Anda di halaman 1dari 7

Sabtu, 27 Oktober 2012

2. MENGENAL REVISI TAKSONOMI BLOOM OLEH


ANDERSON DAN KRATHWOHL
MENGENAL REVISI TAKSONOMI BLOOM
OLEH ANDERSON DAN KRATHWOHL

Oleh : Yuni Katminingsih[1]


Abstrak
Taksonomi Bloom telah dikenal lama dan digunakan oleh guru di Indonesia untuk mendesain tujuan
pembelajaran serta asesmen. Namun Anderson dan krathwohl telah berhasil mengembangkan
taksonomi tersebut dengan merevisi taksonomi tersebut menjadi taksonomi belajar mengajar dan
asesmen. Taksonomi tersebut direpresentasikan dalam dua dimensi yaitu dimensi proses kognitif
dan dimensi pengetahuan. Dimensi kognitif meliputi: (1) mengingat, (2) memahami, (3) menerapkan,
(4) menganalisis, (5) mengevaluasi, (6) mencipta. Dimensi pengetahuan meliputi: (1) pengetahuan
faktual, (2)pengetahuan konseptual, (3) pengetahuan prosedural, (4) pengetahuan metakognisi.
Kata Kunci:Tabel taksonomi Bloom, dimensi kognitif, dimensi pengetahuan
PENDAHULUAN
Sebelum mengenal revisi taksonomi Bloom, marilah kita mengenang Ki Hadjar Dewantoro
sebagai Platform pendidikan karakter bangsa Indonesia yang lahir pada 02 Mei 1899. Salah satu
ajarannya tertuang dalam tiga kalimat, yaitu: Ing ngarsa sung tuladha. Ing madya mbangun karsa.
Tut wuri handayani. Sehingga tanggal 02 Mei dijadikan sebagai hari Pendidikan Nasional untuk
menghormati beliau sebagai pelopor pendidikan Indonesia. Ing ngarsa sung tuladha, artinya ketika
berada di depan dapat memberikan teladan, contoh, dan panutan. Ing madya mbangun karsa, artinya
ketika berada di tengah, hendaknya bisa menjadi penyatu tujuan dan cita-cita peserta didiknya.
Seorang guru senantiasa berkonsolidasi memberikan bimbingan dan mengambil keputusan dengan
musyawarah dan mufakat yang mengutamakan kepentingan peserta didik di masa depannya. Tut wuri
handayani, artinya ketika berada di belakang, hendaknya bisa memberikan dorongan dan motivasi,
sehingga peserta didik memiliki semangat dan daya juang dalam mengembangkan potensi dirinya.
Taksonomi berasal dari bahasa Yunani tassein berarti untuk mengklasifikasi dan nomos yang
berarti aturan. Taksonomi berarti klasifikasi berhirarkhi dari sesuatu atau prinsip yang mendasari
klasifikasi. Suatu contoh taksonomi hewan, taksonomi tumbuhan dan yang akan dibahas dalam
makalah ini taksonomi belajar mengajar dan menilai.
Dalam kaitan dengan taksonomi Bloom ini, Ki Hadjar Dewantoro pada tahun 1936 telah
mengembangkan Cipta,
Rasa dan Karsa. 20 tahun kemudian Benyamin S. Bloom dkk.
mengembangkan tujuan pendidikan dalam tiga ranah: Kognitif, afektif dan psikomotor, yang
dipublikasikan pada tahun 1956 dengan judul TAXONOMY OF EDUCATIONAL OBJECTIVES: The
Classification of Educational Goals. Cukup lama kita mengenal Taksonomi Tujuan Pendidikan
(Educational Objective Taxonomy) dari Bloom, yang biasa dikenal dengan Taksonomi Bloom.
Taksonomi itu menunjukkan adanya 6 buah tingkatan knowledge, comprehension, application,
analysis, synthesis, dan evaluation yang sudah biasa kita simbulkan dengan C 1, C2, C3, C4, C5, dan
C6. Taksonomi itu menjadi sering digunakan untuk membuat kisi-kisi tes, baik tes formatif maupun
tes sumatif. Tidak jarang juga digunakan untuk merancang tes objektif tertentu.
Dengan semakin berkembangnya aspek-aspek psikologi termasuk psikologi belajar, melalui
banyak diskusi berbagai kelompok, muncullah pemikiran-pemikiran yang semakin cermat. Dalam
psikologi belajar jelas ada komponen penting yang perlu mendapat perhatian tinggi juga disamping
aspek kognitif, khususnya proses kognitif. Aspek atau komponen penting itu adalahkomponen

