Wrap Up Skenario 3 Hemato PDF
Wrap Up Skenario 3 Hemato PDF
SKENARIO III
BENGKAK PADA SENDI LUTUT
Oleh :
KELOMPOK A-16
Ketua
Sekretaris
SKENARIO 3
BENGKAK PADA SENDI LUTUT
Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun dibawa orangtuanya ke RS YARSI dengan keluhan
bengkak pada sendi lutut kanan sejak 1 minggu yang lalu. Pasien sulit untuk berjalan karena
nyeri. Sejak kecil pasien sering mengeluh timbul bercak kebiruan di kulit bila terkena benturan.
Riwayat kelainan yang sama ditemukan pada adik laki-laki dari ibu pasien.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda vital dalam batas normal, terdapat hemarthrosis pada
regio genu dextra dan nyeri pada pergerakan, hematoma pada regio cruris sinistra.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 11 g/dl Leukosit 6000 u/l dan trombosit 210.000
u/l. Masa perdarahan, masa protrombin (PT) dan kadar fibrinogen normal, masa pembekuan
(CT), masa tromboplastin parsial teraktivasi activated partial tromboplastin time (aPTT)
memanjang. Dokter menganjurkan untuk pemeriksaan kadar faktor pembekuan untuk
menegakkan diagnosis pasti.
Sasaran Belajar
1. Memahami dan menjelaskan hemostasis
1.1 Mekanisme hemostasis
1.2 Faktor-fakor hemostasis
1.3 Gangguan hemostasis
2. Memahami dan menjelaskan hemophilia
2.1 Definisi hemofilia
2.2 Etiologi & klasifikasi hemofilia
2.3 Patogenesis hemofilia
2.4 Gejala klinis hemofilia
2.5 Diagnosis & diagnosis banding hemofilia
2.6 Tatalaksana hemofilia
2.7 Prognosis
KLASIFIKASI
Klasifikasi Hemofilia berdasarkan penyebab
1. Hemofilia A defisiensi faktor VIII ( X linked ressesive)
2. Hemofilia B defisiensi faktor IX ( X linked ressesive)
3. Hemofilia C defisiensi faktor XI (Autosomal ressesive)
Klasifikasi Hemofilia berdasarkan berat ringannya penyakit
1. Defisiensi berat
a. Kadar faktor VIII 0-2% dari normal
b. Terjadi hemartrosis dan perdarahan berat berulang
2. Defisiensi sedang
a. Kadar faktor VIII 2-5% dari normal
b. Jarang menyebabkan kelainan ortopedik
c. Jarang terjadi hemartrosis dan perdarahan spontan
3. Defisiensi ringan
a. Kadar faktor VIII 5-25% dari normal
b. Kemungkinan tidak terjadi hemartrosis dan perdarahan spontan lain, tetapi dapat
menyebabkan perdarahan serius bila terjadi trauma / luka yang tidak berat / proses
pembedahan.
4. Subhemofilia
a. Kadar faktor 25-50% dari normal
b. Tidak mengakibatkan perdarahan, kecuali bila mengalami trauma hebat dan
pembedahan yang luas.
Semua anak perempuan akan menjadi pembawa sifat hemofilia (carrier), jika mereka mewarisi
kromosom X yang membawa sifat hemofilia dari sang ayah. Dan semua anak laki - laki tidak
akan terkena hemofilia, jika mereka mewarisi kromosom Y normal dari sang ayah.
