Anda di halaman 1dari 20

Memerangi Korupsi di Indonesia

Memperkuat Akuntabilitas
Untuk Pembangunan
Bank Dunia
20 Oktober 2003

The World Bank

Combating Corruption in Indonesia

Combating Corruption in Indone


sia

Untuk apa lagi menulis laporan tentang korupsi?


Selama lima tahun terakhir, pesan utama yang disampaikan berbagai kalangan
di Indonesia adalah bahwa korupsi adalah masalah pembangunan yang
penting, dan Bank Dunia tidak bisa mengesampingkannya.
Menanggapi pesan itu, Bank Dunia telah melakukan berbagai hal dalam
Strategi Asistensinya (CAS) untuk periode 2001-2003 dengan memuat
masalah tata pemerintahan (governance) untuk pertama kali.
Laporan ini merupakan upaya untuk membagi pengalaman itu, dan untuk
menyingkap berbagai pengetahuan mengenai masalah korupsi yang sering
dibahas oleh staf Bank Dunia agar lebih efektif dalam memerangi korupsi di
berbagai program kami di Indonesia.
Laporan ini merupakan hasil kolaborasi yang banyak mengacu pada berbagai
kegiatan yang dilakukan Kemitraan untuk Pembaharuan Tata Pemerintahan,
Dana Moneter Internasional, Bank Pembangunan Asia, serta secara khusus
dari laporan yang dilakukan Kemitraan untuk Pembaharuan Tata
Pemerintahan.
The World Bank

Combating Corruption in Indone


sia

Kenapa Korupsi Berpengaruh


Korupsi menciptakan tiga ancaman besar bagi negara dan juga Bank
Dunia, karena:
Merusak kemajuan tujuan pembangunan suatu negara:
Secara khusus merugikan kalangan miskin, menciptakan
resiko makro-ekonomi yang besar; mempertaruhkan stabilitas
keuangan, mengganggu keamanan umum dan ketertiban
hukum, serta merusak legitimasi pelaksana negara di
kalangan rakyatnya.
Merupakan resiko yang serius terhadap efektifitas proyek yang
kami biayai.
Melemahkan kepercayaan publik dalam asistensi pembangunan.
The World Bank

Combating Corruption in Indone


sia

Dasar pemikiran laporan ini


Korupsi bukan merupakan atribut budaya atau elemen
dasar masyarakat Indonesia namun suatu hal yang hidup
di berbagai negara dan situasi manapun dimana ada
insentif untuk melakukannya.
Korupsi bukan merupakan penyakit, namun suatu gejala
rusaknya sistem akuntabilitas.
Ketergantungan pada masa lalu: kenyataan bahwa masa
lalu berpengaruh pada masa kini
Transisi dari suatu sistem jaringan yang berdasarkan
kedekatan menuju sistem partisipatif yang berdasarkan
hukum merupakan proses yang sulit, dan biasanya
ditandai dengan tingkat korupsi yang tinggi.
The World Bank

Combating Corruption in Indone


sia

Kerangka akuntabilitas

The World Bank

Combating Corruption in Indone


sia

Lima ciri akuntabilitas

The World Bank

Combating Corruption in Indone


sia

Kenapa akuntabilitas dapat rusak


Ketentuan formal tentang akuntabilitas semakin kuat selama
Reformasi
Namun akuntabilitas rusak karena:
Proses politik belum matang; pemilih tidak percaya pada janji partai politik
untuk memerangi korupsi; persaingan politik sebenarnya masih lemah,
sistem perwakilan proporsional dengan pembatasan pembentukan partai
politik semakin mengedepankan loyalitas pada pimpinan partai ketimbang
masyarakat.
Para politisi belum memenuhi komitmen mereka kepada para pegawai
negeri: kurangnya anggaran untuk melakukan pekerjaan; sistem kompensasi
yang tidak memberikan penghargaan pada upaya jujur, kurangnya disiplin,
lemahnya fungsi peradilan, dan kurangnya informasi penilaian mengenai
kinerja. Banyak dari masalah ini merupakan warisan masa lalu.
Kalangan masyarakat sipil masih lemah dan belum mampu membantu
masyarakat mengawasi pelayanan publik.
The World Bank

Combating Corruption in Indone


sia

Transisi membatasi pilihan untuk pembaharuan


Indonesia mengalami keruntuhan sistem yang sangat
sentralistis dan munculnya berbagai kekuatan politik
yang saling bersaing.
Pergeseran ini membiarkan ketentuan informal dan
sistem insentif yang salah untuk mengalahkan
ketentuan formal yang penegakannya mengandalkan
sistem kelembagaan yang lemah.
Interes pribadi masih kuat dan mengganggu proses
pembaharuan.
The World Bank

Combating Corruption in Indone


sia

namun juga menciptakan peluang


Lahirnya masyarakat sipil dan pers yang lebih
kuat menciptakan momentum perubahan
Desentraliasi menciptakan peluang untuk
mendorong pembaharuan disaat berbagai
daerah saling berkompetisi untuk memperoleh
pendanaan yang terbatas dan pemerintahnya
dituntut untuk lebih bertanggungjawab kepada
para pemilih lokalnya.
The World Bank

Combating Corruption in Indone


sia

Strategi dua jalur


Iklim saat ini tidak memungkinkan bagi pelaksanaan
strategi anti-korupsi yang komprehensif: pengalaman
internasional menunjukkan strategi seperti ini jarang
berhasil; di Indonesia ada masalah kemauan politik dan
keterbatasan kemampuan.
Pendekatan dua jalur dibutuhkan, dengan:
Memperkuat tuntutan untuk pembaharuan di tingkat lokal dan
mendorong solusi lokal atau sektoral
Mengusahakan upaya pembaharuan inti yang memberi peluang
dan menghilangkan hambatan lahirnya pendekatan
lokal/sektoral tersebut
The World Bank

