Anda di halaman 1dari 20

KLINIK RUTIN

PEMERIKSAAN SPERMATOZOA

Pamella Devi Sutedja


2B

Sperma yang sering disebut juga mani atau semen adalah


ejakulat yang berasal dari seorang pria berupa cairan
kental dan keruh, berisi sekret dari kelenjar prostat,
kelenjar2 lain dan spermatozoa

Berikut ini adalah bagian-bagian dari sperma

Bagian-bagian tersebut terbagi atas 3 bagian utama, yaitu:


1. Bagian Kepala
Pada bagian kepala spermatozoon ini, terdapat inti tebal
dengan sedikit sitoplasma yang diselubungi oleh selubung
tebal dan terdapat 23 kromosom dari sel ayah. Selubung
tebal yang dimaksud adalah akrosom, fungsi dari
akrosom adalah untuk melindungi, juga menghasilkan
enzim. Akrosom ini mengandung enzim pembuahan yaitu
hialuronidase dan akrosin. Yang masing-masing enzim
tersebut memiliki fungsi yang berbeda.

2. Bagian Badan
Terdapat sebuah mitokondria berbentuk spiral dan
berukuran besar, berfungsi sebagai penyedia ATP/ energi
untuk pergerakan ekor.
3. Bagian Ekor
Pada bagian ekor sperma yang cukup panjang terdapat
Axial Filament pada bagian dalam, & membran plasma
dibagian luar yang berfungsi untuk pergerakan sperma
Berupa flagella untuk pergerakan spermatozoon. Bagian
ini mengandung sedikit sekali sitoplasma dan
mengandung rangka poros yang disebut aksonema.

Memperoleh sampel
1. Sebelum menjalani pemeriksaan mani pasien diminta
supaya tidak mengadakan kegiatan sexual selama 3-5 hari.
2. Pengeluaran ejakulat sebaiknya dilakukan pagi hari,
sedekat mungkin sebelum pemeriksaan laboratorium. Mani
langsung dikeluarkan ke dalam satu wadah terbuat dari
gelas atau plastic yang bermulut lebar dan yang terlebih
dahulu dibersihkan dan dikeringkan.
3. Wadah itu harus dapat ditutup dengan baik untuk menjaga
jangan sampai sebagian tertumpah. Pasien diminta
mencatat waktu pengeluaran mani tepat sampai menitnya
dan menyerahkan sampel itu selekasnya kepada
laboratorium.

4. Laboratorium juga wajib mencatat waktu pemeriksaan-pemeriksaan


dijalankan. Pemakaian kondom untuk menampung mani tidak
dianjurkan karena zat-zat pada permukaan karet mempunyai pengaruh
melemahkan atau membunuh spermatozoa, biarpun kondom sudah
dicuci dan dikeringkan lagi.

Cara memperoleh Sperma


1. Masturbasi
Merupakan suatu metode pengeluaran sperma yang
paling dianjurkan. Tindakan ini berupa menggosok
kemaluan lelaki (penis) berulang-ulang, sampai terjadi
ketegangan dan pada klimaks akan keluar sperma.
Sebelum melakukan masturbasi hendaknya penis dicuci
dahulu agar tidak tercemar oleh kotoran

2. Coitus Interuptus
Cara ini dilakukan dengan menyela atau menghentikan
hubungan saat akan keluar sperma. Walaupun cara ini
banyak dilakukan untuk memperoleh sampel sperma
untuk diperiksa, namun cara ini kurang baik karena
hasilnya kurang dapat dipertanggungjawabkan, lebih-lebih
bila hasil pemeriksaannya mendapatkan hasil dimana
jumlah spermatozoanya di bawah kriteria normal
(oligosperma). Tetapi cara ini kelemahannya
dikhawatirkan sebagian telah tertumpah ke dalam vagina
sehingga tidak sesuai lagi untuk pemeriksaan.

3. Vibrator
Masih ada cara lain untuk mempermudah mengeluarkan
sperma ialah dengan vibrator.
4. Wadah Penampung
Mani langsung dikeluarkan ke dalam satu wadah terbuat
dari gelas atau plastik yang bermulut lebar dan yang lebih
dahulu dibersihkan dan dikeringkan. Wadah harus dapat
ditutup dengan baik untuk menjaga jangan sampai
sebagian tertumpah

5. Penyerahan sampel sperma


Segera setelah sperma ditampung, maka sperma harus
secepatnya diserahkan kepada petugas laboratorium. Hal
tersebut perlu dilakukan karena beberapa parameter
sperma mempunyai sifat mudah berubah oleh karena
pengaruh luar. Sperma yang dibiarkan begitu saja akan
berubah pH, viskositas, motilitas dan berbagai sifat
biokimianya.

1. Pemeriksaan Makroskopis yang meliputi : koagulum, likuefaksi,

warna, bau, volume, viskositas, dan pH.


