Anda di halaman 1dari 23

PERCOBAAN 1

PENGENALAN ALAT ALAT LABORATURIUM

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK LINGKUNGAN
2013

ABSTRAK
Setiap kegiatan praktikum merupakan kegiatan yang bersifat ilmiah,
dengan mempunyai suatu tujuan tertentu disamping untuk membantu berbagai
macam konsep, pengertian dan kaidah serta teori yang didapat dari perkuliahan.
Selain itu, praktikum ini juga bermaksud untuk mengembangkan keterampilan
dalam menggunakan alat- alat serta dengan metode tertentu.Tujuan dari percobaan
ini adalah untuk memperkenalkan alat-alat laboratorium serta fungsinya dalam
praktikum kimia dasar.Pertama praktikan dikenalkan dengan alat-alat yang ada di
laboratorium yang dipakai untuk melakukan percobaan-percobaan. Kemudian
praktikan diajarkan cara memakai alat-alat sesuai dengan fungsinya masingmasing. Hasil yang didapatkan adalah praktikan dapat mengenal dan mengetahui
alat-alat laboratorium beserta fungsinya.Antara lain cara pembacaan miniskus
pada alat gelas kaca, yaitu apabila larutan berwarna bening, maka miniskus yang
dibaca adalah dasar miniskus,sedangkan bila larutan berwarna gelap, maka
miniskus yang dibaca adalah posisi atas miniskus, atau untuk lebih memudahkan
dapat menggunakan kertas gelap yang diletakkan di belakang gelas kaca. Selain
itu praktikan dapat melakukan pengeringan suatu zat yang dihasilkan dari endapan
dengan cara menggunakan suatu alat laboratorium yaitu menggunakan alat seperti
oven.
Kata Kunci : Miniskus, Titrasi, Alat-Alat Gelas

I-1

I-2

PERCOBAAN 1
PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM

1.1
1.1.1

PENDAHULUAN
Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk memperkenalkan alat gelas serta
fungsinya dalam praktikum kimia.

1.1.2

Latar Belakang
Dalam kegiatan ilmiah suatu percobaan biasanya dilaksanakan di
laboratorium.

Dalam melakukan percobaan di laboratorium tentunya

seorang praktikan harus mengenal alat-alat yang akan dipergunakan dalam


laboratorium, ini sangat penting guna kelancaran percobaan yang
dilaksanakan, diantaranya adalah menghindari kecelakaan dan gagalnya
percobaan.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk memperkenalkan alat-alat
laboratorium beserta fungsinya dalam praktikum kimia dasar. Praktikan
dikenalkan melakukan percobaan-percobaan kemudian praktikan diajarkan
cara memakai alat-alat sesuai dengan fungsinya masing-masing. Hasil
yang didapatkan adalah praktikan dapat mengenal dan mengetahui alatalat laboratorium beserta fungsinya, seperti cara pengisian buret yang
benar
Alat-alat laboratorium juga dipergunakan dalam bidang industri.
Dalam bidang industri, menguji kualitas atau kandungan zat diperlukan
alat-alat laboratorium. Contohnya industri makanan, untuk mengecek
kandungannya dari zat didalam makanan tersebut diperlukan pendukung
yaitu alat-alat laboratorium. Oleh karena itu, penting sekali untuk
mengenal macam-macam alat laboratorium.
1.2

DASAR TEORI

I-3

Alat-alat laboratorium merupakan alat yang praktikan butuhkan dalam


proses penelitian ataupun proses praktikum. Dalam praktikum pengenalan
alat-alat laboratorium dan alat-alat sterilisasi akan dijelaskan secara detail
mengenai fungsi dan spesifikasinya masing-masing alat tersebut.
Sterilisasi adalah usaha untuk membebaskan bahan-bahan dari mikrobia
yang tidak diinginkan (Soetarto,1997).
Banyak sekali alat-alat praktikum yang harus praktikan kenal dan
ketahui agar dalam proses penelitian dan praktikum pembelajaran berjalan
dengan lancar tanpa ada masalah. Pengenalan alat ini juga akan menambah
wawasan dan pengetahuan bagaimana cara kerja alat tesebut beserta
fungsinya ( Anonim1 ,2006).
Dari beberapa jenis alat-alat laboratorium juga banyak yang berbahaya
seperti alat yang harus steril maka sebelum alat tersebut digunakan
praktikan harus mensterilkan tangan terlebih dahulu. Dalam laboratorium
kimia, banyak bahan kimia yang harus ditangani dengan hati-hati karena
sifatnya yang berbahaya ataupun beracun yang dapat mengganggu
kesehatan. Oleh karena itu pengenalan bahan-bahan kimia dinilai sangat
penting (Ardian,2001).
Pada umumnya kegiatan praktek laboratorium diarahkan pada upaya
supaya

