Anda di halaman 1dari 2

RIBA

A. Pengertian
Riba secara bahasa adalah tambahan, berasal dari kata: riba-yarbu-ribaa-an, yang
berarti: bertambah dan berkembang.
Pengertian riba menurut syariah dari sebagian ahli fiqh dalam Mughnil Muhtaaj (II: 21)
adalah sistem pertukaran yang tidak diketahui persamaan nilainya dalam timbangan
syari'ah ketika terjadi transaksi dengan menangguhkan salah satu yang ditukar atau
keduanya. Pengertian lain dari riba adalah suatu tambahan (yang disyaratkan) terhadap
uang pokok tanpa ada transaksi pengganti yang sepadan (Al-Jashash dalam AhkamulQur'an (1/465)).
B. Pembagian Riba
Riba terbagi menjadi 2 (dua) macam: riba nasii-ah dan riba fadhal.
1. Riba nasii-ah yang diambil dari kata nasaa yang artinya penangguhan
Riba jenis ini terjadi ketika menambahkan beban orang yang tidak mampu
membayar hutangnya.
2. Riba Fadhal atau riba tambahan
Riba yang terjadi ketika terjadi penjualan barang sejenis namun tidak sama ukuran
atau takarannya.
C. Barang Riba
Hadits Rasul Saw. dari Ubadah ibn Shamit ra:





:



*

Rasulullah Saw bersabda: Emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan
gandum, terigu dengan terigu, korma dengan korma, garam dengan garam hamus
sama beratnya dan tunai. Jika jenisnya berbeda maka juallah sekehendakmu tetapi
harus tunai (HR Muslim).
Madzhab Hanafi dan Hanbali berpendapat illat hukum hadits tersebut adalah segala
macam yang dapat ditimbang dan ditakar baik berupa makanan atau bukan, harga
atau bukan.
Madzhab Syafii berpendapat bahwa illat pada keempat harta riba adalah makanan,
sedangkan pada kedua harta adalah terbatas pada emas dan perak saja.
Madzhab Maliki berpendapat bahwa illat riba pada dua jenis harta emas dan perak
adalah nilainya atau harganya yang dapat dijadikan alat tukar, sedangkan pada
empat harta lainnya adalah makanan pokok yang dapat disimpan.

D. Larangan Riba
Islam menunjukkan beratnya siksaan bagi para pelaku riba. Pelaku riba terdiri dari
orang yang memberikan riba, orang yang menerima riba, pencatat transaksi, dan orang
yang menjadi saksi mendapat ancaman baik dari Al-Qur'an maupun Al-Hadits,
diantaranya:

QS. Al-Baqarah : 275




...

"Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila orang yang
mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka,
mereka kekal di dalamnya." (QS. Al-Baqarah: 275).
Hadits Rasul Saw. dari Ibn Mas'ud ra.:

,
( )

" Dari Ibn Mas'ud ra. Rasul Saw bersabda: "Riba itu mempunyai 73 tingkatan, yang
paling rendah (dosanya) sama dengan seseorang melakukan zina dengan ibunya, dan
yang paling berat (dari riba) adalah seseorang yang merusak kehormatan saudaranya
sesama muslim." (HR. Ibn Majah dan Al-Hakim).
Hadits Rasul Saw. dari Ibn Abbas ra.:

( )

"Jika telah muncul wabah zina dan riba di suatu negeri, maka (negeri itu) telah siap
menanti kedatangan azab Allah Swt."(Mutafaqun alaihi).
Hadits Rasul Saw. dari Jabir ra:



Rasulullah SAW melaknat pemakan riba, yang memberi makan, pencatatnya dan
.kedua orang saksinya (HR Muslim)

E. Putusan Tarjih: Majelis Tarjih dan Tajdid Sidoarjo tahun 1968 pada butir b dan c;
b. Bank dengan sistem riba hukumnya haram dan bank tanpa riba hukumnya halal
c. Bunga yang diberikan oleh bank-bank milik negara kepada para nasabahnya atau
sebaliknya yang selama ini berlaku, termasuk perkara musytabihat.

Anda mungkin juga menyukai