pengetahuan atau ilmu yang dipelajari. Masing-masing pengetahuan atau ilmu memiliki ciri-ciri
penting yang perlu diperhatikan dalam mempelajarinya. Mungkin saja ada ciri-ciri yang sama dalam
dua ilmu yang berbeda, meski tidak semua cirinya sama. Dalam matematika misalnya, jelas bahwa
objek kajian langsungnya adalah abstrak dan menggunakan pemikiran deduktif. Hasil revisi
taksonomi Bloom (taxonomi tujuan pendidikan) menjadi taksonomi belajar, mengajar dan asesmen.
HASIL
PERUBAHAN
TAKSONOMI
BLOOM
MENJADI
TAKSONOMI BELAJAR,
MENGAJAR DAN MENILAI.
Bila diperhatikan pada dimensi proses kognitif maka tetap, terdapat 6 tingkatan
yang serupa dengan 6 tingkatan dari Bloom, tetapi ada perubahan pada tingkatan pertama (C1) yang
pecah menjadi dua dan memunculkan dimensi pengetahuan, dan aspek kata kerja. Selain itu, terjadi
perubahan pada C5 dan C6, yakni C5 menjadi evaluate atau mengevaluasi dan C6
menjadi create atau menciptakan

Penggunaan dimensi itu memperjelas adanya taksonomi belajar, mengajar dan


asesmen. Jadi tidak lagi taksonomi tujuan pendidikan. Sedangkan aspek tujuan akan berada dalam
petak-petak koordinat itu. Perhatikan skema Taksonomi Belajar, Mengajar dan Asessmen berikut ini.
Dimensi
Pengetahuan
(P)

1.

Pengetahuan
Faktual (Factual
Knowledge)

2.

Pengetahuan
Konseptual(Concep
tual Knowledge)

3.

4.

Pengetahuan
Prosedural
(Procedural
Knowledge)

Dimensi Proses Kognitif (K)


1)Mengin
gat
(Rememb
er)

2)Menger
ti
(Underst
and)

3)Mengaplika
sikan (Apply)

4)Mengana
lisis
(Analyze)

5)Mengeval
uasi
(Evaluate)

6)Mencipta
kan
(Create)

K1,P1

Sel (K1,P1)
artinya
kognitif
mengingat
dan

K3.P2

K6,P4

Pengetahuan
Metakognitif(Met
acognitive
Knowledge)

pengetahuan faktual. Misalkan, mengingat simbol x,p, , . Sel (K3.P2) kognitif mengaplikasikan dan
pengetahuan konseptual. Misalkan, Hitunglah 25x4-25. (K6,P3) artinya kognitif menciptakan dan
pengetahuan prosedural. Misalkan, membuat berbagai bangun sebarang yang memiliki luas 96 cm 2.
Dimensi proses kognitif
Dimensi pertama dalam dimensi kognitif terdiri atas 6 buah tingkatan, yaitu:

Mengingat (remember): Mengingat (memanggil) kembali pengetahuan yang relevan dari memori
jangka panjang.
a. Mengenal/ mengidentifikasi (Recognizing /identifying)
Menempatkan pengetahuan di memori jangka panjang konsisten dengan materi yang diajarkan.
Contoh: 1) Mengenal bahwa sudut siku-siku besarnya 90o.
2)
Mengenal simbol: p, ,
b. Mengingat/ memanggil kembali (Recalling /retrieving).
Menelusuri pengetahuan yang relevan memori jangka panjang
Contoh: 1) Mengingat bahwa sudut siku-siku besarnya 90o.
2)
Mengingatl simbol: p, ,
.
2.
Mengerti (understand): Mengkonstruk makna dari pesan pembelajaran, termasuk komunikasi lisan,
tertulis, dan grafis.
1.

a.

Menginterpretasikan (Interpreting: Clarifying, paraphrasing, repre-senting, translating)

b.

Contoh:Menginterpretasikan suatu diagram batang yang diberikan.


Memberikan contoh (Exemplifying: Illustrating, instantiating)

c.

