Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN AKHIR KEGIATAN SEKOLAH MODEL

SD NEGERI 1 SABANG

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA


KOTA SABANG
2019
LEMBARAN PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR KEGIATAN SEKOLAH MODEL


SEKOLAH DASAR NEGERI 1 SABANG

Pada hari senin tanggal Dua Puluh Lima November Tahun Dua Ribu Sembilan Belas
Tentang Penyusunan Laporan Akhir Kegiatan Sekolah Model

Mengetahui Sabang , 25 November 2019


Kepala Dinas pendidikan Kepala Sekolah
Kota Sabang

Desiana, S.Pd.M.Pd Zubaidah S.Ag


NIP. 19821205 200604 2 006 NIP 19630227 198302 2 002

KATA PENGANTAR
Puji syukur Kami panjatkan ke Hadirat ALLAH SWT, karena berkat limpahan
dan Karunia- Nya sehingga kami dapat menyususn Laporan Sekolah Model Penjamin
Mutu Pendidikan Tahun Anggaran 2019 dengan Sekolah Model SD Negeri 1 Sabang
tahun 2019.
Rentang waktu pelaksanaan kegiatan ini dimulai sejak bulan September dan
berakhir bulan November 2019.Kegiatan pelatihan ini rutin dilaksanakan oleh semua
peserta.
Terima kasih kami ucapkan kepada seluruh pihak yang telah membantu
proses kegiatan Pelaksanaan Kegiatan Sekolah Model Penjamin Mutu Pendidikan
Pada Tahun 2019 sehingga berjalan dengan baik, terutama kepada Direktorat
Jenderal Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dasar. Dinas Pendidikan,
Pemudan dan Olahraga Kota Sabang juga kepada pemateri yang telah membagi
ilmunya, Kepala Sekolah yang mendukung kegiatan ini peserta dan panitia yang
tetap bersemangat mengikuti hingga akhir kegiatan. Semoga Allah SWT membalas
amal dan niat ikhlas kita semua amin.

Sabang, 25 November 2019


Kepala SD Negeri 1 Sabang

Zubaidah, S.Ag
NIP. 19620227 198302 2 002

DAFTAR ISI
PROFIL SEKOLAH

1. Nama Sekolah : SD Negeri 1 Sabang

Alamat : Jl. O. Surapati Kuta Ateuh


No. Telp/Fax : 0652-21388
NSS : 1010066001001
NPSN : 10105288
Email/Web-site : sdnonesabang@yahoo.co.id/sdn1 sabang.blogspot.com

2. Nama Kepala Sekolah : Zubaidah S.Ag

3. Status Sekolah : Negeri

4. Akreditasi Sekolah : A

5. Tahun didirikan/Beroperasi : 1959

6. KepemilikanTanah/Banguna : Milik Pemerintah / Yayasan / Pribadi / Menyewa


Luas tanah / Status : 3601 M2

b. Luas Bangunan :590 M2

7. VISI SEKOLAH
Terwujudnya sekolah yang nyaman sebagai lembaga Pendidikan Dasar Unggulan Yang
Menghasilkan Peserta Didik yang sholih,cerdas Intelektual, Emosipnal, dan Spiritual ( IPTEK
dan IMTAQ) berwawasan lingkungan serta dipercaya Masyarakat.

8. MISI SEKOLAH

1. Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat dan nyaman.


2. Menumbuhkan rasa ingin tahu dan kreatif.
3. Menanamkan prilaku jujur, sopan, santun serta percaya diri dalam kehidupan sehari-hari
4. Cinta dan perduli lingkungan
5. Menjalin kerjasama yang harmonis antara warga sekolah dan lingkungan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sistem pendidikan nasional yang didefinisikan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun

2003 adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk

mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu untuk mengembangkan kemampuan serta

meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia. Setiap satuan pendidikan pada

jalur formal dan nonformal wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan sebagaimana

diamanatkan di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun 2005. Penjaminan

mutu pendidikan ini bertujuan untuk memenuhi atau melampaui Standar Nasional Pendidikan

(SNP).

