Anda di halaman 1dari 86

Pendidikan Dokter Berbasis

Kompetensi
Prof.Dr.dr. Rusdi Lamsudin, SpS(K), M.Med.Sc
Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Indonesia

Komitmen Kita Semua


Komitmen Nasional

4 Misi Menuju Indonesia


Sehat 2010

Menggerakkan Pembangunan Nasional Berwawasan


Kesehatan

Mendorong Kemandirian Masyarakat Untuk Hidup


Sehat

Memelihara dan Meningkatkan Pelayanan Kesehatan


yang Bermutu, Berkeadilan, Merata, dan Terjangkau

Memelihara dan Meningkatkan Kesehatan Individu,


Keluarga dan Masyarakat beserta Lingkungannya

INDONESIA SEHAT 2010


Model-Model
(dalam kesisteman)
(Desentralisasi)

Keluarga Sehat
Desa Sehat
Kecamatan Sehat
Kota/Kabupaten Sehat
Propinsi Sehat

SK Mendiknas 045/2002
Kurikulum Inti suatu program studi:
Kompetensi utama
Kompetensi pendukung dan kompetensi
lain yang gayut
Elemen kompetensi
Persyaratan akademis dosen
Fasilitas belajar mengajar
Sistem evaluasi berbasis kompetensi

Definisi Kompetensi
(SK Mendiknas No.045/2002)
Kompetensi adalah seperangkat tindakan
cerdas, penuh tanggung jawab yang
dimiliki seseorang sebagai syarat untuk
dianggap mampu oleh masyarakat dalam
melaksanakan tugas-tugas di bidang
pekerjaan tertentu

SK Dirjen Dikti (11 Februari 2005)


Pendidikan Dokter Berbasis Kompetensi

Khusus untuk pendidikan dokter


McGaghie, et al (1978)
Wilkerson (2002)
Carraccio (2002)

McGaghie, et.al (1978)


Competence includes a broad range of
knowledge, attitudes, and observable
patterns of behaviors which together
account for ability to deliver a specified
professional service

Wikerson (2002)
Professional competence is the habitual
and judicious use of communication,
knowledge, technical skills, clinical
reasoning, emotions, values, and
reflection in daily practice to improve the
health of individual patient and community

Carraccio, et al (2002)
Competency is a complex set of behaviors
built on the components of knowledge,
skills, attitude and competence as a
personal ability.

Comptence-based curriculum
1. Knowledge competence
2. Skill competence
3. Behavioral competence
All should be developed/achieved

Taksonomi Bloom
State an aspect of
knowledge, skill or
attitude to be acquired
General discipline
Context-free
Professional values
unaddressed
Defines knowledege, skill
or attitude

Comptencies
Integrates related
knowledge, skill, and
attitude objectives
Draws from multiple
disciplines relevant to
practice
Related to an actual task
in the field-contextualized
Driven by professional
practice and values
Defines a level of ability
for an observable
outcome

Curriculum Changes, Innovation of


Medical Education

1.
2.
3.

Academic phase and professional phase


Academic-professional phase. Integrated
Subject-based to competence-based curriculum

H- Shape

Z-Shape

KIPDI III
Bab I : Pendahuluan
Bab II : Metode Perumusan Kompetensi
Bab III : Kerangka Kurikulum Pendidikan
Dokter di Indonesia
III.1. Kompetensi 1
a. Definisi Kompetensi
b. Komponen kompetensi
c. Substansi Kajian
d. Level of Competency
Achievement
III.2. Kompetensi 2 dst

KIPDI III
Bab IV : Petunjuk pembuatan kurikulum
tingkat Fakultas/Program Studi
Bab V : Penutup
Referensi
Lampiran

Kompetensi Inti
Dokter Pelayanan Kesehatan Primer
di Indonesia
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kemampuan berkomunikasi secara efektif


Memiliki ketrampilan klinis dasar
Menerapkan ilmu kedokteran dasar dalam praktek
kedokteran
Mampu mengelola masalah kesehatan individu dan
keluarga dalam konteks pelayanan kesehatan
primer
Memiliki kemampuan self-awareness/ Refleksi
Memiliki kemampuan pengembangan diri dan
belajar sepanjang hayat
Memiliki kemampuan pertimbangan moral dan
etika

