Anda di halaman 1dari 5

AIRTANAH

(GROUNDWATER)
Walaupun jumlah air tanah hanya sekitar satu persen dari jumlah air yang menyusun bumi kita
ini, tetapi jumlahnya sangat besar. Diperkirakan jumlah air tanah pada kerak bumi sampai
kedalamam 899 meter sekitar 3000 kali lebih besar dari jumlah volume air yang berada pada
semua sungai, dan sekitar 20 kali dari jumlah volume air yang terdapat pada semua danau dan
sungai.
Di beberapa bagian di dunia ini air yang berasal dari tanah tidak hanya digunakan untuk
mencukupi kebutuhan hidup manusia, tetapi juga digunakan untuk pertanian dan indutri. Di
Indonesia pemanfaatan airtanah ini dikelola oleh instansi dibawah Departemen Pekerjaan
Umum. Instansi tersebut adalah Proyek Pengembangan Air Tanah (P2AT). Instansi inilah yang
berusaha mengembangkan pemanfaatan air tanah untuk pertanian terutama pada lahan pertanian
yang belum dicapai atau dialiri oleh air dari segi irigasi teknik.
Selain itu airtanah juga merupakan media yang sangat penting dari proses erosi seperti aliran air
permukaan. Proses erosi yang dilakukan airtanahlah yang membentuk gua-gua di dalam tanah
dan kenampakan lain yang berhubungan dengan gua tersebut.
Penyebaran Airtanah Air hujan sebagian akan menjadi air permukaan, sebagian akan menguap,
dan sebagian lagi akan meresap ke dalam tanah menjadi airtanah. Sumber airtanah yang berasal
dari peresapan air hujan ini disebut air meteorik. Jumlah air hujan yang meresap ke dalam tanah
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kemiringan topografi, sifat batuan, intensitas hujan dan
tipe serta jumlah vegetasi yang terdapat pada daerah tersebut. Air hujan yang turun pada daerah
kemiringan lereng yang terjal dan disusun oleh batuan yang kedap air (impermeable), sebagian
besar airnya menjadi air permukaan (run off). Sedangkan air hujan yang turun pada daerah yang
landai dengan batuan yang tidak kedap air (permeable), sebagian besar airnya akan meresap
kedalam tanah menjadi airtanah.
Air yang meresap kedalam tanha sebagian akan tertahan oleh partikel-partikel tanah dan akan
menguap kembali ke atmosfer, sebagian akan diserap oleh tumbuhan dan sebagian lagi akan
terus meresap ke bawah sampai pada suatu zona dimana pori-pori dari tanah seluruhnya terisi
oleh air. Zona tersebut disebut zona yang jenuh air atau zona saturasi (zone of saturation). Air
yang terdapat dalam zona ini disebut airtanah. Batas teratas dari zona yang jenuh air ini disebut
muka airtanah (water table). Daerah di atas muka airtanah, dimana tanah, sedimen atau
batuannya tidak jenuh air disebut zone of aeration. Pada zona ini rongga antar butiran terisi oleh
udara.
Sumber Airtanah Airtanah berasal dari bermacam sumber. Airtanah yang berasal dari peresapan
air permukaan disebut air meteorik (meteroic water). Selain berasal dari air permukaan, airtanah
dapat juga berasal dari air yang terjebak pada waktu pembentukan batuan sedimen. Airtanah
jenis ini disebut air konat (connate water). Aktivitas magma di dalam bumi dapat membentuk
airtanah, karena adanya unsur hidrogen dan oksigen yang menyusun magma. Airtanah yang
berasal dari aktivitas magma ini disebut dengan air juvenil (juvenile water). Dari ketiga sumber
airtanah tersebut air meteorik merupakan sumber airtanah yang terbesar.
Muka Airtanah (Water Table)
Muka airtanah merupakan kenampakan yang sangat penting bagi airtanah, terutama untuk
memperkirakan produktivitas dari suatu sumur, menerangkan tentang aliran sungai dan mata air,
dan menentukan fluktuasi dari air di danau dan sungai.
Meskipun muka airtanah tidak dapat diketahui secara langsung tetapi kedudukannya dapat
dipelajari dan dipetakan pada daerah yang mempunyai banyak sumur, karena muka airtanah di

