KIA 1222
Ni Wayan Martiningsih
Pokok Bahasan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
PENDAHULUAN
Sel sebagai reaktor kimia
PENDAHULUAN..(Lanjutan)
Sel makhluk hidup dengan ukuran sangat kecil
dipandang sebagai reaktor kimia.
Sel pusat metabolisme energi.
Dalam sel reaksi berjalan tidak secara acak,
tetapi sangat terarah.
Dalam sel terdapat suatu mekanisme dengan
berbagai subsistem yg bekerja secara khas
(spesifik) yg memungkinkan makhluk hidup
menghasilkan senyawa (produk) dengan
berbagai tingkat kerumitan struktur molekul.
PENDAHULUAN..(Lanjutan)
Sel menjalankan ratusan bahkan ribuan macam reaksi
sekaligus.
Dengan teknik histokimia, sitokimia, fraksinasi sel
diketahui distribusi & lokasi berbagai enzim dalam sel.
Mitokondria: enzim yang berhubungan dengan
reaksi oksidasi-reduksi
Siklus Krebs
Oksidasi lemak
Katabolisme asam amino
Fosforilasi oksidatif
Transport elektron
PENDAHULUAN..(Lanjutan)
Lisosom: enzim yang mengkatalisis reaksi
hidrolisis (ribonuklease, asam fosfatase)
Inti sel: enzim yang berperan dalam biosintesis
asam nukleat (DNA, RNA)
Sitoplasma: enzim glikolisis, glukonegenesis,
sintesis asam lemak
Ribosom: enzim biosintesis protein
Retikulum endoplasma: enzim sintesis lipid,
sintesis steroid.
Membran plasma: enzim ATPase (sistem
transpor bergantung energi), transpor Na+, K+.
PENDAHULUAN..(Lanjutan)
Perkembangan pengetahuan tentang enzim
Manusia telah lama mengenal enzim: dalam
bentuk pengetahuan praktis empiris dan
disebarkan secara tradisional.
Mengolah bahan makanan dengan enzim
Kebiasaan membuat makanan yang diragikan
Pengolahan susu menjadi yoghurt, kefir, keju, dll
Pembuatan tape, tempe.
PENDAHULUAN..(Lanjutan)
Karakteristik dan sifat kimia dari enzim
Awalnya diantara peneliti enzim,
menggolongkan bahan ini ke dalam protein
ditentang keras.
Pekelharing dan Ringer (1900):
Banyak kesamaan antara enzim dan protein
(protein getah lambung dengan pepsin
mempunyai sifat-sifat sama).
Summer (1926):
Kristal, sifat fisikokimia enzim urease sama
dengan protein.
PENDAHULUAN..(Lanjutan)
Kunitz, Herriots, Anson dan Northrop (1931)
Berhasil mengkristalkan pepsis yang sama dengan
peneliti Summer.
Enzim adalah PROTEIN, telah diterima secara luas dan
tidak ada lagi pernyataan.
Emil Fischer (1894):
Sudah meneliti spesifisitas kerja enzim (meskipun
sifat kimia enzim sbg protein belum diakui). Hasil
gagasannya dikenal sebagai: MODEL KUNCI DAN
ANAK KUNCI (Lock and Key).
Michaelis dan Menten (1913):
Pengetahuan tentang kinetka reaksi enzimatik yang
dikenal dengan persamaan Michaelis-Menten.
BAGIAN-BAGIAN ENZIM
Apoenzim adalah bagian enzim yg terdiri dari protein
saja.
Koenzim adalah molekul organik yg diperlukan enzim
untuk melakukan fungsinya.
Kofaktor adalah ion-ion anorganik yg dibutuhkan enzim
untuk melakukan fungsinya.
Gugus prostetik adalah koenzim/ kofaktor yg terikat
sangat kuat bahkan terikat dengan ikatan kovalen
dengan enzim.
Holoenzim adalah enzim aktif lengkap dengan semua
komponennya.
BAGIAN-BAGIAN ENZIM(Lanjutan)
Tabel contoh beberapa enzim yg memiliki kofaktor
BAGIAN-BAGIAN ENZIM(Lanjutan)
Tabel contoh beberapa enzim yg mengandung koenzim
E. bebas
E. level
Ea
dgn katalisator inorg
Ea'
dgn enzim
Ea''
kead. awal
G = Perubahan
E. bebas
kead. akhir
Perjalanan
reaksi
Reaksi enzimatis:
Enzim memberikan suatu lingkungan yg spesifik di
dalam sisi aktifnya, sehingga reaksi secara
energetik dapat lebih mudah terjadi
Laktat dehidrogenase
Laktat + NAD+
S-G + S
E+S
ES
E+P
4. FAKTOR-FAKTOR PENENTU
AKTIVITAS ENZIM
1.
2.
3.
4.
4. FAKTOR-FAKTOR PENENTU
AKTIVITAS ENZIM.(Lanjutan)
1. Pengaruh konsentrasi enzim dan substrat
Kecepatan reaksi
bergantung pada
konsentrasi enzim yg
berperan sebagai
katalisator.
Pada Gambar terlihat
banyaknya substrat
ditransformasikan
sesuai dengan tingginya
konsentrasi enzim yg
digunakan.
4. FAKTOR-FAKTOR PENENTU
AKTIVITAS ENZIM.(Lanjutan)
1. Pengaruh konsentrasi enzim dan substrat
Jika [E] tetap, sedangkan
[S] dinaikkan maka
hubungan yg didapat
seperti pada Gambar
disamping.