mahasiswa

dituntut

untuk

menguji,

memverifikasi

atau

membuktikan hukum atau prinsip ilmiah yang sudah dijelaskan oleh


dosen, asisten dosen atau buku teks. Ada juga percobaan yang dirancang
oleh dosen atau asisten dosen adalah mahasiswa disuruh melakukan
percobaan dengan prosedur yang sudah terstruktur yang membawa
mahasiswa disuruh melakukan percobaan dengan prosedur yang sudah
terstruktur itu kepada prinsip atau hukum yang tidak diketahui sebelumnya
dari data empiris yang mereka kumpulkan hasil dari percobaan tersebut.
Namun terdapat berbagai kelemahan dasar dari cara seperti ini, secara
logis prinsip ilmiah dan hukum alam tidak dapat dibuktikan secara
langsung, prinsip ilmiah dan hukum alam juga tidak dapat diuji hanya
dengan jumlah percobaan yang terbatas yang dilakukan oleh mahasiswa.
Keterbatasan alat yang digunakan, keterampilan yang dipunyai, waktu

I-4

yang singkat dan komleksitas generalisasi, merupakan keterbatasan


percobaan mahasiswa yang menunjukkan hal yang hebat kalau mahasiswa
bisa menghasilkan prinsip teori yang penting dari sekumpulan data mentah
hasil percobaan, maka bimbingan dari dosen dan asisten dosen sangat
dibutuhkan dalam proses penelitian dilaboratorium (Anonim1 ,2006).
Beberapa alat sederhana yang penggunaannya memiliki fungsi
berbeda-beda. Tabung reaksi, yang berfungsi untuk mereaksikan zat-zat
kimia dalam jumlah sedikit. Penjepit yang berfungasi untuk memegang
tabung reaksi pada pemanasan. Pengaduk gelas berfungsi untuk mengaduk
suatu campuran atau larutan zat-zat kimia pada waktu melakukan reaksireaksi kimia, berfungsi juga untuk mendong pada waktu menuangkan atau
mendekatkan cairan pada proses penyaringan. Corong berfungsi untuk
menolong pada waktu memasukan cairan kedalam suatu tempat yang
sempit mulutnya. Gelas arloji berfungsi untuk menimbang zat yang
berbentuk kristal. Gelas ukur berfungsi untuk mengukur zat kimia dalam
bentuk cairan. Gelas bekker ( gelas piala ) berfungsi untuk tempat larutan
dan dapat juga untuk memanaskan zat kimia yang dalam bentuk larutan.
Erlenmeyer berfungsi untuk tempat zat yang dititrasi bisa juga untuk
mengambil larutan dengan volume tertentu secara tepat. Pipet tetes
berfungsi untuk mengambil larutan dengan volume tertentu secara tepat
dalam jumlah kecil. Labu ukur berfungsi untuk melakukan titrasi
(Anonim1 ,2006).
Banyak bahan kimia yang ditangani dengan hati-hati sekali karena
sifatnya yang berbahaya ataupun bersifat racun. Beberapa bahan kimia
yang digunakan dalam praktikum perlu mendapat perhatian khusus karena
sifatnya yang menggangu kesehatan. Bahan-bahan tersebut memiliki ciri
dan bahay yang berbeda-beda. Hcl berat molekul 36,45 menyebabkan luka
bakar dan dematitis ( kulit melepuh ), demikian dengan uapnya dapat
menyebabkan hal yang sama. H2SO4 berat molekul 98,08 dapat merusak
jaringan tubuh, sangat bersifat korosif, higroskopis, dam sifat membakar
bahan organik. Untuk pengenceran, tuangkan asam sulfat perlahan-lahan
pada bahan pengencer. Dapat larut dalam air maupun alkohol dengan