Contoh: Memberikan contoh bilangan prima


Mengklasifikasikan (Classifying: Categorizing, subsuming)

Contoh: 1) Mengklasifikasikan beberapa bangun yang termasuk bangun ruang sisi datar.
2) Mengelompokkan sekumpulan bilangan dalam bilangan rasional dan bukan rasional
d.
Merangkum (Summarizing: Abstracting, generalizing)
Contoh: Merangkum sifat-sifat yang dimiliki oleh suatu bangun segiempat dari penjelasan yang diberikan
e.
Menyimpulkan (Inferring: Concluding, extrapolating, interpolating, predicting).
Contoh: Menyimpulkan bahwa belahketupat merupakan jajargenjang yang sisi-sisinya sama panjang.
f.
Membandingkan (Comparing: Contrasting, mapping, matching)
Contoh: 1) Membandingkan bilangan 0,35 dan

g.

2) Perbedaan bilangan rasional dengan pecahan


Menjelaskan (Explaining: Constructing causative models)

Contoh: Menjelaskan mengapa dua bangun datar kongruen atau tidak.


3. Mengaplikasikan (apply): Melaksanakan atau menggunakan prosedur dalam situasi tertentu (yang
diberikan)
a. Mengelola/Melakukan: Menggunakan prosedur pada tugas/latihan yang sudah dikenal, siswa memiliki
langkah-langkah urutan tertentu (Executing/carrying out:Using a procedure on familiar
tasks/exercises, has a fixed sequence of steps).
Contoh: Menggunakan rumus dalam menghitung volume limas segiempat yang diketahui panjang rusuk sisi alas
dan tingginya.
b. Mengimplementasikan: Menggunakan prosedur pada tugas/latihan yang tidak dikenal, siswa harus
memilih teknik atau metode dan sering mengubah urutan (Implementing:Using a procedure
on unfamiliar tasks/problems, student has to select technique or method and often change
sequence ).
Contoh: Menggunakan integral untuk menentukan luas daerah tertentu.
4. Menganalisis (analyze): Memecah materi ke dalam bagian-bagian penyusunnya, dan menentukan
bagaimana bagian-bagian tersebut saling berhubungan satu sama lain.
a.
Membedakan :
Misal
bagian-bagian
yang
relevan
dari
bagian-bagian
yang
tidak
relevan(Differentiating: e.g. the relevant from the irrelevant parts.
Contoh: Membedakan persamaan parabola dan hiperbola.
b.
Mengorganisasikan: Suatu cara yang unsur-unsurnya cocok dan berfungsi dalam keseluruhan
struktur (Organizing: The ways that elementsfit orfunction within the overall structures ).
Contoh: Bagaimana prosedur mengalikan dua bilangan dengan tiga digit.

c.

Menandai: Menggarisbawahi tujuan atau perspektif (Attributing: The underlying purpose or


