Anda di halaman 1dari 88

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN

PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

Panduan Perencanaan Partisipatif

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)


UNTUK PENANGANAN PRIORITAS KUMUH TAHUN 2015

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF


PROGRAM 100 0 100 (PENANGANAN KUMUH)
TAHUN 2015

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

DAFTAR ISI
A.
B.
C.
D.

PENGERTIAN | 1
TUJUAN | 1
OUTPUT | 1
PRINSIP-PRINSIP | 1
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Prinsip mengutamakan yang terabaikan (keberpihakan) | 1


Prinsip pemberdayaan (penguatan) masyarakat | 2
Prinsip saling belajar dan menghargai perbedaan | 2
Prinsip Triangulasi | 2
Prinsip Optimalisasi hasil | 2
Prinsip orientasi praktis dan tepat waktu | 2
Prinsip keberlanjutan dan selang waktu | 3

E. LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN PARTISIPATIF | 3


1. Tahap Persiapan | 3
2. Tahap Pemetaan Swadaya | 3
3. Tahap Penyusunan Rencana Program/Kegiatan | 3
4. Tahap Proses Perencanaan Partisipatif | 3
A. Persiapan | 5
A.1 Koordinasi dan Penggalian Data Sekunder Di Tingkat Kota/Kab. | 5
A.2 Koordinasi dan Penggalian Data Sekunder Di Tingkat Kelurahan | 7
A.3 Penyiapan Peta dasar dan Peta Tematik | 8
A.4 Pembekalan TPP (Tim Perencanaan Partisipatif) | 12
A.5 Tinjauan Dokumen Prerencanaan Pebangunan yang Ada | 13
B. Pemetaan Swadaya | 14
B.1 FGD Penggalian Data Awal Persoalan Kumuh | 14
B.2 Observasi Lapangan (Transek) | 15
B.3 Penyebaran Kuisioner | 15
B.4. Konsolidasi data tingkat kelurahan | 16
B.5. Pelaksanaan FGD Tematik di Tingkat Basis | 18
C. Tahap Penyusunan Rencana Program | 20
C.1 Perumusan Indikasi Program | 20
C.2 Konsultasi dengan Pemda dan Stakeholder | 26
C.3 Penyepakatan Kegiatan dengan Pokja PKP | 27
LAMPIRAN-LAMPIRAN | 29
LAMPIRAN 1 | Langkah-langkah Penyusunan Peta Tematik 7 indikator Kumuh | 30
LAMPIRAN 2 | FGD Penggalian Gagasan Pencegahan dan Penanganan Kumuh | 36
LAMPIRAN 3 | Observasi Lapangan (Transek) | 51
LAMPIRAN 4 | Panduan Wawancara Terstruktur (Kuisioner) | 61
LAMPIRAN 5 | Panduan Singkat Safeguard Lahan Program Peningkatan Kualitas
Permukiman Di Perkotaan(P2KP-Kota) Untuk Penanganan Prioritas
Kumuh Tahun 2015 dan Prioritas 100-0-100 | 73

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

A. PENGERTIAN
Perencanaan Partisipatif adalah suatu proses untuk menghasilkan rencana yang
dilakukan oleh semua pihak yang terkait dengan bidang yang direncanakan secara
bersama sama (partisipatif) dan terbuka yang dimulai dari penjajagan kebutuhan /
permasalahan dan potensi sampai dengan penentuan program/ kegiatan.
Dalam Program Peningkatan Kualitas Permukiman di Perkotaan (P2KP) khususnya
untuk penanganan Kumuh Prioritas Tahun 2015, kegiatan Perencanaan Partisipatif
merupakan kegiatan yang harus dilakukan. Agar Pelaksanaan kegiatan penanganan
kumuh dapat terlaksana dengan cepat dan tepat sesuai kebutuhan masyarakat
bekerjasama dengan pihak terkait (Pemda dan Kontraktor).
Mengingat bahwa pelaksanaan kegiatan fisik penanganan Kumuh Prioritas tahun 2015
harus dilaksanakan secepatnya, maka metodologi Perencanaan Partisipatif dilakukan
juga dengan cara cepat, akan tetapi tidak meninggalkan kaidah partisipatif (keterlibatan
banyak pihak), di dalam prosesnya.
B. TUJUAN
Tujuan dilaksanakannya perencanaan partisipatif ini adalah:
- Melakukan Identifikasi Kebutuhan Masyarakat berdasarkan Profil Desa/Kelurahan
kumuh yang sudah ditetapkan oleh SK Bupati/Walikota
- Menyusun Rencana Tahunan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (Renta PIP)
sebagai bahan untuk pelaksanaan prioritas Kumuh tahun 2015
- Menyusun Prioritas Rencana Kegiatan Pembangunan Infrastruktur yang akan
dilaksanakan oleh masyarakat pada Tahun 2015 dengan dana Channeling 1 M yang
disedikan dari Direktorat Pengembangan Permukiman Ditjen Cipta Karya
C. KELUARAN
Output yang diharapkan dari Kegiatan Perencanaan Partisipatif ini adalah:
- Rumusan Permasalahan sesuai dengan 7 indikator Kumuh yang telah ditetapkan
Oleh Direktorat Pengembangan Permukiman
- Tersusunnya Rencana Tahunan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (Renta PIP)
di kawasan kumuh
- Tersusunnya Prioritas Rencana Kegiatan Pembangunan Infrastruktur yang akan
dilaksanakan oleh masyarakat dengan dana Channeling Direktorat Bangkim sebesar
1 Milyar rupiah
D. PRINSIP-PRINSIP
Walaupun kegiatan Perencanaan Partisipatif ini harus dilakukan secara cepat dan tepat,
tidak boleh menghilangkan prinsip-prinsip perencanaan partisipatif itu sendiri, yang
menjamin keterlibatan masyarakat dalam perumusan masalah dan juga kegiatan. Oleh
karena itu Beberapa hal prinsip yang harus dipegang dalam pelaksanaan Perencanaan
Partisipatif ini adalah sebagai berikut:
a. Prinsip Mengutamakan Yang Terabaikan (Keberpihakan)
Pada umumnya, sebagian besar lapisan masyarakat tetap berada di pinggir arus
pembangunan yang berjalan cepat. Karena itu, prinsip
pertama Pemetaan
Masyarakat (CSS) ialah mengutamakan masyarakat yang terabaikan tersebut agar
memperoleh kesempatan untuk memiliki peran dan mendapat manfaat dalam
kegiatan program pembangunan. Fasilitator diharapkan mampu mendorong
keterlibatan aktif masyarakat kumuh dan terkumuh serta perempuan dalam

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

pelaksanaan Perencanaan Partisipatif, tanpa harus mengurangi kesempatan belajar


masyarakat.
Keberpihakan Fasilitator tersebut bukan berarti bahwa golongan masyarakat lainnya
(elite) perlu mendapatkan giliran untuk diabaikan. Tetapi keberpihakan ini lebih pada
upaya untuk mencapai keseimbangan perlakuan terhadap berbagai golongan yang
terdapat di suatu masyarakat, dengan mengutamakan golongan paling lemah/kumuh
agar kehidupannya meningkat.
b. Prinsip Pemberdayaan (Penguatan) Masyarakat
Pendekatan Perencanaan Partisipatif bermuatan peningkatan kemampuan
masyarakat. Masyarakat memiliki akses (peluang) dan kontrol (kemampuan
memberikan keputusan dan memilih) terhadap berbagai keadaan yang terjadi
diseputar kehidupannya yang pada gilirannya mereka akan mampu menjadi
programmer bagi dirinya sendiri. Dengan demikian, ketergantungan bantuan orang
luar dapat dikurangi terutama bila bantuan bersifat merugikan (melemahkan posisi
masyarakat).
c. Prinsip Saling Belajar Dan Menghargai Perbedaan
Salah satu prinsip dasar P2KP adalah pengakuan akan pengalaman, pengetahuan,
dan nilai-nilai tradisional masyarakat. Sebagian pihak menilai bahwa pengalaman,
pengetahuan dan nilai tradisional masyarakat tidak mampu mengejar perubahan
yang terjadi dan tidak dapat memecahkan masalah-masalah yang berkembang.
Namun sebaliknya telah terbukti pula bahwa pengetahuan modern yang
diperkenalkan oleh orang luar tidak juga memecahkan masalah masyarakat karena
seringkali tidak cocok. Karenanya harus dilihat bahwa pengalaman dan pengetahuan
masyarakat dan pengetahuan orang luar saling melengkapi dan sama bernilainya.
d. Prinsip Triangulasi
Salah satu kegiatan survai adalah usaha mengumpulkan dan menganalisis data
secara sistematis bersama masyarakat. Untuk mendapatkan informasi yang
kedalaman dan ke-akuratan-nya bisa diandalkan, kita dapat menggunakan
triangulasi yang biasa digunakan dalam PRA yaitu merupakan bentuk pemeriksaan
dan pemeriksaan ulang (check and recheck) informasi. Triangulasi dilakukan antara
lain melalui penganekaragaman sumber informasi (latar belakang, golongan
masyarakat, keragaman tempat dan jenis kelamin) dan keragaman teknik yang
dipakai.
e. Prinsip Optimalisasi Hasil
Dalam upaya mengumpulkan informasi seringkali dilakukan pengumpulan informasi
sebanyak-banyaknya dan ternyata banyak dari informasi tersebut yang tidak
diperlukan atau tidak dipergunakan. Oleh karena itu, Tim pemandu pada saat
persiapan perlu merumuskan secara jelas jenis dan tingkat kedalaman informasi
yang dibutuhkan. Hanya jangan lupa bahwa kebutuhan informasi tersebut mesti
menyerap juga pendapat masyarakat tentang informasi-informasi yang menurut
masyarakat lebih penting.
f.

Prinsip Orientasi Praktis dan Tepat Waktu


Perencanaan Partisipatif berorientasi praktis yakni untuk Renta PIP dan Rencana
Kegiatan Prioritas Kumuh Channeling dengan Bangkim. Karena itu, Pemetaan
Masyarakat bukanlah kegiatan yang dilakukan demi memenuhi prosedur proyek

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

P2KP, melainkan sebagai alat atau metoda yang dimanfaatkan untuk


mengoptimalkan kemanfaatan P2KP bagi masyarakat setempat, khususnya dalam
perbaikan kesejahteraan masyarakat kumuh. Penerapan Pemetaan Masyarakat juga
tidak hanya sekedar untuk menggali informasi, tetapi yang terpenting adalah
menumbuhkan kesadaran kritis masyarakat dan mendorong masyarakat untuk
menindaklanjuti hasil Pemetaan Masyarakat sebagai acuan bersama dalam upayaupaya mereka untuk menanggulangi Kawasan Kumuh, secara sistematis, terarah,
mandiri dan berkelanjutan.
g. Prinsip Keberlanjutan dan Selang Waktu
Perencanaan Partisipatif bukanlah suatu usaha yang sekali dilakukan kemudian
selesai, namun merupakan kegiatan berlanjut, dia merupakan metoda yang harus
dijiwai dan dihayati oleh organisasi masyarakat dan masyarakat itu sendiri, agar
program-program yang mereka kembangkan secara terus menerus berlandaskan
pada prinsip prinsip dasar yang kontektual dan yang mencoba menggerakkan
potensi masyarakat. Prinsip Keberlanjutan ini juga akan terus disempurnakan melalui
penyusunan RPI2JM Masyarakat.
E. LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN PARTISIPATIF
Langkah-langkah Perencanaan Partisipatif dibagi dalam 3 (tiga) tahapan besar yaitu:
Tahap Persiapan: Yang dilakukan di dalam tahap persiapan terutama menyangkut
penyiapan data dan informasi yang dibutuhkan (baik di level kota/kabupaten,
kecamatan maupun tingkat desa/kelurahan) yang akan dipergunakan dalam proses
pemetaan bersama masyarakat. Dalam tahapan ini juga dilakukan pembekalan
kepada TPP (tim Perencanaan Partisipatif) agar memiliki kemampuan dan
keterampilan untuk memfasilitasi proses perencanaan partisipatif bersama
masyarakat.
Tahap Pemetaan Swadaya; Yaitu identifikasi kebutuhan masyarakat dengan melihat
masalah dan potensi terkait dengan 7 indikator kumuh, dilakukan dengan cara FGD
dengan masyaraka, transek (observasi lapangan), dan cara lain dengan prinsipprinsip partisipatif dan juga triangulasi. Rumusan hasil pemetaan ini akan menjadi
bahan dalam merumuskan Rencana Tahunan Pembangunan Infrastruktur
Permukiman (PIP).
Tahap Penyusunan Rencana Program/Kegiatan; Bahan-bahan hasil Pemetaan
Swadaya kemudian di analisis dan digunakan sebagai bahan untuk merumuskan
Renta PIP dan disepakati dengan Pokja PKP di tingkat kota/Kabupaten. Renta PIP
akan dijadikan dasar untuk menentukan kegiatan yang akan channeling/dibiayai oleh
Direktorat Pengembangan Permukiman.
Tahapan proses perencanaan partisipatif sebagaimana di deskripsikan melalui alur
sebagai berikut:

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Gambar 1: Diagram Alir Proses Perencanaan Partisipatif


KEGIATAN
1

HASIL

Koordinasi &
Penggalian data tkt
kota

Dokumen Data
sekunder tkt kota
Peta kota dan peta kel

A. PERSIAPAN

Data Sekunder tkt kel


Peta dasar Kelurahan
skala 1:5000 dan
1:1000 (kawasan)

Koordinasi &
Penggalian data tkt
kel
Penyiapan Peta
Dasar & Pemetaan
Kondisi eksisting

Kesiapan TPP
Jadwal Kegiatan

Pembekalan TPP

Peta Rencana
Pembangunan kota/desa
Daftar program
pembangunan

Tinjauan Dok
5
Perencanaan
Pembangunan yg ada

FGD & Pemetaan


Masalah awal
Kelurahan

Peta Masalah kel


Tabel Masalah kel

B. PELAKSANAAN PS

C. PENYUSUNAN RENCANA
PROGRAM

Penyebaran
Kuisioner

Rekapitulasi hasil
Kuisioner RT

Konsolidasi Data
Tkt Kelurahan

Matrik permasalahan
Peta masalah tkt kel

Peta 7 Tematik
Masalah
Rekap kuisioner
masalah
lingkungan

Observasi
Lapangan

Peta Dasar Kondisi


Eksisting skala 1:1000
7 peta tematik

Peta analisis
masalah setiap
RT
Matrik analisis
masalah

Pelaksanaan FGD
Tematik di Tingkat
Basis

Draft Indikasi Program


Draft Prioritas keg
2015
Draft Peta Rencana
Kegiatan

Perumusan Indikasi
Program

Indikasi Program
Prioritas keg 2015
Peta Rencana
Kegiatan

Konsultasi dengan
Pemda dan
Stakeholder

Penyepakatan
Kegiatan dgn POKJA
PKP

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

Berita Acara
Penetapan Kegiatan
2015

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Berikut adalah uraian secara lengkap proses perencanaan partisipatif:


A

PERSIAPAN

A.1 Koordinasi dan Penggalian Data Sekunder tingkat Kota/Kabupaten


Uraian

Proses koordinasi dengan pihak pemkot/pemkab terkait


pendataan kawasan kumuh yang menjadi sasaran
penanganan
Proses penggalian data sekunder yang dibutuhkan di
tingkat kota/kabupaten
Membahas Kondisi kekumuhan (Kondisi infrastruktur
permukiman yang buruk), rencana pembangunan kota,
legalitas lahan, land used dan lain-lain

Pelaksana

Tim Korkot

Peserta

Walikota/Bupati, BAPPEDA (Dinas Tata Ruang),


Dinas PU, Camat, Lurah

Output

1. Diperolehnya data-data sekunder seperti dalam table 1


2. Diperolehnya peta dasar kota, peta rencana
pembangunan kota, peta penggunaan lahan/zonasi
3. Data dan Peta kepemilikan dan status lahan
4. Deliniasi awal peta kawasan kumuh/sasaran (bila ada)

Alat & Bahan

BPN,

Media Bantu

List Kebutuhan Data

Langkah-langkah

Melakukan pertemuan untuk koordinasi dengan pihak


Pemkot/Pemda dan dinas terkait
Perkenalan Tim dan penjelasan maksud dan tujuan
kedatangan Tim
Pemaparan kebutuhan data
Pengumpulan data-data sekunder yang dibutuhkan
termasuk peta-peta yang terukur dan memiliki skala
yang jelas (peta kelurahan skala 1:5000)
Diskusi, untuk mendapatkan penyepakatan lokasi
kawasan kumuh sasaran/prioritas

Rekomendasi

Apabila diperoleh informasi bahwa status lahan di


calon
lokasi
berstatus
illegal/squatter
perlu
didiskusikan dengan pemda rencana tindak lanjut
penanganannya dan dibuat kesepakatan. Jika akan
dilanjutkan, maka terkait dengan lahan perlu ada
prasyarat yang ketat (lihat lampiran Panduan Safeguard
lahan).

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Tabel 1. Kebutuhan Data Sekunder tingkat Kota/Kabupaten

No

DATA

DOKUMEN (Data
Sekunder)
Data peruntukan
Lahan
Data Kependudukan
Data Jaringan jalan
dan sanitasi
Data kepemilikan
lahan
Data ekonomi
masyarakat

Data Kependudukan dll

Peta-peta
I.
II.

