Engineering Consultant
1.
LATAR BELAKANG
Proyek PWS Citanduy dibentuk pada tahun 1969 dan proyek PWS Citanduy Ciwulan dibentuk pada
tahun 1994 oleh Derektorat Jenderal Pengairan, dengan wilayah kerja meliputi WS Citanduy dan WS
Ciwulan. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 39/PRT/1989 Wilayah Sungai Citanduy
(02.07) terletak pada 2 (dua) Provinsi meliputi Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah, dan berdasarkan
pada Undang-Undang No.7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air dinyatakan sebagai Wilayah Sungai
Lintas Provinsi dengan kewenangan pengelolaan SDA berada pada Pemerintah (Pusat).
Saat ini, ketersedian sumber daya air semakin terbatas dan cenderung semakin langka. Hal ini
terutama disebabkan oleh penurunan kualitas lingkungan, pencemaran, perubahan ekologi dan
sebagainya. Di sisi lain, kebutuhan akan sumber daya air tidak dapat dicegah peningkatannya dari
tahun ke tahun karena pertumbuhan penduduk dan pengembangan aktivitasnya. Dan apabila tidak
diantisipasi, akan dapat menimbulkan ketegangan bahkan konflik benturan kepentingan antara
permintaan (demand) dan pemenuhan (supply) ketersediaan Sumber Daya Air. Oleh karena itu perlu
upaya secara seimbang antara pengembangan, pelestarian, pemanfaatan sumber daya air, serta
pengendalian daya rusak air, baik dilihat dari aspek teknis maupun dari aspek legal. Untuk memenuhi
kebutuhan air yang terus meningkat diberbagai keperluan, diperlukan suatu perencanaan terpadu yang
berbasis wilayah sungai dengan mengoptimalkan potensi pengembangan sumber daya air, melindungi/
melestarikan serta meningkatkan nilai SDA dan lahan.
Wilayah Sungai Citanduy seluas 4.588 km2 (Sumber Hasil Analisis Peta Citra Land Sat) bersumber dari
gunung Cakrabuana (1.720 MSL) di Kabupaten Tasikmalaya dengan panjang 175 Km dan bermuara
di Laguna Segara Anakan di Kabupaten Cilacap. Bagian hilir sungai Citanduy sepanjang 60 Km
merupakan batas provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah. Beberapa anak sungai Citanduy yang cukup
besar yaitu sungai Cimuntur, Cijolang dan Cikawung terletak pada bagian kiri Citanduy dan sungai
Ciseel terletak pada bagian kanan Citanduy. Potensi lahan kritis pada kawasan resapan air yang
terbesar terletak pada sungai Cikawung dan Ciseel
Pada tahun 1975, telah disiapkan Master Plan (Rencana Induk) pengembangan prasarana SDA WS
Citanduy yang bertujuan untuk optimalisasi pemanfaatan lahan dan sumber air penduduk yang ada.
Namun saat ini, karena adanya perubahan demografi dan fisik yang sangat cepat pada WS. Citanduy
maka Master Plan tersebut tidak dapat digunakan lagi.
Undang-Undang No.7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air Pasal 14 (b) menyebutkan bahwa
pemerintah (dalam hal ini pemerintah pusat) mempunyai wewenang dan tanggung jawab menetapkan
pola pengelolaan sumberdaya air pada wilayah sungai lintas Provinsi, wilayah sungai lintas Negara, dan
wilayah sungai strategis nasional. Sesuai dengan pasal tersebut, maka kewenangan penetapan pola
pengelolaan sumberdaya air wilayah sungai Citanduy yang merupakan wilayah sungai lintas Provinsi,
berada di tangan Pemerintah.
Dengan adanya perubahan kebijakan, penyelenggaraan pengelolaan SDA wilayah Sungai Citanduy
ditangani oleh Balai Besar Wilayah Sungai Citanduy yang wilayahnya sebagian besar berada di
Provinsi Jawa Barat yang meliputi Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kota
Banjar, Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan, sebagian lagi berada di Provinsi Jawa
Tengah meliputi Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Banyumas. Balai Besar tersebut berada dibawah
pembinaan Direktorat Pekerjaan Umum. Dalam melakukan koordinasi pengelolaan SDA saat ini
Penyusunan Pola Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Citanduy
1/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
dilaksanakan oleh Panitia Pelaksana Tata Pengaturan Air (PPTPA) yang dibantu oleh sekretariat tetap.
Dimasa yang akan datang perlu dibentuk Dewan Sumber Daya Air (DSDA) wilayah sungai yang dibantu
sekretariat tetap DSDA.
2.
Maksud disusunnya Pola Pengelolaan Sumber Daya Air WS Citanduy, untuk membuat kerangka dasar
pengelolaan Sumber Daya Air di Wilayah Sungai Citanduy.
Tujuan disusunnya Pola Pengelolaan Sumber Daya Air WS Citanduy secara umum adalah untuk
menjamin terselenggaranya pengelolaan Sumber Daya Air yang dapat memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat dalam segala bidang kehidupan, sedangkan tujuan
yang spesifik adalah untuk :
a. Memenuhi kepentingan dan kebijakan pemerintah daerah Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah
dan kabupaten yang meliputi : Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis,
Kota Banjar, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Cilacap dan Kabupaten
Banyumas.
b. Memenuhi kebutuhan Sumber Daya Air bagi semua pemanfaatan di wilayah sungai Citanduy.
c. Mengupayakan Sumber Daya Air (air, sumber air dan daya air) yang terkonservasi, berdaya
guna, dan terkendali daya rusaknya secara menyeluruh terintegrasi dalam satu kesatuan
sistem tata air wilayah sungai Citanduy.
d. Melakukan Pengelolaan Sumber Daya Air yang berkelanjutan dengan selalu memenuhi fungsi
lingkungan hidup, dan ekonomi secara selaras.
e. Menjaga keseimbangan ekosistem dan daya dukung lingkungan di wilayah sungai Citanduy.
3.
2/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
4.
Timur
Selatan
Samudera Hindia.
Barat
WS Ciwulan.
Utara
Secara administrasi Pemerintahan, wilayah sungai Citanduy terdiri dari 6 (enam) kabupaten dan 2 (dua)
kotamadya, yaitu Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Kuningan, Kabupaten
Cilacap, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Ciamis, Kota Banjar dan Kota Tasikmalaya. Untuk
Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis, terdapat wilayah yang masuk
dalam wilayah sungai Citanduy dan wilayah sungai Ciwulan.
Tabel 1.
No
Kabupaten/Kota
Kab. Tasikmalaya
Kecamatan
11
Desa
232
%
15.96
3/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
2
3
4
5
6
7
8
Kab. Majalengka
1,204.24
23
318
18.52
1
Kab. Kuningan
1,117.95
32
375
82.23
2
Kab. Cilacap
2,138.50
24
269
1,768.14
17
Kota Tasikmalaya
161.56
8*
69
89.85
7
Kab. Banyumas
1,327.59
27
329
102.66
1
Kab. Ciamis
2,444.79
36*
345
1,722.18
29
Kota Banjar
114.31
4
22
114.31
4
Jumlah
11,072.29
193
2041
4,307.10
72
Sumber : Kabupaten Dalam Angka 2004-2005 ( * termasuk wilayah sungai Citanduy dan Ciwulan)
13
14
181
36
12
276
22
786
1.54
7.36
82.68
55.61
7.73
70.44
100.00
786
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa luas wilayah Citanduy 4,307.10 km 2 (45.45%) dari luas
wilayah sungai Citanduy - Ciwulan.
Bila ditinjau dari jumlah Kabupaten dan Kecamatan dapat dirinci bahwa untuk wilayah sungai Citanduy
terdapat 8 Kabupaten/ Kota dengan 72 kecamatan. Gambar 1 memperlihatkan peta batas administrasi
wilayah Kabupaten /Kota terhadap WS. Citanduy.
Gambar 1.
Topografi
Topografi wilayah WS Citanduy meliputi daerah pegunungan di Bagian Utara dan pendataran (pantai) di
Bagian Selatan yang berbatasan dengan Samudera Indonesia. Pada bagian tengah merupakan daerah
perbukitan. Ketinggian topografi bervariasi 2675 m (Bagian Utara) 1.0 (Pantai Selatan), dengan
kemiringan rata-rata lahan antara 0.20% sampai 14,11%.
Penyusunan Pola Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Citanduy
4/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
Sungai Citanduy merupakan sungai induk pada WS Citanduy yang panjangnya 175 Km, mempunyai
beberapa anak sungai yang besar yaitu S. Ciseel, S. Cikawung, S. Cijolang dan S. Cimuntur. Sesuai
dengan keadaan topografinya, maka Sungai Citanduy dapat dibagi menjadi 3 (tiga) bagian pokok
yaitu : 1) di bagian hulu, sepanjang 40 Km mempunyai slope rata rata 0,035 (curam), 2) di bagian
tengah, sepanjang 60 Km mempunyai slope rata rata 0,006 (sedang), 3) di bagian hilir, sepanjang
80 Km mempunyai slope rata rata 0,0002 (landai).
Daerah dataran terletak pada alur Sungai Citanduy dari Tasikmalaya, Cikoneng, Ciamis, Banjar sampai
ke muara Segara Anakan.
5/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
Tabel 2.
No
1.
2.
3.
4.
Kegiatan
Lokasi
Tersebar
Sungai Citanduy (KabupatenCiamis)
Kabupaten / Kota Tasikmalaya
Daerah Irigasi (DI) tersebar
5.
Rehabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi
Daerah Irigasi (DI) tersebar
Sumber : RTRW Propinsi Jawa Barat (Khusus wilayah sungai Citanduy Ciwulan Cilaki)
Untuk mewujudkan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung Jawa Barat perlu dilakukan upaya
pemulihan dan konservasi, yang akan dilakukan berdasarkan pada kondisi DAS-DAS yang ada di Jawa
Barat. Hasil pemberian skor prioritas konservasi kawasan lindung per-DAS berdasarkan parameter
tingkat erosi tanah dan tingkat kekritisan lahan dan aliran air didapatkan prioritas konservasi kawasan
lindung pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.
No
Skor Prioritas
Prioritas
Keterangan
Citanduy
150
WS. Citanduy
Cijulang
100
WS. Citanduy
Sumber : Hasil Analisis (Bapeda Jawa Barat), 2002 Uraian Hanya Untuk WS Citanduy
Beberapa DAS yang diidentifikasi mempunyai laju kerusakan lahan yang tinggi, akibat kasus
penebangan liar atau perambahan hutan dan perkebunan, sehingga tingkat erosi dan kekeritisan lahan
meningkat tajam, atau akan memberi dampak berarti pada daerah hilirnya, akan memperoleh prioritas
penanganan utama dari skor prioritas yang terhitung.