sumur merupakan batas paling atas dari zona yang jenuh air. Muka air tanah biasanya merupakan
pencerminan dari keadaan topografinya. Di daerah rawa muka airtanah akan tinggi, dan akan
turun ke bawah pada daerah yang rendah (gambar 1). Di daerah rawa muka airtanah tepat berada
di permukaan. Sedangkan muka airtanah yang berada di atas permukaan akan membentuk danau
atau sungai. Kedudukan muka airtanah sangat bervariasi tergantung pada jumlah curah hujan dan
permeabilitas dari tanah dan batuan penyusunnya.
Hubungan antara muka airtanah dengan sungai yang mengalir pada daerah yang basah (humid)
digambarkan pada gambar 2. Sungai yang airnya disuplai oleh airtanah, sehingga sungai tersebut
tetap berair pada musim kemarau, disebut sungai effuent. Sebaliknya di daerah kering (arid)
dimana muka airtanah sangat dalam, airtanah tidak dapat mensuplai aliran air sungai. Hanya
sungai permanen di daerah ini yang berasal dari daerah bawah yang kemudian mengalir ke
daerah kering. Pada kondisi yang demikian, zona saturasi yang berada di bawah lembah sungai
akan disuplai oleh air sungai, sehingga muka airtanah di bawah lembah ini akan cembung ke
atas. Sungai demikian disebut dengan sungai influen.
Gambar 1. Beberapa kenampakkan kedudukan muka airtanah
Gambar 2. Tipe sungai yang didasarkan pada kedudukan muka airtanah terhadap sungai
Pergerakan Airtanah Aliran airtanah sangat dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Airtanah mengalir
dari muka airtanah yang tinggi ke muka airtanah yang rendah, yaitu menuju lembah sungai,
danau atau mata air. Meskipun kebanyakan airtanah mengalir ke tempat yang rendah sesuai
dengan kemiringan muka airtanah, tetapi sebagian airtanah mengalir melalui jalur yang
melengkung ke daerah tersebut di atas. Pada gambar 3, terlihat sebagian airtanah meresap ke
sungai dari segala arah. Ada juga aliran yang melengkung ke atas berlawanan arah dengan gaya
gravitasi. Aliran tersebut disebabkan oleh perbedaan ketinggian muka airtanah yang
menyebabkan perbedaan tekanan pada airtanah tersebut. Hal ini dapat dikatakan bahwa airtanah
di daerah perbukitan berada pada tekanan yang lebih tinggi daripada airtanah yang berada di
lembah sungai, sehingga airtanah bergerak ke daerah yang bertekanan rendah. Jadi aliran yang
berbentuk garis melengkung di zona saturasi merupakan perpaduan antara gaya gravitasi dan
kecenderungan air untuk mengalir ke tempat yang tekanannya lebih rendah.
Gambar 3. Arah pergerakan airtanah pada material yang permeabilitasnya seragam.
Keadaan material bawah tanah sangat mempengaruhi aliran dan jumlah airtanah. Jumlah airtanah
yang dapat disimpan dalam batuan dasar, sedimen dan tanah, sangat tergantung pada porositas
bahan tersebut. Porositas merupakan jumlah atau persentase pori atau rongga dalam total volume
batuan atau sedimen. Selain pori atau rongga antar butiran, rongga di dalam batuan dapat juga
terbentuk karena adanya kekar dan sesar, atau karena pelarutan batuan seperti yang sering
terbentuk pada batugamping.
Porositas suatu material sangat bervariasi, sedimen pada umumnya mempunyai porositas antara
10% sampai 50%. Besarnya porositas sangat tergantung pada bentuk dan ukuran butir, susunan
butiran, derajat sortasi dan derajat batuan sedimen. Sebagai contoh, lempung dapat mempunyai
porositas samapi 50%, sedang material yang disusun oleh gravel mempunyai porositas 20%.
Pada batuan yang disusun oleh ukuran butir yang sangat bervariasi (sortasinya jelek),
porositasnya akan turun, sebab butiran yang halus akan mengisi rongga diantara butiran yang
kasar. Batuan beku dan metamorf, dan juga sebagian batuan sedimen yang disusun oleh mineral
yang saling tumbuh dan mengikat, porositasnya sangat kecil. Porositas yang besar pada batuan
semacam ini disebabkan oleh adanya rekahan-rekahan pada batuan tersebut.
Selain porositas, sifat fisik batuan lainnya yang mempengaruhi jumlah airtanah adalah
permeabilitas. Permeabilitas merupakan kemampuan batuan atau tanah untuk melewatkan atau

