Anda di halaman 1dari 26

PEMETAAN KANNAN

OLEH :
NAHRUL HAYATI

H11112007

LUSIANA

H11112029

SYARIFAH FITRIA

H11112032

SURATI

H11112047

JESSICA ARISTA

H11112054

SYAMSUL AKBAR

H11112059

YUNITA MUSTIKA

H21112002

PROGRAM STUDI MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TANJUNGPUIRA
2015

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
memberikan

berkah, rahmat,

dan hidayah-Nya

telah

sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan dengan judul Pemetaan Kannan. Pada laporan ini akan
dibuktikan bahwa pemetaan Kannan mempunyai titik tetap yang tunggal ()=
dan pemetaan tersebut merupakan pemetaan titik tetap terhadap dirinya sendiri di
ruang metrik lengkap.

Oleh karena itu kritik dan saran yang

sifatnya

membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan laporan ini.


Pontianak, Oktober 2015

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
INTISARI...............................................................................................................iv
ABSTRACT.............................................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1

Latar Belakang..........................................................................................1

1.2

Rumusan Masalah.....................................................................................2

1.3

Tujuan Penelitian.......................................................................................2

1.4

Batasan Masalah........................................................................................2

1.5

Tinjauan Pustaka.......................................................................................2

1.6

Metodologi Penelitian...............................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................4


2.1

Ruang Metrik.............................................................................................4

2.2

Himpunan Terbuka dan Himpunan Tertutup.............................................5

2.3

Kekonvergenan dan kelengkapan..............................................................6

2.5

Kekonvergenan dalam Ruang Bernorma...................................................8

2.6

Teorema Titik Tetap...................................................................................8

2.7

Pemetaan...................................................................................................9

BAB III PEMBAHASAN......................................................................................10


BAB IV PENUTUP...............................................................................................15
4.1

Kesimpulan..............................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................vi

INTISARI
Ruang Banach merupakan suatu konsep penting dalam analisis fungsional.
Pada tahun 1992, seorang ahli matematika berasal dari Polandia membuktikan
teorema yang menyatakan ketunggalan titik tetap. Teorema tersebut disebut juga
dengan teorema titik tetap Banach. Teorema titik tetap Banach (teorema
kontraksi) merupakan teorema ketunggalan dari suatu titik tetap pada suatu
pemetaan yang disebut kontraksi dari ruang metrik lengkap ke dalam dirinya
sendiri. Pengertian ruang Banach sendiri adalah ruang norm yang lengkap,
dikatakan lengkap jika barisan Cauchy tersebut konvergen. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pembuktian titik tetap di ruang Banach dengan
kondisi yang diberikan yaitu pada pemetaan Kannan dan pemetaan Fisher.
Berdasarkan hasil pembahasan, diperoleh bahwa pemetaan Kannan dan pemetaan
T ( x) x
Fisher mempunyai titik tetap yang tunggal
dan pemetaan tersebut
merupakan pemetaan titik tetap terhadap dirinya sendiri di ruang metrik lengkap.
Kata Kunci: Titik Tetap, Pemetaan Kontraksi, Ruang Metrik Lengkap,
Ruang Banach

ABSTRACT
Banach space is an important concept in functional analysis. In 1992, a
mathematician from Poland proved the uniqueness of fixed point. The theorem is
also called Banach fixed point theorem. Banach fixed point theorem (contraction
theorem) is a unique fixed point theorem on a mapping called the contraction
of a complete metric space into itself. The definition of Banach space itself is a
complete norm space, to be said complete if the Cauchy sequence is
convergent. This study aims to determine the evidence of fixed point in Banach
space with the given conditions, namely Kannan mapping and Fisher mapping.
Based on the results of the discussion, it is obtained that Kannan mapping and
T ( x) x
Fisher mapping has a single fixed point
and the mapping is a fixed point
mapping to itself in a complete metric space.
Keywords: Fixed Point, Contraction Mapping, Complete Metric Space,
Banach Space

