PEMERIKSAAN SPERMATOZOA
2. Bagian Badan
Terdapat sebuah mitokondria berbentuk spiral dan
berukuran besar, berfungsi sebagai penyedia ATP/ energi
untuk pergerakan ekor.
3. Bagian Ekor
Pada bagian ekor sperma yang cukup panjang terdapat
Axial Filament pada bagian dalam, & membran plasma
dibagian luar yang berfungsi untuk pergerakan sperma
Berupa flagella untuk pergerakan spermatozoon. Bagian
ini mengandung sedikit sekali sitoplasma dan
mengandung rangka poros yang disebut aksonema.
Memperoleh sampel
1. Sebelum menjalani pemeriksaan mani pasien diminta
supaya tidak mengadakan kegiatan sexual selama 3-5 hari.
2. Pengeluaran ejakulat sebaiknya dilakukan pagi hari,
sedekat mungkin sebelum pemeriksaan laboratorium. Mani
langsung dikeluarkan ke dalam satu wadah terbuat dari
gelas atau plastic yang bermulut lebar dan yang terlebih
dahulu dibersihkan dan dikeringkan.
3. Wadah itu harus dapat ditutup dengan baik untuk menjaga
jangan sampai sebagian tertumpah. Pasien diminta
mencatat waktu pengeluaran mani tepat sampai menitnya
dan menyerahkan sampel itu selekasnya kepada
laboratorium.
2. Coitus Interuptus
Cara ini dilakukan dengan menyela atau menghentikan
hubungan saat akan keluar sperma. Walaupun cara ini
banyak dilakukan untuk memperoleh sampel sperma
untuk diperiksa, namun cara ini kurang baik karena
hasilnya kurang dapat dipertanggungjawabkan, lebih-lebih
bila hasil pemeriksaannya mendapatkan hasil dimana
jumlah spermatozoanya di bawah kriteria normal
(oligosperma). Tetapi cara ini kelemahannya
dikhawatirkan sebagian telah tertumpah ke dalam vagina
sehingga tidak sesuai lagi untuk pemeriksaan.
3. Vibrator
Masih ada cara lain untuk mempermudah mengeluarkan
sperma ialah dengan vibrator.
4. Wadah Penampung
Mani langsung dikeluarkan ke dalam satu wadah terbuat
dari gelas atau plastik yang bermulut lebar dan yang lebih
dahulu dibersihkan dan dikeringkan. Wadah harus dapat
ditutup dengan baik untuk menjaga jangan sampai
sebagian tertumpah
1. Pemeriksaan Makroskopis
Pemeriksaan makroskopis memperhatikan volume, warna
kekeruhan dan kentalnya mani, selain itu biasanya pH juga
diperiksa. Mengukur volume dilakukan dengan
memindahkan ejakulat kedalam gelas ukur 5 atau 10 ml
sesuai dengan keadaan yang dihadapi.
Likuefaksi (pencairan)
Sperma yang baru saja dikeluarkan selalu menunjukkan adanya gumpalan diantara
lendir putih yang cair. Liquefaction ini terjadi karena daya kerja dari enzim-enzim yang
diproduksi oleh kelenjar prostat antara lain enzim seminin. Untuk sperma yang normal
gumpalan ini akan mencair setelah waktu 15-20 menit.
Volume
Masukkan sperma ke dalam gelas ukur dan amati tinggi lapisan atas, tulis volume
menunjuk angka berapa sampai satu angka di belakang koma.
Normal
: 2 6 cc.
Abnormal
: apabila <1,0 cc disebut hipospermia
apabila >6,0 cc disebut hiperspermia
Hypospermia disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :
Sampel tumpah karena tidak hati-hati, ini disebut kesalahan tehnis.
Gangguan patologis dan genetis pada organ genitalia
Vesicula seminalis tidak berfungsi
Gangguan hormonal atau akibat radang.
Hyperspermia disebabkan oleh abstinensi yang terlalu lama dan kelenjar genitalia
tambahan terlalu aktif
Koagulan (gumpalan)
Normal
: Ada koagulum
Abnormal
: Tidak ada koagulum
Warna : Lihat dengan mata telanjang dengan latar belakang putih
Normal
: Transluen (putih kanji) sampai putih keabu-abuan
atau putih kekuningan koagulum.
Abnormal
: Kemarahan / merah darah disebut hemospermia,
sedangkan putih susu disebut lekospermia.
Bau : Dengan penciuman apakah baunya khas atau tidak.
Normal
: Bau khas seperti bunga akasia (langu).
Abnormal
: Tidak khas, misal amis, pesing atau bau obat.
Pemeriksaan Mikroskopis
Pemeriksaan mikroskopis dilakukan setelah sperma
mengalami liquefaction. Jadi kira-kira 20 menit setelah
dikeluarkan. Adapun pemeriksaan mikroskopis yang
umum dilakukan meliputi:
Pipet tetes
Mikroskop
Prosedur
Ambil 1 tetes sperma letakkan diatas objek glass.
Tutup dengan cover glass.
Periksa dibawah mikroskop perbesaran objektif 40x