meloloskan air. Airtanah mengalir melalui rongga-rongga yang kecil. Semakin kecil rongganya,
semakin lambat alirannya. Jika rongganya sangat kecil, akibatnya molekul air tersebut akan tetap
tinggal. Kejadian semacam ini terjadi pada lempung. Meskipun lempung mempunyai
kemampuan yang tinggi untuk menyimpan air, tetapi karena porinya sangat kecil, maka air tidak
dapat bergerak atau mengalir. Lapisan atau batuan yang disusun oleh material lempung yang
tidak dapat melewatkan air disebut lapisan kedap air (impermeable) dan disebut lapisan
aquiclude. Sebaliknya batuan yang disusun oleh material kasar seperti batupasir atau kerakal
yang mempunyai pori yang besar, airtanah akan mengalir dengan mudah. Batuan permeabel
semacam ini yang dapat mengalirkan airtanah dengan mudah disebut aquifer.
Mataair (Spring)
Mataair (spring) merupakan airtanah yang muncul kepermukaan. Munculnya airtanah
kepermukaan dapat disebabkan oleh bermacam faktor, diantaranya adalah terpotongnya muka
airtanah oleh topografi atau sesar, atau karena adanya perbedaan sifat fisik batuan. Oleh karena
itulah masa air banyak dijumpai pada daerah pegunungan, karena pada daerah dengan topografi
tinggi banyak yang muka airtanah yang terpotong oleh topografi. Pada gambar 1, terlihat
bagaimana suatu mataair terbentuk oleh perbedaan sifat batuan. Lapisan kedap air yang terdapat
di atas muka airtanah, akan menghalangi aliran air yang meresap ke dalam tanah, sehingga akan
terbentuk suatu zona saturasi diatas lapisan kedap air tersebut. Pada zona saturasi tersebut akan
terbentuk muka airtanah yang terjebak (perched water table). Karena airtanah tersebut tidak
dapat mengalir secara vertikal, maka aliran airtanah tersebut akan mendatar, dan akan
membentuk mataair bila alirannya terpotong oleh topografi.
Sumur Bor (Well)
Salah satu pemanfaatan airtanah oleh manusia dilakukan dengan cara melakukan pemboran
sampai ke zona saturasi yang biasanya disingkat dengan sumur bor (well). Kegiatan semacam ini
sudah dilakukan sejak berabad lalu dan sampai sekarang masih merupakan salah satu cara untuk
memanfaatkan airtanah. Sekarang ini pemanfaatan airtanah bukan saja untuk kebutuhan manusia
sehari-hari, tetapi juga untuk pengairan atau irigasi.
Muka air laut selalu mengalami fluktuasi tergantung musim. Pada musim kering muka airtanah
turun, sedangkan pada musim hujan muka airtanah akan naik. Untuk menjaga agar sumur bor
dapat selalu mensuplai air, maka pemboran harus dilakukan beberapa meter di bawah muka
airtanah. Pada waktu dilakukan pemompaan akan terjadi penurunan muka airtanah disekitar
sumur yang berbentuk kerucut yang disebut cone of depression. Bila pemompaan dilakukan
dalam jumlah yang sangat berlebihan, maka akan terjadi penurunan muka airtanah yang meliputi
daerah yang sangat luas. Kejadian ini dapat mempengaruhi sumur-sumur bor launnya yang lebih
dangkal. Untuk menghindari hal tersebut, maka pemompaan airtanah harus disesuaikan dengan
debit dan suplai airtanahnya.
Sumur Artesis
Istilah artesis digunakan untuk airtanah yang muncul kepermukaan dengan tekanannya sendiri.
Kondisi demikian dapat terjadi apabila lapisan aquifer yang miring terletak diantara dua lapisan
kedap air, sehingga salah satu sisinya muncuk dipermukaan dan suplai airtanah dapat terjadi.
Airtanah yang terdapat di dalam aquifer semacam ini disebut airtanah tertekan (confined
grounwater). Karena tekanan airtanah yang terdapat diatasnya, maka air akan naik. Bila tidak ada
hambatan, maka airtanah tersebut akan memancarka sampai ketinggian airtanah pada puncak
aquifer. Adanya hambatan menyebabkan turunnya permukaan tekanan. Semakin jauh dari daerah
suplai air (discharge area), hambatan semakin besar, dan kenaikan air semakin kecil. Pada
gambar 4, sumur 1 merupakan sumur artesis negatif, karena ditempat ini permukaan tekanan