Program Pengembangan Kawasan Budidaya. Kegiatan dari program pengembangan kawasan
budidaya adalah mempertahankan sawah (Paragraf 7, Pasal 17). Upaya pentahapan pengembangan
lahan sawah tidak dilakukan, namun yang dilakukan adalah upaya mempertahankan keberadaan lahan
sawah yang memiliki jaringan irigasi dan jaminan ketersediaan air irigasi. Luas lahan sawah yang
dipertahankan sampai tahun 2010 tersebut adalah sebesar 766.218,57 Ha.
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah (Sumber Rtrw Provinsi Jawa Tengah).
Provinsi Jawa Tengah telah memiliki RTRWP yang tertuang dalam Perda No. 8 Tahun 1992, dan telah
dilakukan evaluasi lima tahunan pertama pada tahun 1997. Mengingat waktu revisi dilakukan
sebelumnya UU No. 22 Tahun 1999 maka perlu dilakukan revisi melalui penyusunan kembali RTRW
Provinsi Jawa Tengah dengan Peraturan Daerah yaitu Perda No. 21 Tahun 2003 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Propinsi Jawa Tengah. Jangka waktu RTRW Propinsi Jawa Tengah adalah 15
(lima belas) tahun mulai tahun 2003-2018.
Pemanfaatan ruang meliputi Pola dan Struktur RTRW yang dikelompokan dalam 5 (lima) rencana
sebagai berikut (Sumber: Perda No.21 Tahun 2003, Bab V, Pasal 14) : (1) Sistem Kota-kota,
Penyusunan Pola Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Citanduy
6/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
(2) Kawasan Lindung, (3) Kawasan Budidaya, (4) Pengembangan Sistem Sarana dan Prasarana
Wilayah, (5) Pengembangan Kawasan Strategis dan Kawasan Prioritas.
7/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
8/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
9/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
Permukiman
Jasa
Industri
Sawah (Irigasi)
Sawah (tadah hujan)
Tegalan
Kebun Campuran
Perkebunan Rakyat
Perkebunan Besar
Hutan
Penggunaan Khusus (tambak/kolam)
Lain-lain
TOTAL
2003
Luas (Ha)
2,588.22
69.14
18.05
3,301.41
507.11
133.36
2,743.54
13.24
1,060.72
1,196.16
256.47
1,309.81
13,197.23
%
19.61
0.52
0.14
25.02
3.84
1.01
20.79
0.10
8.04
9.06
1.94
9.92
100.00
2). Kabupaten Ciamis. Pemanfaatan ruang meliputi pola penggunaan lahan eksisting serta struktur
kegiatan kota di kabupaten Ciamis sedangkan jenis penggunaan lahan secara menyeluruh dapat dilihat
dalam Tabel di bawah ini.
Tabel 5.
No
I
1
2
3
4
II
1
2
3
4
III
1
2
3
IV
1
2
Luas (Ha)
58.991,73
26.258,80
16.203,83
8.130,06
8.399.05
104.451,00
39.926,00
62.676,00
1.777,00
72,00
70.329,00
16.793,00
37,348.00
16.188,00
3.625,50
1.100,50
10,00
Prosentase (%)
24,13
10,74
6,63
3,33
3,44
42,72
16,33
25,64
0,73
0,03
28,77
6,87
15,28
6,62
1,48
0,45
0,00
10/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
3
Tambak
4
Kolam/ Tebet/ Empang
V
Lain-lain
Jumlah
43,00
2.473,00
7.080.,77
244.479,00
0,02
1,01
2,90
100,00
3). Kabupaten Cilacap. Pemanfaatan ruang di Kabupaten Cilacap meliputi struktur Tata Ruang serta
alokasi penggunaan ruang. Alokasi penggunaan ruang di Kabupaten Cilacap adalah sebagai berikut : 1)
Kawasan Lindung, 2) Kawasan Budidaya, 3) Pengembangan Kawasan Strategis, 4) Pengembangan
Kawasan Pemukiman, 5) Pengembangan Kawasan wisata.
Tabel 6.
No
I
II
1
2
3
4
5
III
1
2
3
IV
1
2
3
V
Sawah
Lahan Kering
Pekarangan
Tegal/ Kebun
Ladang/ Huma
Penggembalaan/ Padang Rumput
Sementara Tidak Diusahakan
Perhutanan dan Perkebunan
Hutan Rakyat
Hutan Negara
Perkebunan
Lahan Basah
Rawa-rawa
Tambak
Kolam/ Empang
Lain-lain
TOTAL
2002
Luas (Ha)
63,095.00
80,075.00
34,952.00
43,470.00
819.00
30.00
804.00
56,829.00
8,476.00
37,845.00
10,508.00
780.00
240.00
81.00
459.00
13,071.00
213,850.00
%
29.50
37.44
16.34
20.33
0.38
0.01
0.38
26.57
3.96
17.70
4.91
0.36
0.11
0.04
0.21
6.11
100.00
4). Kabupaten Tasikmalaya. Pemanfaatan ruang meliputi pola penggunaan lahan eksisting serta
struktur kegiatan kota di kabupaten Tasikmalaya.
Tabel 7.
No
I
1
2
3
4
5
II
1
2
Persawahan
Irigasi Teknis
Irigasi Semi Taknis
Irigasi Sederhana
Irigasi Non PU
Tadah Hujan
Lahan Kering
Pekarangan
Tegal/ Kebun
2004
Luas (Ha)
49,658.00
4,331.00
4,269.00
5,254.00
22,192.00
13,612.00
113,040.00
16,543.00
57,160.00
%
18.59
1.62
1.60
1.97
8.31
5.10
42.32
6.19
21.40
11/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
3
4
5
III
1
2
3
IV
1
2
3
V
Ladang/ Huma
Padang Rumput
Sementara Tidak Diusahakan
Perhutanan dan Perkebunan
Hutan rakyat
Hutan Negara
Perkebunan
Lahan Basah
Rawa
Tambak
Kolam/ Tebat/ Empang
Lain-Lain
TOTAL
Sumber : Kabupaten Tasikmalaya Dalam Angka, 2004
25,139.00
10,003.00
4,195.00
93,953.00
34,556.00
32,121.00
27,276.00
4,120.00
5.00
14.00
4,101.00
6,319.00
267,090.00
9.41
3.75
1.57
38.43
12.94
12.03
10.21
1.69
0.00
0.01
1.54
2.37
100.00
5). Kota Tasikmalaya. Pemanfaatan ruang meliputi pola penggunaan lahan eksisting serta struktur
kegiatan kota di Kota Tasikmalaya. Pemanfaatan lahan di Kota Tasikmalaya dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 8.
No
I
1
2
3
4
5
II
Lahan Persawahan
Irigasi Teknis
Irigasi Semi Teknis
Irigasi Sederhana
Tadah Hujan
Irigasi Non PU
Lahan Kering
Pekarangan tanah untuk bangunan
1
Dan halaman sekitarnya
2
Tegal/ Kebun/ Ladang/ Huma
3
Penggembalaan Padang Rumput
4
Lahan Belum Diusahakan
III Perhutanan dan Perkebunan
1
Hutan Rakyat
2
Hutan Negara
3
Perkebunan Negeri & Swasta
IV Lahan Basah
1
Rawa
2
Rawa yang Ditanami
3
Tambak
4
Kolam/ Tebet/ Empang
V Lain-Lain
TOTAL
2003
Luas (Ha)
6,422.00
3,304.00
778.00
188.00
722.00
1,430.00
7,038.00
%
2.63
1.35
0.32
0.08
0.30
0.58
2.88
3,889.00
1.59
3,129.00
0.00
20.00
1,989.00
1,456.00
533.00
0
644.00
0.00
0.00
0.00
644.00
1,148.00
17,241.00
1.28
0.00
0.01
0.81
0.60
0.22
0.00
0.26
0.00
0.00
0.00
0.26
0.47
100.00
12/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
6). Segara Anakan. Ada 27 desa dan 7 kecamatan wilayah Kabupaten Cilacap yang termasuk Segara
Anakan. Berikut ini rencana pengelolaan Kawasan Segara Anakan di Kabupaten Cilacap. Kawasan
yang sesuai sebagai kawasan konservasi bagi wilayah bawahanya di kawasan Segara Anakan ini
adalah kawasan Laguna dan kawasan hutan Mangrove.
Tabel 9.
No
1
Zona Lindung
Zona Lindung Mangrove
Zona Lindung Non Magrove
Luas (Ha)
Letak
2.769,11
9.939,30
Kawasan Pacangsanak
Kawasan Pacangsanak dibentuk dalam rangka penataan ruang Laguna Segara Anakan yang
mencakup wilayah Kabupaten Ciamis dan Cilacap. Hal ini sehubungan dengan perlunya penyelamatan
konservasi kawasan pesisir dan pantai Pacangsanak. Cakupan luas wilayah Pacangsanak adalah
1,460.94 km2 dengan sebaran luas wilayah untuk wilayah Ciamis 736.44 km2 ( 7 kecamatan) dan
untuk wilayah Cilacap 724.59 km2 (8 kecamatan).
Kawasan pacangsanak bertujuan untuk ;
a. Mewujudkan struktur ruang dan pola pemanfaatan ruang kawasan konservasi Pacangsanak
b. Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dan kesimbangan perkembangan antar wilayah
c. Mewujudkan keterpaduan program.
Sasaran Pacangsanak adalah :
a. Terkendalinya pembangunan di kawasan Pacangsanak baik yang dilakukan oleh Pemerintah
maupun oleh masyarakat
b. Terwujudnya keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan kepentingan konservasi dengan
kesejahteraan masyarakat di kawasan Pacangsanak
c. Terciptanya keserasian anatara kawasan lindung dan kawasan budidaya
d. Tersusunnya rencana dan keterpaduan program-program pembangunan di kawasan
Pacangsanak
e. Terkoordinasinya pembangunan antar wilayah dan antar sektor pembangunan.
13/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
Jawa Barat adalah sejumlah 38,472,138 jiwa dengan luas wilayah 29,276.92 km 2 meliputi 16 (enam
belas) Kabupaten dan 9 (sembilan) Kotamadya sedangkan untuk Provinsi Jawa Tengah adalah
32,397,431 jiwa dengan luas wilayah 32,494.12 km2 meliputi 26 (dua puluh enam) Kabupaten dan 9
(sembilan) Kotamadya.
