Anda di halaman 1dari 2

I.

TONSILITIS KRONIS
Tonsillitis adalah peradangan tonsila palatina yang merupakan bagian dari cincin
Waldeyer. Sedangkan Tonsilitis kronis merupakan radang pada tonsila palatina yang sifatnya
menahun. Penyebaran infeksinya melalui udara (air borne droplets), tangan dan ciuman.
Dapat terjadi pada semua umur, terutama pada anak.2
Adapun yang dimaksud kronik adalah apabila terjadi perubahan histologik pada
tonsil, yaitu didapatkannya mikroabses yang diselimuti oleh dinding jaringan fibrotik dan
dikelilingi oleh zona sel sel radang. Mikroabses pada tonsilitis kronis maka tonsil dapat
menjadi fokal infeksi bagi organ organ lain, seperti sendi, ginjal, jantung dan lain lain.6
Tonsilitis kronis umumnya terjadi akibat komplikasi tonsilitis akut yang tidak
mendapat terapi adekuat; mungkin serangan mereda tetapi kemudian dalam waktu pendek
kambuh kembali dan menjadi laten. Proses ini biasanya diikuti dengan pengobatan dan
serangan yang berulang setiap enam minggu hingga 3 4 bulan. Seringnya serangan
merupakan faktor prediposisi timbulnya tonsilitis kronis yang merupakan infeksi fokal.7
Faktor predisposisi lain timbulnya tonsillitis kronis ialah rangsangan yang menahun
dari rokok, beberapa jenis makanan, hygiene mulut yang buruk, pengaruh cuaca, dan
kelelahan fisik. Kuman penyebabnya sama dengan tonsillitis akut tetapi kadang kuman
berubah menjadi kumah golongan gram negatif. 2
1. Patologi
Karena proses peradangan yang berulang dapat menyebabkan epitel mukosa jaringan
limfoid terkikis, sehingga pada proses penyembuhan jaringan limfoid diganti dengan jaringan
parut yang akan mengalami pengerutan sehingga kripte melebar. Secara klinis kripte ini
tampak di isi oleh detritus. Proses berjalan terus sehingga menembus kapsul tonsil dan
akhirnya menimbulkan perlekatan dengan jaringan di sekitar fosa tonsilaris. Pada anak proses
ini disertai dengan pembeasran kelenjar limfa submandibula.2
2. Patogenesis dan patofisiologi
Terjadinya tonsilitis dimulai saat kuman masuk ke tonsil melalui kripte-kriptenya,
sampai disitu secara aerogen (melalui hidung, droplet yang mengandung kuman terhisap oleh

hidung kemudian nasofaring terus ke tonsil), maupun secara foodvorn yaitu melalui mulut
bersama makanan.6
Fungsi tonsil sebagai pertahanan terhadap masuknya kuman ke tubuh baik yang
melalui hidung maupun mulut. Kuman yang masuk kesitu dihancurkan oleh makrofag, Selsel polimorfonuklear. Jika tonsil berulang kali terkena infeksi maka pada suatu waktu tonsil
tidak bisa membunuh kuman-kuman semuanya, akibatnya kuman bersarang di tonsil. Pada
keadaan inilah fungsi pertahanan tubuh dari tonsil berubah menjadi sarang infeksi (tonsil
sebagai fokal infeksi). Sewaktu waktu kuman bisa menyebar ke seluruh tubuh misalnya
pada keadaan umum yang menurun. 6
Fokal infeksi adalah sumber kuman di dalam tubuh dimana kuman dan produkproduknya dapat menyebar jauh ke tempat lain dalam tubuh itu dan dapat menimbulkan
penyakit. Kelainan ini hanya menimbulkan gejala ringan atau bahkan tidak ada gejala sama
sekali, tetapi akan menyebabkan reaksi atau gangguan fungsi pada organ lain yang jauh dari
sumber infeksi. Penyebaran kuman atau toksin dapat melalui beberapa jalan. Penyebaran
jarak dekat biasanya terjadi secara limfogen, sedangkan penyebaran jarak jauh secara
hematogen. Fokal infeksi secara periodik menyebabkan bakterimia atau toksemia. Bakterimia
adalah terdapatnya kuman dalam darah. Kuman-kuman yang masuk ke dalam aliran darah
dapat berasal dari berbagai tempat pada tubuh. Darah merupakan jaringan yang mempunyai
kemampuan dalam batas-batas tertentu untuk membunuh kuman-kuman karena adanya imun
respon. Maka dalam tubuh sering terjadi bakterimia sementara. Bakterimia sementara
berlangsung selama 10 menit sampai beberapa jam setelah tindakan. 6

Anda mungkin juga menyukai