2. Pemeriksaan Mikroskopis, ada 2 macam, yaitu :
a. Pemeriksaan Mikroskopis pertama yang meliputi kepadatan,
motilitas, aglutinasi, round cell, dan viabilitas.
b. Pemeriksaan Mikroskopis kedua yang meliputi jumlah
spermatozoa dan morfologi spermatozoa.
Sedangkan Analisa sperma lengkap, selain pemeriksaan analisa
sperma dasar seperti di atas, ditambah dengan :
1. Pemeriksaan Biokimia yang meliputi fruktosa, fosfatase asam,
asam sitrat, Zn dan Mg.
2. Pemeriksaan Tambahan, yang meliputi uji MAR, uji butir imun,
biakan sperma, uji kontak sperma getah serviks, dan biopsi testis.

1. Pemeriksaan Makroskopis
Pemeriksaan makroskopis memperhatikan volume, warna
kekeruhan dan kentalnya mani, selain itu biasanya pH juga
diperiksa. Mengukur volume dilakukan dengan
memindahkan ejakulat kedalam gelas ukur 5 atau 10 ml
sesuai dengan keadaan yang dihadapi.

Likuefaksi (pencairan)
Sperma yang baru saja dikeluarkan selalu menunjukkan adanya gumpalan diantara
lendir putih yang cair. Liquefaction ini terjadi karena daya kerja dari enzim-enzim yang
diproduksi oleh kelenjar prostat antara lain enzim seminin. Untuk sperma yang normal
gumpalan ini akan mencair setelah waktu 15-20 menit.
Volume
Masukkan sperma ke dalam gelas ukur dan amati tinggi lapisan atas, tulis volume
menunjuk angka berapa sampai satu angka di belakang koma.
Normal
: 2 6 cc.
Abnormal
: apabila <1,0 cc disebut hipospermia
apabila >6,0 cc disebut hiperspermia
Hypospermia disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :
Sampel tumpah karena tidak hati-hati, ini disebut kesalahan tehnis.
Gangguan patologis dan genetis pada organ genitalia
Vesicula seminalis tidak berfungsi
Gangguan hormonal atau akibat radang.
Hyperspermia disebabkan oleh abstinensi yang terlalu lama dan kelenjar genitalia
tambahan terlalu aktif

Pemeriksaan Viscositas (Kepekatan)


Setelah terjadi likuefaksi, biasanya cairan sperma menjadi homogen, tetapi tetap
menunjukkan suatu sifat kepekatan. Untuk mengukur suatu viscositas dari
sperma yang termudah dengan jalan menyentuh permukaan sperma dengan
pipet atau batang pengaduk, kemudian ditarik, maka akan terjadi benang yang
panjangnya antara 3-5 cm. makin panjang benang yang terjadi, maka makin
tinggi viscositasnya. Pengukuran viscositas seperti tersebut diatas sifatnya
sangat subyektif dan tergantung dari keterampilan si pemeriksa. Ada suatu cara
yang lebih tepat untuk mengukur suatu viscositas dengan mempergunakan suatu
pipet standar yang disebut Pipet Elliasson. Pipet ini mempunyai volume 0, 1 ml.
Prosedur :
- Sperma diisap dengan pipet Elliason sampai menunjukkan volume 0,1 ml.
- Kemudian tekanan dilepaskan.
- Tetesan pertama diukur dengan stopwatch.
Normal : 1-2 detik

Koagulan (gumpalan)
Normal
: Ada koagulum
Abnormal
: Tidak ada koagulum
Warna : Lihat dengan mata telanjang dengan latar belakang putih
Normal
: Transluen (putih kanji) sampai putih keabu-abuan
atau putih kekuningan koagulum.
Abnormal
: Kemarahan / merah darah disebut hemospermia,
sedangkan putih susu disebut lekospermia.
Bau : Dengan penciuman apakah baunya khas atau tidak.
Normal
: Bau khas seperti bunga akasia (langu).
Abnormal
: Tidak khas, misal amis, pesing atau bau obat.

Pemeriksaan Mikroskopis
Pemeriksaan mikroskopis dilakukan setelah sperma
mengalami liquefaction. Jadi kira-kira 20 menit setelah
dikeluarkan. Adapun pemeriksaan mikroskopis yang
umum dilakukan meliputi:

Pergerakan (Motilitas) Spermatozoa


Tujuan : untuk mengetahui dan menentukan baik tidaknya pergerakan
(motilitas) spermatozoa dan jumlah prosentase yang bergerak.
Prinsip : Sperma dengan zat tambahan atau tidak dilihat pergerakannya
dibawah mikroskop dengan perbesaran 10x40 dan hasilnya dilaporkan
dalam persen ( % )
Alat
Objek Glass
Cover glass

Pipet tetes
Mikroskop

Prosedur
Ambil 1 tetes sperma letakkan diatas objek glass.
Tutup dengan cover glass.
Periksa dibawah mikroskop perbesaran objektif 40x

Anda mungkin juga menyukai