Anda di halaman 1dari 5

Pendekatan Asam Basa Stewarts

Notasi pH diciptakan oleh seorang ahli kimia dari Denmark yaitu Soren Peter
Sorensen pada thn 1909, yang berarti log negatif dari konsentrasi ion hidrogen.
Dalam bahasa Jerman disebutWasserstoffionenexponent (eksponen ion hidrogen)
dan diberi simbol pH yang berarti: potenz (power) of Hydrogen.
Pendekatan Peter Stewarts ditemukan berdasarkan hukum fisika dasar. Prinsip
dasar dari pendekatan ini tidak seperti pendekatan B-L, bikarbonat buka
merupakan variabel individual; jadi pH tidak bergantung pada konsentrasi serum
bikarbonat.

STRONG ION DIFFERENCE (SID )


Strong ion difference adalah ketidakseimbangan muatan dari ion-ion kuat. Lebih
rinci lagi, SID adalah jumlah konsentrasi basa kation kuat dikurangi jumlah dari
konsentrasi
asam
anion
kuat.
Untuk definisi ini semua konsentrasi ion-ion diekspresikan dalam ekuivalensi
(mEq/L).S
Semua ion kuat akan terdisosiasi sempurna jika berada didalam larutan,
misalnya ion natrium (Na+), atau klorida (Cl-). Karena selalu berdisosiasi ini
maka ion-ion kuat tersebut tidak berpartisipasi dalam reaksi-reaksi kimia.
Perannya dalam kimia asam basa hanya pada hubungan elektronetraliti.

(Handbook of blood gas Acid Balance Interpretation, Springer, 2009)

Asam Basa menurut Persamaan Henderson-Hasselbalch

Henderson-Hasselbalch mengilustrasikan secara matematika tentang bagaimana pH dari


suatu larutan dipengaruhi oleh HCO3- sampai H2CO3 (rasio basa ke asam). Persamaan H-H
dituliskan sebagai :

pK berasal dari disosiasi konstan bagian asam dari kombinasi penyangga . pK adalah 6 : 1
dan , dalam kondisi normal rasio HCO3- sampai H2CO3 adalah 20:1
Secara klinis CO2 yang larut dapat digunakan
Persamaan H H menitik beratkan pada sistem buffer asam karbonat yang memegang
peranan penting dalam pengaturan asam basa melalui ginjal dan paru paru. Karbondioksida
bereaksi dengan air untuk membentuk HCO3- dan H+.
CO2

H2O

H2CO3

H+

HCO3-

Berdasarkan hukum kekekalan massa, maka [H+] [HCO3-] / [H2CO3] = konstan. Sehingga,
dapat ditentukan bahwa pH = pKa + log([H+] [HCO3-] / [H2CO3]). Dari persamaan tersebut,
pH dapat dikatakan sebagai rasio antara bikarbonat dan karbondioksida. Perubahan pH dapat
disebabkan oleh perubahan CO2 (respirasi) atau HCO3- (metabolik). Sistem kompensasi
tubuh berusaha mempertahankan rasio tersebut tetap 20:1.
Namun, persamaan H H tidak membahas mekanisme perubahan pH akibat efek metabolik
sejelas efek respiratoriknya, karena secara in vivo kadar bikarbonat sangat tergantung pada
tekanan parsial karbondioksida (pCO2). Oleh sebab itu, muncullah konsep standard
bikarbonat dan standard base excess (BE) untuk membantu menghitung efek metabolik
terhadap perubahan pH. Standard bikarbonat adalah jumlah bikarbonat yang seharusnya ada
pada PCO2 = 40 mmHg, sehingga dapat menyingkirkan efek respirasi pada suatu perubahan
pH. Sementara standard BE melihat jumlah asam (dalam mmol/l) yang harus ditambahkan
atau dikurangkan pada sampel darah yang sama dengan Hb 5,5 g/dl untuk mencapai pH
normal pada PCO2 40 mmHg. Semakin negatif BE menunjukkan sampel darah tersebut
semakin asam.

Anda mungkin juga menyukai