Anda di halaman 1dari 21

Bab I

Pendahuluan

BAB II
Tinjauan Pustaka

2.1 Anatomi nasofaring

Kelenjar limfe leher

2.2 Definisi
Karsinoma nasofaring diklasifikasikan sebagai
neoplasma ganas atau kanker, yang timbul dari
epitel mukosa nasofaring, paling sering dalam
resesus nasofaring lateral atau fosa
Rosenmuller

2.3 Epidemiologi

2.3 Etiologi dan faktor resiko

Diagnosis

Klasifikasi histopatologi
WHO:
1. keratinizing squamous cell carcinoma
2. non-keratinizing carcinoma
3. undifferentiated carcinoma
WHO (2005)
1. keratinizing squamous cell carcinoma
2. non-keratinizing carcinoma
undifferentiated carcinoma
differentiated carcinoma

3. basaloid squamous cell carcinoma

Staging TNM menurut UICC 2010


T1

: tumor terdapat di nasofaring, orofaring,


atau rongga hidung tanpa perluasan ke
parafaring
T2 : tumor meluas ke parafaring
T3 : tumor menginvasi struktur tulang dasar
otak dan/atau sinus paranasal
T4 : tumor denga perluasan intrakranial, nervus
kranial, hipofaring, orbita, fossa
infratemporal, dan ruang mastikator

N1

: metastasis ke kelenjar getah bening leher


unilateral, nodus limfatikus retrofaringeal
unilateral atau bilateral, di atas fossa
supraklavikula; < 6cm
N2 : metastasis kelenjar getah bening leher
bilateral di atas fossa supraklavikula; < 6cm
N3a : metastasis kelenjar getah bening leher
bilateral di atas fossa supraklavikula; > 6cm
N3b : pada fossa supraklavikula
M1 : terdapat metastasis jauh

Stadium I

T1

N0

Stadium II

T1

N1

T2

N0, N1

T1, T2

N2

T3

N0, N1, N2

Stadium IV A

T4

N0, N1, N2

Stadium IV B

Semua T

N3

Stadium IV C

Semua T

Semua N, M1

Stadium III

Terapi
1. Radioterapi
2. Kemoterapi
Kemoterapi adjuvan
Kemoterapi neoadjuvan
Kemoterapi concurrent

Prognosis
Prognosis buruk apabila dijumpai:
limfadenopati, stadium lanjut, tipe histologik
karsinoma skuamus berkeratinasi, stadium yang
lebih lanjut,usia lebih dari 40 tahun, laki-laki
dari pada perempuan dan ras Cina daripada ras
kulit putih

Komplikasi Radiasi

Pencegahan

Kesimpulan
Karsinoma nasofaring merupakan neoplasma
ganas yang timbul dari epitel mukosa
nasofaring, paling sering di fossa Rosenmuller
Karsinoma nasofaring merupakan tumor ganas
daerah kepala leher yang terbanyak ditemukan
di Indonesia
Kejadian karsinoma nasofaring lebih sering
dijumpai pada pria dengan usia terbanyak
adalah 40-50 tahun

Faktor risiko timbulnya karsinoma nasofaring


adalah infeksi EBV, diet, pekerjaan, lingkungan
Gejala karsinoma nasofaring dapat dibagi dalam
4 kelompok, yaitu gejala nasofaring, gejala
telinga, gejala mata dan saraf, dan gejala
metastasis atau gejala di leher.
Radioterapi masih merupakan pengobatan
utama dengan kemoterapi sebagai adjuvantnya.

Anda mungkin juga menyukai