Keighley 2013
Fistula enterokutan hubungan abnormal antara 2 rongga (Intestinal dan kulit) yang dilapisi
epitel
Pembagian
1. Spontan atau Postoperatif
Spontan akibat dari penyakit2 intestinal enteritis radiasi, TBC,
Actinomycosis, Amoebiasis, Crohn’s disease, Penyakit divertikular dan
malignancy
Post-operatif komplikasi dari anastomosis / kerusakan usus daat laparotomi
atau prosedur invasil lainnya
2. Simpel atau Komplex
Simple single, track-nya pendek, hubungan langsung dari track ke kulit
Komplex berhubungan dengan abses atau fistula dengan vesika urinaria,
vagina atau hollow viscera lain. Biasanya track-nya panjang dan multipel
3. High atau Low Output
High output > 500cc/24 jam
Mortalitas ↑, prognosis jelek, penutupan spontan lebih jarang
Mortalitas tinggi fistula dengan abses, track multipel, septikemia, ileus,
distress resirasi, perdarahan upper GI, disfungsi ginjal/hepar dan
tromboembolisme
Bila produksi > 1500 cc/hari prognosis buruk
Low Output
o Low output < 250cc/24 jam
o Moderate 250 – 500cc/24 jam
o High > 500cc/24 jam
4. Usus kecil atau Usus Besar
Fistula pada usus kecil
Mortalitas dan komplikasi ↑, biasanya high output
Malnutrisi sering terjadi
Fistula pada Usus Besar
Low output, bila terdapat abses biasanya localized, obstruksi pada distal lebih
jarang
Lebih sering terjadi iskemi (dibanding fistula usus kecil)
Prognosis lebih baik 92% akan dapat menutup spontan
Manajemen
6 fase menajemen :
1. Resusitasi dan kontrol dari produksi fistula
2. Eliminasi dari intra abdominal sepsis/infeksi
3. Nutrisi parenteral
4. Rehabilitasi dan ambulasi
Parish Budiono 1
5. Tentukan dari Fistula dan Track-nya (Fistulografi)
6. Definitive surgical treatment bila perlu
MANAJEMEN
(Current Management of Enterocutaneous Fistula, Vol 10_No. 3_2006)
1. Stabilisasi
a. Identifikasi
o EF post-op demam dan prolonged ileus
o Kehilangan berat badan lamanya periode puasa atau keterbatasan
suport nutrisi
o Dehidrasi
o Anemia
o Hipoalbuminemia (low level of the major serum oncotic proteins)
b. Resusitasi
o Resusitasi dgn kristaloid kehilangan cairan ke rongga ke-3 atau dinding
usus
o Tranfusi PRC meningkatkan oxygen-carrying capacity
o Albumin restore plasma oncotic pressure
c. Kontrol Sepsis
o Evaluasi dan penmgobatan fokus dari sepsis
o CT Scan Abdomen intraperitoneal abses dilakukan drainase
(perkutan atau operatif)
o Mungkin diperlukan diversi proksimal bila drainase operatif dilakukan
o Reseksi definitif dan repair dari fistula dihindari (rekurensi dan
keadaan sepsis)
o Kultur dari material abses empiric AB terapi sebelumnya dan berdasar
kultur
o EF tanpa bukti Sepsis demam tinggi, rigors dan hipotensi, atau
localized infection selulitis, pnemonia etc Tidak memerlukan AB
o Pengobatan infeksi jamur bila ada Amphotericin B
d. Suport Nutrisi
o Pasien dng EF malnutrisi intake yang kurang, hiperkatabolisme
akibat sepsis dan kehilangan protein-rich enteral content
o Status nutrisi harus dinilai kebutuhan metabolik Harris-Benedict dan
Faktor stress
o Secara umum pasien EF perlu 25-32 kcal/kg per hari, Protein intake
1,5 g/kg per hari
o Parenterral nutrisi atau kombinasi dengan Enteral nutrisi
o Pada kasus fistula proksimal feeding dapat di-infuskan ke distal fistula
(bila distal cukup panjang, 4 feet dan tidak ada obstruksi distal)
e. Kontrol dari Drainase Fistula
Parish Budiono 2
o NGT selama tidak ada obstruksi dan prolonged ileus tidak
bermanfaat
o H2-reseptor antagonis dan PPI menurunkan volume dan sekresi dari
gaster
o Sukralfat menurunkan asiditas dan menyebabkan konstipasi
menurunkan produksi
o Somatostatin dan analognya, Octreotide menghambat sekresi endokrin
dan eksokrin melalui hambatan pada hormon2 gastrointestinal gastrin,
kolesistokinin, sekretin, insulin, glukagon, dan vasoactive intestinal
peptides menurunkan sekresi asam lambung, sekresi eksokrin
pankreas, usus dan motilitas dan kontraktilitas kandung empedu.
o Somatostatin dan Octreotide resiko hiperglikemi, rebound effect,
meningkatkan insidens kolelithiasis.
o Melindungi kulit sekitarnya iritasi lokal dan infeksi
o Beberapa metode dalam drainase fistula :
Simple gauze dressing
Skin barier
Pouches
Suction catheters
VAC (Vacuum-assited closure) system
2. Investigasi
Setelah pasien ter-resusitasidan stabil investigasi dari fistulanya
Hari ke 7-10 pasien umunya sdh stabil dan fistula sudah matur Fistulografi
(under fluoroscopy) dgn water soluble contrast
o The source of the fistula
o The nature of the fistula tract length, course and relationship
o Ada tidaknya kontinuitas dari usus
o Ada tidaknya obstruksi distal
o Keadaan sekitar dari fistula --. Inflamasi, strikture
o Ada tidaknya abses yang berhubungan dengan fistulanya
Pada pasien sepsis CT scan Abd identifikasi abses dan sebagai guide
perkutaneus drainase
3. Decision
Idealnya fistula akan menutup dalam 4 – 6 mgg, bila nutrisi adekwat, bebas
sepsis. Namun hy 30% yang dapat menutup spontan
Faktor prediksi penutupan spontan Tabel
Pada kasus dimana kemungkinan menutup kecil setelah 4 minggu reseksi
operatif diperlukan
Delayed operasi setelah 6 minggu hasil lebih baik dibanding operasi dalam 10
hari
“Our own practice generally tries to wait at least 4 months from the previous
operation”
Parish Budiono 3
4. Terapi Definitif
Nutrisi harus optimal dan bebas dari seluruh sumber sepsis
Dinding abdomen baik, tanpa/minimal inflamasi
Insisi baru menjauhi dari area yang dapat sebabkan sepsis
Bebaskan seluruh usus dari lig Treitz sampai rektum
Eksplorasi abses dan adanya obstruksi meminimalisis kegagalan
anastomosis
Omentum dapat diletakkan antara anastomosis usus dengan penutupan
peritoneum
Dekompresi gastrostomi atau feeding jejenustomi membantu dalam post-op
management
5. Healing
Nutrisi suport tetap diteruskan setelah penutupan baik spontan maupun operatif
Parish Budiono 4
Parish Budiono 5
Parish Budiono 6