SUMBER DATA

Peta Dasar Kelurahan III.


berskala 1:5000
IV.
Peta Dasar Kawasan
skala 1:1000
V.

VI.
VII.

VIII.

Peta SPPIP
Peta Jaringan (jalan
dan sanitasi)

Peta Zonasi/ Landused

INSTANSI

RDTR/RBWK

BAPPEDA/ Dinas
Tata Ruang

PODES 2014

BPS

RTRW
RDTRK /RBWK
Rencana Bagian
wilayah Kota
buku fakta dan
analisa
(Rencana Detail
Tata Ruang
Kota)

1. BukuPutih
2. RISPAM
(Rencana Induk
Sistem
Penyediaan Air
Minum)
3. Master Plan
Drainase

BAPPEDA/
Dinas Tata Ruang

a. Bappeda
b. Dinas tata Kota

Dinas gawasan
Perijinan
Bangunan
c. Pokja AMPL
d. (air minum
penyehatan
lingkungan)
Tingkat kota
Dinas Pemetaan
DKI/SuDin
Pertanahan dan
perpetaan

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

TARGET

KET

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

A.2 Koordinasi dan Penggalian Data Sekunder Di Tingkat Kelurahan

Uraian

Pelaksana

a. Proses koordinasi dan sosialisasi dengan pihak kelurahan


terkait pendataan kawasan kumuh/prioritas yang menjadi
sasaran penanganan
b. Proses penggalian data sekunder yang dibutuhkan mulai
dari level kelurahan
Tim Fasilitator Kelurahan

Peserta

Camat, Lurah, Tokoh masyarakat

Output

Alat &
Bahan

: a. Inisiasi lokasi kawasan prioritas/sasaran


b. Diperolehnya data-data sekunder tingkat kelurahan
c. Data dan Peta kepemilikan dan status lahan
: -

Media
Bantu
Langkahlangkah

List Kebutuhan Data

Melakukan pertemuan untuk koordinasi dengan pihak


kelurahan
Perkenalan Tim dan penjelasan maksud dan tujuan
kedatangan Tim
Pemaparan kebutuhan data
Pengumpulan data-data sekunder dan peta-peta yang
dibutuhkan
Diskusi penggalian data dan informasi dilokasi sasaran
Survey Pendahuluan/Sosial Mapping/Orientasi Lapangan
Menemu kenali key persons untuk membantu kelancaran
survey
Memahami kondisi awal kawasan (sosial masyarakat,
kegiatan ekonomi dan lingkungan)
Kompilasi data dan informasi serta Penyiapan peta dasar
skala 1:5000 dan skala 1:1000

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Tabel 2. Kebutuhan Peta dan data tingkat desa/kelurahan


No

SUMBER
DATA

DATA

1 IX.
2 X.
XI.

XII.

XIII.

Peta Kondisi
eksisting
terakhir
Data monografiXIV.
desa
Data profil
masyarakat
rumah tangga
tentang
pelayanan air
minum
Data profil
masyarakat
rumah tangga
tentang kumuh
Data profil
masyarakat
rumah tangga
tentang sanitasi

Podes
2014

INSTANSI

TARGET

Kantor Kecamatan/
Kelurahan

Kantor Kelurahan

KET
i.

Hard copy
dan soft
copy

ii.

Peta Dasar
ada di
kecamatan
atau
kelurahan

iii.

(Berikan
contoh
peta
dimaksud
pada saat
coaching)

A.3 Penyiapan Peta dasar dan Peta Tematik


: Pada tahap persiapan ini TPP didampingi oleh Tim

Uraian
Fasilitator perlu memahami tentang profil kawasan kumuh
dari Bangkim (jika ada), mengacu kepada Kebijakan Pemda
tentang kawasan kumuh baik batasan wilayah kawasannya,
kriteria / indikator dan parameternya. Sehingga profil ini
merupakan basis data awal yang akan memudahkan untuk
melaksanakan tahap berikutnya
: Tim Faskel & TPP

Pelaksana

Peserta

BKM,
RT/RW,
Tokoh
Wanita,Tua Muda, dll

Output

TPP dan Tim Fasilitator mendapatkan gambaran tentang


kriteria / indikator kumuh, parameter/hasil pendataan
kumuh, dan koordinat peta yang terdapat pada profil
Contoh Profil Kawasan Kumuh yang harus dipelajari
dapat dilihat pada Profil Kawasan Kumuh Kota
Peta Kondisi eksisting Kawasan
Peta Kondisi eksisting kawasan 7 tematik

Alat & Bahan

Spidol Warna
Plester
Kertas Plano
Dll

Media Bantu

Profil Kumuh Bangkim (Bila ada)

Masyarakat,Tokoh

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

Agama,

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Langkah-langkah

Peta Skala 1:5000 dan 1:1000 sesuai kebutuhan


Peta Tematik (7 indikator kumuh)

Pelajari terlebih dahulu profil kumuh Bangkim atau Profil


kumuh lainnya
Lihat titik koordinat area yang menjadi kawasan kumuh
yang ada dalam profil
Kemudian buatlah peta skala 1:1000 berdasarkan
delineasi koordinat dari profil kumuh
Bila tidak ada peta yang dimaksud dari penggalian
data sekunder, maka dapat dilakukan dengan cara
Digitasi peta Google Earth (jika peta yang tersedia
diterbitkan lebih dari satu tahun) atau menggunakan
peta dari RTPLP (jika di lokasi PLPBK) jika ada
Penyepakatan kode-kode/simbol-simbol legenda yang
akan digunakan dalam menandai peta survey (mengacu
pada ketentuan simbol/legenda standar PU)
Peta eksisting kawasan terbaru skala 1:1000 yang
diperbanyak minimal sebanyak 7 indikator
Berdasarkan data sekunder yang yang sudah diperoleh
sebelumnya, Selanjutnya buatlah peta Kondisi eksisting
di area kumuh (lihat langkah-langkah di Lampiran 1),
yang terdiri dari:

Peta Kondisi Bangunan

Peta Jaringan Jalan

Peta Jaringan Sanitasi

Peta jaringan drainase

Peta jaringan air minum

Peta Persampahan

Peta Rawan Kebakaran

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Gambar 2.
Contoh Profil Kawasan Kumuh Bangkim

10

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Gambar 3.
Contoh Peta Dasar Kawasan Kumuh

Peta Kota:
Citra Satelit

Peta Kelurahan

Peta Kawasan, skala 1:1000

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

11

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

A.4 Pembekalan TPP (Tim Perencanaan Partisipatif)

12

1. Uraian

Setelah seluruh data sekunder dan peta yang ada sudah


dipastikan tersedia, maka tahap berikutnya adalah
melakukan Pembekalan kepada TPP agar siap
melaksanakan proses perencanaan partisipatif. TPP yang
dilatih bisa dari TPP yang sudah ada, bilamana belum
ada, maka perlu dibentuk terlebih dahulu.
Harus
dipastikan seluruh data sekunder (sesuai list kebutuhan
data sebelumnya) telah siap terutama peta dasar
kelurahan.

2. Pelaksana

Tim Korkot & Faskel

3. Peserta

Tim Perencanaan Partisipatif

4. Alat & Bahan

5. Media Bantu

6. Output

7. Langkahlangkah

Peta Dasar
Spidol Plester
Kertas Plano
Dll
Media audio visual Proses Perencanaan Partisipatif dan
peta.
Modul Pelatihan/Pembekalan TPP :
Konsep Penanganan Kumuh
Memahami Profil Kumuh Bangkim (jika ada)
Memahami peta dan data Panduan Perencanaan
Partisipatif
RKTL
Anggota TPP memahami dan siap melaksanakan
kegiatan perencanaan partisipatif
Rencana
kegiatan
pelaksanaan
perencanaan
partisipatif (Pemetaan swadaya dan penyusunan
RPI2JM CK / Perencanaan Jangka Menengah
Infrastruktur Lingkungan Permukiman)
TPP dan Tim Fasilitator mendapatkan gambaran
tentang kriteria / indikator kumuh, parameter/hasil
pendataan kumuh, dan koordinat peta yang terdapat
pada profil
Contoh Profil Kawasan Kumuh yang harus dipelajari
dapat dilihat pada Profil Kawasan Kumuh Kota
Peta Kondisi eksisting Kawasan yang memuat batas
administrasi, blok plan, jaringan jalan, dll.
Peta Kondisi eksisting kawasan 7 tematik
Pelatihan perencanaan partisipatif yang terdiri dari
Konsep dan Mekanisme pelaksanaan pemetaan
swadaya dan Penyusunan RPI2JM CK
Pembagian peserta menjadi pokja-pokja, pokja
tersebut sekurang-kurangnya terdiri dari:

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

1. Pokja Penggalian data tingkat Rumah tangga (Air


minum, Sanitasi, kondisi dan
keteraturan
bangunan) yang akan menggunakan panduan
kuisioner untuk penggaliannya
2. Pokja Penggalian data tingkat lingkungan
(Kepadatan bangunan, Sampah, Jalan, Drainase
dan kebakaran) yang terdiri dari tim:
FGD
Transek
3. Lainnya apabila diperlukan

Penyusunan
rencana
Kegiatan
Pelaksanaan
perencanaan partisipatif (Pemetaan swadaya dan
penyusunan RPI2JM - CK)

A.5 Tinjauan Dokumen Perencanaan Pembangunan yang ada


a. Uraian

b. Pelaksana
c. Peserta
d. Alat & Bahan

:
:
:

e. Media Bantu

f. Output

g. Langkah-langkah

Pada tahap ini TPP dan Tim Fasilitator melakukan diskusi


untuk menelaah dokumen perencanaan yang sudah ada
(RPJM
des/RKP
kel/PJM
Pronangkis/RTPLP/dll)
berdasarkan data profil kumuh Bangkim yang ada (cermati
prioritas kriteria / indikator, parameter / hasil yang ada)
dengan tujuan Mendapatkan informasi / data kegiatan yang
ada di dokumen perencanaan yang sesuai dan terkait
dengan indikator kumuh yang belum dilaksanakan
kawasan kumuh setempat.
TPP, Tim Fasilitator
Anggota BKM/LKM, Kelurahan/Desa, RW, RT
a. Kertas Plano
b. Spidol
c. Catatan,dll
a. Peta Tematik 7 indikator kumuh
b. PJM Ponangkis, RTPLP, RPJM, RTRW, RDTR, dll
Daftar Program/Kegiatan yang sesuai dengan profil kumuh
bangkim serta indikator bangkim yang belum ada
kegiatannya.
a. Tim Perencanaan Partisipatif (TPP) didampingi Tim
Fasilitatormenyiapkanhal-halberikut:
b. Profil kawasan kumuh dari Bangkim yang sudah
diklarifikasi KMW/Korkot
c. Peta dasar 1 : 1000, dan peta 7 (tujuh) tematik
d. Data perencanaan pembangunan kelurahan terkait (PJM
Pronangkis, RTPLP, RKP, RPJM des dll)
e. TPP didampingi Tim Fasilitator melakukan pertemuan
dengan BKM, Kelurahan / Desa untuk meninjau tentang
program / kegiatan yang ada di dalam PJM Pronangkis,

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

13

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Renta, Renstra, RPJM yang terkait dengan 7 indikator


kumuh dan belum dilaksanakan
f. Sandingkan
PJM
Pronangkis
(dan
Dokumen
perencanaan lain) yang ada, dengan indikator kumuh
Bangkim, apakah ada kegiatan yang berkesesuaian
indikator tersebut, berikut kurang lebih prosesnya:
Identifikasi indikator kumuh bangkim yang ada
Identifikasi kegiatan infrastruktur yang belum
dilaksanakan dan sesuai dengan indikator kumuh
tersebut
Identifikasi pula indikator kumuh bangkim yang
belum direncanakan kegiatannya dalam Dokumen
perencanaan
pembangunan
desa/kelurahan
tersebut.
Tuangkan ke dalam Tabel 1 berikut
Dan kemudian tuangkan pula ke dalam peta dasar
skala 1:1000 dan peta tematik yang telah diperoleh
dalam kegiatan A3

Tabel 3. Contoh Daftar Kegiatan PJM Pronangkis dll


yang sesuai indikator Kumuh Bangkim (yang belum terlaksana)

No

Indikator
Kumuh
Bangkim

Ceklist kegiatan
Ada

Tidak
Ada

Daftar
Kegiatan

Sumber
dokumen

Lokasi

Ket

B. PEMETAAN SWADAYA
B.1 FGD Penggalian Data Awal Persoalan Kumuh

14

a. Uraian

FGD Penggalian Gagasan Pencegahan dan Penanganan


Kumuh adalah suatu bentuk pendalaman mengenai suatu
topik dengan melibatkan mental, rasa dan karsa secara
terstruktur untuk membangun kesadaran kritis peserta
(masyarakat) mengenai 7 indikator kumuh serta kaitannya
dengan pola prilaku dan pola pikir sehari-hari masyarakat
setempat.

b. Pelaksana

TPP dan Faskel

c. Peserta
d. Alat & Bahan

Masyarakat dan RT/RW di lokasi kawasan kumuh


Kertas Plano

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

e. Media Bantu
f.

Output

g. Langkahlangkah

Spidol warna
Dll
Panduan FGD
Peta dasar dan Peta Tematik
Rumusan Persoalan Kumuh (Matrik persoalan kumuh) 7
indikator kumuh
Harapan masyarakat untuk menyelesaikan persoalan
Peta Awal Persoalan Kumuh (7 Peta tematik)
Rencana Transek (Observasi Lapangan)
Lebih lengkap dilihat di panduan FGD di lampiran 2

B.2 Observasi Lapangan (Transek)


a. Uraian

b. Pelaksana
c. Peserta
d. Alat & Bahan

:
:
:

e. Media Bantu

f. Output

g. Langkah-langkah

Pada tahap ini TPP didampingi Tim Fasilitator melakukan


observasi lapangan / survey lapangan / transek
berdasarkan hasil FGD. Tujuannya untuk mendapatkan
informasi kondisi persoalan di kawasan kumuh setempat
dan potensi yang ada.
TPP dan RT/RW Kawasan Kumuh
Warga Masyarakat, RW, RT

Kamera

Spidol Warna

Meteran/ laser measure / GPS

Peta Tematik hasil FGD

Rumusan Persoalan Hasil FGD

Instrumen Penggalian data Aspek Lingkungan

Data permasalahan kumuh dan rinciannya di lokasi


setempat.

Peta tematik permasalahan kumuh (minimal 7 peta


tematik) yang lebih lengkap

Data dan Rekap masalah kumuh terkait aspek


lingkungan
Penjelasan lebih lengkap tentang Transek lihat di
Panduan Observasi lapangan (Transek) lampiran 3. Hasil
Transek juga direkap dalam fromat tersendiri.

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

15

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

B.3 Penyebaran Kuisioner


a.

Uraian

Pendataan indikator 100 0 - 100 (kumuh) mempunyai


sasaran untuk menyediakan informasi yang lengkap
tentang indikator kumuh, memahami faktor-faktor
penentu kumuh dan memahami ketidak-leluasan rumah
tangga untuk meningkatkan standar kehidupan mereka.
Sensus indikator kumuh akan mengumpulkan data
tentang aspek legalitas hunian, keteraturan bangunan,
kondisi bangunan hunian, akses air minum, pengelolaan
sanitasi dan pengelolaan sampah rumah tangga.

b.

Pelaksana

TPP

c.

Sasaran
Alat & Bahan

Rumah Tangga di lokasi kawasan kumuh


a. Lembar
Kuisinoner
Rumah
Tangga
untuk
pendataan Indikator Kumuh
b. Alat tulis
c. Meteran
d. Kamera
Panduan Pengisian Kuisioner Rumah Tangga
Data dan Rekap Indikator Kumuh Rumah Tangga

d.

e.
f.
g.

Media Bantu
Output
Langkahlangkah

:
:

Lebih lengkap dilihat di panduan Pengisian Kuisioner


Rumah tangga di lampiran 4. Hasil Kuisioner kemudian
di rekap dalam format tersendiri.

B.4. Konsolidasi data tingkat kelurahan

16

a.

Uraian

b.
c.
d.

Pelaksana
Peserta
Alat & Bahan

:
:

e.

Media Bantu

f.

Output

Setelah proses PS, (Pemetaan, FGD, transek, dll) seluruh


hasilnya dikonsolidasikan. Kegiatan ini dilakukan terutama
untuk mengolah hasil Pemetaan swadaya baik melalui
FGD, Pemetaan maupun transek ke dalam matrik.
TPP dan Faskel
TPP dan Faskel
Kertas Plano
Spidol
Dll
Hasil FGD
Hasil Pemetaan
Hasil transek
Rekap kuesioner
Dll
Matrik permasalahan terkait 7 Indikator kumuh
Peta Analisis terkait 7 tematik

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF


g.