I-5

menimbulkan panas dan penyusutan volume. NaOH berat molekul 40,01


bersifat higrokopis dan mudah menyerap gas karbondioksida (CO2)
(Anonim2 ,2009).
Terdapat dua kelompok alat-alat ukur yang digunakan pada analisa
kuantitatif, yaitu: alat-alat yang teliti (kuantitatif) dan alat-alat yang tidak
teliti (kualitatif). Untuk alat-alat yang teliti terdiri dari: buret, labu ukur,
pipet. Sedangkan untuk alat-alat yang tidak teliti terdiri gelas ukur,
erlenmeyer, dab lainnya. Dalam praktiknya baik analisa dan sintesa,
seseorang yang mempelajari atau menekuni bidang kimia pasti akan selalu
dihadapkan pada hal-hal yang berhubungan dengan alat-alat dan bahanbahan kimia (Anonim2 ,2009).
Analisis tidak boleh dilakukan dengan alat kaca yang tidak bersih.
Alat kaca yang tampaknya bersih belum tentu bersih dari sudut pandang
seorang analis. Permukaan yang tampaknya tak ada kotoran sering masih
tercemari oleh lapisan tipis tak tampak yang berminyak. Bila air
dituangkan dari dalam suatu wadah yang tercemar, air tidak terbuang
secara seragam dari permukaan kaca, tetapi menyisakan tetesan yang kecil,
yang merepotkan atau kadang-kadang mustahil dipulihkan. Alat kaca yang
bisa dimasuki sikat seperti bekker dan erlenmeyer paling baik dibersihkan
dengan sabun atau deterjen sintetik. Pipet,buret,atau volimetri mungkin
memerlukan larutan deterjen panas untuk bisa benar-benar bersih. Jika
permukaan kaca itu masih membuang, artinya secara seragam, mungkin
perlu digunakan larutan pembersih, yang sifatnya oksidasi kuat sehingga
dapat memastikan kebersihan permukaan kaca keseluruhan. Setelah
dibersihkan, alat itu hendaknya dibilas beberapa kali dengan air dan
akhirnya kering sendiri (Underwood,1999).
Pada umumnya laboratorium itu mempunyai fungsi sebagai sarana
atau

tempat

untuk

mengadakan

kegiatan-kegiatan

pengamatan,

pengujian,pengkajian, pengukuran dan pengembangan terhadap gejalagejala perilaku, sifat-sifat dan penerapan atau penggunaan unsur-unsur
seperti alat, komponen dan sistem elektrikan. Karena pentingnya
pengenalan alat ini maka setiap praktikan diwajibkan mengetahui dan

I-6

memahami cara kerja dan fungsi dari alat-alat yang ada di laboratorium
(Ramli,2002).
Analisis tidak bisa dilakukan dengan alat kaca yang tidak bersih. Alat
kaca yang bisa dimasuki sikat seperti bekker dan erlenmeyer paling bagus
dibersihkan dengan sabun, deterjen sintetik atau pembersih sintetik
lainnya. Pipet, buret, tabung reaksi atau labu volumetrik mungkin
memerlukan deterjen panas untuk bisa benar-benar bersih dan hilang
semua bekas kotoran yang menempel. Jika permukaan kaca belum
membuang airnya secara keseluruhan setelah dibersihkan, alat itu dibilas
dengan air kran, kemudian dengan sedikit air dan biarkan mengering
sendiri tanpa dilap (Underwood,1998).
Miniskus adalah peristiwa mencekung dan mencembungnya
permukaan zat cair. Berdasarkan bentuk permukaan zar cair miniskus
dibedakan menjadi dua. Miniskus tersebut adalah miniskus cembung dan
miniskus cekung (Herdianto,2010).
Cara pembacaan miniskus pada alat gelas kaca yaitu apabila larutan
berwarna bening, maka miniskus yang dibaca adalah dasar miniskusnya,
sedangkan bila larutan berwarna gelap, maka miniskus yang dibaca adalah
posisi atas miniskus, atau untuk lebih memudahkan dapat menggunakan
kertas gelap yang diletakkan dibelakang gelas kaca ( Ariyanti,2010).
Oven merupakan salah satu alat laboratorium yang penting, fungsinya
untuk memanaskan atau mengeringkan alat-alat laboratorium atau objekobjek lainnya. Biasanya digunakan untuk mengeringkan peralatan gelas
laboratorium. Zat-zat kimia maupun pelarut organik, dapat pula digunakan
untuk mengukur kadar air. Suhu oven lebih rendah dibandingkan dengan
suhu tanar, yaitu berkisar antara 105 derajat celcius. Tidak semua alat
gelas dapat dikeringkan dalam oven, hanya alat gelas dengan spesifikasi
tertentu saja yang dapat dikeringkan, yaitu alat gelas dengan ketelitian
rendah. Sedangkan untuk alat gelas dengan ketelitian tinggi tidak dapat
dikeringkan dengan oven. Apabila alat gelas dengan ketelitian tinggi
tersebut yang dimasukkan kedalam oven, maka alat gelas tersebut akan