Dari data tersebut diatas luas dan penduduk di wilayah sungai Citanduy yang merupakan bagian dari
wilayah provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah adalah 4.588 km2 dengan jumlah penduduk 3,404,831
jiwa dan kepadatan penduduk adalah 8.807 jiwa/km2.
Komposisi Penduduk di WS Citanduy Berdasarkan
Batasan Administratif
1.3%
22.9%
24.4%
34.4%
35.6%
14.5%
13.5%
4.7%
0.5%
12.5%
10.1%
7.4%
17.3%
0.9%
Kab. Ciamis
Kab. Tasikmalay a
Kota Tasikmalay a
Kab. Kuningan
Citanduy Hulu
Cimuntur
Cijolang
Kab. Majalengka
Kota Banjar
Kab. Cilacap
Cikaw ung
Ciseel
Segara Anakan
Kabupaten/ Kota
Pertanian
Tambang
Kab. Tasikmalaya
320,316
2,109
88,561
Listrik, Gas
Air Minum
390
Kab. Ciamis
297,336
106,708
388
40,912
124,764
Kab. Kuningan
203,667
2,750
21,802
942
22,091
Kab. Majalengka
184,288
7,216
93,824
440
Kota Tasikmalaya
26,974
5,152
58,706
644
Kota Banjar
20,668
620
5,794
Kab. Cilacap
479,963
Kab. Banyumas
Angkutan
Bank
39,221
3,332
JasaJasa
42,271
56,584
2,836
55,284
118,704
18,551
2,674
44,303
24,176
117,792
26,976
2,256
38,760
9,884
66,966
22,182
2,452
30,912
4,950
12,262
4,704
540
9,180
49,118
39,726
86,434
16,391
91,247
70,664
Industri
Sektor Pertanian
Sektor pertanian perupakan sektor yang cukup dominan pada wilayah ini mengingat pernah
dicanangkannya swasembada pangan beberapa waktu lalu.
Penyusunan Pola Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Citanduy
14/ 60
Lain
195
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
Sub Sektor Tanaman Pangan. Sektor pertanian terbesar yang memberikan kontribusi terbesar adalah
sub sektor tanaman pangan. Di sebagian besar kabupaten/kota, padi merupakan komoditas utama
yang diusahakan. Seperti di Kabupaten Ciamis, produksi sawah mencapai 595,236 ton pada tahun
2003 dan meningkat menjadi 609,066 ton pada tahun 2004. Ciamis sendiri telah mampu mensupplay
beras ke luar daerahnya lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya.
Kabupaten-kabupaten lain yang cukup mendominasi produksi padi di Wilayah Sungai Citanduy
diantaranya adalah Kabupaten Tasikmalaya sebesar 592.197 ton, Kabupaten Cilacap sebesar
446.294 ton.
Sub Sektor Tanaman Perkebunan. Sub sektor tanaman perkebunan di Wilayah Sungai Citanduy
paling besar di usahakan oleh penduduk di Kabupaten Ciamis dan juga Kabupaten Tasikmaya.
Tabel 11. Produksi Tanaman Perkebunan WS. Citanduy
Produksi Perkebunan (ton)
Aren
Cengkeh
Kelapa
Kopi
Kakao
1
Kab. Tasikmalaya*)
877
1,296
26,713.18
439
2
Kota Tasikmalaya*)
3
Kota Banjar
630.38
60.84
6,383.95
298.12
4
Kab. Majalengka
144
28.5
260,400
39
5
Kab. Kuningan
93.69
23.776
319.64
626.48
)
6
Kab. Ciamis*
2,738.82
73,395.91
6,993.14
7
Kab. Banyumas
8
Kab. Cilacap
1,231.15
179.06
979,200
68.89
12.57
Sumber: Kabupaten/ Kota dalam Angka 2004/2005 (* termasuk wilayah sungai Citanduy dan Ciwulan)
No
Kab/ Kota
Te h
3,658.34
19.05
3,127.69
-
Sub Sektor Peternakan. Secara umum, produksi peternakan di kawasan Citanduy mengalami
peningkatan seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat terutama pada saat menjelang Hari
Raya Idul Adha. Populasi ternak terbanyak berada di Kabupaten Ciamis yang didominasi oleh sapi
potong dan ayam buras.
Tabel 12. Populasi Hewan Ternak Per Kabupaten Kota di WS Citanduy
Ternak Besar
Ternak Kecil
Unggas
Sapi Pot Sapi Perah Kerbau
Kuda
Domba Kambing Ayam Br
Itik
)
1
Kab. Tasikmalaya*
299
1,092
895
71
19,456
1,799
178,114
27,339
2
Kota Tasikmalaya*)
3,379
294
2,081
372
7,574
1,456
504,000
38,067
3
Kota Banjar
372
48
24
7,323
10,033
235,561
3,298
4
Kab. Majalengka
171
NA
162
8
7,301
125
31,685
2,260
5
Kab. Kuningan
1,928
0
408
0
3,541
567
19,786
853
6
Kab. Ciamis*)
9,373
2,884
59
119,516
79,064 1,715,517
81,663
7
Kab. Banyumas
NA
8
Kab. Cilacap
6,444
4,796
649
29,758
114,610
731,540 163,055
Jumlah
29,376
6,208
27,899
1,889
376,282
254,677 4,433,834 443,498
Sumber: Kabupaten - Kota dalam Angka 2004/2005,*) termasuk wilayah sungai Citanduy dan Ciwulan
No
Kab./ Kota
15/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
Sektor Kehutanan
Menurut UU No 41 tahun 1999 pasal 8 ayat 2, luas penutupan lahan ideal berupa hutan, baik dalam
kawasan hutan maupun di luar kawasan hutan minimal 30% dari luas DAS. Jika luas total WS Citanduy
diasumsikan sama dengan luas DAS. Citanduy yaitu 446.000 ha, maka paling tidak luas total hutan
Negara dan hutan rakyat yang terdapat pada kawasan ini adalah minimal 133.800 ha, suatu jumlah
yang sangat besar dibandingkan luas hutan saat ini yang berjumlah 29.708,04 ha atau 5,92% dari total
luas DAS.
Tabel 13. Luas hutan per Kabupaten yang termasuk dalam WS. Citanduy
Luas hutan (ha)
Saat ini
Rencana
1
Cilacap
6.855,41
46.321,00
2
Banyumas
3
Ciamis*)
18.134,74
54.141,00
4
Tasikmalaya*)
53.575,15
66.677,00
5
Kota Banjar
1.196,16
6
Majalengka
24.024,00
7
Kuningan
2.314,75
30.418,00
Sumber : Analisis dari Peta Citra LandSat, 2005/2006
*) Wilayah Kabupaten/ Kota yang termasuk WS Citanduy
No
Kabupaten
Sektor Industri
Sektor industri bukan merupakan sektor utama yang dikembangkan oleh sebagian besar
Kabupaten/Kota di WS. Citanduy. Kecuali kabupaten Cilacap yang memang dikenal sebagai kawasan
industri, kabupaten lain di WS Citanduy lebih mengembangkan sektor pertanian mengingat peruntukan
lahan Jawa Barat di daerah WS Citanduy memang dikembangkan untuk sektor pertanian. Tercatat ada
28 buah industri besar sedang di kabupaten Cilacap mulai dari industri makanan, tekstil, pengolahan
kayu kimia hingga pengolahan bahan galian bukan logam. Sedangkan di kabupaten/kota lain seperti
Tasikmalaya, Ciamis, Majalengka, Kuningan, dan Banjar, sektor industri yang dikembangkan adalah
industri manufaktur dan agroindustri.
I ndus tri K ec il
96. 4%
Gambar 5.
Diagram Prosentase Jumlah Industri Sedang-Besar Dan Kecil Di WS Citanduy
Sektor Pariwisata
Keberadaan tempat-tempat wisata di WS Citanduy merupakan salah satu sektor yang turut mendukung
pendapatan daerah masing-masing Kabupaten. Tercatat ada beberapa lokasi tempat wisata yang
16/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
tersebar di berbagai kabupaten. Sebagian obyek wisata tersebut terkait dengan perairan, baik laut,
danau maupun sungai.
Di Ciamis, tercatat ada 20 tempat wisata diantaranya Pantai Pangandaran yang baru saja diterjang
Tsunami, Cagar Alam Pananjungan, Cukang Taneuh, Batuhiu, dan Batukaras adalah obyek-obyek
wisata yang masih ramai dikunjungi. Lokasi lain seperti Kampung Naga, Gunung Galunggung,
Pamijahan dan Wisata Pantai Selatan di Kabupaten Tasikmalaya.
Saat ini, tercatat sebanyak 325 buah hotel yang tersebar di berbagai wilayah kabupaten/ kota dengan
jumlah wisatawan yang bervariasi.
Kab/ Kota
Tahun 2005
Total
Kapasitas
Persentase
Kabupaten/Kota
Penduduk
L/det
Layanan
(Orang)
1. Kab. Ciamis
242*
150
139,363*
1,522,928
9%
2. Kab. Tasikmalaya
322*
150
185,374*
1,635,661
11%
3. Kab.Cilacap
225
150
96,000
1,210,467
8%
4. Kota. Banjar
60
125
41,472
166,858
25%
Keterangan (*): Pemakaian air , L/O/H (* termasuk wilayah sungai Citanduy dan Ciwulan)
L/O/H
(*)
Eqivalensi Penduduk
Yg Mendapat Air PDAM
Tahun 2005, (Orang)
17/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
Proyeksi Kebutuhan Air RKI. Data kebutuhan air rumah-tangga, perkotaan dan industri telah
dielaborasi dan diproyeksikan untuk tahun 2011, 2016, 2021, dan 2026.
Tabel 16. Proyeksi Kebutuhan Air RKI di WS Citanduy
Sub-DAS
Citanduy Hulu
Cijolang
Cikawung
Ciseel
Cimuntur
Segara Anakan
Jumlah
Sumber : Hasil Analisis Konsultan
2006
2011
2016
2021
2026
2,490
642
1,770
1,268
1,158
2,349
9,677
2,736
714
1,955
1,683
1,234
2,619
10,942
3,029
795
2,178
1,924
1,313
2,942
12,182
3,322
892
2,402
2,190
1,406
3,273
13,486
3,670
1,006
2,670
2,524
1,508
3,667
15,044
INDIKATOR
18/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
8.15%
3.35%
35.31%
4.20%
26.27%
2.91% 0.64%
Pertanian
Listrik dan Air Minum
Angkutan dan Komunikasi
18.63%
0.55%
Industri Pengolahan
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Jasa-jasa
Gambar 6.
