Anda di halaman 1dari 5

Membuat Program Anti Bullying Di Sekolah

Oleh Agus Sampurno - www.gurukreatif.wordpress.com


Friday, 23 November 2007
Bullying (perilaku mengancam, menindas dan membuat perasaan orang lain tidak
nyaman) berlangsung dari masa ke masa di dalam dunia pendidikan. Bahkan terakhir,
dunia pendidikan di Indonesia dikejutkan kembali dengan kasus bullying di sebuah SMA
di Jakarta.
Merupakan sebuah kebetulan orang tua siswa tersebut sangat sadar hukum dan sadar
media. Berita mengenai kasus tersebut dengan cepat menghiasi media
online maupun media cetak. Sangat disayangkan pihak sekolah seperti tidak mau ambil
bagian dalam situasi ini, padahal situasi ini bisa menjadi iklan
gratis tentang bagaimana sekolah sebagai institusi belajar dari kesalahan dan dengan
cepat memperbaiki diri.
Semua orang bisa menjadi korban atau malah menjadi pelaku bullying. Untuk
mengatasinya diperlukan kebijakan yang bersifat menyeluruh di sekolah.
Sebuah kebijakan yang melibatkan komponen dari guru sampai siswa, dari kepala
sekolah sampai orang tua murid.
Kebijakan hanya akan berlangsung baik apabila ada langkah yang nyata dari sekolah
untuk menyadarkan seluruh komponen sekolah betapa bullying sangat
mengganggu proses belajar mengajar. Untuk itu salah satu yang bisa dipilih adalah
membuat sebuah program anti bullying disekolah.
Berikut ini adalah definisi dari bullying menurut Dan Olweus
Seseorang yang bisa dikatakan menjadi korban apabila dia di perlakukan negatif dengan
jangka waktu sekali atau berkali-kali bahkan sering atau
menjadi sebuah pola oleh sesorang atau lebih. Negatif di sini artinya secara sengaja
membuat luka atau ketidaknyamanan melalui kontak fisik melalui perkataan atau dengan
cara lain
Dibawah ini adalah contoh tindakan yang bisa dikategorikan sebagai tindakan bullying
1. Mengatakan hal yang menyakitkan dan tidak enak
2. Membuat teman menjadi bahan lelucon
3. Menggunakan panggilan yang jelek dan menyakitkan
4. Dengan tatapan yang tidak mengenakkan melihat orang lain
5. Menyisihkan teman dari kelompok
6. Menendang, memukul, menarik rambut, mendorong teman

7. Berbohong dengan memfitnah teman


8. Menggunjingkan orang lain
9. Mengirim pesan tertulis dengan ancaman
10. Mengajak orang lain untuk tidak menyukai satu orang
Catatan:
Peristiwa bullying tidak selalu berlangsung dengan cara berhadapan muka. Di sekolah
banyak peristiwa bullying yang justru berlangsung di belakang teman.
Misalnya menyebarkan kabar burung yang membuat reputasi orang lain menjadijatuh
atau mengajak orang lain untuk tidak menyukai teman yang lain.
Dalam hal ini masalah gender menjadi pembeda yang nyata. Pada siswa laki laki mereka
menikmati saat memanggil temannya dengan sebutan yang jelek, meminta uang atau
makanan dengan paksa atau menakut-nakuti siswa yang lebih muda usianya. Sementara
siswa perempuan melakukan tindakan memisahkan rekannya dari kelompok serta
tindakan lainnya yang bertujuan menyisihkan individu lainnya dari grup.
Menurut buku *Trust your feeling* karya Inggrid Lippett, 1990, anak-anak harus
mempunyai kemampuan untuk berhubungan dengan orang yang berbeda dalam
kesempatan yang berbeda pula.
Beberapa konsep dasar yang bisa kita masyarakatkan pada siswa antara lain
1. Rasa aman adalah milik semua orang, dengan demikian tidak boleh ada orang yang
membuat kita merasa tidak nyaman
2. Bicara. Membekali kemampuan ini pada anak sangat penting sebab mereka akan
segera membicarakan hal yang mereka rasakan pada orang yang mereka
percayai. Baik itu merupakan ancaman atau hal lain yang emngganggu perasaan mereka.
3. Mengenali apa saja yang membuat kita menjadi tidak nyaman sehingga siswa dapat
melindungi serta mengenali gejala awal adanya bahaya disekitar mereka.
- Kekerasan dalam rumah tangga
- Rasa memiliki tubuh (menghindari pelecehan seksual)
- Kekerasan secara verbal (ucapan)
- Kekerasan secara fisik
- Alkohol serta penyalah gunaan obat-obatan
Untuk itu melibatkan orang dewasa dalam penanggulangan dan pencegahan serta