dibawah permukaan tanah. Jika permukaan tekanan berada diatas permukaan tanah, maka sumur
yang di bor sampai aquifer (sumur 2), merupakan sumur artesis positif.
Gambar 4. Pembentukan sumur artesis yang tipenya sangat dipengaruhi oleh batas
tekanan airtanah.
Mata Air Panas (Hot Spring)
Mata air panas adalah mata air yang temperatur airnya sekitar 6o 9o C diatas temperatur ratarata disekitar mata air tersebut. Pada umumnya mata air panas muncul di daerah gunung api.
Airtanah yang mempunyai sirkulasi pada tempat yang sangat dalam akan menjadi panas karena
adanya gradient geotermal, yaitu perubahan temperatur bumi karena bertambahnya kedalaman.
Tiap daerah mempunyai gradient geotermal yang berbeda-beda. Pada umumnya di Indonesia
besarnya gradien geotermal adalah 3o per 100 meter. Artinya setiap masuk sampai kedalaman
seratus meter temperatur akan naik sekitar 3oC. Di daerah volkanik angka ini akan bertambah
besar, karena besar aktivitas magma di daerah ini. Bila airtanah pada daerah semacam ini muncul
dipermukaan, maka akan terbentuk juga mata air panas.
Geyser
Geyser merupakan mata air panas yang pada waktu-waktu tertentu memuncratkan airnya dengan
tekanan yang besar. Semburan airnya sangat bervariasi, kadang sampai 30 60 meter. Setelah air
kemudian disemburkan udara panas yang disertai dengan suara yang bergemuruh.
Geyser terjadi karena airtanah dipanaskan di dalam suatu rongga di bawah tanah. Pada dasar
rongga tersebut air berada pada tekanan yang besar karena berat dari air yang berada diatasnya.
Akibatnya titik didihnya naik menjadi lebih dari 100oC. Karena pemanasan ini air mengembang,
dan sebagian mengalir keatas. Penurunan tekanan ini menyebabkan air dengan cepat berubah
menjadi uap air, dan menyebabkan terjadinya erupsi air panas.
Airtanah dari mata air panas dan geyser biasanya mengandung banyak material terlarut daripada
airtanah biasa, karena air panas mempunyai sifat lebih mudah melarutkan. Apabila airnya banyak
mengandung silika, maka akan terbentuk endapan geyser disekitar mata air. Bila banyak
mengandung karbonat, maka akan terbentuk travertin, yang merupakan karakteristik mata air
panas di daerah batugamping. Beberapa mata air panas banyak mengandung sulfur, yang
menyebabkan rasa dan baunya tidak enak.
Energi Panas Bumi (Geotermal)
Beberapa geyser merupakan tempat yang potensial untuk terkumpulnya energi geotermal, yaitu
tiap air alam yang digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik. Beberapa negara seperti
Selandia Baru, Italia, Rusia, Meksiko, Amerika Serikat dan juga Indonesia, telah memanfaatkan
energi tersebut sebagai tenaga listrik. Beberapa faktor geologis yang menyebabkan resevoir
geotermal mempunyai nilai ekonomis antara lain :
1. Ada sumber panas yang potensial, seperti dapur magma yang besar. Dapur magma ini harus
cukup dalam sehingga mempunyai tekanan yang cukup besar dan pembekuan magma relatif
lambat, tetapi tidak terlalu dalam untuk sirkulasi airtanah. Dapur magma semacam ini umumnya
terdapat di daerah sekitar aktivitas gunung api.
2. Ada batuan reservoir yang besar dan porous tempat tersimpannya uap air hasil dari pemanasan
sirkulasi airtanah oleh panas dari magma.
3. Ada lapisan penutup (cap rock) yang disusun oleh batuan kedap air supaya uap air yang
tersimpan tidak lepas kemana-mana.
Indonesia juga merupakan daerah dengan aktifitas gunung api sangat besar, mempunyai potensi
energi geotermal sangat besar. Beberapa diantaranya telah dikembangkan sebagai pembangkit
tenaga listrik yang disebut dengan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi, yaitu di Kamojang

dan Gunung Salak (Jawa Barat), Dieng (Jawa Tengah) dan Lahendong (Sulawesi Utara), sedang
di daerah lainnya masih taraf eksplorasi. Beberapa kesulitan pemanfaatan energi panas bumi ini
adalah kebanyakan tempat-tempat dengan aktifitas magma yang besar juga merupakan tempattempat dengan kegempaan yang besar juga.
Proses Geologi Oleh Airtanah
Proses erosi atau pengikisan batuan penyusun kerak bumi selain dilakukan oleh air permukaan
juga dapat dilakukan oleh airtanah. Proses erosi yang terutama dilakukan oleh airtanah adalah
pelarutan batuan. Karena proses pelarutan inilah mengakibatkan komposisi kimia airtanah sangat
tergantung pada unsur-unsur yang terlarut didalamnya.
Batuan yang mudah larut seperti seperti batugamping mempunyai penyebaran yang luas pada
permukaan bumi. Pada daerah inilah airtanah memegang peranan penting sebagai media erosi.
Batugamping merupakan batuan yang mudah larut dalam air yang mengandung asam karbonat.
Kebanyakan air di alam mengandung asam tersebut, karena air hujan melarutkan karbon
dioksida yang terdapat di atmosfer dan dari pembusukan tumbuhan. Bila airtanah bersentuhan
dengan batugamping, akan terjadi reaksi antara kalsit dengan asam karbonat yang membentuk
kalsium bikarbonat, yang mudah larut dan ditransport oleh airtanah.

Anda mungkin juga menyukai