I-7

memuai dan berakibat ketelitiannya tidak teliti (Alat laboratorium


kita,2012).
Penyaringan adalah untuk memisahkan endapan dari larutan induk
dan kelebihan reagensia. Umumnya digunakan kertas saring yang tekstur
kehalusannya sedang. Tapi kertas saring hendaknya 1 cm dari bagian tepi
atas corong (Vogel,1994).

I-8

1.3

METODOLOGI

1.3.1

Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi,

labu takar, kertas saring, corong, neraca analitik, gelas bekker, buret, pipet,
statif, erlenmeyer, botol semprot, gelas ukur, pengaduk, pipet tetes, dan pipet
gondok. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam rangkaian alat titrasi berikut :
Keterangan : 1) Statif
2) Buret
3) Erlenmeyer

Gambar 1.1 Rangkaian Alat Titrasi


1.3.2

Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah akuades, HCl 0,1 N,

AgNO3 0,1 N, dan KMnO4.


1.3.3
Prosedur Kerja
1.3.3.1 Pengenalan Alat Gelas
1. Dicuci tabung reaksi, pipet, labu takar, gelas piala, erlenmeyer dan
buret.
2. Dimasukan 25 ml akuades kedalam erlenmeyer 250 ml dengan
Tabung reaksi,pipet,labu takar,gelas piala,erlenmeyer dan buret

menggunakan pipet.
3. Diisi buret dengan

akuades

pada

sembarang

angka
Dicuci dibaca

miniskusnya, dikeluarkan dengan lambat sampai beberapa mililiter,


dilihat miniskusnya lagi, dihitung volume air yang keluar, diisi lagi,
dibaca

minisku

awalnya,

dikeluarkan

dengan

cepat

dibaca

miniskusnya. Adakah penurunan dengan cepat dan lambat.


4. Diisi buret dengan larutan KmnO4, dibaca miniskus awalnya. Apakah
Aquadest
25ml
beda
dengan

Erlenmeyer
Dimasukan
pembacaan
miniskus pada air dan KmnO4
?

Diagram Alur

Diisi, dilihat miniskusnya,dihitung volumenya,diisi lagi,dibaca miniskus awalnya,dikeluarkan

Aquadest

Buret

KMnO4

Buret

Dibaca miniskus awalnya

I-9

1.3.3.2

Penyaringan
1. Diambil 2 ml Hcl dalam tabung reaksi, ditambah 2 ml AgNO3, diamati
endapan yang terdjadi, dicatat warna endapan.
2. Diambil kertas saring, ditimbang dengan neraca analitis, dilipat
menjadi lingkaran, kemudian dilipat lagi menjadi 2-3 lipatan.
3. Dimasukan kertas saring yang sudah dilipat pada corong, dibasahi
sedikit dengan akuades hingga melekat pada dinding gelasnya.
4. Dipasang corong yang berkertas saring diatas gelas piala untuk

Diambil
2 ml HCl, ditambah 2 ml AgNO3, diamati endapan, dicatat war
menampung filtrat
/ cairan-cairan.
5. Dituangkan larutan
kedalam
corong yang sudah berkertas tadi, dioven
HCl, AgNO3
Tabung
Reaksi

kertas saring dan ditunggu endapannya sampai kering ditimbang


kembali kertas saring dan ditimbang endapannya.
Diagram
Alur
Kertas saring

Kertas saring, aquadest

Kertas saring

Diambil, ditimbang, dilipat lingkaran kemudian dilipat lagi 2-3 lip


Neraca Analitis

Dimasukan
Corong kertas saring yang dilipat pada corong,dibasahi dengan aq

Corong,gelas piala
Dipasang corong yang berkertas saring diatas gelas piala untuk menamp

Dituang larutan
Kertas
kedalam
saring corong yang sudah
Oven
berkertas tadi, di oven dan ditunggu endapannya sampai kerin

I-10

1.4

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.4.1 Hasil Pengamatan


1.1 hasil pengamatan alat-alat laboratorium
No.

Gambar

Nama Alat

Keterangan
Digunakan untuk tempat dari
zat-zat yang dititrasi dan bukan

1.

