Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Kebutuhan akan sarana transportasi terus meningkat
seiring dengan semakin banyaknya kebutuhan pengiriman
barang dan perpindahan manusia itu sendiri, faktor keamanan,
kenyamanan, dan kecepatan yang harus dicapai pada tempat
tujuan menjadi salah satu permasalahan yang harus dapat
diatasi guna efisiensi dan penghematan biaya transportasi
tersebut.
Dengan begitu luasnya wilayah perairan Indonesia
dan jarak dari pulau satu dengan yang lain bervariasi maka
dibutuhkan sarana tranportasi yang memadai.sebagai sarana
penunjang untuk mengangkut manusia dan berbagai
komoditas kebutuhan sehari-hari masyarakat. Salah satu
sarana transportasi yang cukup efekif dan efisien guna
menunjang kebutuhan pengangkutan barang dan penumpang
adalah kapal laut.
Namun kondisi pelayaran yang cukup padat dan pada
kondisi air surut seringkali menimbulkan berbagai
permasalahan yang berakibat terhambatnya sebuah pelayaran
dikarenakan bahaya kandas jika kapal melalui rute perairan
yang dangkal.
Untuk itu perlu diciptakan sarana pengangkut dengan
desain yang khusus untuk melayani rute pelayaran yang
khusus pula, sehingga diharapkan nantinya akan memperoleh
efisiensi yang tinggi dan dapat menurunkan biaya operasional.
Sebagai alternatif maka HOVERCRAFT adalah sebuah
pilihan yang tepat. Disebut tepat karena hovercraft mampu
berfungsi sebagai kendaraan amfibi (Amphibious Vehicle).
Hal ini disebabkan karena hovercraft mampu melintas dengan
cara terbang secara hover pada semua permukaan datar,baik

itu di atas air, lumpur maupun di permukaan yang berpasir


atau diatas tanah. Keuntungan yang diharapkan dari
penggunaan
hovercraft
sebagai
sarana
transpo
rtasi adalah karena efisiensi dan efektifitasnya yang tinggi.
Keuntungan lain yang diharapkan dari penggunaan
hovercraft adalah kemampuan amfibi hovercraft sehingga jika
melalui alur perairan yang terpengaruh pasang dan surut maka
hovercraft masih dapat melewatinya tanpa terpengaruh. Jika
dibandingkan dengan kapal konvensional maka yang harus
terlebih dulu harus menurunkan kecepatan pada saat berlayar
pada daerah perairan dangkal, sehingga waktu yang
dibutuhkan untuk berlayar menjadi lebih lama dengan alasan
keamanan pelayaran, maka jika menggunakan hovercraft
sehingga waktu yang dibutuhkan untuk berlayar menjadi lebih
cepat.
Hovercraft.
Hovercraft
adalah
suatu
kendaraan
yang
memanfaatkan tekanan udara untuk menopang semua beban
yang dibawanya, dengan kata lain dia berjalan diatas bantalan
udara (air cushion). Bantalan udara tersebut ditimbulkan
dengan cara meniupkan udara ke ruang bawah hovercraft
(plenum chamber) melalui skirt (sekat yang lentur) sehingga
tekanan udara didalam plenum chamber lebih tinggi daripada
tekanan udara yang berada diluar plenum chamber, sehingga
timbul gaya angkat (lift).
Untuk menggerakkan hovercraft, digunakan gaya
dorong (thrust) yang diperoleh dari propeller seperti pada
pesawat udara. Gambar 1 berikut, menunjukkan prinsip kerja
hovercraft. Gaya angkat hovercraft bekerja pada penampang
yang luas, sehingga tekanan terhadap tanah atau air (ground
pressure) yang ditimbulkan tidak besar. Dengan demikian
kendaraan ini dapat berjalan diatas lumpur, air maupun
daratan dengan membawa beban yang cukup berat. Karena
tidak adanya kontak langsung antara hovercraft dan

permukaan daratan (air), maka hambatan (drag) yang terjadi


relatif kecil sehingga hovercraft dapat melaju dengan
kecepatan tinggi.
Melihat kemampuan teknisnya yang bisa melalui
daratan dan perairan, maka penggunaan hovercraft dapat
memberikan beberapa keuntungan. Kendaraan ini hampir
tidak terpengaruh oleh kondisi tanah (air) dibawahnya, seperti
perairan dangkal, laut berkarang dan perairan berarus deras
dapat dilintasi dengan mudah. Hovercraft dapat melintasi
rintangan keras sampai setinggi 0,5 m atau lebih sesuai
dengan tinggi dari skirt tanpa kesulitan berarti. Hovercraft
dengan sifat amfibinya maka tidak memerlukan sarana
pelabuhan khusus untuk landing atau dapat mendarat dimana
saja sebagai contoh di pantai.