Kontribusi per sektor terhadap pendapatan daerah di WS. Citanduy tahun 2003
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/kota yang terkait dengan WS. Citanduy. Nilai PDRB
diperoleh dari sembilan sektor yaitu sektor pertanian; pertambangan dan penggalian; industri
pengolahan; listrik dan air minum; bangunan; perdagangan, hotel dan restoran; angkutan dan
komunikasi; keuangan, persewaan dan jasa; serta jasa-jasa lainnya. Perolehan PDRB tiap
kabupaten/kota yang terletak pada WS. Citanduy disajikan pada Tabel berikut.
Tabel 18. PDRB Kabupaten / Kota yang terkait dengan WS Citanduy ( Non Migas )
PDRB Berdasarkan Harga Berlaku (Jutaan Rupiah)
2002
1 Kabupaten Ciamis
6.282.587
2 Kabupaten Kuningan
NA
3 Kabupaten Majalengka
3.422.175
4 Kabupaten Tasikmalaya
4.453.895
5 Kota Tasikmalaya
n.a
6 Kota Banjar
613.621
7 Kabupaten Cilacap
8.344.623
8 Kabupaten Banyumas
NA
Sumber : BPS Jawa Barat, Jawa Tengah 2004
No
Kabupaten / Kota
2003
6.889.935
2.130.450
3.699.374
4.982.863
1.785.000
695.783
9.055.514
1.971.796
Hidrologi
Data Hujan. Pos hujan yang digunakan dalam perhitungan areal rainfall di masing-masing sub-DAS
pada WS Citanduy adalah sebagai berikut :
a. Sub-DAS Citanduy Hulu: Pos BMG P230, P223, P 231 dan P223B
b. Sub-DAS Cimuntur: Pos Panawangan, Kawali, Ciamis, dan Rancah
c. Sub-DAS Cikawung: Pos Ujung Barang, Majenang dan Cimanggu
d. Sub-DAS Cijolang: Pos Rancah, Wanareja, Danaluhur, dan Kantor Proyek Citanduy
e. Sub-DAS Ciseel: Pos Cineam, Gunung Putri, dan Padaherang
f. DAS Segara Anakan: Pos Sidareja, Lumbir dan Gunung Manggu
Elaborasi data dan pengisian missing data ini dilakukan dengan paket program Hymos. Hujan rata-rata
di WS Citanduy sebesar 2.734 mm/tahun atau 7.467 mm/hari.
19/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
Luas (km2)
Citanduy Hulu
Cimuntur
Cijolang
Cikawung
Ciseel
Segara Anakan
WS Citanduy
Sumber : hasil analisis
686.14
621.74
524.83
699.74
997.02
923.24
4,452.70
Hujan Rata-rata
mm/tahun
mm/hari
3,036
8.32
2,940
8.06
2,870
7.86
2,690
7.37
2,506
6.87
2,307
6.32
2,725
7.47
Data Klimatologi. Data-data klimatologi yang berhasil dikumpulkan untuk studi ini yang dapat mewakili
kondisi iklim di wilayah sungai Citanduy dan mempunyai periode pencatatan yang cukup panjang, yaitu
sekitar 10 tahun. Untuk data rinci dalam bentuk histogram dapat di lihat pada gambar berikut ini.
Klim atologi Sta. Tasikm alaya
30
200
180
25
140
20
160
120
15
100
80
10
60
40
20
98.90
105.38
97.85
99.36
102.87
105.38
105.38
105.38
105.38
112.91
108.10
100.36
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agu
Sep
Okt
Nov
Des
Bulan
Gambar 7.
Temperatur (oC)
26.62
26.89
26.81
26.67
26.13
25.56
25.95
27.04
27
25.95
25.15
250
25
200
23
150
21
100
19
50
17
102.8
125.5
106.8
96.1
110.4
114.1
168.7
180.7
184.8
146.8
104.5
96.4
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agust
Sep
Okt
Nov
Des
Bulan
Gambar 8.
Penyusunan Pola Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Citanduy
Temperatur (oC)
Temperatur (oC)
300
29
26.78
15
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
30
250
25
200
20
150
15
100
10
50
88.93
95.07
88.93
98.13
124.20
162.53
214.67
209.76
204.24
168.36
107.64
74.52
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agust
Sep
Okt
Nov
Des
Temperatur (oC)
Bulan
Kec. angin (mil/hari)
Gambar 9.
Temperatur (oC)
Sangat
Ringan
Sedang
Berat
Sangat Berat
Ringan
Citanduy Hulu a)
11.274
29.060
25.719
8.794
Cimuntur b)
13.340
11.527
35.374
259
Cijolang c)
21.546
21.954
4.150
355
25
Cikawung d)
32.349
25.683
11.938
2.024
256
Ciseel e)
41.718
31.335
19.376
4.072
Segara Anakanf)
73.421
21.689
11.667
2.895
328
TOTAL
193.648
141.248
108.224
18.399
609
Sumber: a) Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Cimanuk Citanduy, 2004
b) Sub Balai Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah, DAS Citanduy-Cisanggarung, 1999
c) Balai Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah Cimanuk Citanduy, 2000
d) Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Cimanuk Citanduy, 2002
e) Sub Balai Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah, DAS Citanduy-Cisanggarung, 1999
f) Sub Balai Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah, DAS Citanduy-Cisanggarung, 1993
Sedimen. Sedimentasi merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam mengelola
sumberdaya tanah dan air. Pengendalian sedimentasi merupakan hal penting untuk mempertahankan
produktivitas lahan pertanian dan kehutanan.
21/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
Tabel 21. Prediksi nilai sedimentasi rata-rata berdasarkan fungsi kawasan pada setiap
Sub-DAS dalam Wilayah Sungai Citanduy
Sedimentasi (mm/th)
Kawasan
Kawasan
Sub-Daerah Aliran
Kawasan
Kawasan
budidaya
budidaya
Sungai
Lindung
Penyangga
Pemukiman
tahunan
semusim
Citanduy Hulu a)
1,62
1,32
0,43
0,27
0,25
Cimuntur b)
0,29
0,30
0,73
0,20
Cijolang c)
0,63
0,16
0,13
0,03
Cikawung d)
0,68
0,58
0,23
0,13
0,25
Ciseel e)
1,28
0,40
0,13
0,03
Segara Anakanf)
2.41
0,61
0,10
0,09
0,18
Sumber: a) Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Cimanuk Citanduy, 2004
b) Sub Balai Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah, DAS Citanduy-Cisanggarung, 1999
c) Balai Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah Cimanuk Citanduy, 2000
d) Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Cimanuk Citanduy, 2002
e) Sub Balai Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah, DAS Citanduy-Cisanggarung, 1999
f) Sub Balai Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah, DAS Citanduy-Cisanggarung, 1993
Prediksi Erosi. Pada dasarnya, prediksi besarnya erosi di masa yang akan datang merupakan aspek
penting dalam perencanaan konservasi Daerah Aliran Sungai. Sungguhpun demikian, jarang sekali
ada penelitian erosi yang berkelanjutan pada satu DAS sehingga menyebabkan data time series erosi
menjadi tidak tersedia.
Oleh karena itu dalam prediksi ini digunakan skenario pasimis sebesar 5% dari nilai erosi saat ini untuk
jangka waktu 10 tahun.
Dengan demikian diasumsikan bahwa peningkatan nilai erosi setiap tahun adalah 0,5%. Berdasarkan
skenario tersebut, maka prediksi peningkatan erosi per tahun untuk setiap sub DAS dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 22. Prediksi Erosi Tahun 2016 dan 2026 di Sub DAS dalam WS Citanduy
No
Sub DAS
Luas (ha)
1
Citanduy Hulu
2
Cimuntur
3
Cijolang
4
Ciseel
5
Cikawung
6
Segara Anakan
Sumber : Hasil Analisis Konsultan
74.800
60.500
48.030
96.500
72.250
110.000
Tabel berikut ini menyajikan total erosi untuk setiap Sub DAS yang tercakup dalam WS Citanduy.
Tabel 23. Prediksi Erosi Total di setiap Sub DAS tahun 2006, 2016, dan 2026 dalam
WS Citanduy
No
Sub DAS
1
2
3
Citanduy Hulu
Cimuntur
Cijolang
Luas (ha)
74.800
60.500
48.030
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
4
Ciseel
96.500
5
Cikawung
72.250
6
Segara Anakan
110.000
Sumber : Hasil Analisis Konsultan
73,95
268,36
181,88
713,7
1.938,9
2.000,7
77,65
281,76
190,98
749,32
2.035,72
2.100,78
81,35
295,16
200,08
785,03
2.132,53
2.200,88
Tabel berikut menyajikan hasil prediksi sedimentasi untuk tahun 2016 dan 2026 di setiap Sub DAS yang
tercakup dalam WS Citanduy.
Tabel 24. Nilai Prediksi Sedimen setiap Sub DAS dalam WS Citanduy
No
Sub DAS
Luas (ha)
1
Citanduy Hulu
74.800
2
Cimuntur
60.500
3
Cijolang
48.030
4
Ciseel
96.500
5
Cikawung
72.250
6
Segara Anakan
110.000
Sumber : Hasil Analisis Konsultan
Adapun besarnya nilai prediksi sedimen total untuk setiap sub DAS dalam WS Citanduy dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 25. Nilai Prediksi Sedimen Total untuk setiap Sub DAS dalam WS Citanduy
No
Sub DAS
Luas (ha)
1
Citanduy Hulu
74.800
2
Cimuntur
60.500
3
Cijolang
48.030
4
Ciseel
96.500
5
Cikawung
72.250
6
Segara Anakan
110.000
Sumber : Hasil Analisis Konsultan
5.
Bangunan pengendalian DRA yang ada sekarang adalah penanganan banjir daerah hilir yang
umumnya merupakan penanganan banjir jangka pendek secara struktural dengan sistem tanggul yaitu:
1. Tanggul S.Citanduy & anak sungainya : 328.55 km
2. Cross Connection Ciseel Citanduy sepanjang 1,83 km, termasuk di dalamnya bangunan
perlintasan yang meliputi 1 buah jembatan, 1 buah syphon irigasi dan 1 buah syphon drainasi
(syphon Cilisung).
3. Bangunan pelimpah banjir sebanyak 7 buah terdiri dari :
Pelimpah Nusawuluh sebanyak
: 1 buah
: 6 buah
4. Bangunan drain-inlet, yang terdiri dari jenis pintu geser dan pintu klep otomatis sebanyak 87
buah yang terletak di kiri - kanan sungai Citanduy dan anak anak sungainya.
Penyusunan Pola Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Citanduy
23/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
: 66,67 km.
: 23 lokasi
: 13.5 km
: 10.84 km
: 6.17 km
: 178 buah
: 4.298 m
Panawangan
: 366 ha
Karangpucung
: 79 ha
: 4600 m
: 24 buah
Normalisasi alur
: 2000 m
: 722 m
11.