Institusi Penyelenggara
Program Pendidikan Dokter PKP
Merumuskan:
Kompetensi Pendukung Dokter PKP di
Indonesia
Kompetensi lain yang bersifat khusus
dan gayut dengan kompetensi utama
Formulasi nasional:lokal = ?
(pasal 3 ayat 3 SK Mendiknas 045/2002)

Penjabaran Kompetensi Inti


Dokter Pelayanan Kesehatan
Primer

Setiap Kompetensi Inti


1. Definisi kompetensi
2. Elemen-elemen kompetensi
3. Substansi kajian kompetensi
utama
4. Level of competency

Kompetensi Inti:
1.Kemampuan berkomunikasi
secara efektif

Definisi kompetensi:
Mampu berKomunikasi Efektif
Lulusan program pendidikan dokter
harus mampu berkomunikasi secara
jelas, sensitif dan efektif dengan:
a. pasien dan keluarganya, tanpa
memandang latar belakang sosial,
budaya, etnis, agama, ekonomi
maupun politik;
b. teman-teman sejawatnya
c. berbagai profesi lain yang terkait

Komponen Kompetensi
Mampu berKomunikasi Efektif
1. Jenis klien menurut umur
1.
2.
3.
4.

Anak-anak
Remaja
Orang dewasa
Lanjut usia

2. Menurut keadaan klien:


1. Sehat
2. Sakit
3. Cacat

Komponen Kompetensi:
Mampu berKomunikasi Efektif
3. Menurut metode komunikasi:
1. secara tertulis
2. secara lisan
3. secara elektronik
4. Menurut jumlah klien:
1. individu
2. keluarga
3. kelompok
4. massa

Komponen Kompetensi:
Komunikasi Efektif
5. Menurut situasi klien:
1. Berita buruk
2. Tindakan medis yang akan dilakukan
3. Pembiayaan / Ekonomi keluarga
4. Pendidikan kesehatan

Knowledge Base (substansi kajian)


Komunikasi Efektif
1.
2.
3.
4.

Definisi komunikasi
Metode komunikasi
Media dan sarana komunikasi
Penggunaan teknologi informasi

Fasilitas/sarana-prasarana
pendidikan
1.

Sarana Dasar:
a.Ruang latihan komunikasi
b. Modul latihan komunikasi
c. Lahan praktek komunikasi di keluarga dan komunitas

2. Sarana Lanjut
Laboratorium Ketrampilan Klinik
a. Ruang kaca
b. Ruang simulasi praktek dokter dengan
CCTV
c. Computer Assisted Learning
d. Pasien simulasi

Persyaratan akademis dosen


1. Dasar:
a. Staf dosen yang diberi tugas khusus
mengampu kompetensi komunikasi
efektif
2. Lanjut:
b. S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
dengan bidang kajian promosi dan
pendidikan kesehatan

Proses belajar-mengajar
Kompetensi Komunikasi Efektif
1. Kuliah
2. Praktek komunikasi di ruang dan di
lapangan
3. Diskusi tutorial
4. Belajar mandiri

Sistem evaluasi berbasis


kompetensi Komunikasi Efektif
1. MCQ untuk pengetahuan
2. OSCE

level of competency achievement


Kompetensi Komunikasi Efektif
1. Level 1: Mhs mampu berkomunikasi dengan
klien dewasa dan sehat (perorangan dan
kelompok), secara lisan dan tertulis; serta
kelompok sejawat
2. Level 2: Mencakup Level 1 dan mampu
berkomunikasi dengan klien anak dan remaja
(perorangan dan kelompok) sehat secara
lisan dan tertulis
3. Level 3: Mencakup Level 1-2, dan mampu
berkomunikasi dengan klien sakit (perorangan
dan kelompok) dan lansia, secara lisan dan
tertulis

Kompetensi Inti:

2. Memiliki ketrampilan
klinis dasar

Definisi kompetensi:
Ketrampilan Klinis Dasar
Lulusan program pendidikan dokter harus:
a.mampu memperoleh dan mencatat
riwayat penyakit secara lengkap dan tepat
b.trampil melakukan pemeriksaan fisik dan
mental secara komprehensif dan lengkap
c. Mampu memilih metode pemeriksaan
penunjang secara tepat dalam konteks
pelayanan kesehatan primer