perspective).
Contoh: Menandai hal-hal yang penting dari suatu bacaan dengan cara menggarisbawahi.
5.
Mengevaluasi (evaluate: Melakukan penilaian berdasarkan kriteria dan standar tertentu.
a.
Memeriksa: menguji konsistensi atau kesalahan internal pada suatu operasi atau
produk(Checking: Testing for internal consistencies or fallacies in an operation or product).
Contoh: Memeriksa valid tidaknya suatu argumen yang diberikan.
b.
Mengkritisi: menilai suatu produk atau operasi berdasarkan kriteria atau standar yang
ditetapkan (Critiquing: Judging a product or operation based on externally imposed criteria and
standards).
Contoh: Memberikan penilaian mengapa penggunaan metode tertentu lebih baik daripada metode yang lain
dalam memecahkan masalah.
6.
Menciptakan (create): Menempatkan beberapa elemen secara bersama-sama untuk membangun
suatu keseluruhan yang logis dan fungsional, dan mengatur elemen-elemen tersebut ke dalam pola
atau struktur yang baru.
a. Membangkitkan/Menghipotesiskan: Menemukan kriteria tertentu (Generating/Hypothesizing:
meeting certain criteria).
Contoh: Menghipotesiskan kecenderungan suatu data.
b. Merencanakan/mendesain: Menemukan solusi (Planning /Designing: devising a solution).
Contoh: Merencanakan langkah-langkah pembuktian teorema yang lain.
c. Menghasilkan/membuat:
Membuat
produk
asli
berdasarkan
pola
6a
dan
6b)
(Producing/Constructing: Constructing an original product based on 6a and 6b).
Contoh: Menghasilkan jaring-jaring kubus yang berbeda dari jaring-jaring kubus yang dicontohkan.
Dimensi pengetahuan
Sedangkan dimensi pengetahuan terdiri atas 4 buah tingkatan, yaitu:
1. Pengetahuan Faktual (Factual Knoweledge): Pengetahuan tentang elemen dasar yang harus
diketahui siswa untuk mengenal suatu disiplin ilmu atau untuk menyelesaikan masalah di dalamnya.
a. Pengetahuan tentang istilah (Knowledge of terminology).
Contoh:Pengetahuan simbol 2009, >, p
b. Pengetahuan tentang rincian dan unsur tertentu.(Knowledge of specific details and elements).
Contoh:Pengetahuan tentang 4 x 3 = 12
2.
Pengetahuan Konseptual (Conceptual Knowledge): Pengetahuan tentang hubungan timbal balik
antara elemen-elemen dasar dalam suatu struktur yang memungkinkan elemen-elemen tersebut
berfungsi secara bersama-sama.
a. Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori/penggolongan ( Knowledge of classifications and
categories).
Contoh: Pengetahuan tentang pengertian bilangan bulat atau pengertian segitiga
b. Pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi (Knowledge of principles and generalizations).
Contoh: Pengetahuan tentang prinsip dari silogisme, modus ponen, atau modus tollens
c. Pengetahuan tentang teori, model dan struktur (Knowledge of theories, models, and structures).
Contoh: Pengetahuan tentang teorema Pythagoras.
3.
Pengetahuan Prosedural (Procedural Knowledge): Pengetahuan tentang bagaimana melakukan
suatu hal, metode dan inquiri, dan kriteria untuk menggunakan suatu keterampilan, algoritma, teknik
dan suatu metode.
Pengetahuan tentang keterampilan dan algoritma tertentu (Knowledge of subject-specific skills
and algorithms).
Contoh: Pengetahuan tentanga lgoritma untuk menentukan akar kuadrat suatu bilangan.
b. Pengetahuan tentang teknik dan metode tertentu (Knowledge of subject-specific techniques
and methods).
Contoh: Pengetahuan tentang bagaimana cara melukis segitiga samasisi.
c. Pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan kapan menggunakan prosedur yang tepat
(Knowledge of criteria for determining when to use appropriate procedures).
Contoh: Pengetahuan tentang aturan yang digunakan dalam melakukan operasi campuran dari beberapa
bilangan.
4.
Pengetahuan Metakognitif (Metacognitive Knowledge): Pengetahuan kognisi secara umum seperti
kesadaran dan pengetahuan tentang kognisinya itu sendiri.
a.

a.

1)
2)
b.

Contoh:
c.

Pengetahuan Strategis (Strategic Knowledge) adalah pengetahuan strategi umum untuk belajar,
berpikir dan pemecahan masalah.
Contoh:
Mengetahui bahwa menggunakan strategi mengerjakan soal-soal matematika berbeda dengan
membuat puisi.
Menyadari bahwa belajar di perpustakaan lebih produktif daripada belajar di rumah.
Pengetahuan tentang tugas kognitif, termasuk pengetahuan kontekstual dan kondisional yang cocok
(Knowledge
about
cognitive
tasks,
including appropriate contextual and conditional knowledge).
Mengetahui bahwa penggunaan metode pemfaktoran bentuk kuadrat tertentu mempunyai kelebihan
atau kekurangan dibandingkan dengan metode yang lain.
Pengetahuan tentang diri sendiri (Self-knowledge).

Contoh: Menyadari bahwa materi tertentu sudah dipahami dan materi lain belum dipahami.
Pemanfaatan Revisi Taksonomi Bloom dalam Pengembangan Tujuan, Kegiatan, Asesmen
Pembelajaran
Berikut ini diberikan contoh pemanfaatan revisi taksonomi Bloom dalam pengembangan model
asesmen autentik dalam pembelajaran matematika untuk materi bangun ruang sisi datar dengan
pembuatan tabel taksonomi tujuan pembelajaran/indikator, kegiatan pembelajaran dan asesmennya.

TAXONOMI BELAJAR ,
MENGAJAR DAN MENILAI
Dimensi
Pengetahuan

5.

Pengetahuan
Faktual
(Factual
Knowledge)

6.

Pengetahuan
Konseptual(Concep
tual Knowledge)

7.