Erlenmeyer

alat pengukur. Kadang-kadang


boleh

dipakai

untuk

memanaskan larutan. Terbuat


dari gelas.
Digunakan untuk mengukur
volume zat kimia dalam bentuk
cair. Gelas ini berskala dan
2.

Gelas Ukur

terdiri dari bermacam ukuran.


Tidak boleh digunakan untuk
mengukur

larutan/pelarut

panas. Terbuat dari gelas.


Digunakan

untuk

membuat

larutan standard atau larutan


3.

Labu Ukur /

tertentu

dengan

Labu Takar

setepat-tepatnya,
pengenceran.

volume

Terbuat

untuk
dari

gelas dengan berbagai ukuran.

Digunakan untuk mereaksikan


4.

Tabung

zat-zat dalam jumlah sedikit.

Reaksi

Terbuat dari gelas dan dapat


dipanaskan.

I-11

Digunakan
Gelas
5.

Piala/Bekker
Gelas

sebagai

tempat

larutan dan dipakai juga untuk


memanaskan
kimia,

larutan

zat-zat

menguapkan

larutan

untuk memekatkan. Bukan alat


pengukur. Terbuat dari gelas.
Digunakan untuk membantu

6.

Corong

memasukkan cairan ke dalam


suatu

tempat

yang

sempit

mulutnya terbuat dari gelas.


Digunakan

untuk

menghantarkan volume yang


7.

Buret

diketahui dengan tepat namun


dapat
dari

diubah-ubah.
gelas

Terbuat

berskala

dan

mempunyai kran.
Digunakan untuk mengambil
larutan dengan volume tertentu
8.

Pipet gondok

dengan tepat. terbuat dari gelas


dengan
membesar

bagian

tengahnya

dan

ujungnya

runcing.
Digunakan untuk mengukur
volume larutan lebih tepat
9.

Pipet mohr

daripada gelas ukur. Dibubuhi


skala mirip buret. Terbuat dari
gelas.

I-12

Digunakan untuk meneteskan


10.

Pipet tetes

larutan dengan jumlah tertentu.


Terbuat dari gelas.

Digunakan untuk menghisap


11.

Propipet

cairan agar masuk ke dalam


pipet. Terbuat dari karet.
Digunakan untuk menimbang
zat berbentuk kristal, untuk

12.

Gelas arloji

menutup bejana lain waktu


pemanasan

dan

untuk

menguapkan larutan. Terbuat


dari gelas.
Pinggan
13.

porselin
(Evaporating
dish)

Digunakan untuk menguapkan


larutan sehingga lebih pekat
atau

menjadi

kering

dan

mengkristalkan zat dan untuk


menyublimkan zat.
Digunakan untuk mengaduk

14.

Pengaduk

suatu campuran atau larutan

gelas

zat-zat kimia ketika melakukan


reaksi-reaksi kimia.
Digunakan untuk membantu

15.

Penjepit

pengambilan

alat-alat

yang

tidak boleh diambil dengan


tangan.

I-13

Digunakan
16.

Statif

untuk

meletakkan/menggantungkan
buret pada waktu percobaan.

Digunakan

untuk

membersihkan dinding-dinding
17.

Botol

bejana dan sisa-sisa endapan,

semprot

mengeluarkan air/cairan dalam


jumlah

terbatas,

tempat

penyimpanan air.
Digunakan untuk menyimpan
18.

Eksikator

zat-zat supaya tetap kering atau


mengeringkan

zat,

mendinginkan zat.

19.

20.

Oven

Digunakan

untuk

mengeringkan endapan.

Neraca

Digunakan untuk menimbang.

analitis

Menggunakan tenaga listrik.

I-14

Digunakan untuk memanaskan


21.

Hotplate

zat.

stirer

Digunakan sebagai tungku, di


mana di atasnya terletak wadah
22.

Kaki tiga

bahan-bahan yang dipanaskan,


diantara ketiga kakinya tempat
api untuk pemanasan.
Digunakan sebagai alat perata

23.

Kasa

panas,

sehingga

zat-zat

dalam

pemanasan

wadah

akan

menyeluruh.

24.

25.

Pembakar
gas

Kertas saring

Digunakan untuk pemanasan.

Digunakan untuk menyaring


endapan. Terbuat dari asbes.

I-15

26.

27.

Labu leher
tiga

Bunsen

Digunakan untuk menguatkan


titrasi.

Digunakan untuk pembakaran.


