Anda di halaman 1dari 3

FISTEL ENTERO-KUTAN

5. Malnutrisi, Sepsis .
Permasalahan yang sering menyertai FEK adalah kehilangan cairan dan elektrolit,
--------------------------------------------------------------------------------------------RD- ekskoriasi kulit, malnutrisi, infeksi dan sepsis. Kehilangan cairan pada fistula
Collection 2002
bagian proksimal dapat mencapai 4 liter perhari, penderita jatuh dalam keadaan
hipovolemik, gangguan elektrolit dan pencernaan, sehingga dapat jatuh dalam
keadaan gangguan nutrisi yang berat .
FISTULA adalah hubungan abnormal antara dua permukaan yang ditutup epitel,
berupa saluran berlapis epitel atau jaringan granulasi Fistula Enterokutan (FEK) Menurut Terjadinya FEK dibagi menjadi :
adalah hubungan abnormal antara lumen usus dan permukaan kulit. Early
Penyebabnya dapat primer atau sekunder akibat kebocoran anastomose atau trauma Terjadi beberapa hr setelah Pembedahan
operasi pada usus. Diagnosis ditegakkan secara klinis, bila diperlukan dengan tes Sbg besar disebabkan krn kesalahan tehnik operasi
norit dan pemeriksaan radiologis dengan kontras.. Tdp tanda2 peritonitis
Umumnya perlu tindakan pembedahan segera
Fistula enterokutan dapat diklasifikasikan:
Berdasarkan ANATOMI dapat berupa : Late
Internal Terjadi diatas 5 hr post-operatif
Fistula internal menghubungkan dua organ yang sama atau sistem organ yang Disebabkan oleh gangguan penyembuhan luka, Nutrisi, post-radiasi, dll
berbeda
Eksternal Re-Operasi adalah tindakan yg plg baik pd Early post-operative GI fistulae bl
Disebut juga fistula enterokutan (FEK) menghubungkan antara lumen usus keadaan penderita memungkinkan
dengan permukaan kulit.

Secara FISIOLOGI berdasarkan jumlah cairan yang dikeluarkan :


High-Output Product (HOP) lebih dari 500 cc/hari,
Moderate-Output Product (MOP) antara 200 500 cc/hari,
Low-Output Product (LOP) kurang dari 200 cc/hari.

Secara ETIOLOGI dibedakan menurut asal mula terjadinya fistula, seperti post
operatif dari hernia repair, appendisitis dll Berdasarkan hubungan dengan jaringan
sekitarnya dan panjang saluran, FEK dapat dibagi menjadi :
Simpel
Simpel bila hanya ada satu hubungan tanpa kantong abses dan salurannya
pendek
Komplek. Penatalaksanaan
Bila lebih dari satu fistula dan panjang, atau melewati beberapa organ viskus, Penanganan FEK dibagidalam 5 fase, yakni :
atau fistula berada dalam kantong abses. 1. Stabilisasi dan proteksi kulit
2. Investigasi
Fistula enterokutan bisa timbul spontan dari usus yang sudah tidak sehat akibat 3. Keputusan penanganan
proses keganasan, tetapi kebanyakan timbul paska operatif akibat kebocoran 4. Terapi definitif
anastomosis atau trauma operasi pada usus. 5. Penyembuhan
Kebocoran anastomosis usus dapat terjadi akibat :
1. Teknik operasi yang tidak baik
2. Jahitan yang terlalu tegang Dalam penentuan pilihan penanganan FEK perlu dilakukan investigasi fistula,
3. Obstruksi bagian distal sehingga dapat menjawab pertanyaan dari mana asal fistula, apakah ada
4. Penyakit malignansi pada sisi anastomose
diskontinuitas saluran pencernaan, apakah ada obstruksi usus bagian distal, bagaimana
kondisi usus disekitar saluran fistula, apakah disertai rongga abses.
Untuk itu semua perlu dilakukan pemeriksaan : 4. Kontrol terhadap sepsis,
1. Fistulografi Bahwa selain langsung melalui suatu saluran, fistula dapat juga sebelumnya
2. Pemeriksaan kontras barium melalui rongga-rongga abses sebelum akhirnya muncul dipermukaan kulit.
3. Endoskopi dan deteksi kantong abses dengan USG/CT scan . Rongga-rongga abses ini tentu saja akan merupakan tempat untuk
perkembangbiakan bakteri. Untuk itu pada setiap fistula perlu diselidiki
Penanganan tergantung klasifikasi FEK. : apakah terdapat abses didalam rongga abdomen. Bisa dengan sekaligus
Konservatif pada pemeriksaan fistulografi atau memeriksanya dengan USG atau CT
FEK simpel dan tak ada penyakit penyerta, Tujuan akhir dari perawatan scan . Juga diberikan antibiotik yang sesuai dengan kultur dan sensitivitas
konservatif adalah terjadinya penutupan fistula secara spontan. tes.
Penanganan konservatif berupa resusitasi cairan awal, proteksi kulit sekitar
muara fistula dan pemberian nutrisi, baik parenteral maupun enteral, pada Operatif
kasus yang berat diperlukan parenteral total. Penanganan operatif ada 2 macam :
Kegagalan terapi konservatif dapat disebabkan diskontinuitas saluran 1. Untuk memungkinkan penutupan fistula secara spontan drainase abses,
pencernaan, adanya obstruksi bagian distal , drainase saluran fistula melewati pemasangan pipa gastrostomi atau jejunostomi.
kantong abses, infiltrasi saluran fistula oleh proses penyakit dasarnya misal 2. Laparatomi dengan reseksi anastomosis usus, mengangkat semua kantong
kolitis, keganasan, kerusakan jaringan oleh radiasi abses dan eksteriorisasi usus dengan stoma bila diperlukan
Penting untuk diketahui dalam perawatan konservatif adalah
1. Suport nutrisi, Penanganan penderita FEK dimulai dengan tindakan konservatif, kecuali ada
Problem yang terjadi bersumber pada kurang sempurnanya fungsi absorbsi indikasi untuk dilakukan tindakan operasi segera, yaitu peritonitis umum dan
dan tingginya pengeluaran cairan lewat fistula, terutama pada fistula jenis perdarahan.
high-output. Belum lagi dengan kadaan sepsis yang mungkin menyertai, Tindakan operatif diperlukan apabila terdapat obstruksi bagian distal, kantong abses,
sehingga banyak pasien jatuh dalam keadaan malnutrisi. Penghentian kontinuitas terputus, fistula mukokutaneus atau dengan perawatan konservatif
makan dan minum lewat oral adalah baik untuk mengurangi jumlah cairan selama lebih dari 6 minggu atau tidak sembuh .
fistula dan sekresi intestinal. Beberapa pasien bahkan seringkali ada yang Tindakan operatif berupa laparatomi eksplorasi, reseksi anastomosis, atau dengan
memerlukan nutrisi parenteral jangka panjang. Dengan membaiknya diversi eksterna.
kondisi nutrisi dan istirahatnya usus, jenis fistula tertentu akan dapat
menutup secara spontan.