: 975 m
12.
Bangunan Checkdam
: 23 unit
Kondisi dari sistem pengendalian banjir yang dilaksanakan sejak tahun 1976, telah menurun. Dari
rencana pengurangan luas areal genangan dari 20.700 ha menjadi 2.000 ha, ternyata setelah
berkembangnya sosial dan ekonomi pada WS Citanduy menyebabkan genangan berubah menjadi
11.695 ha (data 1996).
Penyebab dari penurunan fungsi ini antara lain adalah :
Perubahan fungsi Retarding Basin Wanareja, berubah menjadi daerah pemukiman dan
pertanian
24/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
Prilaku masyarakat yang kurang memperhatikan fungsi dari sungai dan prasarana banjir yang
dibangun.
D E B IT J E M B . B A N J A R
1 .7 5 0
D E B IT
B E N D .P A T A R U M A N
H U L U = 1 .6 6 5
H IL IR = 1 .6 6 5
JEM B. P ATARUM AN
IJ
S. C
D E B IT M U A R A S .C IJ O L A N G
H U L U = 1 .5 5 0
H IL IR = 1 .9 0 0
OL
AN
Q H U L U = 1 .7 0 0
Q H IL IR = 1 . 5 5 0
D a e ra h R e te n s i
B a n ji r W a n a r e ja
Q H U L U = 1 .4 8 5
Q H IL IR = 1 . 3 3 5
Q H U L U = 1 .3 3 5
Q H IL IR = 1 . 2 1 0
Q H U L U = 1 .1 5 0
Q H IL IR = 1 . 0 0 0
D E B IT M U A R A S .C IK A W U N G
H U L U = 1 .0 0 0
H IL IR = 1 .3 0 0
CI
S.
PU
TR
HA
JI
S.
C IS
EE
IK A
S. C
N
WU
Q H U LU = 620
Q H IL IR = 5 2 0
Q H U LU = 400
Q H IL IR = 3 0 0
K A P A S IT A S D E B IT
J E M B . K A 1 4 5 2 = 1 .3 0 0
K le p
D E B I T d i P E L IM P A H N U S A W U L U H
H U L U = 1 .9 2 0
H IL IR = 1 .3 2 0
=
60
0 m
3 /d e
S . C IB E U R E U M
S . C IS E E L L A M A
D E B IT d i C R O S S C O N N E C T IO N
H U L U = 1 .3 0 0
H IL IR = 1 .9 5 0
Gambar 10. Sistem Pengendali Banjir Berdasarkan Master Plan Tahun 1975
25/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
D E B IT J E M B . B A N J A R
1 .7 5 0
D E B IT
B E N D .P A T A R U M A N
H U L U = 1 .6 6 5
H IL IR = 1 .6 6 5
JEM B . P AT AR U M AN
D E B IT M U A R A S .C IJ O L A N G
H U L U = 1 .5 5 0
H IL IR = 1 .9 0 0
IJ
S. C
Q H U L U = 1 .7 0 0
Q H IL IR = 1 .5 5 0
OLA
NG
P e lim p a h d itu tu p
o le h m a s y a ra k a t
Q H U L U = 1 .4 8 5
Q H IL IR = 1 .4 8 5
D a e ra h R e te n s i
B a n jir W a n a re ja
Q H U L U = 1 .5 1 0
Q H IL IR = 1 .5 1 0
D a e ra h R e te n s i
T id a k b e rfu n g s i
Q H U L U = 1 .6 0 0
Q H IL IR = 1 .6 0 0
D E B IT M U A R A S .C IK A W U N G
H U L U = 1 .6 0 0
H IL IR = 2 .1 0 0
PU
JI
S.
C IS
EE
AW
UNG
Q H U LU = 620
Q H IL IR = 6 2 0
Q H U LU = 500
Q H IL IR = 5 0 0
L
K A P A S IT A S D E B IT
J E M B . K A 1 4 5 2 = 1 .3 0 0
SYPHON
C IL IS U N G
D E B IT d i C R O S S C O N N E C T IO N
H U L U = 2 .1 0 0
H IL IR = 2 .7 5 0
K le p
D E B IT d i P E L IM P A H N U S A W U L U H
H U L U = 2 .7 5 0
H IL IR = 2 .1 5 0
=6
00
3 /d
et
S . C IB E U R E U M
CI
HA
S . C IS E E L L A M A
S.
RA
IK
S. C
26/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
S.
LE
CI
KETERANGAN
UM
S.
EU
LO
CI
PA
NG
YA
CI
RA
31
Bantarpanjang
( 153 Ha )
CI
AU
Lumbir
( 2,5 Ha )
LUMBIR
KE YOGYAKARTA
32
Kertajaya
( 110 Ha )
Cidurian
( 50 Ha )
AD EN
EN EN
50
S.J AG
Wanareja
( 91 Ha )
Ciloning
( 10 Ha )
Pahonjehan
( 692 Ha )
Bantar
( 70 Ha )
37
Ciawitali
( 15 Ha )
S. CIM
CUKANGLEULEUS
GI
Karangreja
( 113,7 Ha )
Sidasari
( 210 Ha )
DA
35
36
CA
WANAREJA
Karangbawang
(1.321) Ha )
UN GA
38
IB
Cikaronjok
( 387 Ha )
2
20
SIDAREJA
51
43
44
4
7
41
52
53
10
42
EU
39
8
BD. MANGANTI
9
EU
CIKAWUNG
BD. B. HEULANG
IB
NG
S.
N
JI
S.K AW
KUNCI
S.
LA
Karangpucung
(5 Ha )
33
CI
LA
Cilaca
( 790 Ha )
CI
JO
IK
S. C
ARM
KR. PUCUNG
Genteng
( 5 Ha )
NTEN
21
AJ I
34
NG
WU
S. D
23
S.
28
30
S.
SUNGAI
DAERAH GENANGAN BANJIR
R
27
TANGGUL
B)
DAERAH RAWAN BANJIR
S.
CI
KU
CI
KA
S.
25, 26
MAJENANG
JA
G
UN
W
LU
24
29
S.
JALAN KABUPATEN
S.
JA
CI
( 81 Ha )
22
Cilanggir
( 800 Ha )
JALAN PROPINSI
LOKASI KRITIS
Cilopadang
DA
S.
A.W.R.L
Bumireja
( 136 Ha )
40
45
54
CILACAP
11
55
19
S.
CI
TA
N
DU
Bulupayung
12
46
13
( 800 Ha )
14
47
NUSAWULUH
BD. PATARUMAN
S. C
KR. KAMULYAN
LA MA
EL
E L(
CI
SE
S.
BA
IS E
PADAHERANG
MUARA CISEEL
Patimuan
( 2.200 Ha )
17 17
49
18
KALIPUCANG
JI
AN
HA
MB
KA
CI
SO
CI
PU
S.
AB
H
S.
LA
TA
S.
CI
PANGANDARAN
Gambar 12. Lokasi Tebing Kriti, Rawan Banjir dan Genangan Banjir di WS Citanduy
27/ 60
GambarNo. 6
TR
A
IK E
SEGARA ANAKAN
BANJARSARI
BINANGUN
S. C
15
16
WA SE N
G
UN
S. CIKA
ND
BANJAR
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
Luas Areal
SA (ha)
Penyusutan
SA (ha)
Penyusutan
SA (ha/thn)
Sedimentasi
di SA (juta m3/thn
1900
1903
1924
1939
1940
1946
1961
1971
1978
1980
1982
1983
1984
1992
2004
6480
6450
6240
6060
6048
5715
4890
4290
3856
3720
3560
3420
3270
1800
600
30
210
390
12
333
825
600
434
136
160
120
150
1470
1200
10
10
11
12
49
55
60
62
68
80
120
150
184
100
0.20
0.20
0.22
0.24
0.98
1.10
1.20
1.24
1.36
1.60
2.40
3.00
3.68
2.00
28/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
1998
1995
1.400 Ha
2001
2002
1.126 Ha
1.250 Ha
2003
900 Ha
600 Ha
6.
29/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
30/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
7.
Nama DAS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Citanduy Hulu
Cimuntur
Cijolang
Cikawung
Ciseel
Segara Anakan
Total
Luas
(km2)
720
580
470
570
890
960
4190
5.17
4.91
4.71
4.32
3.79
3.27
26.17
1,295
1,115
902
1,102
1,377
1,102
6,893
2.60
2.23
2.22
1.77
1.67
1.34
11.83
1.51
1.39
1.29
1.11
0.94
0.82
7.06
651
505
426
451
607
451
3,091
377
315
246
284
343
278
1,843
60
Cimuntur
Cikawung
Segara Anakan
Debit (m3/dt)
50
40
30
20
10
0
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Juni
Juli
Agst
Sept
Okt
Nop
Des
Bulan
b. Potensi SDA di WS. Citanduy. Potensi SDA di WS. Citanduy terdiri dari sumber-sumber air berupa
situ, embung dan juga potensi waduk yang tersebar di beberapa wilayah.
c. Potensi Irigasi Tadah Hujan WS. Citanduy. Beberapa areal irigasi tadah hujan yang berpotensi
untuk dikembangkan di Wilayah Sungai Citanduy di beberapa Kabupaten.
Lokasi potensi-potensi SDA di wilayah sungai Citanduy dapat dilihat pada gambar-gambar berikut.
31/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
32/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
33/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
34/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
Sungai
Elevasi
Puncak
Tinggi Mercu
Bendung
Areal
Tampungan
Total
Tampungan
Aktif
(MSL)
(m)
ha
Juta m3
Juta m3
Matenggeng
Cijolang
150
150
533
120
100
Manonjaya
Citanduy
265
80
470
120
55
Ciamis
Citanduy
180
100
440
160
78
Banjar
Citanduy
80
60
1620
460
290
Binangun 1
Ciseel
55
33
1330
270
154
Binangun 2
Cisel
48
28
3050
485
220
Cikembang
Citanduy
180
70
150
35
18
8.