Gambar 2
menggambarkan keadaan
keturunan, jika seorang
laki- laki normal memiliki
anak dari seorang wanita
pembawa sifat hemofilia
hemofilia
2. Masa Perdarahan
Dipengaruhi oleh dinding kapiler dan trombosit
Untuk menentukan lamanya perdarahan pada luka yang mengenai kapiler
Fungsi : menilai factor hemostasis letaknya ekstravascular
Terdapat 2 metode :
o Ivy (N : 1-6 menit) : pada lengan
o Duke (N : 1-3 menit) : pada daun telinga
3. Hitung Trombosit (N : 150.000-450.000)
Langsung (manual, otomatik, semiotomatik)
Tidak langsung : SHDT membandingkan jumlah trombosit dengan RBC
4. PT
Menguji factor pembekuan jalur ekstrinsik dan bersama (VII, X, V, protrombin,
fibrinogen)
PT memanjang jika :
o Defisiensi salah satu factor diatas
o Inhibitor
5. APTT
Menguji jalur intrinsic dan bersama (XII, XI, IX, VIII, X, V, Prekalikrein,
Kininogen, Fibrinogen)
APTT memanjang pada :
o Defisiensi factor-faktor diatas
o Inhibitor
6. TT (N : 16-20 detik)
Menguji perubahan fibrinogen menjadi fibrin
7. Pemeriksaan Penyaring FXIII
Pemeriksaan khusus karena kerjanya menstabilkan fibrin
Pemeriksaan khusus
Tes Faal Trombosit
Tes Ristosetin
Pengukuran factor spesifik (factor pembekuan)
Penguluran alpha-2 antiplasmin
hemostasis yang terdiri atas hitung trimbosit, uji pembendungan, masa perdarahan, PT
(prothrombin time - masa protrombin plasma), APTT (activated partial thromboplastin
time masa tromboplastin parsial teraktivasi) dan TT (thrombin time masa trombin).
Pada hemofilia A atau B akan dijumpai pemanjangan APTT sedangkan pemerikasaan
hemostasis lain yaitu hitung trombosit, uji pembendungan, masa perdarahan, PT dan TT
dalam batas normal. Pemanjangan APTT dengan PT yang normal menunjukkan adanya
gangguan pada jalur intrinsik sistem pembekuan darah. Faktor VIII dan IX berfungsi
pada jalur intrinsik sehingga defisiensi salah satu dari faktor pembekuan ini akan
mengakibatkan pemanjangan APTT yaitu tes yang menguji jalur intrinsik sistem
pembekuan darah.
Diagnosis banding
Untuk membedakan hemofilia A dari hemofilia B atau menentukan faktor mana yang
kurang dapat dilakukan pemeriksaan TGT (thromboplastin generation test) atau dengan
diferensial APTT. Namun dengan tes ini tidak dapat ditentukan aktivitas masing - masing faktor.
Untuk mengetahui aktivitas F VIII dan IX perlu dilakukan assay F VIII dan IX. Pada hemofilia
A aktivitas F VIII rendah sedang pada hemofilia B aktivitas F IX rendah.
Selain harus dibedakan dari hemofilia B, hemofilia A juga perlu dibedakan dari
penyakit von Willebrand, Karena pada penyakit ini juga dapat ditemukan aktivitas F VIII yang
rendah. Penyakit von Willebrand disebabkan oleh defisiensi atau gangguan fungsi faktor von
Willebrand. Jika faktor von Willebrand kurang maka F VIII juga akan berkurang, karena tidak
ada yang melindunginya dari degradasi proteolitik. Di samping itu defisiensi faktor von
Willebrand juga akan menyebabkan masa perdarahan memanjang karena proses adhesi trombosit
terganggu. Pada penyakit von Willebrand hasil pemerikasaan laboratorium menunjukkan
pemanjangan masa perdarahan, APTT bisa normal atau memanjang dan aktivitas F VIII bisa
normal atau rendah. Di samping itu akan ditemukan kadar serta fungsi faktor von Willebrand
yang rendah. Sebaliknya pada hemofilia A akan dijumpai masa perdarahan normal, kadar dan
fungsi faktor von Willebrand juga normal.
2.6 Tatalaksana hemofilia
Terapi Suportif
Menghindari luka atau benturan
Merencanakan suatu tindakan operasi
DAFTAR PUSTAKA
Sudoyo, Aru W dan Bambang Setiyohadi. 2006. Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2. Jakarta :
Departemen Penyakit Dalam FKUI
(Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 2. Jakarta: EGC)
http://dr-anak.com/hemofilia.html
Aru W., Sudoyo, dkk, 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan Ilmu
Penyakit Dalam FKUI, Jakarta
http://www.scribd.com/doc/36650109/Anemia-defisiensi-G6PD-hemofilia
http://digilib.unsri.ac.id/download/DIAGNOSIS%20HEMOFILIA.pdf
http://www.hemofilia.or.id/artikel.php?col_id=4&coldtl_id=2