Langkahlangkah

Tim PP melakukan konsolidasi data dan informasi di


tingkat Desa/Kelurahan untuk melihat hasil dari
kuisioner, FGD awal dan transek
Masing-masing Tim mempresentasikan hasil pemetaan
swadaya, yaitu:
Rekap hasil kuisioner RT
Rekap Hasil FGD Lingkungan
Hasil observasi lapang (transek) berupa peta masalah
Menuangkan ketiga hasil tersebut kedalam matrik
permasalahan.
Menyusun peta analisis
Menentukan masalah-masalah yang dominan di
lingkungan RT (Rukun tetangga) untuk menjadi topik
bahasan dalam FGD tematik
Menentukan lokasi-lokasi untuk pelaksanaan FGD
beserta permasalahan masing-masing wilayah
Menyusun rencana FGD untuk di tingkat basic

Tabel 4. Contoh Matrik Permasalahan

No

indikator

Keteraturan
Bangunan

Kepadatan
Bangunan
Kondisi Fisik
Bangunan
Jalan Lingkungan

3
4
5
6

7
8

Drainase
Lingkungan
Pembuangan air
Limbah
Penyediaan Air
Bersih & Air
Minum
Pengelolaan
Persampahan

sumber
informasi
Hasil
Kuisioner

FGD

Uraian Masalah
(kondisi saat ini)

Lokasi

60 % membelakangi
sungai
40 % dikemiringan
diatas 15 %
100 unit / Ha

RT 01

60 % kondisi hunian
semi permanen

RT 01

Dimensi
(Ukuran)

RT 01

tinggi genangan 50 cm
selama 4 jam

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

Jml
KK

17

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

B.5. Pelaksanaan FGD Tematik di Tingkat Basis


a.

Uraian

: FGD tematik di tingkat Komunitas (Lingkungan/RT/RW)


dilaksanakan untuk mendapatkan informasi yang lebih
detil dan dalam mengenai penyebab, dampak, potensi
dan alternatif solusi yang akan dilaksanakan

b.

Pelaksana

: TPP dan Faskel

c.

Peserta

: masyarakat

d.

Alat & Bahan

e.

Media Bantu

f.

Output

g. Langkah-langkah

18

Kertas Plano
Spidol
Dll
Hasil FGD
Hasil Pemetaan
Hasil transek
Hasil kuesioner
Dll
Informasi mengenai penyebab, dampak dan potensi
dari permasalahan-permasalahan yang terjadi
informasi dari masyarakat mengenai alternatif solusi
dalam penyelesaiakan permasalahan yang ada.
harapan masyarakat dan komitmen kedepan dalam
penanganan dan pencegahan permukiman kumuh
Tim PP melakukan koordinasi dengan Ketua RT
untuk mengundang masyarakat
Menyiapkan bahan dan media untuk pelaksanaan
FGD
Pelaksanaan FGD mengenai hal-hal sebagai berikut :
a. Faktor penyebab permasalahan terjadi
b. Akibat yang ditimbulkan
c. Potensi internal maupun eksternal yang bisa
didayakan
gunakan
untuk
menyelesaikan
masalah
d. Alternatif solusi (upaya-upaya yang dilakukan)
dalam menyelesaikan masalah
e. Harapan harapan kedepan
f. Komitmen dan kontribusi masyarakat dalam
penanganan dan pencegahan permukiman
kumuh.

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

Keteraturan
Bangunan

Kepadatan
Bangunan

indikator

No

!
!

100 unit /
Ha

60 %
membelaka
ngi sungai
40 %
dikemiringa
n diatas 15
%

RT 01

RT 01

300 unit

400 KK

Sumber informasi dari hasil kompilasi data


sebelumnya
Uraian
Masalah
Dimensi
Jml
(kondisi
Lokasi
(Ukuran)
KK/KRT
saat ini)
mengikuti
pembangunan
rumah
sebelumnya
belum ada
aturan
pembangunan
rumah
kondisi sungai
tidak nyaman
dan aman

Faktor
Penyebab
sungai
menjadi
wabah
penyakit
aliran sungai
tersumbat
karena
penumpukan
sampah
air sungai bau

ada kemauan
masyarakat
ada lahan untuk
pembangunan
jalan pinggir
sungai

Potensi yang ada


untuk mencapai
upaya tersebut

Sumber informasi dari hasil FGD

Akibat yg
Ditimbulkan

Tabel 5 Contoh
Matrik Hasil FGD Tematik Di Tingkat Basic
RT ... RW .... Desa/Kelurahan ...................

PANDUAN'PERENCANAAN'PARTISIPATIF'

Upaya-upaya yang
dapat dilakukan
untuk
menyelesaikan
permasalahan
melakukan
sosialisasi dan
penyadaran
mengenai
aturan
bangunan dan
lingkungan
penataan
sungai untuk
bebas sampah
menyepakati
aturan bersama
mengenai
pembangunan
rumah
membuat
pengelolaan
sampah
membangun
jalan dipinggir
sungai

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

20# PROGRAM'PENANGANAN'KUMUH#

!
!

19

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

C. TAHAP PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM


C.1 Perumusan Indikasi Program
a. Uraian

Perumusan indikasi program merupakan kegiatan untuk


merangkum hasil dari FGD ditingkat Basis, Konsolidasi
tingkat Pemerintah Daerah Kota / Kabupaten, tingkat
Kelurahan / Desa, dan Hasil Konsolidasi data terkait 7
tematik menjadi rencana dan indikasi program

b. Pelaksana

TPP dan Faskel

c. Peserta
d. Alat & Bahan

TPP, BKM, Aparat Desa/Kelurahan, lembaga desa/Kel


Kertas Plano
Spidol
Dll
Hasil FGD Tematik :
Matrik Hasil FGD Ditingkat Komunitas
Peta Tematik
Komitmen dan aturan bersama
Indikasi program/kegiatan penanganan permukiman
kumuh (RKP)
Prioritas kegiatan penanganan permukiman kumuh
Tahun 2015
Peta kegiatan proritas penanganan permukiman kumuh
Tahun 2015 (1:1000)
Aturan bersama
Tim Fasilitator dan TPP melakukan kompilasi data dari
seluruh hasil FGD tingkat komunitas menjadi matrik
analisis tingkat kelurahan.
Melakukan koordinasi dengan Kepala Desa/Lurah dan
BKM untuk penyelenggaraan lokakarya
Mengundang TPP, BKM, Lembaga Desa/Kelurahan
untuk pelaksanaan lokakarya
Pelaksanaan lokakarya secara umum sebagai berikut :
a. Sosialisasi hasil pelaksanaan kegiatan pemetaan
swadaya di tingkat Komunitas oleh Ketua TPP
b. Penjelasan pelaksanaan perumusan masalah dan
analisa di setiap RT atau kawasan
c. Menjelaskan data rekap hasil FGD tematik diseluruh
lokasi basis
d. Melakukan diskusi kelompok berdasarkan tematik
untuk
merumuskan
skenario
penanganan
permukiman kumuh sampai menghasilkan indikasi
program penanganan permukiman kumuh dan
penyepakatan aturan bersama sesuai matrik
rencana indikasi program. (alternatif solusi yang ada
dalam matrik hasil FGD Tematik, digunakan menjadi
masukan perumusan program)

e. Media Bantu

20

f. Output

g. Langkah-langkah

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

e. Diskusi pleno penyepakatan hasil diskusi kelompok


sampai menghasilkan indikasi program/kegiatan
penanganan permukiman kumuh di tingkat
Desa/Kelurahan
f. Melakukan
musyawarah
prioritas
kegiatan
penanganan permukiman kumuh Tahun 2015.
g. Kemudian tuangkan Rencana-rencana tersebut ke
dalam peta rencana.

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

21

22

Program

:
:
:

Uraian
Kegiatan

!
!

Lokasi

Volume

Satuan

Tabel 6 Contoh Matriks Rencana Indikasi Program

PANDUAN'PERENCANAAN'PARTISIPATIF'

Penerima Manfaat
(Jumlah KK)

Perkiraan
biaya

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

24# PROGRAM'PENANGANAN'KUMUH#

No

Desa/Kelurahan
Kecamatan
Kota/Kabupaten

!
!

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Gambar 4 Contoh Peta Rencana Pembangunan Jalan Lingkungan


Gambar 4 Contoh Peta Rencana Pembangunan Jalan Lingkungan

Gambar 4 Contoh Peta Rencana Pembangunan Jalan Lingkungan

Gambar 5 Contoh Peta Rencana Pembangunan Drainase

Gambar 5 Contoh Peta Rencana Pembangunan Drainase


Gambar 5 Contoh Peta Rencana Pembangunan Drainase

24

24

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

23

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Gambar 6 Contoh Peta Rencana Pengelolaan Sampah


Gambar 6 Contoh Peta Rencana Pengelolaan Sampah

Gambar 6 Contoh Peta Rencana Pengelolaan Sampah

Gambar 14 Contoh Peta Rencana Penyediaan Air Bersih

Gambar 7 Contoh Peta Rencana Penyediaan Air Bersih


Gambar 14 Contoh Peta Rencana Penyediaan Air Bersih

25

25

24

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Gambar 8 contoh Peta Rencana Perbaikan Bangunan


Gambar 7 contoh Peta Rencana Perbaikan Bangunan
Gambar 7 contoh Peta Rencana Perbaikan Bangunan

Gambar 8 Contoh Peta Rencana Pengamanan Kebakaran

Gambar 9 Contoh Peta Rencana Pengamanan Kebakaran


Gambar 8 Contoh Peta Rencana Pengamanan Kebakaran

26
26

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

25

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

C.2 Konsultasi dengan Pemda dan Stakeholder


a. Uraian

b. Pelaksana
c. Peserta

:
:

d. Alat & Bahan

e. Media Bantu

f.

26

Output

g. Langkahlangkah

Konsultasi hasil perumusan indikasi program dengan


pemda dan stakeholder
merupakan kegiatan untuk
mensikronkan hasil perencanaan partisipatif dengan
perencanaan dan kebijakan kota serta memperoleh
masukan dari berbagai pihak.
Lurah/kades/BKM
TPP/Anggota LKM, Kelurahan/Desa, RW, RT, utusan
warga
Plano
Format Renta PIP
Spidol
Infokus
laptop
Dll
Peta skenario rencana
Indikasi program/kegiatan penanganan permukiman
kumuh (RKP)
Prioritas kegiatan penanganan permukiman kumuh
Tahun 2015
Aturan bersama
Dokumen perencanaan hasil konsultasi
Komitmen pemda dan stakeholder dalam pelaksanaan
penanganan dan pencegahan kumuh
Melakukan koordinasi dengan Lurah/Kades, BKM,
pemda dan stakeholder untuk penyelenggaraan
Konsultasi
Menyiapkan media bantu hasil perumusan indikasi
kegiatan
Mengundang Tim PP, BKM, Lembaga Desa/Kelurahan
Pemda, stakeholder kota, untuk pelaksanaan konsultasi
Pelaksanaan konsultasi secara umum sebagai berikut :
a. Sosialisasi proses pelaksanaan Pemetaan Swadaya
hingga tahap perumusan indikasi kegiatan oleh
Ketua Tim PP
b. Penjelasan pelaksanaan Konsultasi
c. Menjelaskan hasil perumusan indikasi kegiatan
d. Pemda dan stakeholder lainya memberikan
masukan terhadap rencana indikasi kegiatan
e. Penyempurnaan rencana indikasi kegiatan
f. Membangun
komitmen
terhadap
rencana
pelaksanaan penanganan kumuh

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

C.3 Penyepakatan Kegiatan dengan Pokja PKP


a.

Uraian

b.
c.
d.

Pelaksana
Peserta
Alat & Bahan

:
:
:

e.

Media Bantu

f.

Output

g.

Langkah-langkah

TPP, Konsultan dan Tim fasilitator difasilitasi oleh


koordinator kota/asisten korkot melakukan konsultasi
dengan Pokja PKP, Satker Bankim Provinsi/PPK Kumuh
Kab/Kota untuk mendiskusikan hasil perencanaan
masyarakat. Tujuannya Mendapatkan penjelasan dari Pokja
tentang hasil rencana masyarakat tersebut dapat
dilaksanakan oleh masyarakat dan kontraktor
TPP, Tim Fasilitator
Anggota BKM/LKM, Kelurahan/Desa, RW, RT
Spidol warna
Pensil
Format Berita Acara
Peta Rencana Kegiatan
Renta PIP
Berita acara kesepakatan pelaksanaan kegiatan antara
masyarakat, Satker Bangkim Prov/PPK Kab/Kota dan
konsultan DED
Aturan bersama
Tim Perencanaan Partisipatif (TPP) didampingi Tim
Fasilitator, Korkot / Askot mandiri menyiapkan hal-hal
berikut:
a. Dipastikan membawa matrik RKP
b. Dipastikan Peta Rencana Tematik
TPP, Pokja, Konsultan mendiskusikan rencana kegiatan
penanganan kawasan kumuh yang diperkuat dengan
peta rencana per tematik
Apabila sudah ada kesepakatan, kemudian menyusun
berita acara kesepakatan

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

27

28

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

LAMPIRAN-LAMPIRAN

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

29

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

LAMPIRAN 1
LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PETA TEMATIK 7 INDIKATOR KUMUH
Langkah-langkah pembuatan peta tematik 7 indikator kumuh kurang lebih sebagai
berikut:
1. Langkah langkah Pembuatan Peta Keteraturan dan Kondisi Bangunan:
a) Terangkan maksud dan tujuan pemetaan, dan jelaskan juga bahwa
kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dari pemetaan wilayah.
b) Awali kegiatan dengan mengingatkan kembali pada kriteria yang terdapat
pada 7 indikator kumuh yang sudah ada.
c) Tuliskan kriteria 7 indikator Kawasan Kumuh yang sudah ada, kemudian
diskusikan kembali
d) Buatlah peta keteraturan dan kondisi bangunan berdasarkan peta wilayah
yang sudah dibuat pada kegiatan sebelumnya.
e) Kemudian diskusikan bersama peserta lokasi lokasi rumah warga.
f) Dokumentasikan peta dan informasi informasi penting yang didapat.
g) Cantumkan pada sudut peta, peserta, pemandu, tempat dan tanggal
diskusi
h) Lanjutkan dengan kajian tentang keteraturan dan kondisi bangunan yang
ada.

30

2.

Langkah langkah Pembuatan Peta Pelayanan Air Minum


a) Terangkan maksud dan tujuan pemetaan, dan jelaskan juga bahwa
kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dari pemetaan wilayah.
b) Awali kegiatan dengan menjelaskan apa yang dimaksud dengan pelayanan
Air Minum tersebut,
c) Gambaran yang dipetakan adalah gambaran pelayanan Air Minum
terhadap penduduk
d) Buat legenda terlebih dahulu, sesuai dengan yang telah disepakati
sebelumnya, lalu kemudian lokasinya diplot ke dalam peta.
e) Lanjutkan kajian lebih mendalam dengan menggunakan matrik kajian
tentang pelayanan air minum

3.

Langkah langkah Pembuatan Peta pengelolaan air limbah


a) Terangkan maksud dan tujuan pemetaan, dan jelaskan juga bahwa
kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dari pemetaan wilayah.
b) Awali kegiatan dengan menjelaskan apa yang dimaksud dengan sistem
pengelolaan air limbah tersebut,
c) Gambaran yang dipetakan adalah gambaran tentang sistem pengelolaan
air limbah yang sudah berjalan selama ini.
d) Buat legenda terlebih dahulu, sesuai dengan yang telah disepakati
sebelumnya, lalu kemudian lokasinya diplot ke dalam peta.
e) Lanjutkan kajian lebih mendalam dengan menggunakan matrik kajian
tentang sistem pengelolaan air limbah.

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

4.

Langkah langkah Pembuatan Peta pengelolaan sampah


a) Terangkan maksud dan tujuan pemetaan, dan jelaskan juga bahwa
kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dari pemetaan wilayah.
b) Awali kegiatan dengan menjelaskan apa yang dimaksud dengan sistem
pengelolaan sampah tersebut,
c) Gambaran yang dipetakan adalah gambaran tentang sistem pengelolaan
sampah yang sudah berjalan selama ini.
d) Buat legenda terlebih dahulu, sesuai dengan yang telah disepakati
sebelumnya, lalu kemudian lokasinya diplot ke dalam peta.
e) Lanjutkan kajian lebih mendalam dengan menggunakan matrik kajian
tentang sistem pengelolaan sampah.

5.

Langkah langkah Pembuatan Peta Jaringan Jalan Lingkungan


a) Terangkan maksud dan tujuan pemetaan, dan jelaskan juga bahwa
kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dari pemetaan wilayah.
b) Awali kegiatan dengan menjelaskan apa yang dimaksud dengan jaringan
jalan lingkungan tersebut,
c) Gambaran yang dipetakan adalah gambaran tentang jaringan jalan
lingkungan.
d) Buat legenda terlebih dahulu, sesuai dengan yang telah disepakati
sebelumnya, lalu kemudian lokasinya diplot ke dalam peta.
e) Lanjutkan kajian lebih mendalam dengan menggunakan matrik kajian
tentang jaringan jalan lingkungan.

6. Langkah langkah Pembuatan Peta Saluran Drainase dan Area Genangan


/ Banjir
a) Terangkan maksud dan tujuan pemetaan, dan jelaskan juga bahwa
kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dari pemetaan wilayah.
b) Awali kegiatan dengan menjelaskan apa yang dimaksud dengan saluran
drainase dan area genangan / banjir tersebut,
c) Gambaran yang dipetakan adalah gambaran tentang jaringan saluran
drainase dan area genangan / banjir.
d) Buat legenda terlebih dahulu, sesuai dengan yang telah disepakati
sebelumnya, lalu kemudian lokasinya diplot ke dalam peta.
e) Lanjutkan kajian lebih mendalam dengan menggunakan matrik kajian
tentang saluran drainase dan area genangan / banjir.
7.

