MOHD.Fahrozi
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Abstract
Ekonomi merupakan salah satu ilmu soaial yang mempelajari aktivitas manusia yang
berhubungan dengan Produksi, distribusi dan konsumsi terhadap barang dan jasa. Istilah ekonomi
itu sendiri berasal dari bahasa yunani, yaitu oikos yang berarti rumah tangga, dan nomo yang
berarti peraturan, aturan, hukum. Secara garis beras ekonomi diartikan sebagai aturan rumah
tangga atau manajemen rumah tangga. Sedangkan ekonomi islam adalah merupakan ilmu
pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang di ilhami oleh nilainilai islam.sistem ekonomi islam berbeda dengan sistem ekonomi konvensional, jika ekonomi
konvensional hanya mengacu pada kepentingan duniawi maka ekonomi islam mengacu pada
kepentingan duniawi dan akhirat sesuai dengan ajaran-ajaran islam. Ditengah sistem ekonomi
yang kini sudah global, banyak pemikiran pemikiran-pemikiran cendikiawan ekonomi muslim
yang dilupaka, bahkan kini pemikiran-pemikiran yang terbilang masih baru lebih diperhatikan.
Thomas khun mengatakan setiap sistem memiliki paradigmanya masing-masing. Oleh sebab
itu ekonomi islam ber paradigma sesuai dengan Al-quran dan As-sunnah.
Pendahuluan
Pada masa sekarang ini kehidupan ekonomi diukur melalui kehidupan individu dan kolektif suatu
bangsa dan negara. Tingkat keberhasilan suatu negara diukur dari tingkat kemjuan ekonominya ,
ukuran derajat keberhasilannya sangat matrealistik. Oleh karena itu ilmu ekonomi sangat
berpengaruh dalam kehidupan sebuah bangsa dan negara, pemikir ekonomi Marshal menyatakan
bahwa kehidupan didunia diekndalikan oleh dua kekuatan besar yaitu ; agama(keimanan) dan
ekonomi, hanya saja kekuatan ekonomi lebih kuat pengaruhnya dari pada agama .
Begitu banyak sistem ekonomi didunia in yang notabene nya berasal dari pemikiran-pemikiran
manusia. Namun tentu saja sistem yang notabene nya tersebut berasal dari ciptaan manusia tidak
lah sempurna, selalu ada banyak kekurangan yang menciptakan masalah yang belum terpecahkan
didunia ini. Perbedaan antar satu sistem ekonomi dengan sistem lainnya berdasarkan pada
bagaimana sistem tersebut mengatur faktor produksinya. Dalam satu sistem individu boleh
memiliki seluruh faktor produksi dan dalam sistem lain individu hanya boleh memiliki sebagian
faktor produksi. Perbedaan yang mendasar inilah menimbulkan perbedaan, kebanyakan negara
didunia menganut dua sistem yang ekstrim tersebut.
Tulisan ini berangkat dari fenomena-fenomena sistem ekonomi islam didunia yang kini mulai
diterapkan oleh sebagian negara yang tidak hanya negara muslim didunia namun negara nonmuslim , meskipun sistem tersebut tidak langsung sepenuhnya di terapkan di negara tersebut
namun ada beberapa sistem yang tidak hanya berorientasi pada keuntungan idividu namun
keuntungan bersama. Hal ini seharusnya ada di setiap aspek berkehidupan dan di indonesia
sendiri mulai menerapkan sistem ekonomi islam.
Perkembangan Ekonomi Islam di Dunia
Ekonomi Islam tidak dapat dipungkiri lagi adalah suatu peraktek tentang perekonomian yang
digagas semenjak seperempat abad yang lalu. Namun pergeseran orientasi ekonomi yang telah di
jalankan berabad abad yang lalu tak lepas dari runtuhnya institusi kekhalifahan.