Pengetahuan
Prosedural
(Procedural
Knowledge)

8.

Pengetahuan
Metakognitif(Met
acognitive
Knowledge)

Dimensi Proses Kognitif


1)Mengin
gat
(Rememb
er)

2)Menger
ti
(Understa
nd)

3)Mengaplikas
ikan (Apply)

Ind-1
Akt-1a
Asm-1a
Ind-1
Akt-2b,c
Asm-2b,c
Ind-2, ind3, ind-4
Akt-2,3,4
Asm-2,3,4

4)Menganal
isis
(Analyze)

5)Mengeval
uasi
(Evaluate)

6)Mencipta
kan
(Create)

Indikator
1.
Indi
kator

1 Mengur
utkan
bilangan
bulat
2.
Indi
kator 2

Menjumlahkan bilangan bulat


3.
Indikator 3 Mengurangkan bilangan bulat
4.
Indikator 4 Melakukan operasi hitung campuran
Aktivitas
1a. Siswa diberi sekumpulan bilangan bulat positif, diminta mengurutkan dari kecil ke besar, dan
sebaliknya.
1b. Siswa diberi sekumpulan bilangan bulat negatif, diminta mengurutkan dari kecil ke besar dan
sebaliknya.
1c. Siswa diberi sekumpulan bilangan negatif dan positif serta nol, diminta mengurutkannya dari kecil ke
besar dan juga sebaliknya.
2a. Siswa diminta menjumlah dua bilangan bulat positif.
2b. Siswa diminta menjumlah satu bilangan positif dengan satu bilangan negatif.
2c. Siswa diminta menjumlah dua bilangan negatif

3a. Siswa diminta mengurangkan bilangan bilangan positif dari bilangan bulat positif yang lebih kecil.
3b. Siswa diminta mengurangkan bilangan bulat negatif dari bilangan bulat positif
3c. Siswa diminta mengurangkan bilangan bulat negatif dari bilangan bulat negatif
4a. Siswa diminta mengerjakan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
Misalnya beberapa soal seperti : 30 24 + 15 (- 7)
Asesmen
1.a. Urutkanlah dari kecil kebesar tujuh bilangan bulat positif ini. 6, 4, 8, 2, 12, 18, 20
(atau yang lain, misalnya bilangan ganjil) kemudian urutkan dari besar ke kecil.
1.b. Seperti 1.a. untuk - 2, - 4, - 10, - 16, - 8, - 6, 14.
1.c. seperti 1a. untuk
0, -10, - 8, 8, - 6, 12, 4, - 14
2.a. Siswa diminta mengerjakan soal-soal seperti bila Siti telah memiliki 13 kelereng dan ibunya
membelikan lagi 35 kelereng lagi berapakah kini banyaknya kelereng Siti
2.b. Hitunglah 24 + (- 12 ) atau yang srupa itu.
2.c. Hitunglah - 13 + (- 7) atau yang serupa itu
3.a. Hitunglah 29 - 47 dan yang serupa itu
3.b. Hitunglah 42 (- 12) dan yang srupa itu
3.c. Hitunglah - 45 (- 15) dan yang serupa itu
4..a. Hitunglah 35 + (- 15) + 8 (- 22) + (- 40) dan soal yang serupa.
PENUTUP
Demikian telah dibahas sekelumit tentang perubahan taksonomi tujuan pendidikan Bloom
versi 1956 menjadi taksonomi belajar, mengajar dan asesmen pembelajaran. Perubahan tersebut
diawali oleh riset bertahun-tahun yang dilakukan Anderson (2001) dan kawan-kawan. Yang
diantaranya terjadi perubahan mendasar dari klasifikasi tujuan pendidikan untuk proses kognitif
menjadi dua dimensi yaitu dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan. Dimensi kognitif
meliputi: (1) mengingat, (2) mengerti, (3) menerapkan, (4) menganalisis, (5) mengevaluasi, dan (6)
mencipta. Dimensi pengetahuan meliputi: (1) pengetahuan faktual, (2) pengetahuan konseptual,
(3) pengetahuan prosedural, (4) pengetahuan metakognisi.