Langkah langkah Pembuatan Peta Kawasan Rawan Bencana Kebakaran


a) Terangkan maksud dan tujuan pemetaan, dan jelaskan juga bahwa
kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dari pemetaan wilayah.
b) Awali kegiatan dengan menjelaskan apa yang dimaksud dengan kawasan
rawan bencana kebakaran tersebut,
c) Gambaran yang dipetakan adalah gambaran tentang kawasan yang rawan
bencana kebakaran.
d) Buat legenda terlebih dahulu, sesuai dengan yang telah disepakati
sebelumnya, lalu kemudian lokasinya diplot ke dalam peta.

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

31

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF


e)

Lanjutkan kajian lebih mendalam dengan menggunakan matrik kajian


tentang bahaya kebakaran.
Contoh Peta Tematik Kondisi Eksisting Jaringan Jalan
Contoh Peta Tematik Kondisi Eksisting Jaringan Jalan
Contoh Peta Tematik Kondisi Eksisting Jaringan Jalan

Contoh
Tematik
JaringanDrainase
Drainase
Contoh
PetaPeta
Tematik
Jaringan
Contoh Peta Tematik Jaringan Drainase

Gambar 6 Contoh Peta Tematik Kondisi dan Kepadatan Bangunan


Gambar 6 Contoh Peta Tematik Kondisi dan Kepadatan Bangunan

32
32

32

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Gambar 6 Contoh Peta Tematik Kondisi dan Kepadatan Bangunan

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

33

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Contoh Peta Tematik Kondisi Sanitasi

Contoh Peta Tematik Kondisi Pengelolaan Sampah

34

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Contoh Peta Tematik Kondisi Rawan Kebakaran

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

35

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

LAMPIRAN 2
Focus Group Discussion (FGD):
Penggalian Gagasan Pencegahan dan Penanganan Kumuh
I. Pengantar
Dalam penggalian gagasan Pencegahan dan Penanganan permukiman kumuh,
banyak metoda yang bisa digunakan diantaranya, Wawancara Semi Terstruktur,
Observasi lapangan, dll, namun dalam KAK ini difokuskan pada metoda Fokus Grup
Diskusi. Fokus Grup Diskusi ini untuk melihat kenyataan yang sebenarnya terkait 7
indikator kumuh yang hanya bisa dilakukan dengan suatu proses analisis sosial yang
kritis.
Membuat analisa sosial kritis, artinya mencari secara kritis hubungan sebab akibat,
sampai halhal yang paling dalam sehingga dapat ditemukan akar permasalahan
yang sebenarnya..
Untuk membuat analisa sosial kepadatan,kekumuhan dan kemiskinan setiap kondisi,
baik itu eksternal maupun internal, harus ditelusuri dan kemudian dicari hubungan
sebab akibatnya dalam suatu kerangka yang logis sehingga dapat ditemukan
masalahmasalah pokok dalam masyarakat tersebut.
Dalam melakukan proses analisa kritis bersama masyarakat, seperti layaknya
seorang dokter dalam mendiagnosa pasiennya, Tim FGD Penggalian Gagasan
Pencegahan dan Penanganan Kumuh harus mempunyai panduanpanduan
pertanyaan kritis yang dapat menggerakan diskusi sehingga masalah yang muncul
bukan hanya gejala masalahnya saja tetapi lebih dalam dari kondisi yang bisa kasat
mata dilihat oleh kita.
II. Pemahaman penggalian gagasan Pencegahan dan Penanganankumuh
FGD Penggalian Gagasan Pencegahan dan PenangananKumuh adalah suatu bentuk
pendalaman mengenai suatu topic dengan melibatkan mental, rasa dan karsa secara
terstruktur untuk membangun kesadaran kritis peserta (masyarakat) mengenai 7
indikator kumuh serta kaitannya dengan pola prilaku dan pola pikir sehari-hari
masyarakat setempat.
Penggalian Gagasan Pencegahan dan PenangananKumuh dilakukan untuk
menumbuhkan kesadaran kritis masyarakat terhadap akar penyebab masalah 7
Indikator kumuh. Kesadaran kritis ini menjadi penting, karena selama ini seringkali
dalam berbagai program yang menempatkan masyarakat sebagai objek seringkali
masyarakat diajak untuk melakukan berbagai upaya pemecahan masalah tanpa
mengetahui dan menyadari masalah yang sebenarnya (masalah dirumuskan oleh
Orang Luar). Kondisi tersebut menyebabkan dalam
pemecahan masalah
masyarakat hanya sekedar melaksanakan kehendak Orang Luar atau karena tergiur
dengan iming iming bantuan uang, bukan melaksanakan kegiatan karena benar
benar menyadari bahwa kegiatan tersebut memang bermanfaat bagi pemecahan
masalah mereka.
Kesadaran ini penting sebelum akhirnya masyarakat menyepakati bagaimana
sebaiknya Pencegahan dan Penanganankumuh dilaksanakan, serta menyepakati

36

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

bagaimana mendorong keterlibatan masyarakat sasaran bersama komponen


masyarakat lainnya dalam memanfaatkan akses peluang yang ada untuk mendukung
Pencegahan dan Penanganankumuh yang akan merekalakukan.
1.

Substansi Pesan Penggalian Gagasan Pencegahan dan Penanganan


Kumuh
a) Masyarakat belajar mengetahui, memahami dan merumuskan masalah 7
indikator kumuh menurut versi mereka sendiri;
b) Masyarakat belajar memahami akar penyebab 7 indikator kumuh yang utama
adalah perilaku/sikap ;
c) Pembelajaran masyarakat bahwa memudarnya kepedulian dan kesatuan
sosial, serta berkembangnya paham individualisme dan kepentingan sepihak
merupakan salah satu diantara penyebab masalah 7 indikator kumuh di
wilayahnya;
d) Mendorong Masyarakat untuk saling percaya satu sama lain;

2. Tujuan Penggalian Gagasan Pencegahan dan Penanganan Kumuh


a) Memberikan pemahaman masyarakat tentang Pencegahan dan Penanganan
kumuh sebagai pembelajaran prinsip dan nilai pada pelaksanaan kegiatan
merumuskan bersama Penataan lingkungan di wilayahnya;
b) Membuka akses bagi masyarakat sasaran di kawasan target untuk
berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan Pencegahan dan Penanganan sejak
tahap awal;
c) Mewujudkan rasa memilik masyarakat sasaran dan kepedulian
masyarakat lainnya terhadap upaya-upaya Pencegahan dan Penanganan
kumuh;
d) Mengidentifikasi aspirasi masyarakat, khususnya masyarakat sasaran
mengenai bagaimana sebaiknya Pencegahan dan Penanganan kumuh di
laksanakan di kelurahannya;
e) Masyarakat memahami bahwa kepadatan, kekumuhan dan kemiskinan
bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau masyarakat kawasan saja,
melainkan tanggung jawab bersama;
f) Mendorong tumbuhnya kesadaran masyarakat bahwa upaya Pencegahan
dan Penanganan kekumuhan harus dimulai dari diri sendiri melalui
perubahan mental dan prilaku serta kerja keras

III. Operasional Kegiatan


1. Penanggung Jawab
Penanggung jawab kegiatan Penggalian Gagasan Pencegahan dan Penanganan
Kumuh adalah relawan yang tergabung dalam Tim Perencanaan Partisipatif, yang
difasilitasi oleh Tim Fasilitator.
2.
a)
b)
c)
d)

Perlengkapan
Peta eksisting dan peta dasar (7 Peta Tematik)
Pertanyaan-pertanyaan kunci terkait isu yang digali
Tabel atau matrik untuk mempermudah klasifikasi hasil diskusi
Berita acara pelaksanaan

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

37

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF


e)

Alat tulis

3. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan kegiatan FGD adalah saat pelaksanaan pemetaan masyarakat.
4. Keluaran
a) Persepsi mengenai Penggalian Gagasan Pencegahan dan Penanganan Kumuh
menurut versi masyarakat
b) Akar Penggalian Gagasan Pencegahan dan Penanganan Kumuh sesuai dengan
tipologi yang dirumuskan;
c) Hasil-hasil diskusi masyarakat berdasar Penggalian Gagasan Pencegahan dan
Penanganan Kumuh bahan diskusi untuk Pencegahan dan Penanganan kumuh;
Matrik dan peta tematik
d) Rumusan kebutuhan tenaga Ahli pendukung
e) Catatan hasil FGD tingkat kelompok/komunitas/kawasan dan berita acara hasil
FGD tingkat Kelurahan.
IV. Tahapan Kegiatan
No Tahapan Kegiatan
1
Rembug Warga Sosialisasi
Pembelajaran Penggalian
Gagasan Pencegahan dan
Penanganan Kumuh &
Pembentukan tim Pemandu
FGD
2
Bimbingan Praktek FGD
Penggalian Gagasan
Penangan Kumuh Kepada
Tim FGD

Sasaran
Terbentuknya Tim Pemandu FGD (TPP) yang
terdiri dari para relawan

3.

Penyelenggaraan FGD
penggalian gagasan
penanganan dan
pencegahan kumuh tingkat
kelurahan (penggalian
informasi dan data awal)

38

Penyelenggaraan
Serangkaian FGD dikawasan
prioritas (RT/RW/Blok/Gang)
tindak lanjut FGD tingkat
kelurahan.

Tim Pemandu FGD memahami konsep


dasar tentang Penggalian Gagasan
Pencegahan dan Penanganan Kumuh
Tim Pemandu FGD menguasai teknikteknik fasilitasi dan langkah-langkah dalam
diskusi kelompok terarah
Seluruh relawan P2KP, lembaga2 RT dan
RW/Lingkungan, Aparat dan Lembaga2
dilevel kelurahan, perwakilan perempuan
dan warga kawasan miskin kumuh. mau
berperan aktif melibatkan diri baik sebagai
Tim fasilitasi maupun sebagai narasumber.
Informasi dan data awal gagasan
penanganan dan pencegahan kumuh
(matrik/tabel dan peta tematik)
Terbangun Komitmen dan ada rencana
tindak lanjut FGD dan survay dilokasi yang
menjadi target ((RT/RW/Blok/Gang)

Masyarakat sasaran mau berperan aktif


dalam kegiatan FGD Adanya kesepakatan
bersama bagaimana Pencegahan dan
Penanganan kumuh akan dilaksanakan
Informasi dan data lengkap mengenai
gagasan penanganan /pencegahan kumuh

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Sosialisasi hasil Penggalian


Gagasan Pencegahan dan
Penanganan Kumuh

(matrik/tabel dan peta tematik)


Terbangun Komitmen dan ada rencana
tindak lanjut pencegahan dan penangan
Semua warga mengetahui hasil dan Tindak
lanjut kegiatan berikutnya

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

39

40

: ________________________

: ________________________

Kecamatan

Kota/Kabupaten

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Hasil
Hasil
Hasil
Hasil
Hasil
Hasil
Hasil

FGD
FGD
FGD
FGD
FGD
FGD
FGD

Kawasan
Permukiman
Kumuh (Ciri
Umum)

Kelompok
Kelompok
Kelompok
Kelompok
Kelompok
Kelompok
Kelompok

Aspirasi dan Harapan Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Pencegahan dan Penanganan


kumuh di Kelurahannya
Serangkaian upaya/
Pelibatan Peran
Serangkaian
tindakan pencegahan
serta masyarakat
upaya/tindakan
Harapan Warga
kumuh
penanganan kumuh

Keteraturan Bangunan
Jaringan/Kondisi Jalan/Gank
Jaringan/Kondisi Sungai & Drainase
Sanitasi
Persampahan
Bahaya Kebakaran
Air Bersih

7 indikator yang ada


sesui karakteristik lokal

Uraian profil
Permukiman kumuh
setempat menurut
masyarakat
(penyebab, ciri, dll)

Berikut ini adalah hasil FGD Penggalian Gagasan Pencegahan dan Penanganan Kumuh yang diselenggarakan oleh masyarakat serta
perangkat kelurahan pada hari ____________ tanggal ___________ jam____s/d___
bertempat di_____________ yang dihadiri oleh _____peserta (terlampir)

: ________________________

Desa/kelurahan

Hasil Awal FGD Penggalian gagasan Pencegahan dan


Penanganan kumuh Tingkat Kelurahan

Panduan Pelaksanaan Perencanaan Partisipatif

41



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

PANDUAN'PERENCANAAN'PARTISIPATIF'

!
!

Tanda Tangan

( ... )

( ... )

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

42# PROGRAM'PENANGANAN'KUMUH#

Koordinator BKM

Kelurahan/Desa

Mengetahui,

5..............(..)

4..............(..)

3..............(..)

2..............(..)

1..............(..)

Nama / wakil dari

Tim Pemandu FGD

Dengan hasil FGD Penggalian gagasan Pencegahan dan Penanganan kumuh ini dibuat untuk dijadikan dasar pertimbangan dan landasan
utama dalam pelaksanaan Pencegahan dan Penanganan kumuh di wilayah kami.

!
!

41

42

: ________________________

: ________________________

Kecamatan

Kota/Kabupaten

REFLEKSI KUMUH
IDENTIFIKASI MASALAH , KLASIFIKASI MASALAH & HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT PERMUKIMAN KUMUH
Kriteria kawasan Permukiman KUMUH
Apakah yang menyebabkan kondisi di atas
Adakah lokasi kawasan Permukiman KUMUH?
Sebutkan penyebab akibat kawasan Permukiman kumuh
Sepakati kriterianya!
Gunakan instrumen pertanyaan kunci 7 indikator kumuh
Apakah kriteria diatas cocok dengan lokasi kawasan
kumuh yang akan ditangani saat ini
Pandu diskusi arahkan ke pembahasan pertanyaan kunci 7
indikator kumuh (keteraturan bangunan, Air minum,
jaringan jalan, sanitasi, persampahan, Drainase,
penanganan bahaya kebakaran)
Yang menjadi akar masalah permukiman kumuh adalah :
Harapan dari warga kawasan terhadap Pencegahan dan
buatkan pohon/akar masalah penyebab kawasan permukiman Penanganankumuh :
kumuh
Apakah bapak/ibu mau ikut terlibat dalam Pencegahan dan
Penanganan?
Bagaimana seharusnya bapak/ibu terlibat dalam Penanganan?
Bagaimana bentuk keterlibatan yang diharapkan bapak/ibu ?
Bentuk dan jenis manfaat apa yang diharapkan ?
Bagaimana agar manfaat yang diharapkan itu dapat berdampak pada
peningkatan kualitas hidup ?

Berikut ini adalah Catatan Proses hasil FGD Penggalian gagasan Pencegahan dan PenangananKumuh yang diselenggarakan oleh Tim
Pemandu FGD beserta perangkat RT/RW/kelurahan/desa pada hari ____________ tanggal ___________ jam____s/d___
bertempat di_____________ yang dihadiri oleh _____peserta (terlampir)

: ________________________

Desa/kelurahan

Lampiran; Catatan Proses Hasil FGD Tingkat


Kelurahan

Panduan Pelaksanaan Perencanaan Partisipatif

43



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

PANDUAN'PERENCANAAN'PARTISIPATIF'

!
!

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

43

44# PROGRAM'PENANGANAN'KUMUH#

Topik : Kondisi Jaringan Jalan


IDENTIFIKASI MASALAH , KLASIFIKASI MASALAH & HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT JARINGAN/KONDISI JALAN/GANG YANG
MENGAKIBATKAN PERMUKIMAN KUMUH
Kriteria Jalan dikawasan Permukiman KUMUH
Apakah yang menyebabkan kondisi di atas
Gunakan peta tematik jaringan jalan/gang eksisting
Sebutkan penyebab akibat Jalan/gank yang menjadikan
kawasan Permukiman kumuh
Adakah Jalan/gang yang menyebabkan lokasi kawasan menjadi
Permukiman KUMUH?
Ciri-ciri jalan/gank yang mengakibatkan kumuh! (bandingkan
dengan standar jalan/gank seharusnya)
-jangkauan pelayanan jaringan jalan (terlayani akses)
-Perkerasan jalan (conblock,aspalt,beton dll)
-Drainase, Pedestrian, rambu-rambu,lansekap
-kondisi fisik jaringan jalan permukaan yang rusak (meter)
Sepakati ciri-ciri tadi ada dilokasi mana saja (tandai di Peta
tematik)
Yang menjadi akar masalah jalan/gank dijadikan alasan
Harapan dari warga kawasan terhadap Pencegahan dan
penyebab permukiman menjadi kumuh adalah : buatkan
Penanganan kumuh sesui topik :
pohon/akar masalah penyebab jalan/gank dijadikan alasan
penyebab permukiman menjadi kumuh!
Apakah bapak/ibu mau ikut terlibat dalam Pencegahan dan
Penanganan?
Bagaimana seharusnya bapak/ibu terlibat dalam Penanganan?
Bagaimana bentuk keterlibatan yang diharapkan bapak/ibu ?
Bentuk dan jenis manfaat apa yang diharapkan ?
Bagaimana agar manfaat yang diharapkan itu dapat berdampak
pada peningkatan kualitas hidup ?
Sepakati rencana tindak lanjut terkait pemastian melalui survey dll!
Topik : Kondisi Jaringan Sungai/Drainase
IDENTIFIKASI MASALAH , KLASIFIKASI MASALAH & HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT JARINGAN/KONDISI SUNGAI/DRAINASE YANG
MENGAKIBATKAN PERMUKIMAN KUMUH
Kriteria Sungai/Drainase dikawasan Permukiman KUMUH
Apakah yang menyebabkan kondisi di atas
Gunakan peta tematik jaringan sungai/drainase eksisting
Sebutkan penyebab akibat sungai/drainase menjadikan
kawasan Permukiman kumuh
Adakah sungai/drainase yang menyebabkan lokasi kawasan
menjadi Permukiman KUMUH?