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Matematika merupakan abstraksi dari dunia nyata. Abstraksi secara

bahasa berarti proses pengabstrakan. Abstraksi sendiri dapat diartikan sebagai


upaya untuk menciptakan definisi dengan jalan memusatkan perhatian pada sifat
yang umum dari berbagai objek dan mengabaikan sifat-sifat yang berlainan.
Untuk menyatakan hasil abstraksi, diperlukan suatu media komunikasi atau
bahasa. Bahasa yang digunakan dalam matematika adalah bahasa simbol.
Penggunaan bahasa simbol mempunyai dua keuntungan yaitu sederhana dan
universal. Sederhana di sini berarti sangat singkat dan universal berarti bahwa
ahli matematika di belahan bumi manapun akan dapat memahaminya
(Abdussakir, 2009).
Menurut

Kreyzig

(1978:1-2)

misalnya

dalam analisis fungsional

memusatkan perhatian pada ruang. Hal ini merupakan dasar penting untuk
mengkaji

ruang

Banach,

ruang

norma, ruang metrik, dan ruang Hilbert

dengan sangat rinci.


Dalam hubungan ini ruang yang digunakan dalam ruang Banach mempunyai
arti yang sangat luas. Ruang Banach adalah ruang norma yang lengkap, artinya
bahwa ruang Banach adalah ruang norma, ruang yang memenuhi sifat-sifat
ruang norma, dikatakan lengkap bahwa barisan Cauchy tersebut konvergen
(Wilde, 2003:84).
Ruang Banach merupakan suatu konsep penting dalam analisis fungsional.
Pada tahun 1992, seorang ahli matematika berasal dari Polandia membuktikan
teorema yang menyatakan keberadaan dan ketunggalan suatu titik tetap. Teorema
tersebut disebut juga dengan teorema titik tetap Banach atau prinsip kontraksi
Banach. Teorema ini menyediakan teknik untuk memecahkan berbagai masalah
yang diterapkan dalam matematika sains (ilmu matematika) dan ilmu teknik.
Teorema titik tetap Banach (teorema kontraksi) merupakan teorema ketunggalan.
1

dari. Suatu titik tetap pada suatu pemetaan yang disebut kontraksi dari ruang
metrik lengkap ke dalam dirinya sendiri.
1.2

Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah titik tetap di

ruang Banach dengan kondisi yang diberikan yaitu pada pemetaan Kannan
memiliki titik tetap yang tunggal.
1.3

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pembuktian

titik tetap di ruang Banach dengan kondisi yang diberikan yaitu pada pemetaan
Kannan.
1.4

Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah membahas titik tetap hanya di

ruang Banach.
1.5

Tinjauan Pustaka
Amanatul Husnia dan Hairur Rahman melakukan penelitian mengenai

Teorema Titik Tetap Di Ruang Banach. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa
pemetaan Kannan dan pemetaan Fisher mempunyai titik tetap yang tunggal
()= dan pemetaan tersebut merupakan pemetaan titik tetap terhadap dirinya
sendiri di ruang metrik lengkap.
1.6

Metodologi Penelitian
Metodologi dalam penelitian ini adalah studi literatur berupa mencari

materi-materi yang berkaitan dengan Pemetaan Kannan. Selain itu, pada


penelitian ini juga digunakan metodologi berupa pembuktian teorema dan studi
kasus. Secara sederhana metodologi penelitian ini termuat dalam flowchart
berikut ini:

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1

Ruang Metrik
Ruang metrik memperjelas konsep jarak. Definisi dari metrik bermanfaat

untuk mengetahui aplikasi yang lebih umum dari konsep jarak. Di dalam kalkulus
di pelajari tentang fungsi-fungsi yang terdefenisi dalam garis bilangan real
R

didalam bilangan real

dengan setiap pasangan titik

fungsi jarak atau disebut dengan


x, y R

Definisi 2.1.1

merupakan metrik di
XX

x, y R

, jadi

, dimana jarak

, dimana

, (fungsi jarak

3.

dengan setiap

merupakan himpunan dan

untuk setiap

, sehingga diperoleh ;

d x, y 0 x y

(simetri)

) yaitu fungsi yang didefinisikan pada

x, y , z X

d x, y d x, y

mempunyai

d x, y x y

d x, y 0 d
1.
( adalah bernilai real, terbatas, dan tidak negatif)

2.