Setiap satuan pendidikan beserta seluruh komponen didalamnya memiliki tanggungjawab

dalam peningkatan dan penjaminan mutu pendidikan. Peningkatan mutu di satuan pendidikan

tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya budaya mutu pada seluruh komponen satuan

pendidikan. Untuk peningkatan mutu sekolah secara utuh dibutuhkan pendekatan yang

melibatkan seluruh komponen satuan pendidikan (whole school approach) untuk bersama-sama

memiliki budaya mutu. Agar penjaminan mutu dapat berjalan dengan baik di segala lapisan
pengelolaan pendidikan telah dikembangkan sistem penjaminan mutu pendidikan yang terdiri

dari Sistem Penjaminan Mutu Internal (SMPI) dan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SMPE).

Sistem penjaminan mutu yang berjalan di dalam satuan pendidikan dan dijalankan oleh seluruh

komponen dalam satuan pendidikan disebut sebagai SPMI. SPMI mencakup seluruh aspek

penyelenggaraan pendidikan dengan memanfaatkan berbagai sumberdaya untuk mencapai SNP.

Sistem penjaminan mutu ini dievaluasi dan dikembangkan secara berkelanjutan oleh satuan

pendidikan dan juga ditetapkan oleh satuan pendidikan untuk dituangkan dalam pedoman

pengelolaan satuan pendidikan serta disosialisasikan kepada pemangku kepentingan satuan

pendidikan. Agar pelaksanaan SPMI dapat dilakukan oleh seluruh satuan pendidikan dengan

optimal, perlu dikembangkan satuan pendidikan yang akan menjadi model penerapan

penjaminan mutu pendidikan secara mandiri, yang selanjutnya disebut sekolah model, sebagai

gambaran langsung kepada satuan pendidikan lain yang akan menerapkan penjaminan mutu

pendidikan sehingga terjadi pola pengimbasan pelaksanaan penjaminan mutu hingga ke seluruh

satuan pendidikan di Indonesia

Pada tahun 2018 ini akan di laksanakan program sekolah model. Sekolah model adalah
sekolah berbasis standar nasional pendidikan, yang mencakup 8 standar nasional pendidikan
yakni standar kompetensi lulusan, standar proses, standar isi, standar penilaian, standar PTK
,standar pengelolaan, standar pembiayaan, standar sarpras . Sekolah model adalah sekolah
yang ditetapkan dan dibina oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) untuk menjadi
sekolah acuan bagi sekolah lain di sekitarnya dalam penerapan penjaminan mutu pendidikan secara
mandiri. Sekolah model menerapkan seluruh siklus penjaminan mutu pendidikan secara

sistemik, holistik, dan berkelanjutan, sehingga budaya mutu tumbuh dan berkembang secara
mandiri pada sekolah tersebut.

Sekolah model dipilih dari sekolah yang belum memenuhi SNP untuk dibina oleh LPMP
bersama sama pemerintah daerah agar dapat menerapkan penjaminan mutu pendidikan di
sekolah mereka sebagai upaya untuk memenuhi SNP. Pembinaan oleh LPMP dan pemerintah
daerah dilakukan hingga sekolah telah mampu melaksanakan penjaminan mutu pendidikan
secara mandiri. Sekolah model dijadikan sebagai sekolah percontohan bagi sekolah lain yang
akan menerapkan penjaminan mutu pendidikan secara mandiri. Sekolah model memiliki
tanggungjawab untuk mengimbaskan praktik baik penerapan penjaminan mutu pendidikan
kepada lima sekolah di sekitarnya, sekolah yang diimbaskan ini selanjutnya disebut dengan sekolah
imbas.
Sekolah model akan dibina oleh LPMP dibantu oleh fasilitator daerah. Pembinaan yang
diterima oleh sekolah dalam bentuk pelatihan, pendampingan, supervisi serta monitoring dan
evaluasi. Pembinaan tersebut dilakukan oleh LPMP hingga sekolah tersebut mampu melaksanakan
penjaminan mutu pendidikan secara mandiri. Kemandirian sekolah diukur oleh LPMP pada kegiatan
monitoring dan evaluasi sesuai instrumen yang disediakan.

1.2 Dasar Hukum


1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Republik Indonesia
Nomor 4301);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4496)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410);
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 14 Tahun 2005 tentang
guru dan dosen.
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang
Pemberlakukan Kurikulum tahun 2006 dan Kurikulum 2013;
5. Undang- Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;
6. Perauran Menteri Pendidikan Nasinal Nomor 19 Tahun 2007 tentng Standar Pengelolaan;;
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar
Kompetensi Kelulusan .