Definisi kompetensi:
Ketrampilan Klinis Dasar
d. Trampil melakukan pemeriksaan
penunjang sesuai konteks pelayanan
kesehatan primer
e. Trampil menafsirkan hasil pemeriksaan
fisik, mental dan pemeriksaan penunjang
secara tepat

Komponen Kompetensi
Ketrampilan Klinis Dasar
1. Pemeriksaan Fisik Pasien:
1.1. Anamnesis Pasien dewasa:
- keluhan utama
- perjalanan penyakit
- riwayat keluarga
- penyakit dahulu
- status kesehatan sekarang
- riwayat seksual

Komponen Kompetensi
Ketrampilan Klinis Dasar
- riwayat sosial dan ekonomi keluarga
- riwayat psikiatri
1.2. Riwayat Penyakit Anak
- sama dengan di atas, ditambah:
- riwayat kelahiran (prenatal, natal dan
neonatal)
- riwayat pemberian makan (ASI, bayi,
kebiasaan makan pada anak2)

Komponen Kompetensi
Ketrampilan Klinis Dasar
- riwayat tumbuh kembang
(pertumbuhan fisik, perkembangan mental
dan sosial)
- riwayat penyakit anak
- riwayat imunisasi
1.3. Pemeriksaan fisik umum:
- Keadaan umum
- tanda-tanda vital

Komponen Kompetensi
Ketrampilan Klinis Dasar
- kulit
- kepala, mata, telinga, hidung,
tenggorokan
- leher
- dada dan punggung
- jantung
- paru-paru
- payudara
- abdomen
- genitalia eksternal laki dan perempuan
- pelvis termasuk pemeriksaan spekulum
- rektum dan prostat

Komponen Kompetensi
Ketrampilan Klinis Dasar
- ekstremitas
- Muskuloskeletal
- Nadi dan pembuluh
darah perifer
- Reflek dan
pemeriksaan
neurologis

Komponen Kompetensi
Ketrampilan Klinis Dasar
1.4. Pemeriksaan status mental
1.5. Pemeriksaan neonatal
1.6.Pemeriksaan wanita hamil
1.7. Pemeriksaan kegawatdaruratan:
- Pasien tidak sadar
- Gawat darurat jantung pulmonar
- Trauma multiple
1.8. Kerokan squama
1.9. Gram stein utk GO
1.10. Biopsi
1.11. Skin test
1.12. Pemeriksaan visus
1.13. Test Buta warna
1.14. Tonometri
1.15. Pemeriksaan vena jugularis
1.16. Memasang EKG

Komponen Kompetensi
Ketrampilan Klinis Dasar
2. Tindakan klinik rutin
Lulusan program pendidikan dokter
trampil melakukan dan mampu
menjelaskan kepada pasien tentang
indikasi, komplikasi, dan keterbatasan
tindakan klinik rutin, yaitu:

Komponen Kompetensi
Ketrampilan Klinis Dasar
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.

Pungsi vena dan mengambil


sediaan kultur darah
Memasang intravenous
Resusitasi jantung paru dasar
Pemasangan endotracheal
tube
Perawatan perdarahan
eksternal
Teknik sterilisasi septik dan
aseptik
Pengelolaan bahan-bahan
infeksious
Sirkumsisi
Vasektomi
Koreksi visus

G. Pap smear
H. Menjahit luka
I.
Injeksi : intradermal,
subkutan, IM, IV
J. Pemasangan kateter foley untuk
wanita dan laki-laki
K. Pemasangan Advanced Cardiac
Life Support
L. Partus normal
M. Pemasangan Alat kontrasepsi
dalam rahim (AKDR)
N. Insisi dan drainase abses
O. Dasar pembalutan dan
Perawatan luka
P. Apus tenggorokan
Q. Pengambilan korpus alienum di
telinga dan hidung

Komponen Kompetensi
Ketrampilan Klinis Dasar
R. Eksisi tumor jinak kulit <
1 cm
- Sirkumsisi
- Koreksi visus
- Ekstirpasi korpus alienum
kornea
- Insisi hordeolum
- Pengambilan serumen