(Kreyszig, 1978:2-3)

X,d

Ruang metrik

terdefinisi dalam fungsi jarak , yaitu memasangkan

d x, y x y

pasangan titik

4.

d x , y d x, z d z , y

(keteksamaan segitiga) (Kreyszig, 1978:3)

Contoh
Didefinisikan fungsi
d a, b

R2 R 2 R

yaitu

x1 y1 2 x 2 y 2 2
dengan

bahwa fungsi

adalah metrik !

a x1 , x 2

dan

b y1 , y 2

. Tunjukan

Definisi 2.1.2 (Persekitaran)


Misalkan

X,d

adalah ruang metric , maka untuk suatu

x0 X
persekitaran titik di

merupakan himpunan

v x 0 x X : d x 0 , x
(Sherbert dan Bartle, 2000:329)
2.2

Himpunan Terbuka dan Himpunan Tertutup

Definisi 2.2.1
Misalkan

r0

X,d

adalah ruang metrik, untuk sebarang

x X

dan setiap

, himpunan-himpunan

B x ( r ) y X d x, y r

1.

disebut bola terbuka.


B x r y X d x, y r

2.

disebut bola tertutup (Rynne dan Youngson,


2008:13)

Contoh
a. Diketahui ruang metrik

X,d

d x, y x y

dengan metrik

B 0,1 y X 1 y 1

b.

disebut bola terbuka berpusatdi 0 dengan jari-jari 1

pada ruang metrk

X,d

B 0,1 y X 1 y 1

c.

disebut bola tertutup berpusatdi 0 dengan jari-jari 1

pada ruang metrk

X,d

Definisi 2.2.2 (Titik Interior)


p
Titik
disebut suatu titik interior himpunan E jika terdapat suatu
p

persekitaran dari

yang merupakan subset dari

(Soemantri, 1988).

Definisi 2.2.3 (Himpunan Terbuka)


Himpunan

disebut himpunan terbuka jika setiap anggotanya merupakan

titik interior himpunan

(Soemantri, 1988).

Definisi 2.2.4 (Titik Limit)


Misalkan

setiap

A R , suatu titik

c R

terdapat paling sedikit satu titik

disebut titik limit jika untuk

x A x c
,
sedemikian sehingga

xc

(Bertle dan Sherbert, 2000:97)


p X

Menurut Soemantri (1988) titik


X

subset

disebut titik limit himpunan


q X

, bila setiap sekitar titik

memuat paling sedikit satu titik

dan

q p

.
Definisi 2.2.5 (Himpunan Tertutup)
E

Himpunan
E

(Soemantri, 1988)

disebut tertutup jika semua titik limitnya termuat didalam

Definisi 2.2.6 (Himpunan Terbatas)

Himpunan

dalam ruang metrik

p X

dan bilangan

M 0

disebut terbatas jika terdapat titik

sehingga untuk setiap

x X

, maka jarak

d p, x M

(Soemantri, 1988).
2.3

Kekonvergenan dan kelengkapan

Definisi 2.3.1 (Barisan Terbatas)


xn
X X,d
Barisan
diruang metrik
disebur barisan terbatas jika daerah
jangkauan (range) dari barisan tersebut merupakan himpunan bagian terbatas di
X

(Soemantri, 1988).

Definisi 2.3.2 (Barisan Konvergen)

xn
Barisan

di ruang metrik

X X ,d

dikatakan konvergen jika ada

x X

lim d ( xn , x) 0

maka
x

disebut limit dari

Barisan

xn

xn

lim xn x

xn x

dapat juga ditulis dengan

atau

yang tidak konvergen disebut divergen (Kreyszig, 1978:25)

Teorema 2.3.3
Jika barisan

xn

(X ,d)

konvergen di dalam ruang metriks

tersebut terbatas dan limit barisan


Definisi 2.3.4 (Barisan Cauchy)

xn

tunggal.

maka barisan

xn

xn

Barisan
setiap

di dalam ruang metrik ( X , d ) dikatakan barisan Cauchy jika untuk


m, n N

, terdapat sedemikian sehingga untuk semua

berlaku

d xm , xn
(Ghozali, 2010:12)
Teorema 2.3.5
(X ,d)

Setiap barisan yang konvergen dalam suatu metrik

merupakan barisan

Cauchy
Definisi 2.3.6 (Ruang Metrik Lengkap)
(X ,d)

Ruang metrik
dalam
2.4

dikatakan lengkap jika setiap barisan Cauchy konvergen di

(Sherbet dan Bartle, 2000:330).