2. Kehilangan cairan dan elektrolit,


Fistula berpengeluaran tinggii (HOP) lebih dari 500 ml/hari dapat
menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit yang mengarah pada
kolapsnya sistem sirkulasi. Pencatatan jumlah cairan yang keluar lewat
fistula sangat penting, di samping perhitungan pengeluaran dan
pemasukan lainnya, hinggatercapai keseimbangan yang diinginkan.

3. Menjaga kulit,
Cairan intestinal akan menyebabkan ekskoriasi dan rasa tidak enak pada
kulit pasien, sehingga bagaimanapun caranya diusahakan agar jangan
sampai mengenai kulit. Pengurangan jumlah pengeluaran cairan lewat
fistula, disamping sangat berguna untuk mengurangi kehilangan cairan dan
lektrolit, juga sangat membantu dalam pengelolaan terhadap iritasi kulit
oleh cairan fisatula.
Catatan
--------------------------------------------------

Penatalaksanaan Bedah
Buka luka lama seluruhnya, dpt diperluas.
Bebaskan semua perlekatan, dr Lig Treitz Valv Bauchini
Cuci rongga abd dg NaCl 0.9 %, sebanyak mungkin kira2 5 liter
Pilihan penatalaksanaan pd kebocoran anastomosis
Kebocoran kecil pd Px dg kondisi baik, pus minimal, tindakan adalah
reseksi anastomosis ulang, Penjahitan lgs pd daerah yg bocor sgt tidak
dianjurkan (keadaan Px tdk sebaik pd saat Ox Pertama)
Bl Meragukan reseksi ulang & keluarkan sebagai stoma
Pd daerah kolon keluarkan sebagai stoma
Untuk duodenum, anjuran adalah dijahit ulang & psg drain
Menghilangkan daerah abses dg drenase yg baik
Luka Ox dijahit jarang untk drenase

Prinsip penatalaksanaan Fistula Di Bag Bedah


FKUI?RSCM
Atasi Sepsis
Lokalisasi fistula
Kendalikan kebocoran anastomosis dr fistula
Lindungi kulit
Perbaiki nutrisi Px, hingga balans Nitrogen +
Bl mgkn cari dan eliminasi penyebab fistula
Tentukan waktu perawatan konservatif fistula agar menutup, sambil
memperbaiki Nutrisi, elektrlit
Lakukan koreksi pembedahan fistula setelah Px dlm kondisi optimal

Sepsis Hrs diatasi pd saat kita membuat Dx


Drenase abses
Drenase cairan usus dg baik
Buka Jahitan kulit

Lindungi kulit
Buat stoma diatas fistula
Atasi iritasi kulit dg melokalisir fistula, tampung dg stoma bag
Atasi maserasi kulit dg Ointment, atau obat topikal lainya, penutup luka lainya
spt tegaderm, intersheet thin

Anda mungkin juga menyukai