DAFTAR PUSTAKA
Bloom, B.S., Englehart, M.B., Furst, E.J., Hill, W.H., & Krathwohl, D.L.(1956). Taxonomy of educational
objectives. The classifications of educational goals. Handbook I.
Loren W. Anderson and David R. Krathwohl, 2001, Taxonomy Learning, Teaching, and Assessing, Longman,
New York
Masriyah. 2012. Pengembangan Pedoman Guru SMP/MTs untuk Mengembangkan Asesmen Autentik dengan
Memanfaatkan Hasil Revisi Taksonomi Bloom untuk Pembelajaran Matematika.Makalah hasil
penelitian. PPs Unesa Surabaya.
Soedjadi, R. 2006. Mengenal Revisi Taxonomy Bloom. Surabaya: PPs Unesa.
Widodo, Suryo, Penilaian Hasil Belajar Matematika berdasarkan Kriteria Senk , Jurnal Ilmiah CAKRAWALA
PENDIDIKAN ISSN :1410-9883 Vol. 5 April 2003 Hal 74-87
Widodo, Suryo. 2003, Beberapa Catatan Evaluasi Pembelajaran, Diktat, FPMIPA IKIP PGRI.

Lampiran A : Daftar contoh kata kerja operasional yang dapat dipakai untuk ranah Kognitif
mengingat

mengerti

mengaplikasikan

menganalisis

mengevaluasi

Membuat/
mencipta

Mengutip
Menyebutkan
Menjelaskan
Menggambar
Membilang
Mengidentifikasi
Mendaftar
Menunjukkan
Memberi label
Memberi indeks
Memasangkan
Menamai
Manandai
Membaca
Menyadari
Menghafal
Meniru
Mencatat
Mengulang
Mereproduksi
Meninjau
Memilih
Menyatakan
Mempelajari
Mentabulasi
Memberi kode
Menelusuri
Menulis

Memperkirakan
Menjelaskan
Mengkategorikan
Mencirikan
Merinci
Mengasosiasikan
Membandingkan
Menghitung
Mengkontraskan
Mengubah
Mempertahankan
Menguraikan
Menjalin
Membedakan
Mendiskusikan
Menggali
Mencontohkan
Menerangkan
Mengemukakan
Mempolakan
Memperluas
Menyimpulkan
Meramalkan
Merangkum
Menjabarkan

Menugaskan
Mengurutkan
Menentukan
Menerapkan
Menyesuaikan
Mengkalkulasi
Memodifikasi
Mengklasifiksi
Menghitung
Membangun
Mengurutkan
Membiasakan
Mencegah
Menggambarkan
Menggunakan
Menilai
Melatih
Menggali
Mengemukakan
Mengadaptasi
Menyelidiki
Mengoperasikan
Mempersoalkan
Mengkonsepkan
Melaksanakan
Meramalkan
Memproduksi
Memproses
Mengaitkan
Menyusun
Mensimulasikan
Memecahkan
Melakukan
Mentabulasi

Menganalisis
Mengaudit
Memecahkan
Menegaskan
Mendeteksi
Mendiagnosis
Menyeleksi
Memerinci
Menominasikan
Mendiagramkan
Mengkorelasikan
Merasionalkan
Menguji
Mencerahkan
Menjelajah
Membagankan
Menyimpulkan
Menemukan
Menelaah
Memaksimalkan
Memerintahkan
Mengedit
Mengaitkan
Memilih
Mengukur
Melatih
Mentransfer

Membandingkan
Menyimpulkan
Menilai
Mengarahkan
Mengkritik
Menimbang
Memutuskan
Memisahkan
Memprediksi
Memperjelas
Menugaskan
Menafsirkan
Mempertahankan
Memerinci
Mengukur
Merangkum
Membuktikan
Memvalidasi
Mengetes
Mendukung
Memilih
Memproyeksikan

Mengabstraksi
Mengatur
Menganimasi
Mengumpulkan
Mengkategorikan
Mengkode
Mengkombinasikan
Menyusun
Mengarang
Membangun
Menanggulangi
Menghubungkan
Menciptakan
Mengkreasikan
Mengoreksi
Merancang
Merencanakan
Mendikte
Meningkatkan
Memperjelas
Memfasilitasi
Membentuk
Merumuskan
Menggeneralisasi
Menggabungkan
Memadukan
Membatas
Mereparasi
Menampilkan
Menyiapkan
Memproduksi
Merangkum
Merekonstruksi
Membuat

[1] Yuni Katminingsih adalah dosen pendidikan matematika Universitas Nusantara PGRI Kediri

Anda mungkin juga menyukai