Ruang Vektor Bernorma

Definisi 2.4.1 (Ruang Vektor Bernorma)


Ruang vektor bernorma adalah ruang vektor

: X R
dengan pemetaan

dengan sifat-sifat
x 0 x X

x 0
1.
2.

jika dan hanya jika


ax a x
x X
a
untuk setiap
dan skala

x,
Ruang vektor bernorma ini dinotasikan dengan

dan pemetaan ini

disebut norma pada ruang (Cohen, 2003:174).


Contoh
Misalkan

merupakan ruang vektor berdimensi hingga di dengan basis


n

e1 , e2 , e3 , , en
yang mana

x X

x je j
j 1

dapat juga ditulis dengan

dengan

1, 2 , 3 , , n

x :X
.

Maka

fungsi

didefinisikan

dengan

didefinisikan dengan

Merupakan norma di
2.5

j 1

1
2

2
j

Kekonvergenan dalam Ruang Bernorma


Menurut Cohen (2003:178) dalam mempertimbangkan ruang bernorma

menjadi ruang metrik dapat diketahui dengan satu cara. Kemudian gagasan yang
terkait pada kekonvergenan barisan di ruang metrik dapat dipindahkan ke ruang

xn
bernorma. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan dengan barisan
konvergen jika terdapat bilangan

dan terdapat elemen

di ruang norma
x X

serta terdapat

bilangan bulat positif seperti


xn x
dimana

nN

xn x
dapat ditulis dengan

lim x n x
atau

dan disebut limit pada barisan.

Definisi 2.5.1 (Ruang Banach)


Setiap ruang vektor bernorma yang lengkap disebut ruang Banach (Cohen,
2003:178).
2.6

Teorema Titik Tetap

Definisi 2.6.1
(X ,d)

Misalkan merupakan pemetaan dari ruang metrik


sendiri

ke dalam dirinya

10

a. Sebuah titik

x X

pada pemetaan

sedemikian sehingga

T x x

maka disebut titik tetap

b. Jika ada , dengan

0 1

x, y X

, maka untuk setiap pasangan dari titik

d Tx , Ty d x, y
diperoleh
Kemudian

disebut pemetaan kontraksi atau kontraksi sederhana, sedangkan

disebut kontraksi konstan di

(Cohen, 2003:116).

Teorema 2.6.2
Jika

adalah pemetaan kontraksi di ruang metrik

maka

kontinu di

Teorema 2.6.3 (Teorema Titik Tetap/ Titik Tetap Banach)


Setiap pemetaan kontraksi di ruang metrik lengkap hanya mempunyai titik tetap
tunggal.
2.7

Pemetaan

Definisi 2.7.1 (Pemetaan)


X

Misalkan
himpunan
x X

dan

adalah ruang metrik. Pemetaan

dinotasikan dengan

T : X Y

Definisi 2.7.2 (Pemetaan Kontinu)

ke

adalah suatu pengawanan setiap

yX

dikawankan secara tunggal dengan

dari himpunan

dan ditulis

y T x

11

Misalkan

X ( X , d1 )

Y (Y , d 2 )

dan

adalah ruang metrik. Pemetaan

x0 X
dikatakan kontinu dititik

untuk setiap

x X

jika untuk setiap

T : X Y

sedemikian sehingga

d1 ( x , x 0 )
dengan

maka berlaku

d 2 (T ( x), T ( x0 ))

pemetaan

dikatakan kontinu pada X jika T kontinu di setiap anggota X.