Pada Gambar terlihat,
pada penambahan
pertama V reaksi naik
dengan cepat, tapi jika
penambahan [S]
dilanjutkan, V mulai
menurun sampai pada
suatu ketika tidak ada
tambahan V reaksi.
4. FAKTOR-FAKTOR PENENTU
AKTIVITAS ENZIM.(Lanjutan)
1. Pengaruh konsentrasi enzim dan substrat
4. FAKTOR-FAKTOR PENENTU
AKTIVITAS ENZIM.(Lanjutan)
2. Pengaruh pH
Sifat ionik gugus karboksil & gugus
amino mudah dipengaruhi pH, sehingga
berpengaruh terhadap aktivitas enzim.
pH ekstrim dapat mengakibatkan enzim
mengalami denaturasi => hilangnya
aktivitas enzim.
Perubahan pH yang tidak ekstrim
mempengaruhi enzim secara temporer.
Setiap enzim mempunyai pH tertentu
dimana enzim memiliki aktivitas
maksimum pH tersebut disebut pH
optimum untuk enzim tersebut.
4. FAKTOR-FAKTOR PENENTU
AKTIVITAS ENZIM.(Lanjutan)
2. Pengaruh pH
4. FAKTOR-FAKTOR PENENTU
AKTIVITAS ENZIM.(Lanjutan)
2. Pengaruh pH
4. FAKTOR-FAKTOR PENENTU
AKTIVITAS ENZIM.(Lanjutan)
3. Pengaruh suhu
Reaksi yg dikatalis oleh enzim
peka terhadap suhu.
Adanya perubahan suhu dapat
mengusik ikatan-ikatan
intramolekul enzim sehingga
dapat mengubah bentuk
konformasinya => perubahan
sifat katalitiknya/ aktivitasnya.
Suhu optimum reaksi tubuh
37 C
4. FAKTOR-FAKTOR PENENTU
AKTIVITAS ENZIM.(Lanjutan)
3. Pengaruh suhu
4. FAKTOR-FAKTOR PENENTU
AKTIVITAS ENZIM.(Lanjutan)
4. Pengaruh inhibitor
4. FAKTOR-FAKTOR PENENTU
AKTIVITAS ENZIM.(Lanjutan)
Inhibitor kompetitif
4. FAKTOR-FAKTOR PENENTU
AKTIVITAS ENZIM.(Lanjutan)
Inhibitor kompetitif
5. Konsentrasi ES, EI bergantung pada beberapa faktor:
a. konsentrasi substrat
b. konsentrasi inhibitor
c. aktivitas enzim terhadap S dan I
4. FAKTOR-FAKTOR PENENTU
AKTIVITAS ENZIM.(Lanjutan)
4. FAKTOR-FAKTOR PENENTU
AKTIVITAS ENZIM.(Lanjutan)
Inhibitor non-kompetitif
4. FAKTOR-FAKTOR PENENTU
AKTIVITAS ENZIM.(Lanjutan)
Inhibitor non-kompetitif
4. Inhibitor non-kompetitif tidak dapat
dihilangkan dengan penambahan substrat.
Inhibitor berikatan dengan permukaan enzim
tanpa lepas lagi dan tempatnya tidak dapat
pula diganti oleh substrat.
4. FAKTOR-FAKTOR PENENTU
AKTIVITAS ENZIM.(Lanjutan)
Inhibitor uncompetitive
54
Vmaks . [ S ]
vi = -----------------------Km + [ S ]
Vmaks . [ S ]
vi = -----------------------Km
Vmaks
vi = ---------- . [ S ]
Km
56
6. PENGENDALIAN REAKSI
ENZIMATIS.(Lanjutan)
1. Pengendalian pada tingkat gen
Sebagai protein, informasi genetik enzim
terekam dalam gen
Sel hanya akan mensintesis suatu enzim, jika sel
mengandung gen yg menyandikan enzim yg
dimaksud.
Contoh: manusia tidak bisa mensintesis vitamin
C karena tidak mempunyai gen yg menyandikan
enzim utk mensintesis vitamin C.
6. PENGENDALIAN REAKSI
ENZIMATIS.(Lanjutan)
Terdapat 2 mekanisme pengaturan secara genetik:
1. Inducible enzyme (enzim terbangkitkan)
2. Represi enzyme (pembungkaman enzim)
3. Enzim konstitutif
Inducible enzyme: jika sel memerlukan enzim dalam
keadaan tertentu untuk metabolisme, maka sel akan
membuat enzim tersebut => enzim tersebut dalam keadaan
normal tidak ada, baru dibuat setelah diperlukan oleh sel.
6. PENGENDALIAN REAKSI
ENZIMATIS.(Lanjutan)
6. PENGENDALIAN REAKSI
ENZIMATIS.(Lanjutan)
2. Pengendalian di tingkat molekul enzim oleh produk
Pengendalian dilakukan melalui alosterik kontrol/
feedback inhibition. Regulasi alosterik mengatur
aktivitas enzim melalui hasil akhir (end product).
Pada sistem ini end product akan menghambat
pembentukan enzim pertama (enzim alosterik) yg
mengawali jalur reaksi tersebut bilamana hasil akhir
melebihi kebutuhan sel.
6. PENGENDALIAN REAKSI
ENZIMATIS.(Lanjutan)
3. Pengendalian enzim melalui perubahan struktur
molekul