- Pengambilan korpus
alienum di telinga dan
hidung
- Penanganan epistaksis
- Kauterisasi
- Pasang gip pada fraktur
tertutup yang nondisplaced
- Pengiriman spesimen
- Cold chain untuk
prosedur penyimpanan
vaksin

Komponen Kompetensi
Ketrampilan Klinis Dasar
3. Pemaparan terhadap tindakan klinik yang
kompleks dan spesialistis.
Lulusan program pendidikan dokter
pernah mengamati dan mampu
menjelaskan indikasi, komplikasi, serta
keterbatasan tindakan klinik yang
kompleks dan spesialistis

Komponen Kompetensi
Ketrampilan Klinis Dasar
A. Lumbal pungsi
B. Ventilator
management
C. Thoracentesis
D. Endoskopi saluran
pencernaan atas
E. Endoskopi saluran
pencernaan bawah
F. Bronchoscopy

G. Percutaneous liver
biopsi
H. Bone marrow
aspiration
I. Joint aspiration
L. Abdominal
parasentesis
M. Fine needle biopsi
N. Naso gastric tube

Komponen Kompetensi
Ketrampilan Klinis Dasar
o. Sectio cesaria
p. Fetal monitoring
q. Haemodialisis
r. KB dengan sterilisasi
s. Appendiktomi
t. Treadmill

Komponen Kompetensi
Ketrampilan Klinis Dasar
4. Prosedur diagnostik dasar dan
Pemeriksaan Lab dasar
Lulusan trampil melakukan dan
memahami indikasi serta keterbatasan
dari pemeriksaan laboratorium dan
diagnostik dasar

Komponen Kompetensi
Ketrampilan Klinis Dasar
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.

Gram stain dan Ziehl Nielsen


EKG dasar
Pemeriksaan darah dan parasit pada feses
Urinalisis
Apus darah
Tes kehamilan
Smear vagina
Tuberkulin test
Mantoux test

Komponen Kompetensi
Ketrampilan Klinis Dasar
j. Pemeriksaan
anthropometri
k. Pengiriman spesimen
l. Cold chain untuk
prosedur
penyimpanan vaksin

Komponen Kompetensi
Ketrampilan Klinis Dasar
5. Pemaparan prosedur diagnostik dan
pemeriksaan lab yang kompleks dan
spesialistis
Lulusan memahami teori dasar, indikasi,
komplikasi, limitasi, serta dapat
menafsirkan hasil pemeriksaan

Komponen Kompetensi
Ketrampilan Klinis Dasar
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

EKG lanjut
USG
CT-Scan
MRI
Rontgen Foto
Mammography
Barium contrast GI
studies

Interpret written reports:


9. Sitologi
10. Kultur dan sensitivitas
11. Golongan darah
12. Doppler
13. Pemeriksaan
Cerebrospinalfluid
14. Kimia darah
15. Tumor markers
16. Hematologi

Substansi kajian kompetensi utama


Ketrampilan Klinik Dasar Organ/System-based
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

CNS
Dermato muskuloskeletal
Cardiovascular
Gastrointestinal dan hepatologi
Respiratory
Urogenital
Reproduksi
Growth and Development
Endokrin
Sensory system
Infeksi dan imunology
Hematology dan onkologi

Fasilitas/sarana-prasarana
pendidikan standar pendidikan
Sarana dasar:
1. Laboratorium Ketrampilan Dasar (disebutkan pada
standar pendidikan dokter)
2. Laboratorium patologi klinik, patologi anatomi,
mikrobiologi, parasitologi (laboratorium
bersama/laboratorium terpadu)
3. Computer assisted learning
4. Video
5. Perpustakaan
Sarana lanjut:
Sarana dasar dan sumber belajar lain sesuai tingkat
perkembangan institusi pendidikan

Proses belajar-mengajar
Masuk ke Standar pendidikan

Persyaratan akademis dosen


Masuk standar pendidikan

level of competency achievement


Ketrampilan klinik dasar
Level 1: Mhs memiliki knowledge base dan
mampu melakukan ketrampilan klinik dasar di
dalam simulated-controlled environment (akhir
tahap akademik)
Level 2: Mhs dapat menerapkan ketrampilan klinik
dasar pada konteks klinik di bawah supervisi
(akhir tahap profesi) ujian komprehensif dokter
Level 3: Lulusan dapat menerapkan ketrampilan
klinik dasar pada konteks klinik secara mandiri
(akhir internship) mendapat lisensi praktek