!
!

44

Ciri-ciri sungai/drainase yang mengakibatkan kumuh!


(bandingkan dengan standar sungai/drainase seharusnya)
-Genangan; tinggi genangan >30cm lebih dari 2 jam dan

Apakah bapak/ibu mau ikut terlibat dalam Pencegahan dan


Penanganan?
Bagaimana seharusnya bapak/ibu terlibat dalam Penanganan?
Bagaimana bentuk keterlibatan yang diharapkan bapak/ibu ?
Bentuk dan jenis manfaat apa yang diharapkan ?
Bagaimana agar manfaat yang diharapkan itu dapat berdampak
pada peningkatan kualitas hidup ?
Sepakati rencana tindak lanjut terkait pemastian melalui survey dll!

Harapan dari warga kawasan terhadap Pencegahan dan


Penanganan kumuh sesui topik :

Topik : Kondisi Keteraturan Bangunan


IDENTIFIKASI MASALAH , KLASIFIKASI MASALAH & HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT KETERATURAN BANGUNAN YANG
MENGAKIBATKAN PERMUKIMAN KUMUH
Kriteria keteraturan bangunan dikawasan Permukiman KUMUH
Apakah yang menyebabkan kondisi di atas
Gunakan peta tematik keteraturan bangunan eksisting
Sebutkan penyebab akibat keteraturan bangunan menjadikan
kawasan Permukiman kumuh
Adakah keteraturan bangunan yang menyebabkan lokasi
kawasan menjadi Permukiman KUMUH?
Ciri-ciri keteraturan bangunan yang mengakibatkan kumuh!
(bandingkan dengan standar keteraturan bangunan
seharusnya)
-bangunan tidak menghadap jalan
-bangunan tidak membelakangi sungai/badan air
-bangunan tidak punya akses langsung kejalan

Yang menjadi akar masalah sungai/drainase dijadikan alasan


penyebab permukiman menjadi kumuh adalah : buatkan
pohon/akar masalah penyebab sungai/drainase dijadikan alasan
penyebab permukiman menjadi kumuh!

dari 2 kali pertahun


-Sumber genangan; air laut, sungai/rawa/danau, hujan
-Jaringan drainase; terbuka/tertutup, bak kontrol 10m,
mengalir
-kondisi fisik drainase yang rusak (meter)
-Terhubung drainase sekunder kota
Sepakati ciri-ciri tadi ada dilokasi mana saja (tandai di Peta
tematik)

lebih

Panduan Pelaksanaan Perencanaan Partisipatif

45



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

PANDUAN'PERENCANAAN'PARTISIPATIF'

!
!

Harapan dari warga kawasan terhadap Pencegahan dan


Penanganankumuh sesui topik :
Apakah bapak/ibu mau ikut terlibat dalam Pencegahan dan
Penanganan?
Bagaimana seharusnya bapak/ibu terlibat dalam Penanganan?
Bagaimana bentuk keterlibatan yang diharapkan bapak/ibu ?
Bentuk dan jenis manfaat apa yang diharapkan ?
Bagaimana agar manfaat yang diharapkan itu dapat berdampak
pada peningkatan kualitas hidup ?
Sepakati rencana tindak lanjut terkait pemastian melalui survey dll!

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

46# PROGRAM'PENANGANAN'KUMUH#

Topik : Kondisi Sanitasi


IDENTIFIKASI MASALAH , KLASIFIKASI MASALAH & HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT SANITASI YANG MENGAKIBATKAN
PERMUKIMAN KUMUH
Kriteria Sanitasi dikawasan Permukiman KUMUH
Apakah yang menyebabkan kondisi di atas
Gunakan peta tematik Sanitasi eksisting
Sebutkan penyebab akibat Sanitasi menjadikan kawasan
Permukiman kumuh
Adakah Sanitasi yang menyebabkan lokasi kawasan
menjadi Permukiman KUMUH?
Ciri-ciri Sanitasi yang mengakibatkan kumuh! (bandingkan
dengan standar Sanitasi seharusnya)
-Closet leher angsa, cubluk lainya.
-MCK+septictank individu/komunal
-Pembuangan air limbah ke sungai/danau/laut
Sepakati ciri-ciri tadi ada dilokasi mana saja (tandai di Peta
tematik)
Yang menjadi akar masalah Sanitasi dijadikan alasan penyebab Harapan dari warga kawasan terhadap Pencegahan dan
permukiman menjadi kumuh adalah : buatkan pohon/akar
Penanganan kumuh sesui topik :

-lokasi bangunan ; a.kemiringan lahan>15 (rawan longsor),


b.berada diatas lahan sempadan (rawa/sungai/pantai/
gambut/danau)
-luas bangunan hunian lantai <7,2 m2 per orang
-Tidak memiliki IMB
- kepadatan maksimal 100 rumah per hektar
Sepakati ciri-ciri tadi ada dilokasi mana saja (tandai di Peta
tematik)
Yang menjadi akar masalah keteraturan bangunan dijadikan
alasan penyebab permukiman menjadi kumuh adalah : buatkan
pohon/akar masalah penyebab keteraturan bangunan dijadikan
alasan penyebab permukiman menjadi kumuh!
-

!
!

45

46

Apakah bapak/ibu mau ikut terlibat dalam Pencegahan dan


Penanganan?
Bagaimana seharusnya bapak/ibu terlibat dalam Penanganan?
Bagaimana bentuk keterlibatan yang diharapkan bapak/ibu ?
Bentuk dan jenis manfaat apa yang diharapkan ?
Bagaimana agar manfaat yang diharapkan itu dapat berdampak
pada peningkatan kualitas hidup ?
Sepakati rencana tindak lanjut terkait pemastian melalui survey dll!

Topik : Kondisi Persampahan


IDENTIFIKASI MASALAH , KLASIFIKASI MASALAH & HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT PERSAMPAHAN YANG MENGAKIBATKAN
PERMUKIMAN KUMUH
Kriteria Persampahan dikawasan Permukiman KUMUH
Apakah yang menyebabkan kondisi di atas
Gunakan peta tematik Persampahan eksisting
Sebutkan penyebab akibat Persampahan menjadikan
kawasan Permukiman kumuh
Adakah Persampahan yang menyebabkan lokasi kawasan
menjadi Permukiman KUMUH?
Ciri-ciri Persampahan yang mengakibatkan kumuh!
(bandingkan dengan standar Sanitasi seharusnya)
-Tempat Pembuangan Sementara (TPS)
-Pengankut sampah; grobak/angkutan lain
-Pelayanan pengangkutan sampah domestik dari rumah ke
TPS 2x
seminggu.
-Dari TPS ke TPA 2x seminggu
Sepakati ciri-ciri tadi ada dilokasi mana saja (tandai di Peta
tematik)
Yang menjadi akar masalah Persampahan dijadikan alasan
Harapan dari warga kawasan terhadap Pencegahan dan
penyebab permukiman menjadi kumuh adalah : buatkan
Penanganan kumuh sesui topik :
pohon/akar masalah penyebab Persampahan dijadikan alasan
Apakah bapak/ibu mau ikut terlibat dalam Pencegahan dan
penyebab permukiman menjadi kumuh!
Penanganan?
Bagaimana seharusnya bapak/ibu terlibat dalam Penanganan?
Bagaimana bentuk keterlibatan yang diharapkan bapak/ibu ?
Bentuk dan jenis manfaat apa yang diharapkan ?
Bagaimana agar manfaat yang diharapkan itu dapat berdampak
pada peningkatan kualitas hidup ?
Sepakati rencana tindak lanjut terkait pemastian melalui survey dll!
Topik : Kondisi Bahaya Kebakaran

masalah penyebab Sanitasi dijadikan alasan penyebab permukiman


menjadi kumuh!

Panduan Pelaksanaan Perencanaan Partisipatif

47



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

PANDUAN'PERENCANAAN'PARTISIPATIF'

!
!

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

48# PROGRAM'PENANGANAN'KUMUH#

IDENTIFIKASI MASALAH , KLASIFIKASI MASALAH & HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT BAHAYA KEBAKARAN YANG DIAKIBATKAN
PERMUKIMAN KUMUH
Kriteria bahaya kebakaran dikawasan Permukiman KUMUH
Apakah yang menyebabkan kondisi di atas
Gunakan peta tematik bahaya kebakaran eksisting
Sebutkan penyebab akibat bahaya kebakaran dilingkungan
Permukiman kumuh
Adakah bahaya kebakaran yang disebabkan oleh karena
Permukiman KUMUH?
Ciri-ciri bahaya kebakaran yang diakibatkan karena
kekumuhan! (bandingkan dengan standar pengurangan
resiko bahaya kebakaran seharusnya)
-Kejadian kebakaran; frekwensi
-Penyebab kebakaran; Kompor;listrik;hutan;bakar sampah
dll
-Sarana pencegahan bergerak; mobil; gerobak; lainya
-sarana pencegahan tetap; pos/statsiun pemadam; hidran
air;lainya
Sepakati ciri-ciri tadi ada dilokasi mana saja (tandai di Peta
tematik)
Yang menjadi akar masalah penyebab bahaya kebakaran di
Harapan dari warga kawasan terhadap Pencegahan dan
permukiman kumuh adalah : buatkan pohon/akar masalah
Penanganan kebakaran di permukiman kumuh :
penyebab bahaya kebakaran di permukiman kumuh!
Apakah bapak/ibu mau ikut terlibat dalam Penanganan dan
pencegahan kebakaran?
Bagaimana seharusnya bapak/ibu terlibat dalam Penanganan
pencegahan dan penanganan bahaya kebakaran?
Bagaimana bentuk keterlibatan yang diharapkan bapak/ibu ?
Bentuk dan jenis manfaat apa yang diharapkan ?
Bagaimana agar manfaat yang diharapkan itu dapat berdampak
pada peningkatan kualitas hidup ?
Sepakati rencana tindak lanjut terkait pemastian melalui survey dll!
Topik : Kondisi Air Bersih
IDENTIFIKASI MASALAH , KLASIFIKASI MASALAH & HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT KONDISI AIR BERSIH DI PERMUKIMAN KUMUH
Kriteria kondisi air bersih dikawasan Permukiman KUMUH
Apakah yang menyebabkan kondisi di atas
Gunakan peta tematik kondisi air bersih eksisting
Sebutkan penyebab akibat tidak terpenuhinya air bersih
dilingkungan Permukiman kumuh
Adakah ketersediaan air minum diPermukiman KUMUH?
Ciri-ciri kondisi air minum di permukiman kumuh!

!
!

47

48

(bandingkan dengan standar air minum seharusnya)


-sumber air minum;ledeng meteran;ledeng eceran;sumur
bor/pompa;mata air;air hujan;air kemasan merk;air isi
ulang;air sungai;lainya.
-Jarak ke penampungan air kotor/tinja >10 m
-Kualitas air; tidak keruh;tidak berwarna;tidak berbau;tidak
berasa.
-kecukupan pelayanan;memenuhi kebutuhan air sehari2
tercukupi; tercukupi sepanjang tahun.
Sepakati ciri-ciri tadi ada dilokasi mana saja (tandai di Peta
tematik)
Yang menjadi akar masalah penyebab tidak terpenuhinya air
minum di permukiman kumuh adalah : buatkan pohon/akar
masalah penyebab tidak terpenuhinya air bersih di permukiman
kumuh!

Panduan Pelaksanaan Perencanaan Partisipatif

Harapan dari warga kawasan terhadap pemenuhan air minum di


permukiman kumuh :
Apakah bapak/ibu mau ikut terlibat dalam penanganan air minum?
Bagaimana seharusnya bapak/ibu terlibat dalam Penanganan air
minum?
Bagaimana bentuk keterlibatan yang diharapkan bapak/ibu ?
Bentuk dan jenis manfaat apa yang diharapkan ?
Bagaimana agar manfaat yang diharapkan itu dapat berdampak
pada peningkatan kualitas hidup ?
Sepakati rencana tindak lanjut terkait pemastian melalui survey dll!



PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

PANDUAN'PERENCANAAN'PARTISIPATIF'

!
!

Diskusi mengenai masalah 7 Indikator kumuh

Harapan dari warga kawasan terhadap Pencegahan dan


Penanganankumuh :

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

50# PROGRAM'PENANGANAN'KUMUH#

Harapan dari warga kawasan terhadap Pencegahan dan


Penanganan kumuh sesui topik :

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Yang menjadi akar masalah Persampahan dijadikan alasan


penyebab permukiman menjadi kumuh adalah : buatkan

Topik : Kondisi Persampahan


IDENTIFIKASI MASALAH , KLASIFIKASI MASALAH & HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT PERSAMPAHAN YANG MENGAKIBATKAN
PERMUKIMAN KUMUH
Kriteria Persampahan dikawasan Permukiman KUMUH
Apakah yang menyebabkan kondisi di atas

Yang menjadi akar masalah permukiman kumuh adalah :

REFLEKSI KUMUH
IDENTIFIKASI MASALAH , KLASIFIKASI MASALAH & HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT PERMUKIMAN KUMUH
Kriteria kawasan Permukiman KUMUH
Apakah yang menyebabkan kondisi di atas

I.

Berikut ini adalah Catatan Proses hasil FGD Penggalian gagasan Penanganan Sampah yang diselenggarakan oleh Tim Pemandu FGD
beserta warga,perangkat RT/RW pada hari ____________ tanggal ___________ jam____s/d___
bertempat di_____________ yang dihadiri oleh _____peserta (terlampir)

: ________________________
: ________________________
: ________________________
: ________________________

Catatan Proses Hasil FGD Kondisi Persampahan Tingkat Klp.Komunitas, RT/RW/Blok/Gang

RT/RW
Jenis Klp. Komunitas
Kelurahan
Kecamatan

!
!

49

50

Tanda Tangan

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

( ... )

Mengetahui,

51

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

( ... )

Fasilitator

Pemandu FGD

5....(..)

4.............................................(..............................)

3....(..)

2....(..)

1....(..)

Nama

Wakil Peserta FGD,

Dengan hasil FGD penggalian gagasan Pencegahan dan Penanganan kumuh ini dibuat untuk dijadikan dasar pertimbangan dalam
penyepakatan-penyepakatan Pencegahan dan Penanganan kumuh di tingkat kelurahan.

Panduan Pelaksanaan Perencanaan Partisipatif

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

LAMPIRAN 3
OBSERVASI LAPANGAN (TRANSEK)
A. Penjelasan
Dari hasil FGD diperoleh data awal persoalan kumuh yang meliputi tabel dan
lokasi/kawasan yang mengalami persoalan kumuh. Berdasarkan informasi tersebut dan
mengacu pada peta dasar yang dimiliki maka dilakukan kegiatan observasi lapangan
melalui teknik pemetaan, untuk memperoleh gambaran keadaan masyarakat bersama
masalah-masalah kumuh dan potensi-potensi yang ada. Untuk mengamati secara
langsung keadaan lingkungan dan masalah tersebut, digunakan Teknik Penelusuran
Lokasi (Transek).
Tujuan Observasi Lapangan (Transek)
Mendapatkan data permasalahan kumuh dan rinciannya di lokasi setempat..
Mendapatkan Peta tematik permasalahan kumuh (minimal 7 peta tematik)
B. Langkah Langkah Penerapan
Persiapan
Tim Perencanaan Partisipatif (TPP) didampingi Tim Fasilitator menyiapkan hal-hal
berikut:

Rumusan Persoalan Kumuh hasil FGD


Peta Awal Persoalan Kumuh hasil FGD (Peta tematik)

Persiapan pelaksanaan kegiatan transek yang sebaiknya secara khusus diperhatikan


adalah mempersiapkan tim dan masyarakat yang akan ikut, termasuk menetukan kapan
dan dimana akan berkumpul. Juga dipersiapkan alat-alat tulis, kertas lebar (plano),
karton warna-warni, kertas berwarna, lem, spidol warna-warni. Juga akan
menyenangkan apabila membawa perbekalan (makanan ).
Peserta terdiri dari tim PP dan masyarakat, biasanya terdapat anggota masyarakat yang
menjadi penunjuk jalan. Tim PP sebaiknya memiliki anggota atau narasumber yang
memahami hal-hal yang sudah diperkirakan akan dikaji dalam kegiatan transek ini,
terutama masalah-masalah teknis permukiman.
Pelaksanaan
Sebelum berangkat, bahas kemabali maksud dan tujuan kegiatan penelusuran lokasi
serta proses kegiatan yang akan dilakukan.
Sepakati bersama peserta, lokasi-lokasi penting yang akan dikunjungi serta topiktopik kajian yang akan dilakukan. Setelah itu, sepakati lintasan penelusuran.
Sepakati titik awal perjalanan (lokasi pertama), biasanya diambil dari titik terdekat
dengan kita berada pada saat itu.
Lakukan perjalanan dan amati keadaan disepanjang perjalanan. Biarkan responden
(masyarakat) menunjukkan hal-hal yang dianggap penting untuk diperlihatkan dan
dibahas keadaannya. Didiskusikan permasalahan tersebut dan amati dengan
seksama.