Hovercraft satu penumpang


Perkembangan teknologi hovercraft.

Operasionalisasi Hovercraft.
Pemakaian dewasa ini diluar negeri sudah sangat
berkembang baik di negara maju maupun di negara
berkembang, sebagai kepentingan sipil, militer maupun misi
khusus ( SAR, ambulance dll). Seiring dengan kemajuan
teknologi, maka implementasi teknologi-teknologi baru untuk
menunjang keandalan Hovercraftpun terus dikembangkan. Ini
membuat posisi hovercraft semakin mantap di dalam bersaing
baik dinilai dari segi keandalan, keamanan, maupun
ekonomis.
Penggunaan hovercraft
1.Kepentingan komersial.
Kendaraan ini sudah dipakai di beberapa negara
seperti Inggris sebagai angkutan penumpang dan ferry.
Hovercraft type SRN-4 yang dioperasikan di selat Inggris
mampu mengangkut 370 penumpang dan 50 kendaraan jenis
sedan dengan kecepatan jelajah kurang lebih 110 km/jam.
Hovercraft juga telah digunakan oleh airline seperti JAL di
Jepang, SAS di Denmark (gambar cover) dan lain lain. Di
India dan Cina hovercraft telah banyak digunakan digunakan
sebagai angkutan penumpang dan ferry terutama pada daerah
teluk.
2. Kepentingan Militer.
Hovercraft juga telah digunakan dalam berbagai
operasi militer sebagai kapal pendarat pasukan maupun tank
dari laut atau dari danau ke daratan. Tidak ada kendaraan
permukaan lain yang dapat melakukan pendaratan pada pantai
berlumpur. Dengan ground pressure yang rendah, kendaraan
ini dapat berjalan dengan aman melintasi pantai yang telah
ditanami ranjau tanpa mengaktifkan ranjau tersebut.
Pendaratan dapat dilakukan sejauh mungkin masuk ke daratan
pada daerah yang datar seperti padang pasir atau padang
rumput. Sebagai contoh pendaratan tank dan pasukan pada
perang Teluk di Kuwait menggunakan hovercraft dan
pendaratannya dilakukan pada pantai yang beranjau serta

masuk kedaratan sampai sejauh 10 Mil. Melihat keunikkannya


maka kendaraan ini juga memungkinkan untuk dipakai
sebagai kapal penyapu ranjau. Gambar B
3. Kepentingan SAR.
Karena kelebihannya, penggunaan hovercraft
sebagai kendaraan SAR juga sangat efektif. Sebagai contoh
gambar dibawah memperlihatkan hovercraft sedang melintas
dari daerah banjir ke jalanan untuk evakuasi. Sebagai contoh
di Belanda kendaraan ini telah digunakan sebagai sarana SAR
untuk daerah banjir, guna perbaikan tanggul yang jebol. Pada
umumnya daerah banjir tidak memiliki kedalaman yang
merata serta mepunyai banyak rintangan dibawah air yang
sulit untuk diantisipasi dan dilalui oleh kapal tipe
konvensional. Sehingga memungkinkan untuk melakukan
evakuasi di tempat-tempat yang mungkin tidak bisa di lalui
oleh kapal konvesional. Contoh lainnya adalah penggunaan
hovercraft sebagai SAR adalah di Bangladesh dan Somalia
untuk pengungsian dan suplai bahan makanan. Gambar C
(hover-banjir).
Sumberdaya Pendukung Pembuatan Hovercraft di
Indonesia.
Memperhatikan kebutuhan teknologi, sumberdaya
manusia, prasarana dan material untuk pembuatan hovercraft
dinilai sangat memadai dan layak. Pada prinsipnya tidak ada
bagian hovercraft yang memerlukan teknologi tinggi.
Teknologi hovercraft merupakan gabungan antara teknologi
pesawat terbang dan kapal laut, yang hingga saat ini telah
dimiliki dan dikuasai secara baik oleh bangsa Indonesia dan
bukan merupakan teknologi tinggi. Demikian pula teknologi
material yang pada dasawarsa ini berkembang sangat pesat
dengan telah ditemukannya material alternative untuk
composite yang banyak tersedia di Indonesia.
Kemampuan fasilitas yang dimiliki Industri pembuat
kapal dan pesawat terbang dari fiber glass dapat