Kompetensi Inti:
3. Menerapkan ilmu kedokteran dasar
dalam praktek kedokteran

Definisi Kompetensi:
Menerapkan ilmu ked dasar dalam
praktek kedokteran
Lulusan program pendidikan dokter
mampu mengidentifikasi, menjelaskan
dan merancang penyelesaian masalah
kesehatan secara ilmiah menurut
perkembangan ilmu kedokteran/
kesehatan mutakhir untuk mendapatkan
hasil yang optimum.

Komponen Kompetensi
Menerapkan ilmu ked dasar dalam
praktek kedokteran

1. Mampu mengidentifikasi masalah


kesehatan yang mendesak dan potensi
ancaman yang ditimbulkan
2. Mampu mengkonseptualisasi proses
patofisiologis dari masalah kesehatan
tersebut
3. Mampu merancang dan
mempresentasikan rencana terapetik

Komponen Kompetensi
Menerapkan ilmu ked dasar dalam
praktek kedokteran
4. Mampu meyakinkan efektivitas dari
intervensi yang akan diterapkan
5. Mampu mengkomunikasikan landasan
patofisiologi dari terapi yang dipilih serta
hasil yang diharapkan kepada teman
sejawat, pasien dan keluarganya

Substansi Kajian
1. Ilmu-ilmu kedokteran dasar
2. Ilmu-ilmu kedokteran klinik
3. Ilmu komunikasi

Level of Achievement
Menerapkan ilmu ked dasar dalam
praktek kedokteran

Level 1: mhs mampu menggunakan ilmu kedokteran dasar


untuk mengidentifikasi masalah kesehatan dan mampu
menjelaskan rencana terapi secara umum
Level 2: mhs mampu menggunakan ilmu kedokteran dasar
melalui pemahaman menyeluruh terhadap masalah
kesehatan ke dalam konteks klinik serta mampu
mempresentasikan rencana terapetik yang meliputi
farmakokinetik, farmakodinamik, indikasi dan
kontraindikasi, efek samping dan efektivitas intervensi
yang dipilih

Level of Achievement
Menerapkan ilmu ked dasar dalam
praktek kedokteran
Level 3: Mhs mampu menjelaskan masalah
kesehatan yang multisistem menurut
pathogenesis, mekanisme, interaksi antar
sistem, kemungkinan komplikasi.Mhs mampu
menunjukkan analisis keputusan klinik dengan
mempertimbangkan pro dan kontra dari
intervensi yang diusulkan, interaksi obat, serta
timbal balik antara berbagai intervensi yang
diusulkan dalam konteks masalah multisistem

Kompetensi 4
Mampu mengelola masalah kesehatan individu
dan keluarga dalam konteks pelayanan kesehatan
primer

Definisi Kompetensi:
Mampu mengelola masalah kesehatan individu
dan keluarga dalam konteks pelayanan kesehatan
primer
Lulusan program pendidikan dokter dapat mendiagnosis,
menatalaksana, mencegah masalah-masalah kesehatan
yang sering dijumpai pada individu, keluarga dan
masyarakat melalui kerjasama dengan mereka.
Lulusan dapat menyusun daftar masalah dan membuat
diferensial diagnosis, melaksanakan pemeriksaan,
memilih dan melaksanakan intervensi dengan
konsultasi dan rujukan yang dibutuhkan, memonitor
kemajuan, membagi informasi, mendidik, serta
menyesuaikan terapi dan diagnosis sesuai hasil.