Definisi 2.7.3 (Komposisi Pemetaan)

f : A B
Misalkan A, B dan C adalah ruang metrik. Jika

dan

komposisi pemetaan golf merupakan pemetaan dari

( g f )( x) g ( f ( x ))
untuk setiap

g:BC

AC

maka

yang didefinisikan

x X

( f f )( x) f ( f ( x)) f 2 ( x)
Komposisi

dan jika komposisi sebanyak n suku,

f f f f ) f n ( x)
maka
Definisi 2.7.4 (Pemetaan Kontraksi)

(X ,d)
Misalkan

merupakan ruang metrik. Pemetaan

pemetaan kontraksi, jika ada konstanta c dengan

d T ( x)T ( y ) cd ( x, y )

x, y X
untuk setiap

0 c 1

T:X X

berlaku

dikatakan

BAB III
PEMBAHASAN
Dalam matematika teorema titik tetap Banach juga dikenal sebagai
teorema pemetaan kontraksi yang merupakan alat penting dalam teoriruang
metrik, untuk menjamin keberadaan dan ketunggalan titik tetap pemetaan diri
pada ruang metrik, dan menyediakan metode kontraksi untuk menemukan titik
tetap (Banach, 1992:133)
Teorema 3.1.2

(X ,d)
Misalkan T adalah pemetaan kontraksi pada ruang metrik
sendiri. Maka

Tn

ke dalam dirinya

adalah pemetaan Kannan, untuk setiap n adalah bilangan bulat

positif (Kannan, 1969:71-78).


Bukti

(X ,d)
Menurut definisi pemetaan kontraksi (definisi 2.7.4) bahwa misalkan
merupakan ruang metrik. Pemetaan
jika aa konstanta c dengan

0 c 1

T:X X

dikatakan pemetaan kontraksi,

sehingga

d T ( x)T ( y ) cd ( x, y )

x, y X
untuk setiap

Sekarang akan ditunjukkan bahwa


k dengan

0 k 1

Tn

adalah pemetaan Kannan, jika da konstanta

sehingga

d T n ( x), T n ( y ) k d T ( x), x d T ( y ), y

x, y X
untuk setiap

10

d T n ( x ), T n ( y ) d TT n 1 ( x), TT n1 ( y )
cd T n 1 ( x), TT n1 ( y )

cd TT n2 ( x), TT n 2 ( y )
c 2 d T n2 ( x), T n 2 ( y )
Sehingga diperoleh

d T n ( x), T n ( y ) c n d ( x, y )

(3.1)

11

11

x, y X
untuk setiap
Karena

d ( x, y ) d T n ( x), x d T n ( x), T n ( y ) d T n ( y ), y

Dengn menggunakan ketaksamaan (3.1) maka diperoleh

d T n ( x), T n ( y ) c n d ( x, y )

c n d T n ( x), x d T n ( x), T n ( y ) d T n ( y ), y

c n d T n ( x ), x c n d T n ( x), T n ( y ) c n d T n ( y ), y
Sehingga mengakibatkan

(1 c n )d T n ( x), T n ( y ) c n [d T n ( x), x d T n ( y ), y ]

d T n ( x), T n ( y )

cn
[d T n ( x), x d T n ( y ), y ]
n
(1 c )
(3.2)

x, y X
Untuk setiap

Karena

c 1

.
cn
, maka dapat diambil n sebarang dengan

(1 c n ) 1

(1 c n )

2
3

1
3

1
3

(1 c n ) 2
atau

cn
1

n
(1 c ) 2
Oleh karena itu

1
3

, sehingga

12

cn
k
(1 c n )
Dimana

, dengan menggunakan ketaksamaan (3.2) diperoleh

d T n ( x), T n ( y ) [d T n ( x), x d T n ( y ), y ]
0k

x, y X
Untuk setiap

, dimana

Sehingga terbukti bahwa

Tn

1
2

adalah pemetaan Kannan.

Contoh
Misalkan X adalah himpunan bilangan real dengan

2 x2

dan didefinisikan

metrik dengan
d x, y x, y

T adalah pemetaan pada ruang metrik

X,d

ke dalam dirinya sendiri dengan

x
4 , x 1
Tx
x ,1 x 2
4
Maka
d Tx, Ty Tx Ty

x
x

Tx Ty 4
4

Sehingga mengakibatkan
d Tx, Ty

untuk setiap

x, y X .