mendidik siswa-siswi kita untuk bisa menjadi pribadi yang bisa menghadapi
situasi yang menjurus kearah bullying adalah hal yang sangat penting. Program anti
bullying hadir untuk membangkitkan kesasaran tersebut.
Kegunaan dari program serta kegiatan anti bully di sekolah antara lain;
1. Menanamkan pengertian bahwa rasa aman adalah hak dan milik semua orang
2. Menyadarkan semua orang disekolah bahwa tindakan bullying dalam bentuk apapun
tidak dapat diterima
3. Membekali siswa untuk membuat keputusan (ingat; kunci dari penyelesaian masalah
bullying adalah pada pengungkapan kasus kepada orang yang lebih dewasa,
berkompeten atau yang siswa kita percayai)
4. Membantu siswa membentuk lingkaran orang yang mereka percayai Kegiatan yang
bisa dilakukan selama program ini antara lain;
1. Brainstorming dan diskusi
2. Kegiatan menggunakan lembar kerja
3. membaca buku cerita yang berhubungan dengan bullying
4. membuat gambar , kolase, poster mengenai pencegahan bullying
5. bermain drama
6. berbagi cerita dengan orang tua di rumah
7. menyanyikan lagu anti bullying dengan lyrik yang sudah dirubah dari lagu yang
populer
8. menulis puisi
9. bermain teater boneka
Setelah kegiatan ini berlangsung, kerja dari komunitas sekolah dalam menanggulangi
bullying bukan berarti selesai, masih ada hal lain yang perlu dilakukan misalnya;
1. Menggiatkan pengawasan di halaman bermain, toilet, serta tempat berolah raga saat
siswa melakukan aktivitas.
2. Memastikan konsekuaensi jika menyakiti teman yang berlaku secara luas di sekolah
3. Meningkatkan komunikasi di semua lini sekolah
4. Mengajarkan pembelajaran secara bekerja sama
5. Bekerja sama dengan orang tua dalam penanggulangan kasus bullying
6. Memasukkan aspek bullying ke dalam pembelajaran
Dari semua kegiatan serta pelaksanaan langkah diatas diharapkan sekolah menjadi tempat

yang paling aman bagi anak serta guru untuk belajar dan mengajar. Tidak ada seorang
pun yang disakiti perasaan maupun badannya.
Selalu berfokus pada tindakan yang dilakukan saat peristiwa bullying terjadi. Dengan
demikian hindari mencap anak dengan label pelaku dan korban.
Peristiwa bullying tidak selalu berlangsung dengan cara berhadapan muka. Di sekolah
banyak peristiwa bullying yang justru berlangsung di belakang teman.
Misalnya menyebarkan kabar burung yang membuat reputasi orang lain menjadijatuh
atau mengajak orang lain untuk tidak menyukai teman yang lain.
Dalam hal ini masalah gender menjadi pembeda yang nyata. Pada siswa laki laki mereka
menikmati saat memanggil temannya dengan sebutan yang jelek, meminta uang atau
makanan dengan paksa atau menakut-nakuti siswa yang lebih muda usianya. Sementara
siswa perempuan melakukan tindakan memisahkan rekannya dari kelompok serta
tindakan lainnya yang bertujuan menyisihkan individu lainnya dari grup.
Menurut buku *Trust your feeling* karya Inggrid Lippett, 1990, anak-anak harus
mempunyai kemampuan untuk berhubungan dengan orang yang berbeda dalam
kesempatan yang berbeda pula.
Beberapa konsep dasar yang bisa kita masyarakatkan pada siswa antara lain
1. Rasa aman adalah milik semua orang, dengan demikian tidak boleh ada orang yang
membuat kita merasa tidak nyaman
2. Bicara. Membekali kemampuan ini pada anak sangat penting sebab mereka akan
segera membicarakan hal yang mereka rasakan pada orang yang mereka
percayai. Baik itu merupakan ancaman atau hal lain yang emngganggu perasaan mereka.
3. Mengenali apa saja yang membuat kita menjadi tidak nyaman sehingga siswa dapat
melindungi serta mengenali gejala awal adanya bahaya disekitar mereka.
- Kekerasan dalam rumah tangga
- Rasa memiliki tubuh (menghindari pelecehan seksual)
- Kekerasan secara verbal (ucapan)
- Kekerasan secara fisik
- Alkohol serta penyalah gunaan obat-obatan
Untuk itu melibatkan orang dewasa dalam penanggulangan dan pencegahan serta
mendidik siswa-siswi kita untuk bisa menjadi pribadi yang bisa menghadapi
situasi yang menjurus kearah bullying adalah hal yang sangat penting. Program anti
bullying hadir untuk membangkitkan kesasaran tersebut.
Kegunaan dari program serta kegiatan anti bully di sekolah antara lain;

1. Menanamkan pengertian bahwa rasa aman adalah hak dan milik semua orang
2. Menyadarkan semua orang disekolah bahwa tindakan bullying dalam bentuk apapun
tidak dapat diterima
3. Membekali siswa untuk membuat keputusan (ingat; kunci dari penyelesaian masalah
bullying adalah pada pengungkapan kasus kepada orang yang lebih dewasa,
berkompeten atau yang siswa kita percayai)
4. Membantu siswa membentuk lingkaran orang yang mereka percayai Kegiatan yang
bisa dilakukan selama program ini antara lain;
1. Brainstorming dan diskusi
2. Kegiatan menggunakan lembar kerja
3. membaca buku cerita yang berhubungan dengan bullying
4. membuat gambar , kolase, poster mengenai pencegahan bullying
5. bermain drama
6. berbagi cerita dengan orang tua di rumah
7. menyanyikan lagu anti bullying dengan lyrik yang sudah dirubah dari lagu yang
populer
8. menulis puisi
9. bermain teater boneka
Setelah kegiatan ini berlangsung, kerja dari komunitas sekolah dalam menanggulangi
bullying bukan berarti selesai, masih ada hal lain yang perlu dilakukan misalnya;
1. Menggiatkan pengawasan di halaman bermain, toilet, serta tempat berolah raga saat
siswa melakukan aktivitas.
2. Memastikan konsekuaensi jika menyakiti teman yang berlaku secara luas di sekolah
3. Meningkatkan komunikasi di semua lini sekolah
4. Mengajarkan pembelajaran secara bekerja sama
5. Bekerja sama dengan orang tua dalam penanggulangan kasus bullying
6. Memasukkan aspek bullying ke dalam pembelajaran
Dari semua kegiatan serta pelaksanaan langkah diatas diharapkan sekolah menjadi tempat
yang paling aman bagi anak serta guru untuk belajar dan mengajar. Tidak ada seorang
pun yang disakiti perasaan maupun badannya.

Anda mungkin juga menyukai