Keterangan
Sudah ada Studi
kelayakan
Potensi listrik
kecil
Potensi listrik
kecil
Dampak sosioekonomi
Perlu dikaji
Dampak sosioekonomi
Potensi listrik
kecil
Kabupaten / Kota
2026
531,295
21,900
44,852
1,553,309
429,762
89,312
1,196,640
204,124
4,071,192
508,899
35/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
1
2
3
4
5
6
2006
840,935
462,343
256,603
596,104
506,752
795,732
3,458,469
576,411
Citanduy Hulu
Cimuntur
Cijolang
Cikawung
Ciseel
Segara Anakan
Jumlah
Rata-rata
2011
866,806
466,486
269,924
613,531
542,342
839,109
3,598,211
599,700
Tahun
2016
893,868
470,871
284,059
631,742
580,685
885,236
3,746,461
624,410
2021
922,186
475,510
299,070
650,786
622,018
934,319
3,903,889
650,648
2026
951,846
480,420
315,020
670,718
666,605
986,584
4,071,192
678,532
Kabupaten / Kota
2006
2011
2016
1
3
5
6
7
9
10
11
Kab. Tasikmalaya
435,419
457,630
480,974
Kab. Majalengka*)
17,736
18,696
19,708
Kab. Kuningan*)
32,015
34,831
37,894
Kab. Cilacap*)
1,238,223
1,310,429
1,386,846
Kota Tasikmalaya
350,124
368,530
387,905
Kab. Banyumas*)
47,660
55,763
65,243
Kab. Ciamis
1,172,956
1,178,833
1,184,739
Kota Banjar
164,335
173,488
183,152
Jumlah
3,458,469
3,598,201
3,746,461
Rata-rata
432,309
449,775
468,308
Sumber : Kabupaten Dalam Angka 2004, dan Analisis Konsultan
* ) wilayah Kabupaten / Kota yang masuk ke WS. Citanduy dan WS Ciwulan
2021
2026
505,509
20,775
41,226
1,467,720
408,297
76,334
1,190,674
193,354
3,903,889
487,986
531,295
21,900
44,852
1,553,309
429,762
89,312
1,196,640
204,124
4,071,192
508,899
1,500
1,000
500
tahun
Kab. Tasikmalay a
2006
Kab. Majalengka
2011
Kab. Kuningan
2016
Kab. Cilacap
Kota Tasikmalay a
2021
Kab. Bany umas
2026
Kab. Ciamis
Kota Banjar
36/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
1,000
500
tahun
2006
2011
Citanduy Hulu
2016
Cimuntur
Cijolang
Cikaw ung
2021
Ciseel
2026
Segara Anakan
Sektor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik dan Air Minum
Bangunan
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Angkutan dan Komunikasi
Keuangan, Persewaan dan Jasa
Jasa-jasa
PDRB
Sumber: Analisa Konsultan
37/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
2026
69,068
2,847
5,831
55,869
155,563
26,536
11,611
201,930
529,255
Neraca Pangan. Wilayah Sungai Citanduy mempunyai areal irigasi teknis seluas 87,689 ha dengan
jumlah daerah irigasi (DI) sebanyak 808 buah dan jumlah areal irigasi non teknis (irigasi desa dan tadah
hujan) di Citanduy 39,027 ha.
Dari perhitungan proyeksi neraca pangan (beras) di WS. Citanduy dengan asumsi luasan sawah tetap,
secara umum luas lahan di daerah studi masih mampu menghasilkan surplus beras pada tahun 2006,
sedangkan pada tahun 2011 terjadi defisit pangan sebesar 85,528 ton.
Ton/Thn
600,000
Defisit
500,000
400,000
300,000
200,000
100,000
0
2006
2011
2016
2021
2026
Tahun
Ketersediaan Beras Rerata
38/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
merehabilitasi jaringan teknis yang ada seluas 87,689 ha di WS Citanduy serta jaringan irigasi non
teknis di WS Citanduy seluas 39,027.
Proyeksi Industri
Kontribusi terbesar kedua secara makro setelah sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi di
wilayah studi adalah sektor industri terutama industri pengolahan. Di Propinsi Jawa Barat industri
pengolahan hampir 60% dari total industri pengolahan di Indonesia sehingga secara langsung
perekonomian nasional sangat dipengaruhi oleh kinerja industri di daerah ini
Proyeksi peningkatan jumlah industri tahun 2006 2026 dapat dilihat pada grafik berikut :
4,000
3,500
3,000
2,500
2,000
1,500
1,000
500
0
Jum lah
Industri Sedang-Besar
Industri Kecil
2004
2006
2011
2016
2021
2026
3,417
3,434
3,477
3,522
3,570
3,621
122
128
145
163
184
208
3,295
3,306
3,332
3,359
3,386
3,413
39/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
4 ,0 0 0 ,0 0 0
3 ,5 0 0 ,0 0 0
3 ,0 0 0 ,0 0 0
2 ,5 0 0 ,0 0 0
2 ,0 0 0 ,0 0 0
1,5 0 0 ,0 0 0
1,0 0 0 ,0 0 0
5 0 0 ,0 0 0
0
J um lah
M ancaneg ara
D o m es t ik
2004
2006
2 0 11
2 0 16
2021
2026
2 ,9 8 5 ,14 0 3 ,0 4 0 ,9 2 3 ,18 4 ,9 7 9 3 ,3 3 5 ,8 6 1 3 ,4 9 3 ,8 9 3 ,6 5 9 ,4 0
3 3 ,6 3 7
3 4 ,2 6 6
3 5 ,8 8 9
2 ,9 5 1,5 0 3 3 ,0 0 6 ,6 5 3 ,14 9 ,0 9
3 7 ,5 8 9
3 9 ,3 7 0
4 1,2 3 5
3 ,2 9 8 ,2 7 3 ,4 5 4 ,5 2 1 3 ,6 18 ,17 2
Analisis Hidrologi
Debit Banjir Rencana. Masalah banjir di wilayah Wilayah Sungai Citanduy merupakan salah satu
masalah pokok yang terjadi hampir setiap tahun. Kapasitas tampungan sungai Citanduy, pada saat
musim hujan tidak dapat menampung debit yang ada sehingga hal ini mengakibatkan genangan banjir
yang merusak daerah sekitar alur sungai Citanduy
Tabel 34. Debit Banjir Rancangan (m3/dt)
No.
Sungai - Lokasi
5
1.
Citanduy - Pataruman
1066
2.
Ciseel Ciilisung
344
3.
Cijalu - Ciawitali
381
4.
Cijolang - Cikadu
460
5.
Cijolang - Bebedahan
650
6.
Cikawung Cukang Leuleus
260
Sumber : BBV, Balai PSDA Jabar dan hasil analisa konsultan
50
2425
1403
927
850
1200
470
Keterangan
Log Pearson
Log Pearson
Log Pearson
Gumbel
Gumbel
Gumbel
40/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
2 .7 0 0
D e b it (m 3 / d t )
2 .2 0 0
C ita n d u y - P a ta ru m a n
C is e e l - C iilis u n g
C ija lu - C ia wita li
C ijo la n g - C ika d u
C ijo la n g - B e b e d a h a n
C ika wu n g - C u ka n g Le u le u s
1 .7 0 0
1 .2 0 0
700
200
5
10
25
50
K a la U la n g
Gambar 24. Debit Banjir Rancangan Dengan Berbagai Kala Ulang Di WS. Citanduy
Hasil Perhitungan Debit Banjir Rancangan. Hasil perhitungan debit banjir rancangan dengan
berbagai kala ulang, baik dengan memakai analisa frekuensi untuk daerah yang mempunyai data
pengamatan debit yang cukup panjang dan lengkap sedangkan untuk mengetahui hidrograf banjir jamjaman dipakai hidrograf satuan sintesis (HSS Nakayasu).
Tabel 35.
No.
Sungai - Lokasi
5 - th
An Frek
Nakayasu
1315.7
1,250
25 - th
An Frek
Nakayasu
2038.9
1,869
100 - th
An Frek
Nakayasu
2676.5
2,688
1.
Citanduy - Pataruman
2.
Cijolang - Bebedahan
681.7
649
968.1
1,001
1189.0
1,310
3.
Ciseel - Ciawitali
366.1
244
440.0
382
482.1
506
4.
Cikawung Cukang Leleus
Sumber : Hasil Perhitungan
240.4
253
300.9
346
347.4
423
41/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
F lo o d A n a ly s is
F lo o d A n a ly s is
P a t a r u m a n - C it a n d u y
B e b e d a h a n - C ijo la n g
3,000
1 , 4 0 0
1 0 0 - th
2 5 - th
1 0 0 - th
5 - th
2 5 - th
5 - th
4 0
5 0
1 , 2 0 0
2,500
(m 3 / d e t)
(m 3 / d e t)
1 , 0 0 0
2,000
D e b it
D e b it
1,500
8 0 0
6 0 0
1,000
4 0 0
500
2 0 0
0
0
20
40
W a k tu (ja m )
60
1 0
2 0
3 0
W a k tu (ja m )
F lo o d A n a ly s is
F lo o d A n a ly s is
C u k a n g L e le u s - C ik a w u n g
C ia w it a li - C is e e l
450
600
1 0 0 - th
2 5 - th
5 - th
1 0 0 - th
2 5 - th
5 - th
40
50
400
500
(m 3 / d e t)
300
250
D e b it
300
D e b it
(m 3 / d e t)
350
400
200
200
150
100
100
50
10
20
30
40
50
W a k tu (ja m )
9.
10
20
30
W a k tu (ja m )
42/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
Gambar 29.
Data Kebutuhan Air. Data kebutuhan air rumah-tangga, perkotaan dan industri telah dielaborasi dan
diproyeksikan untuk tahun 2011, 2016, 2021, dan 2026.
Tabel 36. Proyeksi Kebutuhan Air RKI di WS Citanduy
Sub-DAS
2006
2011
2016
2021
2026
Citanduy Hulu
Cijolang
Cikawung
Ciseel
Cimuntur
Segara Anakan
Jumlah
2,490
642
1,770
1,268
1,158
2,349
9,677
2,736
714
1,955
1,683
1,234
2,619
10,942
3,029
795
2,178
1,924
1,313
2,942
12,182
3,322
892
2,402
2,190
1,406
3,273
13,486
3,670
1,006
2,670
2,524
1,508
3,667
15,044
Dalam DSS-Ribasim kebutuhan air rumah-tangga perkotaan dan industri ini dinyatakan dalam simpulsimpul kebutuhan air, yang dalam kenyataannya di lapangan berupa pengambilan (intake) dari air baku
(termasuk pengambilan oleh PDAM yang pada saat ini sudah ada).
Untuk Sub-DAS Citanduy Hulu yang merupakan kebutuhan air Kota dan Kabupaten Tasikmalaya
diasumsikan dipenuhi dari intake di Tasikmalaya. Sub-DAS Cimuntur dipenuhi dari intake di Ciamis.
Kota Banjar memasok kebutuhan air di sub-DAS Cijolang. Sub-DAS Ciseel dipenuhi dari intake
Penyusunan Pola Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Citanduy
43/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
eksisting di Banjarsari. Pemenuhan kebutuhan air dari sub-DAS Cikawung yang saat ini masih belum
ada diasumsikan diperoleh dari Water District Cikawung Hulu.