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

51

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Buatlah catatan-catatan hasil diskusi dengan mengisi kuisioner instrument indikator


kumuh aspek lingkungan (tugas anggota tim PP yang menjadi pencatat )
C. Setelah Perjalanan
Bisa selama berhenti dilokasi tertentu, gambar bagan transek dibuat untuk setiap bagian
lintasan yang sudah ditelusuri. Tetapi, yang sering terjadi adalah pembuatan bagan
setelah seluruh lintasan ditelusuri.langkah-langkah kegiatannya adalah sebagai berikut :
Jelaskan cara dan proses membuat bagan.
Sepakati lambang atau symbol-simbol yang dipergunakan untuk menggambar bagan
transek. Catat simbol-simbol tersebut beserta artinya disudut kertas. Pergunakan
spidol berwarna agar jelas dan menarik.
Mintalah masyarakat untuk menggambarkan bagan transek berdasarkan hasil
lintasan yang telah dilakukan. Buatlah dengan bahan atau cara yang mudah
diperbaiki atau dihapus karena akan banyak koreksi terjadi.
Selama penggambaran, tim PP mendampingi karena pembuatan irisan ini cukup sulit
terutama mengenai :
v Perkiraan ketinggian (topografi permukaan bumi)
v Perkiraan jarak antara satu lokasi dengan lokasi lain.
Pergunakan hasil gambar transek tersebut untuk mendiskusikan kebih lanjut
permasalahan, potensi, serta harapan-harapan masyarakat mengenai semua
informasi bahasan.
Tuangkan hasil gambar transek itu ke dalam peta tematik hasil FGD sebagai fungsi
klarifikasi untuk masing masing tema permasalahan kumuh (minimal 7 peta tematik).
Buatlah catatan-catatan hasil diskusi dan verifikasi hasil inputing kuisioner instrument
indikator kumuh aspek lingkungan (tugas anggota Tim PP yang menjadi pencatat ).
Cantumkan nama-nama atau jumlah peserta, pemandu, tanggal dan tempat
pelaksanaan diskusi.

52

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Contoh Hasil Transek Kondisi Jalan

Contoh Hasil Transek Kondisi Drainase

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

53

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Contoh Hasil Transek Kondisi Persampahan

Contoh Hasil Transek Air Bersih

54

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Contoh Hasil Transek Kondisi Kondisi dan kepadatan Bangunan

D. Catatan Dan Anjuran


WAKTU. Kegiatan ini biasanya dilakukan pagi atau sore hari supaya cuaca adem karena
itu sebaiknya sebelumnya dibuat kesepakatan dengan masyarakat. Kegiatan ini
memerlukan waktu 2-3 jam perjalanan, tergantung panjang lintasan yang ditelusuri,
ditambah 2-3 jam pembuatan bagan dan diskusi lanjutan. Karena waktu kegiatan yang
cukup panjang, persiapan dan persetujuan dengan masyrakat perlu dilakukan. Bisa juga
diskusi dilakukan pada pertemuan berikutnya (tidak langsung) asalkan disepakati oleh
masyarakat yang menjadi peserta.
Hujan akan merupakan hambatan yang cukup serius dalam kegiatan teknik penelusuran
lokasi ini, oleh karena itu cuaca harus benar-benar diperhatikan sebelum melaksanakan
kegiatan penelusuran lokasi ini.

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

55



E.

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Instrumen Penggalian Data Aspek Lingkungan

Instrumen ini dapat dipergunakan pada saat FGD lingkungan maupun transek
KUISIONER PENDATAAN 100-0-100 BERBASIS WILAYAH
Provinsi
Kab/Kota
Kecamatan
Kelurahan/Desa

:......................................................
:......................................................
:......................................................
:......................................................

Deliniasi Koordinat Peta


Blok Wilayah (RT/RW)
Tanggal Pendataan

: ...................................................................
: ...................................................................
: ...................................................................

Isilah t itik-titik dengan nilai yang sesuai dengan hasil wawancara/observasi lapang
dan t anda " " kotak-kotak dengan dengan apabila sesuai dengan pilihan dibawah ini.
A. KEPADATAN BANGUNAN HUNIAN
1. Berapa Luas wilayah di RT/RW)*

: ... Ha

2. Berapa j umlah bangunan hunian diwilayah RT/RW)*

: ... Unit

3. Berapa Kepadatan bangunan diwilayah RT/RW*)

: ... Unit/Ha

B. AKSESIBILITAS L INGKUNGAN
1. Jangkauan Pelayanan Jaringan Jalan
a. Berapa panjang j alan yang permukaannya masih tanah a sli a tau belum diperkeras

: ... Meter

b. Berapa panjang j alan yang tidak dilengkapi s aluran s amping j alan

: ... Meter

c. Berapa j umlah Rumah Tangga dengan a kses j alan yang permukaannya masih tanah
asli/belum diperkeras

: ... Unit

d. Berapa Jumlah Rumah Tangga yang telah mendapat pelayanan j aringan j alan
yang s udah diperkeras

: ... Unit

2. Kondisi Fisik/Kualitas Jaringan Jalan


a. Berapa panjang permukaan j alan yang r usak

: ... Meter

b. Berapa panjang permukaan j alan yang berfungsi baik

: ... Meter

c. Berapa panjang total j aringan j alan yang telah a da

: ... Meter

d. Berapa j umlah Rumah Tangga dengan a kses j alan yang r usak

: ... Unit

e. Berapa j umlah Rumah Tangga dengan a kses j alan yang berfungsi baik

: ... Unit

Isilah kotak-kotak dengan dengan t anda " " apabila sesuai dengan pilihan dibawah ini.
C. DRAINASE L INGKUNGAN
1 Kejadian Genangan
a. Tinggi genangan
a
Tinggi genangan 0 - 15 c m

Tinggi genangan 15 - 30 c m c

Tinggi genangan >30 c m

b. Durasi Genangan

Lama genangan 0 - 1 j am

Lama genangan 1 - 2 j am

Lama genangan >2 j am

c. Frekuensi Genangan

Terjadi 1 kali/tahun

Terjadi 1 -2 kali/tahun

Terjadi >2 kali/tahun

d. Sumber Genangan

Rob/Pasang a ir l aut

Air s ungai/danau/rawa

Limpasan a ir hujan

e. Luas Area Genangan

: ................................... Ha

2 Jaringan Drainase

Ada j aringan drainase

Tidak a da j aringan drainase

Drainase tidak mengalir dengan baik

Jaringan Drainase terhubung dengan j aringan drainase s ekunder kota

Jaringan Drainase tidak terhubung dengan j aringan drainase s ekunder kota

3 Kondisi Fisik Drainase


a. Berapa panjang drainase dengan kondisi yang r usak

: ... Meter

b. Berapa panjang drainase dengan kondisi yang berfungsi baik

: ... Meter

PENGAMANAN BAHAYA KEBAKARAN


1 Kejadian kebakaran :

2 Penyebab Kejadian Bencana Kebakaran

1 kali dalam 5 tahun

2 kali dalam 5 tahun

>2 kali dalam 5 tahun

Tidak pernah terjadi kebakaran dalam 5 tahun

Tungku/kompor masak

Konsleting Listrik

Kebakaran hutan/ilalang

Pembakaran s ampah

Mobil Pemadam
Kebakaran

Motor Gerobak Pemadam


Kebakaran

Sarana Pemadam
Kebakaran l ainnya

Tidak a da s arana pencegahan


kebakaran

Pos/Stasiun Pemadam
Kebakaran

Hidran a ir

Lainnya

tidak a da

Lainnya

3 Sarana Pencegahan Bahaya Kebakaran


a Sarana Pencegahan Mobile/bergerak

b Sarana Pencegahan Tetap

*) c oret yng tidak perlu

Nama Surveyor

:...............................................................

Mengetahui,
Koordinator Tim

(..............................................)

56

Responden

(..................................................)

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Petunjuk umum tata cara pengisian kuesioner Instrument Indikator kumuh aspek
lingkungan;
1. Tiap pertanyaan ditanyakan persis seperti kalimat yang tertera dalam kuisioner.
2. Jika responden kurang jelas atau tidak mengerti akan maksud pertanyaan yang
disampaikan, enumerator diharapkan dapat menjelaskan maksud dari pertanyaan
tersebut kepada responden sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Penjelasan
tambahan tidak boleh mengarahkan jawaban responden.
3. Tiap kumpulan kata yang memakai garis miring (/), dipilih salah satu kata yang tepat
sesuai dengan hubungan keadaan yang dihadapi enumerator.
4. Catatan untuk enumerator dan kalimat lain yang ditulis dalam huruf besar (kapital)
tidak perlu dibacakan untuk responden.
5. Selalu mematuhi "pola loncat" (pola skip) yang ada atau disediakan.
6. Jika tidak ada perintah loncat, artinya dilanjutkan pada pertanyaan (baris) berikutnya
atau seksi selanjutnya.
7. Mengisi jawaban pada garis tidak terputus pada tempat yang tersedia dengan huruf
cetak.
8. Melingkari kode jawaban yang sesuai.
9. Bila responden menjawab jawaban lainnya, selalu ditulis dengan menuliskan jawaban
yang disebutkan responden pada tempat jawaban yang disediakan.
NO

VARIABEL

KODE/RENTANG
VARIABEL

DESKRIPSI VARIABEL

1.

Provinsi

Isilah nama Provinsi tempat


observasi dilakukan dalam huruf
kapital/besar

2.

Kab/Kota

Isilah nama Kab/Kota tempat


Observasi dilakukan dalam
huruf kapital/besar

3.

Kecamatan

Isilah nama Kecamatan tempat


observasi dilakukan dalam huruf
kapital/besar

4.

Kelurahan/Desa

Isilah nama kelurahan/ desa


tempat observasi dilakukan

5.

Deliniasi Koordinat Peta

6.

Blok Wilayah (RT/RW)

Isilah secara lengkap alamat


observasi dilakukan. Contoh RT
03/RW 4, kampung Bagelen

7.

Tanggal Pendataan

Isikan tanggal Observasi


dilakukan. Tuliskan: TG/BL/TH,
masing-masing 2 digit.

Isi dengan satuan koordinat


Lintang derajat dan bujur
derajat.

Garis imaginer yang dibuat


untuk membuat batasan wilayah
kajian/sasaran dalam peta.

Misalnya tanggal 17 Maret 2015


ditulis 17/03/15.

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

57

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF


NO

KODE/RENTANG
VARIABEL

DESKRIPSI VARIABEL

A.

KEPADATAN BANGUNAN HUNIAN

1.

Berapa Luas wilayah di


RT/RW)*

... Ha

Tuliskan luas wilayah


Observasi (RT atau RW)

2.

Berapa jumlah
bangunan hunian
diwilayah RT/RW)*

... Unit

3.

Berapa Kepadatan
bangunan diwilayah
RT/RW*)

... Unit/Ha

Tanyakan kepada responden


dan amati jumlah bangunan
hunian diwilayah observasi
(RT/RW)
Hitung luas wilayah dan bagi
dengan jumlah bangunan di
lokasi observasi (RT/RW).

B.

AKSESIBILITAS LINGKUNGAN

1.

Jangkauan Pelayanan
Jaringan jalan

2.

58

VARIABEL

a. Berapa panjang jalan


yang permukaannya
masih tanah asli atau
belum diperkeras

... Meter

Ukur dan tuliskan panjang


jalan yang belum diperkeras
(gunakan meteran, laser atau
GPS)

b.Berapa panjang jalan


yang tidak dilengkapi
saluran samping jalan

... Meter

Ukur dan tuliskan panjang


jalan yang belum dilengkapi
saluran air disamping jalan
(gunakan meteran, laser atau
GPS)

c.Berapa jumlah Rumah


Tangga dengan akses
jalan yang
permukaannya masih
tanah asli/belum
diperkeras

... Unit

Hitung dan amati jumlah


rumah yang belum
mendapatkan akses jalan
yang memadai (belum
diperkeras)

d.Berapa Jumlah
Rumah Tangga yang
telah mendapat
pelayanan jaringan
jalan yang sdh
diperkeras

... Unit

Hitung dan amati jumlah


rumah yang mendapatkan
akses jalan yang memadai
(sudah diperkeras)

a.Berapa panjang
permukaan jalan yang
rusak

... Meter

Ukur dan tuliskan panjang


jalan yang rusak (gunakan
meteran, laser atau GPS)

b.Berapa panjang
permukaan jalan yang
berfungsi baik

... Meter

Ukur dan tuliskan panjang


jalan yang berfungsi baik
(gunakan meteran, laser atau
GPS)

c.Berapa panjang total


jaringan jalan yang
telah ada

... Meter

Jumlahkan total panjang jalan


baik yang masih berfungsi
maupun yang rusak.

d.Berapa jumlah Rumah


Tangga dengan akses
jalan yang rusak

... Unit

Hitung dan amati jumlah


rumah yang mendapatkan
akses jalan yang rusak

Kondisi Fisik/Kualitas
Jaringan Jalan

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF


NO

VARIABEL
e.Berapa jumlah Rumah
Tangga dengan akses
jalan yang berfungsi
baik

DESKRIPSI VARIABEL

... Unit

Hitung dan amati jumlah


rumah yang mendapatkan
akses jalan yang berfungsi
baik.

a.Tinggi genangan

a = Tinggi genangan 0- 5 cm
b = Tinggi genangan 15-30
cm
c = Tinggi genangan >30 cm

Tanyakan kepada responden


jika ada kejadian genangan,
berapa tinggi rata-rata
genangan di lokasi observasi.

b.Durasi Genangan

a = Lama genangan 0- jam


b = Lama genangan 1 - 2
jam
c = Lama genangan >2 jam

Jika ada kejadiang genangan,


tanyakan kepada responden
lama genangan yang terjadi
diwilayah observasi.

c.Frekuensi Genangan

a = Terjadi 1 kali/tahun
b = Terjadi 1 -2 kali/tahun
c = Terjadi >2 kali/tahun

Tanyakan kepada responden


berapa sering ada kejadian
genangan diwilayah observasi.

d.Sumber Genangan

a = Rob/Pasang air laut


b = Air sungai/danau/rawa
c = Limpasan air hujan

Tanyakan kepada responden


sumber genangan yang
menyebakan diwilayah
observasi.

e.Luasan Genangan

............ Ha

Tangakan kepada responden


berapa luasan genangan yang
terjadi di lokasi observasi.

Jaringan Drainase

a = Ada jaringan drainase

Amati jaringan drainase yang


ada di lokasi observasi.

C.

DRAINASE LINGKUNGAN

1.

Kejadian Genangan

2.

KODE/RENTANG
VARIABEL

b = Tidak ada jaringan


drainase
c = Drainase tidak mengalir
dengan baik
d = Jaringan Drainase
terhubung dengan
jaringan drainase
sekunder kota
e = Jaringan Drainase tidak
terhubung dengan
jaringan drainase
sekunder kota
3.

Kondisi Fisik Drainase


a.Berapa panjang
drainase dengan
kondisi yang rusak
b.Berapa panjang
drainase dengan
kondisi yang berfungsi
baik

... Meter

Ukur dan tuliskan panjang


drainase yang rusak (gunakan
meteran, laser atau GPS)

... Meter

Ukur dan tuliskan panjang


drainase yang berfungsi
baik/airnya mengalir (gunakan
meteran, laser atau GPS)

D.

PENGAMANAN BAHAYA KEBAKARAN

1.

Kejadian kebakaran :

a = 1 kali dalam 5 tahun

Tanyakan pada responden


apakah di lokasi observasi ada

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

59

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF


NO

VARIABEL

KODE/RENTANG
VARIABEL
b = 2 kali dalam 5 tahun
c = >2 kali dalam 5 tahun

DESKRIPSI VARIABEL
kejadian kebakaran dalam
jangka waktu 5 tahun terakhir.

d = Tidak pernah terjadi


kebakaran dalam 5 tahun
2.

Penyebab Kejadian
Bencana Kebakaran

a = Tungku/kompor masak
b = Konsleting Listrik
c = Kebakaran hutan/ilalang
d = Pembakaran sampah

Jika ada kejadian dalam 5


tahun terakhir, tanyakan pada
responden apakah penyebab
kebakaran yang terjadi (boleh
lebih dari 1 jawaban).

e = lainnya
3.

Sarana Pencegahan
Bahaya Kebakaran
a.Sarana Pencegahan
Mobile/bergerak

a = Mobil Pemadam
kebakaran
b = Motor Gerobak
Pemadam kebakaran

Tanyakan dan amati apakah di


lokasi observasi ada
kendaraan sebagai sarana
pemadam/pencegahan
kebakaran.

c = Sarana Pemadam
kebakaran lainnya
d = Tidak ada sarana
pencegahan kebakaran
b.Sarana Pencegahan
Tetap

a = Pos/Stasiun Pemadam
b = Hidran air
c = lainnya

Tanyakan dan amati apakah di


lokasi observasi ada sarana
pemadam/ pencegahan
kebakaran.

d = tidak ada

1.