1.3 Tujuan
Tujuan pelaksanaan kegiatan Pengembangan Sekolah Model Implementasi SPMI adalah:
1) meningkatkan pemahaman SPMI kepada pengawas, kepala sekolah, guru, tenaga
kependidikan lain, orang tua/komite sekolah dan pemangku kepentingan di dalam maupun luar
sekolah Model /sekolah Imbas.
2) meningkatkan keterampilan sekolah dalam pelaksanaan SPMI
3) menguatkan pelaksanaan SPMI kepada kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan lain,
orangtua/komite sekolah dan pemangku kepentingan di dalam maupun luar sekolah model

1.4 Hasil yang dicapai


Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan Implementasi Sekolah Model SPMI
adalah:
1) sekolah dapat menerapkan penjaminan mutu pendidikan secara mandiri
2) sekolah dapat meningkatkan mutu sesuai SNP
3) sekolah memiliki budaya mutu
Sekolah model nantinya diharapkan dapat dijadikan percontohan sekolah berbasis SNP melalui
penerapan penjaminan mutu pendidikan secara mandiri dan melakukan pola pengimbasan
penerapan penjaminan mutu pendidikan kepada sekolah lain.
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

1.1. Mekanisme Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan implementasi sekolah dilakukan leh pengawas sekolah, kepala sekolah,

guru sekolah model dan Imbas, PTK, dan Komite masing-masing sekolah model. Pelaksaaan

SPMI d Sekolah Model di dampingi oleh Fasilitaror daerah yang telah dilatih dan mengikuti

Pelatihan sebagai Fasda ditingkat Provinsi di LPMP Aceh.

Pelaksanaan SPMI untuk satu sekolah model mengimbaskan 5 (lima) sekolah yaitu: SD Negeri

15 Sabang, SD Negeri 11 Sabang. SD Negeri 13 Sabang, SD Negeri 19 Sabang, dan SD Swasta

Pertiwi Sabang. Kegiatan sekolah model pada tahun 2018 didanai oleh dana banuan

pemerintah sebesar 20.000.000 rupiah.

1.2. Jenis Kegiatan

Kegiatan pelaksanaan SPMI di sekolah model dilaksanakan dalam tujuh kegiatan yaitu:

1. Persiapan dan sosialisasi SPMI oleh nara sumber dari LPMP Aceh

2. Pengisian Instrumen EDS /EMIS

3. Penyusunan RKS /RKAS/ RKT

4. Telaah Hasil Pengisian EDS/EMIS dan RKS/ RKAS/ RKT oleh nara sumber dari LPMP Aceh.

5. Pendampingan Evaluasi Pelaksanaan Pemenuhan Mutu.

6. Pelaporan

1.3. Tempat Kegiatan

Kegiatan pelaksanaan SPMI dilaksanakan di sekolah model masing-masing yaitu di SD Negeri 1

Sabang, Jl. O. Surapati Gampong Kuta Ateuh, Kec. Sukakarya Kota Sabang.
1.4. Waktu Kegiatan

Kegiatan pelaksanaan SPMI ini dilaksanakan Kegitan ini dilaksanakan pada hari efektif diluar

jam pelajaran, dengan jadwal sebagai berikut:

NO HARI/TGL KEGIATAN NARA TEMPAT JUMLAH


SUMBER PESERTA
1. Senin/ Persiapan dan Sosialisasi LPMP Aula SD 11 Orang
12-11-2018 SPMI Negeri 1
Sabang
2. Senin/ Pengisian Instrumen Tim Aula SD 18 orang
03 -09-2019 EDS/EMIS Work/Fasda Negeri 1
Sabang
3. Senin/ Penyusunan Tim Aula SD 18 orang
10-09-2018 RKS/RKAS/RKT Work/Fasda Negeri 1
Sabang
4. Senin/ Telaah hasil pengisian Tim Work / Aula SD 17 orang
17-09-2019 EDS/EMIS/dan Fasda Negeri 1
RKS/RKAS/RKT Sabang
5. Senin/ Penyusunan Instrumen Tim Work Aula SD 13 orang
02- 10-2019 AMI ( Audit Mutu Negeri 1
Internal) Sabang
6. Senin/ Pelaporan Tim Work / Aula SD 3 orang
30-11-2019 Fasda Negeri 1
Sabang