Tahap Simulasi. Sesuai dengan Pedoman Perencanaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai (Ditjen
Sumber Daya Air, 2004) maka simulasi wilayah sungai dilakukan dalam beberapa tahap sebagai
berikut :
1) Run Present Base Case (Kasus Dasar Masa Kini) 2006, sebagai kalibrasi apakah model telah
menghasilkan output sesuai dengan kenyataan di lapangan.
2) Run Future Base Case (Kasus Dasar Masa Mendatang) 2026, yang merupakan Base Case
2006 dengan peningkatan kebutuhan air untuk berbagai penggunaan. Jika pada Base Case
Mendatang ini terjadi kekurangan air, maka run berikutnya adalah untuk mengevaluasi upayaupaya pengembangan.
3) Run berbagai upaya-upaya pengembangan, untuk mengevaluasi upaya-upaya pengembangan
sumber daya air.
44/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
Kinerja Daerah Irigasi. Hasil simulasi menunjukkan bahwa terdapat beberapa daerah irigasi yang
kekurangan air (semua lokasi di hulu), yaitu:
- D.I Cikalong,
sukses 46,6 %
- D.I Cibatukurung, sukses 45,8 %
-
D.I Ciloganti,
sukses 77,0 %
D.I Cimarongmong, sukses 59,3 %
D.I Cilaca,
sukses 77,7 %
Sedangkan Daerah Irigasi lainnya tidak mengalami masalah (sukses diatas 80%)
Tabel 38. Hasil Run DSS-Ribasim : Kinerja Irigasi 2006
45/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
Neraca Air
Tabel 39. Ketersediaan Air di Wilayah Sungai Citanduy
Ketersediaan air
Juta m3/tahun
m3/s
Persen
7,600
241.01
92.92%
352
11.18
4.31%
226
7.17
2.76%
8,179
259.36
100.00%
Juta m3/tahun
Irigasi
m3/detik
Persen
1,006
31.91
12.30%
302
9.56
3.69%
Terbuang ke laut
6,871
217.88
84.01%
Jumlah Pemanfaatan
8,179
259.35
100.00%
RKI
Untuk menanggulangi kekurangan pasokan air baku sub-DAS Cikawung ini, maka perlu tambahan
intake dari Cikawung Hilir atau seluruh pengambilan air baku dilakukan di Cikawung bagian hilir.
46/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Untuk RKI. Proyeksi kebutuhan air bersih rumah tangga dan industri
(RKI) untuk WS Citanduy Ciwulan dari setiap Sub DAS setiap tahapan perencanaan ditunjukkan pada
Tabel dibawah ini dihitung berdasarkan jumlah proyeksi penduduk yang ada di WS Citanduy Ciwulan
berdasarkan wilayah administratif kecamatan yang dilaluinya.
Proyeksi kebutuhan air bersih rumah tangga perkotaan dan industri di WS Citanduy untuk
2006, 2011, 2021 dan 2026 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
tahun
Tabel 42. Kebutuhan Air Bersih Rumah Tangga Perkotaan dan Industri WS Citanduy
Tahun 2006
No
1
2
3
DAS/Sub DAS
Citanduy Hulu
Cijolang
Cikawung
4 Ciseel
5 Cimuntur
6 Segara Anakan
Total WS Citanduy
Th.2006
Sumber : Hasil Analisis
Jml
Orang
Tahun
2006
Air Industri
840,935
256,603
596,104
Kriteria
L/O/H
230
191
230
Kebutuhan
L/H
190,334,890
47,953,988
135,297,040
Kriteria
L/O/H
30
30
30
Kebutuhan
L/H
24,826,290
7,532,040
17,647,440
215,161,180
55,486,028
152,944,480
(L/det)
2,490
642
1,770
506,752
462,343
795,732
191
191
230
94,699,901
86,432,848
179,538,460
30
30
30
14,874,330
13,575,840
23,418,060
109,574,231
100,008,688
202,956,520
1,268
1,158
2,349
3,458,469
734,257,127
101,874,000
836,131,127
9,677
(L/H)
47/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
Tabel 43. Kebutuhan Air Bersih Rumah Tangga Perkotaan dan Industri WS Citanduy
Tahun 2011
No
Jml
Orang
Tahun
2011
DAS/Sub DAS
1 Citanduy Hulu
2 Cijolang
3 Cikawung
4 Ciseel
5 Cimuntur
6 Segara Anakan
Total WS Citanduy
Th. 2011
Sumber : Hasil Analisis
Air Industri
866,806
269,924
613,531
542,342
466,486
839,109
Kriteria
L/O/H
241
201
241
241
201
241
Kebutuhan
L/H
207,894,071
53,021,589
148,605,420
127,906,171
91,602,333
199,015,631
Kriteria
L/O/H
33
33
33
33
33
33
Kebutuhan
L/H
28,466,823
8,705,037
20,348,460
17,514,123
15,039,189
27,251,103
236,360,894
61,726,626
168,953,880
145,420,294
106,641,522
226,266,734
(L/det)
2,736
714
1,955
1,683
1,234
2,619
3,598,211
828,045,215
117,324,735
945,369,950
10,942
(L/H)
Tabel 44. Kebutuhan Air Bersih Rumah Tangga Perkotaan dan Industri WS Citanduy 2016
No
1
2
Jml
Orang
Tahun
2016
DAS/Sub DAS
Air Industri
Kebutuhan
L/H
229,357,710
58,674,247
Kriteria
L/O/H
36
36
Kebutuhan
L/H
32,379,912
10,010,772
(L/H)
(L/det)
893,868
284,059
Kriteria
L/O/H
255
211
261,737,622
68,685,019
3,029
795
631,742
580,685
470,871
885,236
255
255
211
255
164,887,335
145,650,135
96,938,886
222,772,845
36
36
36
36
23,278,212
20,562,372
16,539,336
31,450,284
188,165,547
166,212,507
113,478,222
254,223,129
2,178
1,924
1,313
2,942
3,746,461
918,281,158
134,220,888
1,052,502,046
12,182
Citanduy Hulu
Cijolang
3 Cikawung
4 Ciseel
5 Cimuntur
6 Segara Anakan
Total WS Citanduy
Th.2016
1
2
DAS/Sub DAS
Citanduy Hulu
Cijolang
3 Cikawung
4 Ciseel
5 Cimuntur
6 Segara Anakan
Total WS Citanduy
Th.2021
Sumber : Hasil Analisi
Jml
Orang
Tahun
2021
Air Industri
Kebutuhan
L/H
249,525,024
65,313,732
Kriteria
L/O/H
40
40
Kebutuhan
L/H
37,522,560
11,768,240
(L/H)
(L/det)
922,186
299,070
Kriteria
L/O/H
266
222
287,047,584
77,081,972
3,322
892
650,786
622,018
475,510
934,319
266
266
222
266
180,436,844
164,447,318
102,944,508
245,848,372
40
40
40
40
27,133,360
24,728,920
18,548,560
36,969,680
207,570,204
189,176,238
121,493,068
282,818,052
2,402
2,190
1,406
3,273
3,903,889
1,008,515,798
156,671,320
1,165,187,118
13,486
48/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
Tabel 46. Kebutuhan Air Bersih Rumah Tangga Perkotaan dan Industri WS Citanduy 2026
No
DAS/Sub DAS
Citanduy Hulu
Cijolang
Cikawung
Ciseel
Cimuntur
6 Segara Anakan
Total WS Citanduy
Th.2026
Sumber : Hasil Analisi
1
2
3
4
5
Jml
Orang
Tahun
2026
Air Industri
Kebutuhan
L/H
274,004,920
73,126,404
199,323,600
188,489,560
109,683,288
273,791,000
Kriteria
L/O/H
44
44
44
44
44
44
Kebutuhan
L/H
43,057,916
13,750,264
31,322,280
29,619,788
20,624,208
43,024,300
(L/H)
(L/det)
951,846
315,020
670,718
666,605
480,420
986,584
Kriteria
L/O/H
280
234
280
280
234
280
317,062,836
86,876,668
230,645,880
218,109,348
130,307,496
316,815,300
3,670
1,006
2,670
2,524
1,508
3,667
4,071,192
1,118,418,772
181,398,756
1,299,817,53
15,044
Kinerja Daerah Irigasi. Irigasi yang kekurangan air tetap sama dengan kondisi pada tahun 2006,
yaitu : (semua lokasi di hulu)
DI Cikalong
sukses 46,6 %
DI Cibatukurung
sukses 45,8 %
DI Ciloganti
sukses 77,0 %
DI Cimarongmong
sukses 59,3 %
DI Cilaca
sukses 77,7 %
Sedangkan pemenuhan kebutuhan air irigasi yang lainnya tidak ada masalah (sukses diatas 80%).
49/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
50/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
Simulasi menunjukkan tidak ada kekurangan air baku sampai dengan tahun 2026. Pembangunan
bangunan penyedia air baku dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan.
RKI Tasikmalaya
4.000
3.700
Intake dari S. Citanduy
secara bertahap
3.500
3.400
3.100
3.000
2.800
Debit (m3/s)
2.500
2.000
1.500
1.000
0.500
Eksisting PDAM
dari mata air
0.322
0.000
2006
2011
2016
2021
2026
Tahun
Ketersediaan Air
RKI Tasikmalaya
1.600
1.450
1.350
1.400
1.250
Debit (m3/s)
1.200
1.000
0.800
0.600
Eksisting intake
PDAM di S.
Cimuntur
0.400
0.242
0.200
0.000
2006
2011
2016
2021
2026
Tahun
Ketersediaan Air
RKI Ciamis
51/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
RKI Banjar
1.200
1.100
1.000
Intake dari S. Citanduy
secara bertahap
0.900
0.800
Debit (m3/s)
0.800
0.750
0.600
0.400
Eksisting PDAM
0.200
0.060
0.000
2006
2011
2016
2021
2026
Tahun
Ketersediaan Air Q90%
RKI Banjar
3.000
Tahun 2026
Perlu ditambah dengan
intake dari Cikawung Hilir
2.700
2.500
2.500
2.200
2.000
Debit (m3/s)
2.000
1.500
1.000
0.500
0.000
0.000
2006
2011
2016
2021
2026
Tahun
Ketersediaan Air Q90%
52/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
53/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
Gambar 36.
54/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
Gambar 37.
55/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
10.