Tanggal Pendataan

Isikan tanggal wawancara ke


KK ini. Tuliskan: TG/BL/TH,
masing-masing 2 digit.
Misalnya tanggal 17 Maret
2015 ditulis 17/03/15.

60

2.

Nama,
Tandatangan
Enumerator

Isilah nama lengkap


Enumerator dengan huruf
cetak. dan bubuhkan
tandatangan setelah
dipastikan kuesioner terisi
lengkap.

3.

Tandatangan
Responden

Isilah nama lengkap


responden dengan huruf
cetak. Contoh: SUSILAWATI
dan bubuhkan tandatangan

4.

Tandatangan
Koordinator Tim

Isilah nama lengkap


Koordinator Tim dengan huruf
cetak. dan bubuhkan
tandatangan setelah kuesioner
diverifikasi.

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

LAMPIRAN 4
Panduan Wawancara Terstruktur (Kuisioner)
I.

PENDAHULUAN

Panduan ini dipersiapkan sebagai pedoman dasar bagi enumerator dalam sensus
pendataan indikator kumuh aspek Rumah Tangga. Panduan ini berisi tatacara
menyeluruh tentang bagaimana melakukan pendataan indikator kumuh untuk aspek
rumah tangga, yang meliputi :
1) Cakupan pendataan indikator kumuh
2) Uraian tugas;
3) Petunjuk umum tata cara pengisian kuesioner;
4) Definisi kata kunci dan konsep
5) Kuesioner Rumah tangga

II.

PELAKSANAAN LAPANGAN

2.1. Cakupan Pendataan Indikator Kumuh


1) Tujuan dan Sasaran
Panduan pengisian kuisioner bertujuan untuk memberikan petunjuk pengisian kuisioner
dan
wawancara
agar
diperoleh
pemahaman
yang
sama
terhadap
pengertian/definisi/konsep yang digunakan.
Pendataan indikator kumuh mempunyai sasaran untuk menyediakan informasi yang
lengkap tentang indikator kumuh, memahami faktor-faktor penentu kumuh dan
memahami ketidak-leluasan rumah tangga untuk meningkatkan standar kehidupan
mereka. Sensus indikator kumuh akan mengumpulkan data tentang aspek legalitas
hunian, keteraturan bangunan, kondisi bangunan hunian, akses air minum, pengelolaan
sanitasi dan pengelolaan sampah rumah tangga. Pemahaman terhadap interaksi atau
hubungan antara perbedaan aspek-aspek indikator kumuh akan memungkinkan
pemerintah untuk membuat kebijakan pembangunan dan program-program
pembangunan khususnya dalam rangka penanganan serta pencegahan kumuh yang
lebih efektif.
2) Metodologi Pendataan
Pendataan indikator kumuh dilakukan melalui metode sensus yaitu semua rumah tangga
mendapatkan kesempatan yang sama untuk dikunjungi oleh tim survey.
Setiap tim terdiri dari seorang koordinator dan tiga orang enumerator. Setiap tim akan
menangani area setingkat RW/Dukuh/Dusun/Lingkungan. Semua tim lapangan akan
meneliti semua rumah tangga selama periode 2 minggu.
Pada saat inputing data oleh Koordinator, jika ada kekeliruan atau kehilangan data
wawancara, dan akan diperiksa apakah informasi dari satu bagian wawancara
bercampur dengan wawancara lain. Ketika kesalahan ditemukan enumerator akan
kembali ke rumah tangga untuk mengoreksi informasi itu. Proses pemasukan,

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

61

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

pemeriksaan dan pengoreksian wawancara di lapangan tersebut akan membantu untuk


memastikan bahwa data itu akurat dan berkualitas.
3) Organisasi Pendataan
Tim Inti : BKM/LKM bertanggungjawab untuk melaksanakan survey di wilayahnya.
BKM/LKM membentuk Tim Perencanaan Partisipatif yang terdiri dari seorang
koordinator TPP, koordinator data dan koordinator lapangan. Tugas-tugas dari setiap
anggota Tim adalah sebagai berikut :
Koordinator TPP akan mengamati, mengkoordinasi, memonitor pekerjaan dari
koordinator data dan koordinator lapangan serta melakukan koordinasi dengan
BKM/LKM.
Koordinator data bertanggung jawab terhadap pengaturan pengumpulan data selama
survey. Ia memeriksa kualitas data yang dikumpulkan di lapangan, dan memasikan
bahwa para koordinator Tim mengikuti petunjuk dalam pengumpulan data.
Koordinator Lapangan Bertanggung jawab atas operasi-operasi lapangan. Ia
mengkoordinasikan kerja tim-tim dan memastikan bahwa survey berjalan dengan
lancar di lapangan.
Tim Lapangan: Di lapangan, setiap tim terdiri dari satu orang koordinator Tim dan 3
orang enumerator untuk menangani area setingkat RW:
Koordinator Tim akan mengamati, mengkoordinasi, memonitor, mengoreksi pekerjaan
enumerator jika diperlukan. Koordinator juga bertanggung jawab terhadap pemasukan
data dari seluruh wawancara dan memeriksanya secara konsisten.
Enumerator akan bertanggung jawab terhadap penggumpulan data dari responden
rumah tangga.

2.2.

Uraian Tugas;

Enumerator adalah ujung tombak dari semua tugas pendataan kumuh, kegunaan data
dan kesuksesan survey tergantung pada ketelitian enumerator dalam mengumpulkan
data dan mencatat informasi. Tugas enumerator adalah untuk medapatkan informasi
yang lengkap dan akurat dari semua rumah tangga yang di kunjungi. Informasi yang
diperoleh menjadi bagian dari sumber data yang dipergunakan oleh pemerintah dalam
perencanaan pelaksanaan proyek penanganan dan pencegahan kumuh. Jika data yang
dikumpulkan tidak lengkap atau tidak akurat, mungkin akan berakibat pada pengambilan
keputusan yang salah. Untuk alasan ini, enumerator harus bekerja dengan sangat hatihati dan sistematis untuk mendapatkan informasi yang paling lengkap dan akurat.
Adalah sangat penting untuk memperhatikan dengan baik pada saat melakukan setiap
wawancara, mendengarkan dengan baik, memecahkan semua masalah yang mungkin
timbul, dan mendiskusikannya dengan koordinator Tim.
1) Koordinator Tim
Koordinator Tim mempunyai lima tugas utama menyempurnakan pekerjaan enumerator
di lapangan:

62

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

a. Koordinator Tim akan mendata rumah tangga yang akan diwawancarai dan
menugaskan enumerator untuk mewawancarai, melengkapi enumerator dengan
blanko wawancara dan bahan-bahan yang lain.
b. Koordinator Tim akan menguji semua semua kuesioner yang enumerator lengkapi,
dan akan mengesahkan setiap wawancara yang sudah di lakukan dan kuesioner
yang lengkap.
c. Koordinator Tim akan mengamati satu atau lebih wawancara yang di lakukan untuk
mengevaluasi pekerjaan enumerator.
d. Koordinator Tim akan terus mengevaluasi secara berkala kualitas wawancara.
e. Koordinator Tim akan membantu memecahkan masalah yang dihadapi enumerator.
2) Wawancara Rumah Tangga
Tiga peraturan pokok yang harus diingat pada saat melakukan wawancara adalah
sebagai berikut:
a. Bacalah pertanyaan dalam kuesioner dengan teliti. Jangan mempersingkat atau
mengubah kata-kata dalam pertanyaan. Jangan mengartikan sendiri pertanyaan
untuk responden kecuali dia tidak dapat mengerti pertanyaan yang disampaikan.
b. Informasi pribadi mengenai sesuatu yang pribadi harus ditanyakan secara pribadi.
c. Memastikan kerahasiaan informasi. Semua informasi yang dikumpulkan adalah
rahasia, dan tidak akan disebarkan. Jika responden mengetahui hal ini, mereka akan
memberikan jawaban-jawaban yang benar. Cobalah mewawancari responden anda
secara pribadi.

2.3.

Petunjuk umum tata cara pengisian kuesioner;

1) Tiap pertanyaan ditanyakan persis seperti kalimat yang tertera dalam kuisioner.
2) Jika responden kurang jelas atau tidak mengerti akan maksud pertanyaan yang
disampaikan, enumerator diharapkan dapat menjelaskan maksud dari pertanyaan
tersebut kepada responden sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Penjelasan
tambahan tidak boleh mengarahkan jawaban responden.
3) Tiap kumpulan kata yang memakai garis miring (/), dipilih salah satu kata yang tepat
sesuai dengan hubungan keadaan yang dihadapi enumerator.
4) Catatan untuk enumerator dan kalimat lain yang ditulis dalam huruf besar (kapital)
tidak perlu dibacakan untuk responden.
5) Selalu mematuhi "pola loncat" (pola skip) yang ada atau disediakan.
6) Jika tidak ada perintah loncat, artinya dilanjutkan pada pertanyaan (baris) berikutnya
atau seksi selanjutnya.
7) Mengisi jawaban pada garis tidak terputus pada tempat yang tersedia dengan huruf
cetak.
8) Memberikan tanda '" kode jawaban yang sesuai.
9) Bila responden menjawab jawaban lainnya, selalu ditulis dengan menuliskan
jawaban yang disebutkan responden pada tempat jawaban yang disediakan.

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

63

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

2.4.

Definisi kata kunci dan konsep

Kuesioner pendataan menggunakan kata-kata dan konsep yang menjelaskan tentang


indikator kumuh. Mungkin juga berbeda dari cara anda menggunakan kata-kata ini
dalam percakapan sehari-hari. Semua enumerator harus memahami dan menggunakan
kata-kata dan konsep ini dalam pengertiannya di sini pada saat melakukan wawancara.
Jika anda tidak begitu memahami arti kata tertentu atau mengalami masalah-masalah
dengan kata yang anda gunakan dalam wawancara, diskusikanlah hal ini dengan
koordinator anda.
1) Rumah Tangga
Rumah Tangga adalah satu kelompok orang-orang yang makan dan minum di rumah
yang sama. Orang yang dianggap sebagai anggota rumah tangga jika;

Mereka makan dan tidur bersama di rumah untuk jangka waktu paling sedikit 3 bulan
selama setahun terakhir. ( tidak perlu harus sampai 3 bulan berturut, hanya perlu 3
bulan dalam jumlah total); atau

Mereka telah bergabung di dalam Rumah Tangga kurang dari 3 bulan dalam setahun
terakhir ini, tapi mereka adalah:

2)

Kepala rumah tangga

Penyedia utama ekonomi rumah tangga

Pelajar yang dulunya ditunjang oleh rumah tangga ini dan yang saat ini tinggal di
tempat lain untuk bersekolah.

Bayi yang berusia kurang dari 3 bulan

Pengantian baru yang baru bergabung dengan rumah tangga ini kurang dari 3
bulan.

Pembantu yang tidur dan makan dalam rumah yang sama

Orang yang baru bergabung dalam rumah tangga ini untuk tinggal bersama
secara permanen (yaitu berkeinginan untuk tinggal bersama selamanya).
Normal dan Tipikal

Beberapa pertanyaan yang ditanyakan untuk kondisi yang normal atau khusus atau
berdasarkan pengalaman. Kata normal dan khusus yang berarti biasa, ciri khas,
umum, kebiasaan, apa yang sering terjadi. Kedua-duanya menjelaskan keadaan
sehari-hari, bukan yang terjadi pada keadaan darurat atau keadaan yang tidak biasa.
Tidak juga kata yang mengacu pada waktu tertentu.

64

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF


2.5 Instrumen Kuisioner

KUESIONER RUMAH TANGGA UNTUK PENDATAAN INDIKATOR KUMUH


Provinsi
Kab/Kota
Kecamatan
Kelurahan/Desa

:......................................................
:......................................................
:......................................................
:......................................................

:
:
:
:

...................................................................
...................................................................
...................................................................
MBR/Non MBR*)

Isilah seluruh pertanyaan dibawah ini dengan t anda " " apabila sesuai dengan pilihan dibawah ini.
KETERATURAN BANGUNAN HUNIAN
1. Posisi bangunan/rumah thd j alan
a
Menghadap Jalan
b
Membelakangi j alan
2. Posisi bangunan/rumah thd s ungai

Menghadap s ungai

3. Bangunan/rumah dg a kses j alan

Mempunyai a kses l angsung ke j alan

Tidak mempunyai a kses l angsung ke j alan (terhalang oleh bangunan l ain)

Berada pada kemiringan l ahan/rawan l ongsor (topografi >15%)

Berada di a tas l ahan s empadan r awa/sungai/pantai/gambut/danau

Berada dibawah j alur l istrik tegangan tinggi (sutet)

Berada di kawasan l indung/fungsi ekologis

KONDISI BANGUNAN HUNIAN


1. Kondisi bangunan r umah

Permanen

2. Luas l antai bangunan hunian

: (a) ... m2

4. Lokasi Bangunan

Nama Kepala Rumah Tangga


Jumlah Kepala Keluarga
Alamat, RT/RW
Status RT

Jumlah penghuni :

: (b) ... Jiwa

Luas l antai bangunan hunian (a/b)

Membelakangi s ungai/badan a ir

semi permanen

Bukan permanen

7 ,2 m2 per j iwa

: (a/b) .. M2/Jiwa

< 7 ,2 m2 per j iwa

3. Jenis Material Bangunan


a. Kondisi/material Atap

Tidak Mudah Bocor

Mudah bocor

b. Jenis Material Dinding

Permanen

Tidak permanen (bambu, kardus, plastik dan s ejenisnya)

c. Kondisi Dinding

Baik

Rusak Sedang/Ringan

Rusak Berat

d. Jenis Lantai Rumah

Keramik/Granit/Teraso

Plester

Tanah

e. Kondisi Lantai Rumah

Baik

Rusak Sedang/Ringan

Rusak Berat

Ledeng Meteran/SR

Ledeng Eceran

Sumur Bor/Pompa

Sumur Terlindung

Mata Air Terlindung

Air Hujan

MA tak Terlindung

Air Kemasan Ber merk

Air I si Ulang

Air Sungai

Lainnya....................................(sebutkan)

AKSES AIR MINUM


1 Darimana s umber a ir minum didapat?

2 Bila j awabannya (sumur bor, s umur terlindung a tau mata a ir terlindung), maka j arak ke penampungan tinja/kotoran terdekat :

< 1 0 m

1 0 m

3 Bagaimana Kualitas Air yang dipakai?

Keruh/Berwarna

Bau

4 Apakah kebutuhan a ir baku s ehari-hari


terpenuhi s epanjang tahun?

Tercukupi/Terpenuhi

Tidak tercukupi/tidak terpenuhi

PENGELOLAAN SANITASI
1 Dimana biasanya a nggota keluarga dewasa a
bila i ngin BAB?

Jamban Milik Sendiri

MCK/Jamban bersama/
kelompok

2 Jenis kloset yang digunakan

3 Pembuangan l imbah tinja kemana?

Berasa

MCK/Jamban Umum

Sungai/pantai/laut/kebun e

Lainnya (sebutkan).

Closet l eher a ngsa

Cubluk dengan ventilasi

Cubluk dengan s lab

Cubluk tanpa s lab

WC Gantung

Lainnya.............................

Septictank Pribadi

Septictank Komunal

Sungai/Kali/Laut/Danau

Sewer Perpipaan

Lainnya.............................

Septictank/Resapan

Saluran l imbah RT/SPAL

Lainnya.............................

Lainnya.............................

4 Kemana pembuangan l imbah r umah tangga ? a


E

Pengelolaan Sampah Rumah Tangga


1 Pembuangan s ampah r umah tangga

Tempat s ampah pribadi

Tempat s ampah umum

2 Tersedia Tempat Pembuangan Sementara

Tersedia

Tidak Tersedia

3 Pengangkutan s ampah ke TPS/ TPA

< 2 x s eminggu

(1-2) x s eminggu

2 x s eminggu

4 Alat pengangkut s ampah

Gerobak dorong

Gerobak motor

Truk/mobil s ampah

5 Sistem pembuangan s ampah r umah tangga

Terpilah (basah/kering)

Tidak Terpilah/Disatukan

1. Status kepemilikan r umah

Milik s endiri

Sewa/Kontrak

Numpang/milik s audara

2. Status Legalitas Bangunan

Memiliki I MB

Tidak/belum memiliki I MB

3. Status kepemilikan Lahan

Milik s endiri

Tanah Negara/adat

Lainnya ..

4. Legalitas Tanah Hunian

Memiliki SHM/HGB

Tidak memiliki SHM/HGB c

Lainnya ..

Aspek L egalitas

*) c oret yng tidak p erlu

Nama Surveyor
Tanggal Pendataan

:...............................................................

Mengetahui,
Koordinator Tim

Responden

(..............................................)

(..................................................)

:...............................................................

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

65

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

2.6.

Petunjuk Pengisian Kuisioner Rumah Tangga

Panduan ini menunjukkan tujuan dari setiap bagian dan informasi yang akan
dikumpulkan, mengidentifikasi anggota rumah tangga yang menjadi responden, serta
memberikan petunjuk yang jelas untuk setiap pertanyaan.
NO

VARIABEL

KODE/RENTANG
VARIABEL

DESKRIPSI VARIABEL

1.

Provinsi

Isilah nama Provinsi tempat


responden tinggal dalam huruf
kapital/besar

2.