Combating Corruption in Indone


sia

1. Memperkuat tuntutan lokal akan pembaharuan


Program Pengembangan Kecamatan menunjukkan
bagaimana pemberdayaan masyarakat lokal dapat
mengurangi korupsi dan menciptakan modal sosial serta
rasa kepemilikan lokal.
Menciptakan insentif yang benar bagi segenap pemerintah
daerah untuk memperbaharui tata pemerintahan melalui
kompetisi dalam mendapatkan pembiayaan pembangunan
dan meningkatkan tuntutan dari bawah hingga dapat
menjadi peluang pembaharuan yang signifikan.
Peluang yang lebih besar bagi masyarakat lokal untuk
mengelola kekayaan alam dapat membalikkan eksploitasi
yang berlebih seperti saat ini.
The World Bank

Combating Corruption in Indone


sia

2. Menciptakan iklim yang mendukung upaya anti-korupsi


Pemerintah Pusat dapat berperan penting dalam
memberikan ruang gerak bagi upaya
pembaharuan lokal dan sektoral:
Pembaharuan pembiayaan kampanye pemilihan
Memperkuat para penjaga akuntabilitas
Pembenahan peraturan yang tumpang tindih
Menghilangkan kekebalan hukum
Meningkatkan transparansi
The World Bank

Combating Corruption in Indone


sia

Pemerintah tidak dapat berhasil dengan sendiri.


Akan membutuhkan:
- Kepemimpinan politik yang kuat.
- Transformasi gradual pegawai negeri sipil menjadi pelayanan
yang berdasarkan prestasi dan bertanggungjawab kepada
masyarakat; memberi peluang bagi pemerintah daerah untuk
mengupayakan pembaharuan pelayanan sipil di tingkat lokal
tanpa harus menunggu upaya tingkat nasional.
- Meneruskan upaya memperkuat masyarakat sipil.
- Sektor swasta yang mempunyai pandangan jangka panjang
terhadap kepentingannya.
- Kalangan donor harus menjadi bagian dari solusi, bukan
bagian dari masalah.

The World Bank

Combating Corruption in Indone


sia

Masyarakat sipil harus berperan


A strong civil society makes possible complementing
vertical accountability with horizontal accountability.
Civil society plays a key role as a watchdog,
empowering the poor and the vulnerable to fight
corruption, and increasing transparency.
Civil society needs to work with government while not
being co-opted by it. This means giving praise when
praise is due.
The World Bank

Combating Corruption in Indone


sia

Pengalaman upaya anti-korupsi Bank Dunia (lanjutan)


Pengalaman 1: Disain proyek yang lebih baik.
Peran serta para penerima manfaat dari suatu
proyek memberikan hasil yang lebih baik dan
mengurangi korupsi (masyarakat di PPK, asosiasi
pengguna air di proyek irigasi dan pengelolaan
sumber daya air di Jawa, orang tua murid di proyek
pendidikan).

The World Bank

Combating Corruption in Indone


sia

Pengalaman upaya anti-korupsi Bank Dunia (lanjutan)


Pengalaman 2: Keterbukaan akan berdayakan
mereka yang memerangi korupsi.
Semakin meningkatkan akses terhadap informasi
tentang Bank Dunia
Pada semua proyek baru, berbagai informasi akan
dibuka yang biasanya tidak disediakan pemerintah
(Kotak 7.2)

The World Bank

Combating Corruption in Indone


sia

Pengalaman upaya anti-korupsi Bank Dunia (lanjutan)


Pengalaman 3: Tidak ada pengganti bagi
pentingnya kecermatan pengawasan.
Bank Dunia telah menggandakan jumlah pengawas
Menindaklanjuti keluhan yang masuk
Pengulasan sistematis terhadap proses pengadaan
dan menindaklanjuti temuan audit
Pengulasan fidusier secara acak
Pendekatan pengendalian resiko
The World Bank

Combating Corruption in Indone


sia

Pengalaman upaya anti-korupsi Bank Dunia (lanjutan)


Pengalaman 4: Tidak adanya toleransi pada
praktek korupsi memberikan signal yang tegas:
Tindakan yang cepat saat ditemukan korupsi,
termasuk pengumuman kesalahan proses
pengadaan (misprocurement).
Investigasi kasus oleh Departemen Integritas
Kelembagaan Bank Dunia.

The World Bank

Combating Corruption in Indone


sia

Pengalaman upaya anti-korupsi Bank Dunia (lanjutan)


Pengalaman 5: Kemitraan sangat penting bagi
keberhasilan

The World Bank

Dengan kalangan donor lain


Dengan kalangan penerima manfaat (beneficiaries)
Dengan masyarakat sipil
Dengan pers

Combating Corruption in Indone


sia

Bank Dunia: melihat kedepan


Desentralisasi pelayanan publik menuntut cara
baru bertindak: pelayanan yang lebih
transparan dan responsif.
Beberapa proyek baru yang dibiayai Bank Dunia
berupaya untuk memperkuat kemampuan
pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan
umum secara lebih transparan dan terbuka, serta
untuk meningkatkan pengawasan lokal kepada
segenap pemerintah daerah.
The World Bank

Anda mungkin juga menyukai