 1-2 kali/hari selama 6-12 minggu
Diminum bersama susu atau es krim oleh karena absorbsinya dipercepat dengan
makanan berlemak.
Semua baik untuk karena Microsporum maupun Trichophyton.Pemberian pertama
untuk 2 minggu kemudian dilakukan pemeriksaan lampu Wood, KOH dan kultur.
Bila masih ada yang positif maka sebaiknya dosis dinaikkan. Bila hasil negatif
maka obat
Interaksi
obat,
bersamaan
phenobarbital
mengurangi
absorbsi
griseofuvin
diberikan
bersama
phenytoin
dan
H2
antagonis
akan
bila
diberikan
bersamaan
rifampisin,
untuk
anak
umur
>
tahun.
Monitor
laboratorium fungsi liver dan darah lengkap diperiksa bila pemakaian lebih 6 minggu
4. Tablet Flukonazol
Sebetulnya juga bisa digunakan untuk terapi tinea kapitis namun tidak lebih superior
daripada obat lainnya. Lebih diindikasikan untuk infeksi mukosa dan infeksi sistemik
51
pada
kasus
Kandidiasis,
imunokompromais.
dan Kriptokokosis,
terutama
pada
pasien
lain,
sedangkan untuk tinea kapitis, flukonazol tidak lebih superior, sehingga sebaiknya
flukonazoldigunakan untuk kasus selektif. Dosisya 8 mg/Kg BB/minggu selama 8-16
minggu.Efektif untuk Microsporum maupun Trichophyton
2.2. Terapi Ajuvan
1. Shampo
Shampo obat berguna untuk mempercepat penyembuhan, mencegah kekambuhan dan
mencegah
penularan, serta
membuang skuama
dan
membasmi
spora
viabel,
pasien,
seminggu
kali
selama
minggu.
Karena
asimptomatik lebih menyebarkan tinea kapitis disekolah atau penitipan anak yang
kontak dekat dengan karier daripada anak-anak yang terinfeksi jelas.
2. Terapi Kerion
Pengobatan optimal kerion tidak jelas apakah perlu dengan obat oral antibiotika dan
kortikosteroid
sebagai
terapi
ajuvan
menyatakan :
a. Kerion lebih cepat kempes dengan kelompok yang menerima griseoful vin saja
sedangkan skuama dan gatal lebih cepat bersih / hilang dengan kelompok yang
menerima ke 3 obat yaitu griseofuvin, antibiotika dan kortikosteroid oral
52
Kesimpulan
Seorang anak laki-laki, 9 tahun menderita tinea kapitis tipe gray
patch ringworm non-inflamasi akibat infeksi jamur yang ditularkan
oleh hewan peliharaan anjing.
53
Daftar Pustaka
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Edisi kelima. Balai penerbitan FKUI. Jakarta: Universitas
Indonesia 2009
Fi t z p a t r i c k T B , E i s e n A Z , Wo l ff K , Fre e d b e rg I M , A u s t e n
K F. 2 0 1 0 . I n : Fitzpatricks Color Atlas & Synopsis of Clinical
Dermatology. 6th Ed. New York: McGraw-Hill
Higgins EM, Fuller LC, Smith CH, 2000. Guidelines
for
the
Acta
yeasts.
Andrews
Diseases
of
The
Skin
Clinical
Fungal Disease.
Fitzpatricks
54
Kulit
dan