1.5. Unsur-Unsur yang Terlibat

Unsur-unsur yang terlibat dalam kegiaan SPMI adalah:

1. Widiyaiswara LPMP Aceh

2. Fasilitator Daerah

3. Pengawas Sekolah

4. Kepala Sekolah

5. Guru

6. Tenaga Kependidikan

7. Komite Sekolah

8. Perwakilan Orang Tua Murid


BAB III
HASIL KEGIATAN

3.1. Kegiatan Persiapan dan Sosialisasi SPMI

3.1.1. Pelaksanaan Jadwal Pendampingan Sekolah model.

Tujuan kegiatan pendampingan sekolah model adalah menberi pemahaman mengenal

siklus SPMI dan pengisian EMIS untuk sekolah model, mendampingi sekolah dalam

penyusunan RTL (Rencana Tindak Lanjut), Memberi arahan pembuatan laporan

kegiatan dan keuangan dana bantuan pemerintah untuk sekolah model.Kegiatan ini

diikuti dari TIM TPMPS sekolah model, pendamping Dinas Pendidikan , pemuda dan

olahraga.

3.1.2. Kegiatan Pengisian instrumen EDS/EMIS

Hasil dari Kegiatan pengisian instrumen EDS/EMIS disusun dan terjadwal dengan baik

.kegiatan ini diikuti oleh 18 peserta yang terdiri dari pengawas sekolah, komite sekolah, kepala

sekolah, dan tim penjaminan mutu sekolah dan sekolah imbas.

Hasil dari kegiatan ini adalah :


1.Melaksanakan EMIS
Sekolah model mengisi EMIS untuk tahun 2019 yang dilaksanakan oleh TIM penjaminan
Mutu sekolah.Tim ini bekerja berdasarkan hasil evaluasi yang diisi oleh responden yang telah
ditentukan oleh sekolah tersebut.Hasil dari EMIS tersebut dapat dilihat dari hasil rapor mutu.

2.Analisis rapor Mutu

Analisis rapor mutu merupakan hasil dari rekapitulasi delapan sandar nasional pendidikan
.Dari delapan standar tersebut kita memilih prioritas yang perlu kita tingkatkan di tahun ini.

1
3.1.2. Kegiatan Penyusunan EDS/EMIS/ dan RKS/RKAS/RKT

Hasil dari kegiatan ini adalah: Menyusun RKS/RKAS/RKT berdasarkan Rapor Mutu dan

EMIS.RKS/RKT dan RKAS yang disusun berdasarkan rapor mutu dan EMIS ini diharapkan dapat

digunakan oleh sekolah untuk

Menyusun RKS/RKAS/RKT berdasarkan Rapor Mutu dan EMIS.RKS/RKT dan RKAS yang disusun

berdasarkan rapor mutu dan EMIS ini diharapkan dapat digunakan oleh sekolah untuk menyusun

program kerja sekolah guna peningkatan Mutu di sekolah, sehingga kualitas pendidikan

diharapkan dapat ditingkatkan.

3.1.4.Kegiatan Telaah hasil pengisian EDS/EMIS/dan RKS/RKAS/RKT

Hasil dari kegiatan ini adalah:

Laporan kegiatan dari pengisian EMIS,Rapor mutu hingga penyusunan RKS/RKAS/RKT.

3.1.5. Kegiatan penyusunan instrumen AMI ( Audit Mutu Internal)

Hasil dari kegiatan ini adalah :

Laporan kegiatan AMI( Audit Mutu Internal)

3.1.6. Sertifikat

Panitia menyediakan sertifikat bagi 25 peserta kegiatan sekolah model SPMI yang terdiri dari

Guru sekolah model dan kepala sekolah beserta sekolah imbas yang ikut pada kegiatan ini.Jumlah

jam pertemuan 34 JP

2
BAB IV
FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT

4.1 Faktor Pendukung

Faktor pendukung terlaksananya kegiatan SPMI di SD Negeri 1 Sabang adalah karena


terjalinnya kerjasama yang baik antara Tim Penjaminan Mutu Sekolah dengan seluruh warga
sekolah. Dukungan dan kerjasama yang baik antara sekolah model dan sekolah imbas. Sehingga
kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar. Keberhasilan kegiatan ini juga tidak terlepas dari
dukungan dana bantuan yang diberikan pemerintah untuk kelancaran kegiatan SPMI di sekolah
model.