Diletakkan di bawah kaki tiga.

Digunakan untuk mengukur


28.

Piknometer

jenis, ada juga yang sekaligus


sebagai pengukur suhu.

29.

30.

31.

Kondensor

Pemanas
listrik

Digunakan

untuk

mengkondensasi suatu bahan.

Digunakan untuk memanaskan


bahan

menggunakan

tenaga

listrik.

Rak tabung

Digunakan untuk meletakkan

reaksi

tabung reaksi. Terbuat dari


kayu dan bahan plastik.

I-16

32.

Thermometer

33.

Botol Reagen

Digunakan untuk mengukur


suhu. Terbuat dari gelas.

Digunakan untuk menyimpan


larutan kimia.

1.4.2 Pembahasan
1.4.2.1 Pengenalan dan Penanganan Alat-Alat Laboratorium
Alat yang digunakan dalam percobaan ini sebelum digunakan harus
dicuci terlebih dahulu. Data yang dihasilkan tidak akan akurat jika alat
yang dipakai telah terkontaminasi. Alat-alat yang digunakan pun harus
dicek terlebih dahulu agar praktikan tidak menggunakan alat yang cacat
atau retak.
Saat praktikum, baik sebelum dan sesudahnya, alat-alat yang
digunakan harus dicuci, agar alat-alat yang digunakan tetap steril sehingga
bisa mendapatkan hasil yang maksimal. Pencucian alat-alat laboratorium
dilakukan

dengan

menggunakan

deterjen

yang

sesuai

dengan

kegunaannya. Kemudian bilas dengan air kran dan bilas lagi dengan
akuades agar tidak ada zat-zar yang masih tersisa. Setelah itu lap bagian
luar dengan menggunakan tisu dan letakkan terbalik diatas serbet. Di
laboratorium bahan-bahan yang bereaksi ketika terkena cahaya harus
disimpan dalam botol gelap. Tapi jika suatu bahan tidak sensitif dengan
cahaya maka dapat disimpan dalam botol terang.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan alat-alat gelas
kimia antara lain :

I-17

1. Mengeringkan alat-alat gelas setelah dicuci, diletakkan terbalik, bagian


dalam tidak boleh dilap, harus dipanaskan ( diatas atau didalam oven ).
2. Tutup botol : membuka dan menutup tutul botol ini dengan cara
mengatur pada saluran botol dan tutup. Ini semua diatur untuk menjaga
kemurnian botol.
3. Mencium isi botol : jangan mencium secara langsung, tetapi dengan
mendekatkan hidung ke mulut botol lalu mengipas mulut botol itu
menuju ke arah hidung.
4. Menuang cairan dari botol yang beretiket ; etiket harus dipegang
menghadap telapak tangan dan cairan dialirkan dari sisi yang
berjauhan dengan etiket.
5. Menimbang ; beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam
menimbang suatu zat adalah :
a. Penimbangan harus dilakukan dalam ruang tertutup,
b. Zat yang ditimbang harus diletakkan dalam gelas arloji ( untuk zat
padat ) dan botol timbang (untuk zat cair )
c. Jika bahan akan dilanjutkan atau direaksikan dalam wadah itu,
maka berat wadah kosong dicari sebelum bahan dimasukan.
d. Dilarang menimbang barang-barang panas sebelum didinginkan
terlebih dahulu.
e. Jagalah selalu kebersihan timbangan.
1.4.2.2

Pembacaan Miniskus
Miniskus adalah permukaan cekung atau cembung yang dibentuk
suatu larutan yang benar dalam sebatang buret ( tabung apapun ). Cara
membaca miniskus, skala pandangan mata harus sejajar. Larutan yang
dipakai dalam percobaan ini adalah KMnO4 dan akuades. Jika larutan
gelap seperti KMnO4, maka miniskus yang dibaca adalah miniskus
cembung yaitu pada bagian atas, karena bagian bawah tidak terlihat. Jika
larutan bening seperti akuades, maka miniskus yang dibaca adalah
miniskus cekung, yaitu pada bagian bawah untuk mengetahui volumenya.
Gaya yang menyebabkan miniskus cekung dan cembung adalah gaya
adhesi dan kohesi. Gaya adhesi adalah gaya tarik-menarik antara bendabenda yang bersentuhan, misalnya miniskus bawah ( cekung ), itu
disebabkan gaya adhesi molekul zat cair dengan molekul yang sama, salah