didayagunakan untuk pembuatan body (hull) hovercraft, baik


itu industri swasta (PT. Restu Cipta Sarana) maupun industri
dalam negeri (Bekhar Mentigi TNI AL, PT. PAL, PT.
Dirgantara Indoneisa, dll).
Demikian pula halnya
pendayagunaan galangan-galangan kapal.
Komponen dan material untuk membuat hovercraft
banyak tersedia di dalam negeri seperti blower, karet skirt,
fiberglass, dan lain-lain, kecuali untuk mesin penggerak diesel
dan propeller masih harus didukung dari luar negeri. Namun
demikian, beberapa industri swasta nasional seperti PT.
Texmaco dan PT. Bukaka sedang mengembangkan
kemampuannya untuk memproduksi mesin baik diesel
maupun bensin. Ketersediaan komponen dan material di
dalam negeri akan menekan harga seminimal mungkin
sehingga akan berpengaruh pada rendahnya direct operating
cost.
Di lain pihak pendayagunaan sumberdaya nasional,
akan memberikan dampak terhadap kepentingan strategis
khususnya dalam meningkatkan kemandirian dalam
memenuhi kebutuhan sarana transportasi komersial dan alat
peralatan pertahanan. (Tinjauan Umum Mengenai Hovercraft
Ir. Anne Kusmayati, MSc, 2008)

1.2. PERUMUSAN MASALAH


1.2.1 Permasalahan
Tetapan permasalahan dalam proposal ini adalah
bagaimana merencanakan kebutuhan daya untuk hovercraft
dengan kapasitas satu penumpang. Penerapan ini dilakukan
dengan.
Perumusan masalah sebagai berikut :

1. Total load factor (kapasitas angkut total) menjadi


bagian penting dari perencanaan hovercraft.
2. Pemilihan material untuk modifikasi skirt yang
direncanakan.
3. Analisa kebutuhan daya yang diperlukan untuk gaya
dorong dan gaya angkat hovercraft dengan kapasitas
satu penumpang.

1.2.2. Batasan masalah


Untuk mencegah melebarnya permasalahan dalam
proposal ini, maka perlu adanya batasan batasan dalam
pembahasannya, batasan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Hanya terbatas pada perancangan hovercraft (design)
dengan kapasitas satu penumpang.
2. Perencanaan dimensi untuk kapasitas satu penumpang.
3. Dalam Tugas Akhir ini juga akan membahas interaksi
atau hubungan antara hull dengan gangguan dari luar
misalnya faktor gelombang.
4. Pembahasan hanya pada analisa kebutuhan daya,
tidak sampai pada pembuatan prototype hovercraft.

1.3 TUJUAN PENULISAN


Tujuan Penulisan
Penulisan Tugas Akhir ini memiliki tujuan - tujuan
sebagai berikut :
1. Mengetahui dimensi yang sesuai untuk perencanaan
hovercraft dengan kapasitas satu penumpang.
2. Mengetahui besar gaya hambat (drag)
3. Mengetahui besarnya daya yang diperlukan untuk
gaya dorong dengan kapasitas satu penumpang.

4. Mengetahui besarnya daya yang diperlukan untuk


gaya angkat dari hovercraft dengan kapasitas satu
penumpang.
1.4 MANFAAT PENULISAN
Harapan yang diinginkan dari hasil penyelesaian
penulisan ugas Akhir ini adalah :
1. Untuk menambah literatur alternatif tentang
perencanaan hovercraft sebagai alat transportasi
alternatif yang handal.
2. Untuk menambah wawasan dalam khasanah ilmu
pengetahuan dan teknologi.
3. Pokok pembahasan dalam proposal ini adalah analisa
perancangan hovercraft untuk sarana angkutan
alternatif
guna
menggantikan
kapal
jenis
konvensional yang terpengaruh oleh pasang surut
(kedalamamn perairan) dari suatu daerah perairan
tertentu.
4. Mendapatkan alternatif material untuk desain skirt
dengan penambahan buoyancy pada modifikasi skirt.

Anda mungkin juga menyukai