1
x y
4

(3.3)

13

d x, Tx x Tx x Tx

d y, Ty y Ty y Ty

dan
Sehingga
d x, Tx y, Ty x Tx y Ty

y
x
y
4
4

x 1 y 1
4

2
2
y
4
4

3
x y
4

Maka
d x, Tx d y, Ty

3
x y
4

(3.4)

oleh karena itu, dengan menggunakan ketaksamaan (3.3) dan (3.4) diperoleh
d Tx, Ty

1
d x, Tx d y, Ty
3

x, y X .

untuk setiap

Jadi, terbukti bahwa T adalah pemetaan kanan.


Dari teorema dan contoh di atas akan ditunjukkan bahwa pemetaan kannan
mempunyai titik tetap yang tunggal.
Pertama akan ditunjukkan bahwa ruang metrik

X,d

adalah lengkap,

dapat diketahui bahwa kondisi pemetaan Kannan adalah


d T x, T y k d T x , x d T y , y

(3.5)

14

0k

x, y X

untuk setiap

, dimana

1
2

d ( T n ( x ) ,T n+1 ( x ) ) =d ( TT n ( x ) )
Dengan menggunakan kesamaan (3.5), diperoleh
n

d ( T ( x ) ,T

n+1

( x ) ) k [ d ( T n1 ( x ) ,T n ( x ) ) + d ( T n+1 ( x ) ) ]

Mengakibatkan

( 1k ) d ( T n ( x ) ,T n +1 ( x ) ) kd ( T n1 ( x ) ,T n ( x ) ) d ( T n ( x ) , T n +1 ( x ) )

k
n
n
d ( T ( x ), T ( x ))
( 1k )

(3.6)
Dengan mengubah n menjadi n1 dari persamaan diatas, diperoleh
d ( T n ( x ) ,T n ( x ) )

k
d ( T n2 ( x , ) T n1 ( x ) )
( 1k )

Maka dari ketaksamaan (3.6), diperoleh

n
n+1
d ( T ( x ) ,T ( x ) )

untuk setiap

k
k
k
k
n2
n1
n2
n1
d ( T ( x ) , T ( x ) )=
d (T ( x ) , ( T ) )
d
( 1k ) ( 1k )
( 1k )
( 1k )

1
x , y X , dimana 0 k <
2

n+ ( x )
T n ( x) , T

d ( T n ( x ) ,T n+r ( x ) ) d
dengan menggunakan ketaksamaan segitiga, diperoleh
n

d ( T ( x ) ,T n+r ( x ) )

k
d ( ( x ) ,T ( x ) ) +
(1k )

15

n+1

d ( ( x ) , T ( x )) +

...

n+r 1

k
( 1k )

k
( 1k )

)[ (

k
( 1k )

d (( x ), T ( x ))

1+

k
k 2
+
++ d ( ( x ) ,T ( x ) )
( 1k )
( 1k )

)(

k
<1
, maka barisan tersebut konvergen yaitu konvergen
( 1k )

Dengan rasio

1
terhadap

1+

k
( 1k )

maka

k
k 2
+
++ =
( 1k )
1k

)( )

( ( 1kk ) )

1k
12 k

dari

persamaan

diatas

diperoleh
d ( T n ( x ) ,T n+r ( x ) )

Karena barisan

k
(1k )

(T n( x ) )

() 121 k ) d ( ( x ) , T ( x ) )
adalah barisan Cauchy yang konvargen maka

xmempunyai titik tetap tunggal yaitu T ( x )=x

BAB IV
PENUTUP
4.1

Kesimpulan
Terbukti bahwa titik tetap di ruang Banach dengan kondisi yang diberikan

yaitu pada pemetaan Kannan memiliki titik tetap yang tunggal.

15

DAFTAR PUSTAKA
Husnia, Amanatul dan Rahman, Hairur. 2014. Teorema Titik Tetap Di Ruang
Banach. Vol 3 No 2.
Rynne, B.P. and Youngson, M.A.. 2008. Linear Functional Analysis. New York:
Springger-Verlag.

Anda mungkin juga menyukai