Komponen Kompetensi:
Mampu mengelola masalah kesehatan individu
dan keluarga dalam konteks pelayanan kesehatan primer

Lihat IV

nine abilities

Substansi Kajian
1. Ilmu-ilmu kedokteran dasar
2. Ilmu-ilmu kedokteran klinik
3. Ilmu kedokteran komunitas/
Ilmu kesehatan masyarakat (ilmu
kedokteran pencegahan)
4. Ilmu promosi dan pendidikan kesehatan

Kompetensi 5
Memiliki kemampuan self-awarness/refleksi/
Mawas diri

Definisi Kompetensi:
Memiliki kemampuan Mawas diri
(self-awareness/refleksi)

- Lulusan program pendidikan dokter


melakukan praktek kedokteran secara
mawas diri akan keterbatasan, kekuatan,
kelemahan dan kerentanan personal.
- Lulusan mampu mempertimbangkan nilainilai personal dan prioritas untuk
mencapai keseimbangan antara komitmen
pribadi dan komitmen profesional.

Definisi Kompetensi:
Memiliki kemampuan Mawas diri
(self-awareness/refleksi)

- Lulusan mampu mencari nasehat dan


pertolongan bila diperlukan untuk
menghadapi kesulitannya.
- Lulusan mampu merespon teradap kritik
yang konstruktif secara positif.

Komponen Kompetesi
Lihat VI nine abilities

Substansi Kajian
1.
2.
3.
4.

Ilmu-ilmu perilaku
Ilmu psikologi
Ilmu komunikasi
Ilmu agama

Level of achievement
Sama dengan VI
Level 1: tahap akademik
Level 2: tahap klinik
Level 3: internship

Kompetensi 6
Mampu mengembangkan
diri dan belajar sepanjang
hayat

Definisi kompetensi
Mampu mengembangkan diri dan belajar sepanjang
hayat

Lulusan menyadari akan keterbatasan


pengetahuan dan pengalamannya.
Lulusan secara aktif mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang kedokteran/kesehatan
dari berbagai sumber belajar dan
menerapkan dalam praktek profesinya.

Komponen Kompetensi:
Mampu mengembangkan diri dan belajar sepanjang
hayat

Lihat 9 abilities

Substansi Kajian
1. Ilmu Teknologi Komunikasi
2. Prinsip2 problem-based learning dan
clinical decision
3. Evidence-based medicine
4. Principles of adult learning

Level of achievement
Mampu mengembangkan diri dan belajar sepanjang
hayat

Level 1: akademik
Level 2: clinical context
Level 3: Presentasi dan publikasi

Kompetensi Inti
Dokter Pelayanan Kesehatan Primer
di Indonesia
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kemampuan berkomunikasi secara efektif


Memiliki ketrampilan klinis dasar
Menerapkan ilmu kedokteran dasar dalam praktek
kedokteran
Mampu mengelola masalah kesehatan individu dan
keluarga dalam konteks pelayanan kesehatan
primer
Memiliki kemampuan self-awareness/ Refleksi
Memiliki kemampuan pengembangan diri dan
belajar sepanjang hayat
Memiliki kemampuan pertimbangan moral dan
etika

Kompetensi 7
Memiliki kemampuan pertimbangan moral
Dan etika

Definisi Kompetensi 7
- Lulusan program pendidikan dokter mengenali
masalah etik dalam praktek kedokteran dan
kebijakan kesehatan
- Lulusan mampu mengidentifikasikan berbagai
alternatif ketika dihadapkan pada pilihan etik
yang sulit
- Lulusan mampu memformulasikan,
mempertahankan dan melaksanakan tindakan
dengan mempertimbangkan kompleksitas
masalah etik

KOmponen Kompetensi 7
1. Memahami konsep etik dasar dan menerapkan
pada pertimbangan moral dalam konteks
kedokteran dan pelayanan kesehatan
2. Mengenali beberapa pertimbangan etik pada
pilihan etik tertentu
3. Mengidentifikasikan pertimbangan etik yang
saling bertentangan pada pilihan etik tertentu
4. Secara sistematis menganalisis dan
mempertahankan pilihan etik pada
penanganan pasien secara individu

Komponen Kompetensi 7
5. Menentukan, menunjukkan dan
menganalisis isu-isu etik pada kebijakan
kesehatan

Substansi Kajian
1.
2.
3.
4.
5.

Bioetika
Hukum Kedokteran
Kebijakan Kesehatan
Kode etik dokter
Agama dan Pancasila

Level of Achievement
1. Level 1: pada model/kasus in vitro
2. Level 2: controlled setting klinik
(kepaniteraan klinik) in vivo
3. Level 3: in vivo

Anda mungkin juga menyukai