I-18

satu aspek yang mempengaruhinya adalah kerapatan dan jarak antar


molekul yang terdapat dalam suatu benda, seperti dalam pembacaan
miniskus cembung. Hal itu disebabkan gaya kohesi zat cair lebih biasa dari
gaya adhesinya dan wada/volume bejana. Sedangkan miniskus cekung
yaitu suatu keadaan dimana permukaan zat cair berada dalam
tabung/bejana sempit yang tampak melengkung kebawah. Hal ini
disebabkan karena gaya adhesi antara molekul zat cair dan molekul
wadahnya atau volumenya lebih besar daripada gaya kohesi antar molekul
zat cair.
1.4.2.3

Prinsip Titrasi
Titrasi adalah penambahan secara hati-hati sejumlah larutan basa
dengan konsentrasi yang diketahui kedalam larutan asam dengan
konsentrasi yang tidak diketahui untuk mencapai titik akhir. Titik akhir
adalah titik dimana mol titran telah sama dengan mol titrat. Titik akhir
ditandai dengan perubahan warna indikator. Lengkapnya titrasi ketika
terdeteksinya suatu perubahan yang tidak boleh salah dilihat. Titik
ekuivalen adalah titik dimana konsentrasi asam sama dengan konsentrasi
basa. Dalam proses titrasi, digunakan alas putih yang berfungsi untuk
mengetahui titik ekuivalen pada warna agar terlihat jelas.

1.4.2.4
Prinsip Penyaringan, Penimbangan, dan Pengovenan
1.4.2.4.1 Prinsip Penyaringan
Penyaringan dimaksudkan agar mendapatkan endapan atau filtrat
dengan metode pemisahan zat padat dari cairan menggunakan alat
berpori seperti kertas saring. Bila larutan yang keluar dari corong
dalam proses penyaringan berjalan lambat, tidak diperbolehkan
menggoyang-goyang corong yang berkertas saring. Cara yang benar
ialah dituang dengan cara mengelilingi agar endapan tidak terkumpul
pada satu titik. Serbuk padatan akan tertinggal pada kertas saring,
sedangkan hasil penyaringan disebut filtrat. Dalam percobaan ini yang
digunakan adalah larutan HCl dan AgNO3. Hasil dari penyaringan
larutan tersebut didapat endapan berwarna putih. Setelah itu endapan

I-19

beserta

kertas

saring

dimasukan

ke

dalam

desikator

untuk

menghilangkan kandungan air dalam endapan. Hasil dari penyaringan


ini adalah endapan larutan HCl dan AgNO 3 berupa serbuk putih.
Reaksi dari HCl dan AgNO3 menghasilkan endapan berwarna putih
karena kedua senyawa tersebut merupakan larutan elektrolit garam,
dan akan membentuk senyawa AgCl yang merupakan senyawa yang
memiliki kelarutan rendah dalam air, sehingga setelah reaksi terjadi,
senyawa AgCl akan mengendap berupa endapan putih. Endapan putih
AgCl tersebut kemudian akan membentuk kesetimbangan antara
senyawa AgCl dan ion-ion pembentuknya (Ag+ dan Cl-). Reaksi yang
terjadi adalah:
AgNO3(aq) + HCl(aq)

1.4.2.4.2

AgCl(s) + HNO3(aq)......................................... (1.1)

Penimbangan
Penimbangan adalah proses yang digunakan untuk mengetahui
berat suatu benda. Prinsip penimbangan adalah zat ditimbang pada
neraca analitik dan gelas arloji harus dikalibrasikan terlebih dahulu.
Kalibrasi penimbangan bertujuan untuk mendapatkan massa atau berat
yang mendekati sebenarnya atau ideal. Dan jangan lupa untuk mencuci
bersih alat serta mengeringkannya terlebih dahulu agar tidak terjadi
kekeliruan dalam proses penimbangan. Pastikan juga penimbangan
dilakukan secermat mungkin agar mendapatkan hasil yang maksimal.
Alat yang digunakan dalam proses penimbangan adalah neraca
analitik. Pada percobaan ini hasil yang didapat adalah 0,1 gram serbuk
putih, hasil dari endapan larutan HCl dan AgNO 3 yang telah
direaksikan.