Strategi
Strategi pengelolaan Sumber Daya Air (SDA) WS. Citanduy disusun berdasarkan arah kebijakan
nasional pengelolaan SDA, permasalahan sumber daya air yang ada di WS. Citanduy, masukan dan
usulan dari Pertemuan Konsultasi Masyarakat (PKM) I, dan analisis konsultan yang didasarkan analisa
SWOT dan rasionalisasi program (analisis Hymos dan Ribasin) serta penentuan prioritas program
berdasarkan pada kebutuhan mendesak.
Arah kebijakan pengelolaan SDA WS. Citanduy mengacu pada arah kebijakan nasional yang telah
diatur dalam Undang Undang no 7 tahun 2004 tentang SDA yang meliputi: Konservasi SDA,
Pendayagunaan SDA dan Pengendalian Daya Rusak Air
Langkah langkah dalam Perumusan Strategi Pengelolaan Sumber Daya Air ditetapkan sebagai berikut :
1. Tinjauan Atas Lingkup Kebijakan Nasional dan Propinsi serta Kebijakan Pengelolaan Wilayah
Sungai Citanduy
2. Kajian Strategi Yang Diusulkan dengan Prioritas yang sesuai dengan Kondisi Wilayah Sungai
Citanduy
3. Analisa Kecenderungan Masa Lalu, Sekarang dan Mendatang, dalam Aspek Sumber Daya Air
(Mencakup Sosial Ekonomi, Kelembagaan, Fisik DAS, Wilayah Sungai, Ketersediaan dan
Kebutuhan Air) dan Sektor Terkait
4. Tinjauan Atas Permasalahan yang di-Identifikasi dalam Potensi dan Tantangan Untuk
Menjamin bahwa Strategi yang dirumuskan, tanggap terhadap berbagai permasalahan tersebut
5. Perumusan Strategi dan Komponennya yang mengacu pada Isu Pokok
Mensinergiskan kegiatan Institusi pengelola SDA dengan kegiatan yang positip dari
Masyarakat, Dunia Usaha, Perguruan Tinggi, dan LSM dalam pendayagunaan SDA.
Melibatkan perguruan tinggi dan LSM dalam program penguatan (capacity building) institusi
PSDA.
56/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Jawa Tengah menyusun kesepakatan
mengenai peningkatan kapasitas Institusi Pengelola SDA Wilayah Sungai Citanduy, utamanya
agar fungsi pemantauan dan pengendalian yang dapat mencakup seluruh Wilayah Sungai
Citanduy dapat berjalan, untuk diusulkan kepada Pemerintah.
Sosialisasi/Diseminasi mengenai ancaman yang dapat timbul sebagai akibat dari alih fungsi
lahan terhadap kondisi lahan kepada unsur perencana pembangunan Pemerintah Daerah di
Wilayah Sungai Citanduy
Meningkatkan kerjasama antara dengan perencana wilayah yang terkait dengan PSDA untuk
mendorong tersusunnya SK Gub mengenai Baku Mutu Peruntukan Air Sungai pada semua
sungai di Wilayah Sungai Citanduy.
Mensinergiskan Kegiatan Institusi pengelola SDA dengan Kegiatan yang positip dari
Masyarakat, Dunia Usaha, Perguruan Tinggi, dan LSM dalam pendayagunaan SDA.
57/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
Memasukkan unsur Lokal Inflow yang cukup signifikan besarnya dalam perhitungan
ketersediaan air sehingga dapat mengurangi dampak dari tingginya fluktuasi aliran sungai
antara musim kemarau dengan musim hujan.
Mengembangkan Sistem Database (untuk wadah dari hasil inventarisasi potensi internal
dan ancaman external) untuk mendukung pelaksanaan pengelolaan SDA dengan baik.
Mengarahkan alokasi dana dari PAD untuk keperluan operasional dengan selalu
mengadakan alokasi untuk peningkatan SDM di lingkungan Institusi pengelola SDA,
sementara untuk kebutuhan lainnya diupayakan dari sumber lain (APBN, BLN atau dari
Stakeholders)
10 Melengkapi dan mengintegrasikan penyusunan profil SDA Wilayah Sungai Citanduy dengan
melibatkan perencana pembangunan Pemerintah Daerah
11 Meningkatkan koordinasi diantara pengelola SDA baik di tingkat perencanaan, pelaksanaan,
dan pengawasan dalam rangka mengantisipasi meningkatnya aktivitas penggunaan air
untuk berbagai kepentingan.
12 Peningkatan monitoring penggunaan air untuk berbagai kepentingan usaha dan atau
kegiatan, kolam ikan, dan aktivitas non pertanian.
13 Menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga internasional maupun lembaga donor lainnya
yang concern dengan pengelolaan SDA untuk mendapatkan grant/hibah/softloan yang
dapat digunakan untuk mendukung pengelolaan SDA wilayah sungai Citanduy dengan baik.
14 Menyusun penataan sistem pengelolaan yang dapat mendukung terealisasikannya
penggalangan dana dari potensi yang ada, yang sangat diperlukan untuk keperluan
pembiayaan pengelolaan sumber daya air.
15 Menyusun regulasi yang mengatur kegiatan masyarakat yang terkait dengan pelaksanaan
pengelolaan SDA khususnya kegiatan konservasi agar tidak terjadi hal-hal yang negatip.
16 Peningkatan kapasitas SDM dengan memanfaatkan kerjasama dengan perguruan tinggi,
Asosiasi, maupun lembaga lain baik di dalam maupun di luar negeri.
Penyusunan Pola Pengelolaan SDA
Wilayah Sungai Citanduy
58/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
Penjelasan Matrik
Konservasi SDA.
No.A 1. Luas rehabilitasi hutan dan lahan kritis sesuai dengan data lahan kritis pada masing
masing kabupaten dalam WS. Citanduy
No A 3.2. Penantuan jumlah sumur resepan, jumlah checkdam dan luas teras bangku hanya
berdasarkan perkiraan saja, mengenai jumlah sebenarnya sesuai yang dibutuhkan perlu dikaji
lebih lanjut dalam studi lanjutan (Masterplan)
No.B 1.1. Jumlah rencana embung yang tercantum dalam metrik didasarkan atas hasil
identifikasi studi yang yang lalu seperti Rencana Pola Tata Air WS. Citanduy Ciwulan oleh
PT. Pratama Krida, studi identifikasi potensi air baku di wilayah Citanduy Ciwulan oleh PT.
Citra Lahan Utama dll. Untuk mengetahui seberapa besar potensi embung yang ada dalam
WS. Citanduy perlu di identifikasi lagi dalam studi lanjutan (Masterplan)
No.B 1.2. Rencana pengembangan Waduk Ciamis dan Waduk Cikembang dalam konservasi
SDA, dimaksudkan untuk pengawetan SDA Sungai Citanduy. Kedua waduk ini dapat
menampung air sebanyak 200 juta m3, berdasarkan hasil identifikasi oleh konsultan ECI.
Tingkat studi yang telah dilaksanakan oleh ECI baru pada tahap Reconainsance.
Pendayagunaan SDA
No.1.5 Potensi waduk Pasir Angin terletak didaerah Cilamaya dekat dengan kota Tasikmalaya.
Berdasarkan hasil study oleh ECI, waduk ini mempunyai kapasitas daya tampung sebesar 170
juta m3 dan dapat menghasilkan tenaga listrik sebesar 25.000 KVA serta dapat menyediakan
air irigasi untuk daerah sekitarnya seluas 8.600 ha dan penyediaan air baku guna memenuhi
kebutuhan air baku sistem regional Tasikmalaya dan BNA Ciamis serta kota kota kecamatan
disekitarnya hingga tahun 2026.Tingkat studi yang telah dilaksanakan oleh ECI baru pada
tahap Reconainsance.
No.3.1 Potensi Waduk Matenggeng terletak di Sungai Cijolang perbatasan Propinsi Jawa
Tengah dan Jawa Barat tepatnya di desa Matenggeng kecamatan Dayeuhluhur kabupaten
59/ 60
EXECUTIVE SUMMARY
Engineering Consultant
Cilacap dan Kecamatan Tambaksari kabupaten Ciamis. Tingkat study yang telah dilaksanakan
oleh konsultant ECI pada tingkat study kelayakan pada tahun 1975 dan di updating pada tahun
1985 juga oleh konsultant ECI. Study Amdal Waduk Matenggeng juga pernah dilaksanakan.
Berdasarkan hasil study tersebut Waduk Matenggeng layak untuk dilaksanakan baik segi
teknis, ekonomis dan lingkungan. Volume tampung Waduk Matenggeng pada kondisi lower
Dam sebesar 500 juta m3 dan pada kondisi higher dam dapat menampung air sebesar 900 juta
m3, sedangkan potensi listrik yang dapat dihasilkan sebesar 100 MW serta dapat mensupply
air irigasi seluas 28.000 ha, potensi lainnya adalah pariwisata, perikanan dll.
No.4.1 dan 4.2 Luas areal irigasi untuk pengembangan palawija maupun untuk pembangunan
irigasi baru hanya berdasarkan perkiraan saja,volume tersebut sewaktu waktu dapat berubah
untuk lebih detailnya berapa luas yang tepat untuk pengembangan palawija maupun
pembangunan irigasi baru perlu di studi lebih lanjut dalan studi Masterplan.
No.3.2.6. Jumlah rencana embung yang tercantum dalam metrik untuk menahan air di bagian
hulu didasarkan atas hasil identifikasi studi yang yang lalu seperti Rencana Pola Tata Air WS.
Citanduy Ciwulan oleh PT. Pratama Krida, studi identifikasi potensi air baku di wilayah
Citanduy Ciwulan oleh PT. Citra Lahan Utama dll. Untuk mengetahui seberapa besar potensi
embung yang ada dalam WS. Citanduy perlu di identifikasi lagi dalam studi lanjutan
(Masterplan)
No.3.4.3 Penentuan jumlah checkdam hanya berdasarkan perkiraan saja, mengenai jumlah
sebenarnya sesuai yang dibutuhkan perlu dikaji lebih lanjut dalam studi lanjutan (Masterplan)
Zero delta Q Policy maksudnya adalah suatu kebijakan untuk mempertahankan besarnya debit
banjir pada kala ulang tertentu tidak berubah atau tidak mengalami kenaikan dimasa yang akan
datang pada kala ulang yang sama atau dengan kata lain kenaikan debit banjir hingga 20 tahun
kedepan pada kala ulang yang sama nol. Berdasarkan hasil perhitungan kenaikan debit banjir
Sungai Citanduy di Pataruman cukup besar pada kurun waktu 30 tahun yaitu Q25 pada tahun
1975 sebesar 1750 m3/dt dan pada tahun 2006 pada kala ulang yang sama besarnya 1900
m3/dt
60/ 60