4.2 faktor Penghambat

Selain faktor pendukung diatas, ada juga faktor penghambat yang membuat panitia dan
peserta kegiatan agak kerepotan yaitu yang berhubungan dengan waktu kegiatan. Waktu
kegiatan ini terlalu singkat dan terkesan terburu-buru karena jadwal kegiatan nya dilaksankan
akhir tahun anggaran dimana sekolah sangat repot mengurus segala kegiatan sekolah yang
terkesan semuanya harus siap dan harus dilaporkan. Alangkah baiknya kalua kegiatan ini
dilaksanakan di awal tahun atau pertengahan tahun dimana kegiatan sekolah belum padat-
padatnya.

3
BAB V
DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM

5.1 Dampak Postif


Dampak positif dari kegiatan SPMI adalah :

1. Sekolah dapat mengisi EMIS setiap tahunnya.


2. Sekolah dapat menyusun RKS/RKAS/RKT berdasarkan rapor Mutu
3. Sekolah dapat menetapkan skala prioritas dari 8 standar nasional untuk dapat
meningkatkan mutu sekolahnya.
4. Guru dan kepala sekolah dapat mengembangkan dan mendapat pengetahuan bagaimana
menyusun administrasi berdasarkan kebutuhan.
5. Dapat mengembangkan sekolah imbas yang berada di binaan sekolah model.

5.2 Dampak Negatif.


Dampak negatif dari kegiatan SPMI ini sebenarnya tidak lah telalu mengganggu. Hanya
saja karena kegiatan ini dilaksanakan di akhir tahuun sehingga merepotkan pihak sekolah
dalam menyusun jadwal kegiatan karene berbenturan dengan kegiatan sekolah lainnya.

4
BAB VI
PENUTUP
6.1 Simpulan

Berdasarkan pelaksanaan kegiatan pendampingan pengembangan sekolah model yang


telah dilaksanakan :

1. Sekolah pada umumnya telah memahami bagaimana mekanisme pengembangan


SPMI .
2. Dengan pendampingan yang diberikan di harapkan sekolah memahami akan
mekanisme pengembangan sekolah model dengan baik.
3. Sekolah dapat memperbaiki kekurangan kekurangan berdasarkan kebutuhan sekolah.
4. Sekolah siap melaksanakan implementasi SPMI di sekolah masing-masing baik sekolah
model maupun sekolah imbas.

6.2 Saran- Saran

Bagi sekolah.

1. Melakukan kegiatan dilkat, workshop, seminar diantara nya melalui kegiatan IHT
(KKG/MGMP) untuk peningkatan mutu pendidikan di sekolah secara terus menerus,
sehingga dalam proses pemetaan mutu kedepannya tidak mengalami kendala,
demikian juga dalam pengembangan sekolah model secara keseluruhan.
2. Melalui hasil pemetaan mutu tingkat sekolah dapat tingkatkan hal-hal yang masih
kurang untuk kepentingan pengembangan kedepannya.
3. Melakukan perencanaan program secara lebih baik dengan pedoman, panduan
sekolah model, panduan Audit Internal, dan analisis hasil EDS/EMIS yang ada.
4. Meningkatkan pencapaian SNP dengan terus melengkapi berbagai dokumen yang
masih kurang dan mengusahakan agar semua bukti telah ada dalam arsip sekolah.

Bagi Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Aceh

1. Melakukan pendampingan /supervise penjaminan mutu secara terus-menerus di


kabupaten/kota umumnya dan pada khususnya sekolah-sekolah model dan
imbas,sehingga proses yang sedang berjalan tidak terputus befitu program selesai dan
dapat terus berkesinambungan.
2. Melakukan fasilitasi prose penjaminan mutu secara terus-menerus dengan program-
program tindak lanjut sebagai respon dari permasalahan-permasalahan pendidikan

5
yang dialami oleh sekolah,misalnya dengan melaksankan dilkat khusus
pengembangan program sekolah model ,Dll.

Anda mungkin juga menyukai