1.4.2.4.3

Pengovenan
Pengovenan berfungsi untuk memanaskan atau mengeringkan
alat-alat atau bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum yang
dilakukan. Selain itu dapat pula digunakan untuk mengukur kadar air.
Prinsip oven adalah bahwa air yang terkandung dalam suatu bahan

I-20

akan menguap bila bahan tersebut dipanaskan pada suhu 105 oC selama
waktu tertentu. Perbedaan antara berat sebelum dan sesudah
dipanaskan adalah kadar air yang terdapat dalam bahan tersebut.
1.5 PENUTUP
1.5.2

Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah :
A. Pengenalan alat-alat praktikum diperlukan agar pada saat praktikum tidak
mengalami kesulitan dalam penggunaanya.
B. Sebelum memulai praktikum, siapkan terlebih dahulu serta bersihkan alat
yang akan digunakan.
C. Alat-alat laboratorium kimi umumnya terbuat dari kaca dan mudah pecah,
sehingga diperlukan ketelitian dan kehati-hatian dalam penggunaanya.
D. Penimbangan dilakukan untuk mengetahui massa suatu zat. Dalam
percobaan ini, massa endapan yang didapat sebesar 0,1 gram.
E. Penyaringan dimaksudkan untuk mendapatkan filtrat (cairan cucian). Hasil
penyaringan yang didapat dari percobaan ini adalah endapan larutan HCl
dan AgNO3 berwarna putih keruh.
F. Pembacaan miniskus pada buret adalah miniskus cembung untuk larutan
berwarna gelap, seperti KMnO4 dan miniskus cekung untuk larutan terang
seperti akuades.
G. Titrasi dilakukan untuk mengetahui banyaknya zat dengan konsentrasi
yang ditentukan untuk mencapai titik akhir.
H. Pengovenan berfungsi untuk memanaskan atau mengeringkan alat dan
bahan yang digunakan dalam praktikum dan dapat pula digunakan untuk
mengukur kadar air.

1.5.3 Saran
Saran yang dapat diberikan adalah agar praktikan tetap dapat mengingat
fungsi dan nama alat-alat yang digunakan agak dipraktikum selanjutnya bisa
menyiapkan lebih matang dan mendapatkan hasil yang maksimal.

I-21

DAFTAR PUSTAKA
Alat Laboratorium Kita, 2012. Alat-alat laboratorium
http://alatlaboratoriumkita.wordpress.com/2012/03/13/alat-laboratoriumoven/
Diakses tanggal 6 oktober 2013
Anonim1, 2006. Pembelajaran dan pengenalan laboratorium
http://menlh.go.id/apec.vc/en/bcal/water_23.html
Diakses tanggal 28 september 2013
Anonim2, 2009. Penelitian laboratorium.
http://kimia.upi.edu/utama/belajar/kuliah_web/2008/2009sriratih05428/mate
ri,html.
Diakses tanggal 28 september 2013
Ardian, 2001. Laboratorium. Tiara Pustaka : Jakarta : Hal 193-194.
Ariyanti,Dwita. 2010. Pengenalan alat-alat laboratorium
http://dwitaariyanti.blogspot.com/2010/10/pengenalan-alat-alat
laboratorium.html#sthash.aodedand.dpuf.
Diakses tanggal 7 oktober 2013
Day,R.A.L.Underwood, 1998. Analisia kimia kuantitatif,edisi revensi terjemahan
R.Soendro dkk. Erlangga : Jakarta : Hal 203.
Herdianto,wawan. 2010. kohesi dan adhesi
http://wawanfisika.wordpress.com/2010/09/30/kohesi-dan-adhesi/
Diakses tanggal 6 oktober 2013
Ramli, 2002. Alat-alat laboratorium. Sinar Grafika : Jakarta : Hal 300-302.
Soetarto Ahmad, 1997. Kimia dan Lingkungan. Sinar Grafika : Jakarta : Hal 100.
Vogel, 1990. Buku teks analisi organik dan anorganik kulitatif makro dan
semimakro revisi g. Svehla terjemahan IR.L.Setrono dan DR.A.Haelyana
Pudjaatmaka. PT kalman Media Pustaka : Jakarta : Hal 89-88.

I-22

LAMPIRAN PERHITUNGAN

Diketahui : Massa cawan


= 80,2 gram
Massa kertas saring
= 0,8 gram
Massa total ( Cawan+K.saring+endapan ) = 81,1 gram
Ditanya : Massa endapan .. . . ... ?
Jawab : Massa Endapan = Massa total - (massa cawan + K.saring )
= 81,1
- ( 80,2 + 0.8 )
= 81,1
81
= 0,1 gram

Anda mungkin juga menyukai