Barat menganggap sistem perekonomian islam tidak menguntungkan karena yang ditonjolkan dari
sistem ekonomi islam adalah etika dan moralitas. Dalam islam, segala hal yang merugikan orang
lain tidak akan dilegalkan, barat menganggap hal ini tidak akan memberikan keuntungan besar
karena berlandaskan etika dan moralitas yang hal tersebut bertolak belakang dengan sistem barat
yang meraup untung sebesar-besarnya tanpa memperdulikan orang lain. Dalam hal ini mereka
cenderung acuh dengan orientasi seperti diatas.
Namun dalam kesuluruhan sistem ekonomi yang ada saat kini sudah di praktekkan semenjak
zaman Rasulullah SAW misalnya dalam Praktek Perbankan. Praktek perbankan sendri, di zaman
Rasulullah dan Sahabat telah terjadi karena telah ada lembag-lembaga yang melaksanakan fungsifungsi utama opersional perbankan, yakni:
1. menerima simpanan uang;
2. meminjamkan uang atau memberikan pembiayan dalam bentuk mudharabah, musyarakah,
muzaraah dan musaqah;
3. memberikan jasa pengiriman atau transfer uang.
Istilah-istilah fiqh di bidang ini pun muncul dan diduga berpengaruh pada istilah tehnis
perbankan modern, seperti istilah qard yang berarti pinjaman atau kredit menjadi bahasa Inggris
credit dan istilah suq jamaknya suquq yang daam bahasa Arab harfiah berarti pasar bergeser
menjadi alat tukar dan ditransfer ke dalam bahasa Inggris dengan sedikit perubahan menjadi
check atau cheque dalam bahasa Prancis.
Fungsi-fungsi yang lazimnya dewasa ini dilaksanakan oleh perbankan telah dilaksanakan
sejak zaman Rasulullah hingga Abbasiyah. Istilah bank tidak dikenal zaman itu, akan tetapi
pelaksanaan fungsinya telah terlaksana dengan akad sesuai syariah. Fungsi-fungsi itu di zaman
Rsulullah dilaksanakan oleh satu orang yang melaksanakan satu fungsi saja. Sedangkan pada
zaman Abbasiyah, ketiga fungsi tersebut sudah dilaksanakan oleh satu individu saja. Perbankan
berkembang setelah munculnya beragam jenis mata uang dengan kandungan logam mulia yang
beragam. Dengan demikian, diperluan keahlian khusus bagi mereka yang bergelut di bidang
pertukaran uang. Maka mereka yang mempunyai keahlian khusus itu disebut naqid, sarraf, dan
jihbiz yang kemudian menjadi cikal bakal praktek pertukaran mata uang atau money changer.
Peranan bankir pada masa Abbasiyah mulai populer pada pemerintahan Khalifah alMuqtadir (908-932). Sementara itu, saq (cek) digunakan secara luas sebagai media pembayaran.
Sejarah pebankan Islam mencatat Saefudaulah al-Hamdani sebagai orang pertama yang
menerbitkan cek untuk keperluan kliring antara Bagdad, Iraq dengan Alepo (Spanyol).[3]
Kesimpulan
Walaupun Ekonomi Islam pernah pudar dimasa dulu, namun melihat kondisi sekarang
khususnya di indonesia kondisi sekarang ini memberikan angin segar bahwa ekonomi islam
dapat berkembang dengan pesat khususnya di indonesia saat ini. Ditambah lagi pada saat krisis
ekonomi di Amerika dan Eropa, bank-bank islam justru lebih kebal terhadap krisis Ekonomi
tersebut.
Pada dasarnya sistem ekonomi islam itu sendiri telah di adopsi oleh sistem ekonomi konvensional
yang meskipun dalam penerapannya ada hal-hal yang menyimpang dari ajaran sistem ekonomi
islam itu sendiri. Hal ini menumbuhkan kembali harapan bahwa sistem ekonomi islam akan
kembali berkembang sepenuhnya di seluruh dunia.