REFERAT
Hypertrophy Pyloric
Stenosis
Pembimbing: dr. Kesuma Mulya, Sp.Rad
Kelainan pada bayi
2
DEFINISI
3
3 : 1000
di Amerika Serikat
Laki-laki : Perempuan = 4 : 1
Sering bersama dengan Fistula Trakeoesofagus
4
ANATOMI DAN FISIOLOGI
5
ETIOLOGI
6
PATOGENESIS
7
MANIFESTASI KLINIS
8
Diagnosis dan
Diagnosis Banding
9
Anamnesis
10
Pemeriksaan Fisik
11
Penunjang
12
Penunjang: Radiologi
13
Penunjang: Radiologi
Mushroom sign
USG Abdomen
• Penebalan dari otot pylorus, predictive
value sampai 90%
• Panjang kanalis pyloricum >17 mm dan
tebal dinding otot >4 mm
16
Penunjang: Radiologi
CT Scan
• Dengan kontras potongan koronal,
tampak penebalan fokal pylorus dan
antrum bagian distal
17
Diagnosis Banding
18
Diagnosis Banding
3. Bezoar
4. Obstruksi Duodenum
Muntah intermiten, sering disebabkan
Atresia, stenosis atau malrotasi
karena menelan nasi/pisang pada bayi
duodenum. Bayi baru lahir dengan
yang baru lahir atau termakan rambut
muntah bilier dan persisten sejak lahir
19
Diagnosis Banding
5. Atresia Jejunum
Tampak beberapa gelembung udara
6. Intususepsi
Masuknya segmen proksimal usus (intususeptum)
ke dalam lumen usus distal (intususepien). MK:
sakit perut bagian atas, defekasi darah dan lendir,
muntah, teraba tumor di abdomen, bayi tampak
pucat
20
PENATALAKSANAAN
21
PENATALAKSANAAN
▰ Pembedahan
Prosedur bedah pilhan adalah piloromiotomi Ramstedt.
Prosedur ini dilakukan melalui insisi pendek melintang
atau dengan laparaskopi. Massa pylorus di bawah
mukosa dipotong tanpa memotong mukosa dan irisan
ditutup kembali
22
PROGNOSIS
Setelah pembedahan bayi masih sekali-sekali muntah, sembuh sempurna setelah 2-3 hari
pasca bedah. Pengobatan beda stenosis pylorus adalah kuratif, dengan mortalitas
pembedahan antara 0 dan 0,5%. Terapai medik konservatif (dengan memberikan
makanan sedikit-sedikit, atropine) pernah dilakukan pada masa lalu tetapi perbaikannnya
lambat dengan mortalitas yang lebih tinggi. Dilatasi dengan endoskopi balon cukup
berhasil, laporan ini perlu diperkuat sebelum praktek ini diterima sebagai terapi
23
Frank, Henry. 2011. Netter Atlas of Human Anatomy. Saunders Elsevier: Philadelphia.
Frankel, Heidi. 2004. Hypertrophic Pyloric Stenosis (HPS). In: Ultrasound for Surgeons. Landes Bioscience: USA.
Hardy Maryann and Boynes Steven. 2007. Congenital Pyloric Stenosis. In: Pediatric Radiography. School of Health Studies,
University of Bradford: United Kingdom.
Katami A, Ghoroubi G, Imanzadeh F, Attaran M, Mehrafarin M, Sohrabi MR. 2009. Olive palpation, sonography and barium
study in the diagnosis of hypertrophic pyloric stenosis: decline in physicians’ art barium. Iran J Radiol; 6(2): 87-90
Kusumadewi, Anny dkk. 2008. Congenital Hypertrophic Pyloric Stenosis. Department of Pediatric Surgery, Faculty of Medicine
Hasanuddin University: Makassar.
Price, Sylvia and Wilson, Lorraine. 2005. Gangguan lambung dan Duodenum. Dalam: Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit 6th Edition. EGC: Jakarta.
Singh, Jagvir. 2017. Pediatric Pyloric Stenosis. Available from: http://emedicine.medscape.com/
Staf pengajar FKUI. 2008. Stenosis Pilorik Hipertrofi. Dalam: Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia: Jakarta.
Stanton Kliegman. 2011. Pyloric Stenosis and Other Congenital Anomalies of the Stomach. In: Nelson Textbook of Pediatri
19th Edition. Elsevier: Philadelphia.
Suraatmaja, Sudaryat. 2005. Muntah Pada Bayi dan Anak dalam Kapita Selekta Gastroenterologik Anak. CV. Sagung Seto:
Jakarta.
Rasad, Sjahrir. 2005. Radiologi Diagnostik Ed 2. Jakarta. FK UI.
Terima Kasih
Semoga Bermanfaat
25