Kab/Kota

Isilah nama Kab/Kota tempat


responden tinggal dalam huruf
kapital/besar

3.

Kecamatan

Isilah nama Kecamatan tempat


responden tinggal dalam huruf
kapital/besar

4.

Kelurahan/Desa

Isilah nama kelurahan/ desa


tempat responden tinggal

5.

Nama Kepala Rumah


Tangga

Isilah nama lengkap responden


dengan huruf cetak. Contoh
SUGIYANTO

6.

Jumlah anggota
Rumah Tangga

Isilah dengan
jumlah anggota
keluarga

Mereka makan dan tidur


bersama di rumah untuk jangka
waktu paling sedikit 3 bulan selama
setahun terakhir. ( tidak perlu harus
sampai 3 bulan berturut, hanya
perlu 3 bulan dalam jumlah total);
atau
Mereka telah bergabung di dalam
Rumah Tangga kurang dari 3 bulan
dalam setahun terakhir ini, tapi
mereka adalah:
-

Kepala rumah tangga

Penyedia utama ekonomi


rumah tangga
Pelajar yang dulunya
ditunjang oleh rumah tangga ini
dan yang saat ini tinggal di tempat
lain untuk bersekolah.
- Bayi yang berusia kurang dari 3
bulan

66

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF


NO

VARIABEL

KODE/RENTANG
VARIABEL

DESKRIPSI VARIABEL
- Pengantian baru yang baru
bergabung dengan rumah
tangga ini kurang dari 3 bulan.
- Pembantu yang tidur dan makan
dalam rumah yang sama
- Orang yang baru bergabung
dalam rumah tangga ini untuk
tinggal bersama secara
permanen (yaitu berkeinginan
untuk tinggal bersama
selamanya).

7.

Alamat, RT/RW

Isilah secara lengkap alamat


responden. Contoh RT 03/RW 4 /
No. 05, Gang Melati, kampung
Bagelen

8.

Status Rumah
Tangga

Isilah sebagai rumah tangga


Masyarakat Berpenghasilan
rendah ( MBR) atau bukan, jika di
lokasi PNPM/P2KP dikenal
sebagai warga PS-2

A.

KETERATURAN BANGUNAN HUNIAN

1.

Posisi
bangunan/rumah thd
jalan

a = menghadap
jalan

Posisi
bangunan/rumah thd
sungai

a = menghadap
sungai

Bangunan/rumah

a = mempunyai
akses langsung ke
jalan

2.

3.

b = membelakangi
jalan

b = membelakangi
sungai

Amati apakah posisi bangunan


rumah
responden terhadap jalan
utama/jalan lingkungan.
Jika posisi rumah terletak
dibantaran sungai, amati posisi
bangunan rumah responden
terhadap sungai.
Amati akses jalan bangunan rumah
Responden untuk aktivitas seharihari.

b = tidak memiliki
akses langsung ke
jalan ( terhalang
oleh bangunan
lain)
4.

Lokasi
bangunan/rumah

a = Berada pada
kemiringan
lahan/rawan

Amati lokasi bangunan rumah


responden terhadap
topografi/kemiringan lahan, garis

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

67

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF


NO

VARIABEL

KODE/RENTANG
VARIABEL
longsor (topografi
>15%)

DESKRIPSI VARIABEL
sempadan, jalur listrik tegangan
tinggi dan kawasan lindung.

b = Berada di atas
lahan sempadan
rawa/sungai/pantai/
gambut/danau
c = Berada
dibawah jalur listrik
tegangan tinggi
(sutet)
d = Berada di
kawasan
lindung/fungsi
ekologis
B.

KONDISI BANGUNAN HUNIAN

1.

Kondisi bangunan
rumah

a = Permanen
b = Semi
permanen
c = Tidak
permanen

2.

Luas lantai bangunan


hunian (a)

..... m2

Jumlah penghuni (b)

..... Orang

Tanyakan kepada responden


jumlah penghuni yang tinggal di
dalamnya.

Luas lantai bangunan


hunian (a/b)

...... m2 /Orang

Hitung luas bangunan dan bagi


dengan jumlah penghuni. apakah
lebih atau kurang dari 7,2 m per
orang

a = jika luasan <


7,2 m per orang
b = jika luasan
7,2 m per orang

68

Amati apakah bangunan rumah


responden bersifat permanen, semi
permanen atau tidak permanen.
a. Permanen (tembok semua);
b.Semi Permanen (separuh
tembok); c. Tidak Permanen
(bukan tembok)
Tuliskan luas bangunan (panjang x
lebar) dalam dua digit tidak
termasuk halaman pekarangan.
Contoh panjang 8 m dan lebar 9,
maka ditulis 08 x 09

3.

Jenis Material
Bangunan hunian

a.

Kondisi/material Atap

a = Tidak Mudah
Bocor

Amati kondisi dan jenis Material


atap bangunan rumah responden
apakah mudah bocor (misalnya

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF


NO

VARIABEL

b.

Jenis Material Dinding

c.

Kondisi Dinding

d.

Jenis Lantai Rumah

e.

Kondisi Lantai Rumah

C.

AKSES AIR MINUM

1.

Darimana sumber air


minum didapat?

2.

Bila jawabannya
(sumur bor, sumur
terlindung atau mata
air terlindung), maka
jarak ke
penampungan
tinja/kotoran terdekat

KODE/RENTANG
VARIABEL
b = Mudah bocor

DESKRIPSI VARIABEL
daun rumbia)

a = Permanen
b =Tidak permanen
(bambu, kardus,
plastik dan
sejenisnya)
a = Baik
b = Rusak
sedang/ringan
c = Rusak berat
a=
Keramik/Granit/Ter
aso
b = Plesteran
c = Tanah
a = Baik
b = Rusak
sedang/ringan
c = Rusak berat

Amati Jenis Material untuk dinding


bangunan rumah responden.

a = Ledeng
Meteran/SR
b = Ledeng Eceran
c = Sumur
Bor/Pompa
d = Sumur
Terlindung
e = Mata Air
Terlindung
f = Air Hujan
g = Mata Air tak
Terlindung
h = Air Kemasan
Ber merk
i = Air Isi Ulang
j = Air Sungai
k = Lainnya
a = jarak < 10 m

Tanyakan dan amati sumber air


minum rumah yang digunakan
responden.

b = jarak 10 m

Amati kondisi dinding bangunan


rumah responden.

Amati jenis material yang


digunakan untuk lantai bangunan
rumah responden.

Amati kondisi lantai bangunan


rumah responden.

Tanyakan dan amati jarak


penampungan kotoran/tinja dari
sumur bor/pompa, Sumur/mata air
terlindungi

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

69

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF


NO

VARIABEL

3.

Kualitas air minum

4.

Apakah kebutuhan air


baku sehari-hari tidak
terpenuhi/tidak
tercukupi sepanjang
tahun?

KODE/RENTANG
VARIABEL
a = keruh/berwarna
b = berbau
c = memiliki rasa
a = Tercukupi/
terpenuhi
b = tidak
tercukupi/tidak
terpenuhi

D.

PENGELOLAAN SANITASI

1.

Dimana biasanya
anggota keluarga
dewasa bila ingin
BAB?

2.

Jenis kloset yang


digunakan

a = Jamban Milik
Sendiri
b = MCK/Jamban
bersama/kelompok
c = MCK/Jamban
Umum
d=
Sungai/pantai/laut/
kebun
e = lainnya
a = Closet leher
angsa
b = Cubluk dengan
ventilasi
c = Cubluk dengan
slab
d = Cubluk tanpa
slab
e = WC Gantung
f = lainnya

3.

Pembuangan limbah
tinja kemana?

a = Septictank
Pribadi
b = Septictank
Komunal
c=
Sungai/Kali/Laut/D
anau
d = Sewer
Perpipaan

70

DESKRIPSI VARIABEL
Tanyakan dan amati kualitas air
minum yang dipakai sehari-hari
oleh responden.
Tanyakan kepada responden
apakah terpenuhi kebutuhan air
baku per orang > 60 lt/orang/hari

Tanyakan dan amati pada


responden apakah di rumahnya
memiliki jamban/tempat BAB,
tersedia MCK kelompok, atau MCK
umum.

Tanyakan dan amati closet yang


digunakan responden jika closet
yang digunakan buatan pabrik atau
ada air tergenang pada closet
maka dipastikan closet leher
angsa.
Cubluk : Closet jongkok tanpa
leher angsa.
Slab : Cor beton
WC gantung : diatas permukaan air
(sungai/ kolam/tepi
laut/selokan/empang).
Tanyakan dan amati apakah
Pembungan akhir limbah tinja
disalurkan/dihubungkan ke
septictank pribadi/ komunal, cubluk
atau sewer perpipaan atau
Pembungan akhir limbah tinja tidak
disalurkan/dihubungkan ke
septictank pribadi/komunal, cubluk
atau sewer perpipaan.

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF


NO

4.

VARIABEL

Kemana pembuangan
limbah rumah tangga
?

KODE/RENTANG
VARIABEL
e = lainnya
a=
Septictank/Resapa
n
b = Saluran limbah
RT/SPAL
c = lainnya

DESKRIPSI VARIABEL

Tanyakan dan amati apakah


pembungan air limbah bekas cuci,
dapur & kamar mandi (grey water)
disalurkan /dibuang ke septictank/
resapan, SPAL/drainase atau
dibuang langsung ke
Sungai/Laut/Halaman

PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA

1.

Pembuangan sampah
rumah tangga

a = Tempat
sampah pribadi

Tanyakan dan amati apakah rumah


reponden memiliki tempat sampah.

b = Tempat
sampah umum
c = lainnya
2.

3.

Tersedia Tempat
Pembuangan
Sementara

a = Tersedia

Pengangkutan
sampah ke TPS/TPA

a = < 2x seminggu

b = Tidak Tersedia

b = (1-2) x
seminggu
c = 2x seminggu

4.

Alat pengangkut
sampah

a = Gerobak
dorong
b = Gerobak motor
c = Truk/mobil
sampah

5.

Sistem pembuangan
sampah rumah
tangga

F.

ASPEK LEGALITAS

1.

Status kepemilikan
rumah

a = Terpilah
(basah/kering)
b = Tidak
Terpilah/Disatukan

a = Milik sendiri
b = Sewa/Kontrak
c = Numpang/milik
saudara

Tanyakan dan amati apakah


tersedia tempat pembuangan
sementara (TPS) di lingkungan
tempat tinggal responden..
Tanyakan kepada responden
bagaimana frekuensi
pengangkutan sampah
domestik/komunal ke TPS
dan/atau TPA dilakukan setiap
minggunya.
Tanyakan kepada responden alat
pengangkut sampah (gerobak
dorong/motor) yang dimiliki oleh
lingkungan hunian

Tanyakan kepada responden


apakah sudah dilakukan pemilahan
sampah rumah tangga. Pemisahan
antara sampah organik (basah)
dan sampah anorganik (kering).

Tanyakan kepada responden


mengenai status tempat tinggal
yang ditempati.

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

71

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF


NO
2.

VARIABEL
Status Legalitas
Bangunan

3.

Status kepemilikan
Lahan

4.

Legalitas Tanah
Hunian

KODE/RENTANG
VARIABEL
a = Memiliki IMB
b = Tidak/belum
memiliki IMB
a = Milik sendiri
b = Tanah
Negara/adat
c = lainnya
a = Memiliki
SHM/HGB
b = Tidak memiliki
SHM/HGB

1.

Tanggal Pendataan

DESKRIPSI VARIABEL
Tanyakan kepada responden
mengenai status legalitas
bangunan ditempati terkait dengan
Ijin Mendirikan Bangunan (IMB).
Tanyakan kepada responden
mengenai status kepemilikan lahan
yang ditempati.
Tanyakan kepada responden
mengenai status legalitas lahan
yang ditempati.

Isikan tanggal wawancara ke KK


ini. Tuliskan: TG/BL/TH, masingmasing 2 digit.
Misalnya tanggal 17 Maret 2015
ditulis 17/03/15.

72

2.

Nama, Tandatangan
Enumerator

Isilah nama lengkap Enumerator


dengan huruf cetak. dan bubuhkan
tandatangan setelah dipastikan
kuesioner terisi lengkap.

3.

Tandatangan
Responden

Isilah nama lengkap responden


dengan huruf cetak. Contoh
SUSILAWATI dan bubuhkan
tandatangan

4.

Tandatangan
Koordinator Tim

Isilah nama lengkap Koordinator


Tim dengan huruf cetak. dan
bubuhkan tandatangan setelah
kuesioner diverifikasi.

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

LAMPIRAN 5
PANDUAN SINGKAT SAFEGUARD LAHAN PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS
PERMUKIMAN DI PERKOTAAN(P2KP-KOTA) UNTUK PENANGANAN PRIORITAS
KUMUH TAHUN 2015 DAN PRIORITAS 100-0-100
I.

Latar Belakang:
Melonjaknya urbanisasi menyebabkan semakin bertambahkanya pernduduk perkotaan
dan otomatis juga menyebabkan bertambahnya kebutuhan akan lahan untuk
perumahan, namaun terkadang ketersediaan lahan yang semakin kerkurang dan
mahalnya harga di perkotaan menyebabkab banyaknya penduduk yang mencari
alternatif lahan seperti di bantaran sungai, tanah di pinggir rel milik PT.KAI. Permukiman
dan tanah daerah milik jalan(Damija), permukiman yang terletak Garis Sepandan
Sungai(GSS), karena ketidaktegasan dari aparat lokasi kumuh yang bertambah setiap
tahunnya dan sangat sulit untuk dicegah. Munculnya permukiman kumuh ini rata-rata
ilegaldan juga karena melanggar ketertiban umum. Semakain padatnya permukiman di
bantaran sungai menyebabkan berbagai bencana yang juga berdampak pada penduduk
yang tinggal di bantaran sungai itu sendiri seperti banjir, penumpukan sampah,
terganggunya kesehatan dll. Hal ini harus segera ditindak, dicarikan solusi program
strategis dengan cepat sebelum persebaran permukiman ini semakin meluas
kecendrungan menjadi kumuh.

II.

Ketentuan Umum Tata Kelola Lahan


Panduan teknis ini akan mengupas permasalahan pengadaan tanah, yang notabene
dengan keterbatasan tanah menjadi faktor penyebab kekumuhan selama ini. Dalam
pengadaan tanah ini peran Koordinator Kota bersama Pemerintah Daerah dan
Kelompok Peduli untuk mengadvokasi, memfasilatasi masyarakat dalam proses tahapan
pengadaan tanah. Sebelum kita membahas tentang pengadaan tanah perlu kita ketahui
peruntukan sesuai Tata kelola lahan/Tanah yaitu Kawasan Lindung dan Kawasan
Budidaya, adapun pembahasan adalah sbb:
a. Kawasan Lindung/ konservasi (Definisi Kawasan Lindung : Adalah kawasan yang
ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang
mencakup sumber daya alam dan sumberdaya buatan)
Perkembangan dan kondisi kawasan lindung hampir diseluruh wilayah mengalami
kerusakan yang cukup mengkhawatirkan bahkan telah membawa korban baik jiwa
maupun harta serta rusaknya prasarana dan sarana infrastruktur yang telah dibangun
oleh pemerintah. Maka dari itu dalam kebijakan Pengembangan dan pengelolaan
kawasan lindung/konservasi, Rencana Tata Ruang Wilayah akan mengatur tentang
bagaimana cara pengelolaan kawasan lindung diseluruh wilayah
Di wilayah kawasan lindung yang menjadi perhatian utama pada Rencana Tata Ruang
Wilayah pemanfaatan wilayah aliran Sungai. Secara umum wilayah ini adalah erosi,
polusi dan penggunaan untuk permukiman yang ada disekitarnya.
Selain hal diatas yang perlu dapat perhatihan adalah perlindungan cagar budaya yang
sesuai dengan Undang-undang
nomor 11 tahun 2010 tentang cagar budaya.
Kebudayaan indonesia yang memiliki nilai-nilai luhur harus dilestarikan guna

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

73

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

meningkatkan kualitas hidup memeperkuat kepribadian bangsa, persatuan bangsa dan


meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebagai arah kehidupan bangsa. Pelestarian
cagar budaya berorientasi pada pengelolaan kawasan, peran serta masyarakat,
desentralisai pemerintah, perkembangan, serat tuntutan kebutuhan hukum dalam
masyarakat.
Kawasan peninggalan bersejarah juga menjadi perhatihan , yang biasanya merupakan
kawasan kota lama merupakan suatu kawasan yang menjadi lapisan pembentuk kota
pada suatu masa saat awal terbentuknya kota tersebut. Kawasan kota lama biasanya
merupakan kawasan bersejarah atau heritage district. Kawasan bersejarah tersebut
adalah area dalam kota yang di dalamnya banyak terdapat bangunan-bangunan yang
signifikan sebagai bangunan bersejarah. Biasanya lokasi ini terdapat pada bagian kecil
area dalam kota. Dengan berbagai keunikannya, kawasan kota lama menjadi sesuatu
yang unik dan menarik dari kota yang bersangkutan. Kesan ini dapat dirasakan bagi
hampir seluruh penduduk kota yang bersangkutan. Apabila perhatian penguasa kota
untuk tetap memperhatikan peninggalan budaya baik dalam bentuk fisik maupun
aktivitas pada bagian kota lama ini, maka wujud kota lama sebagai lapisan pembentuk
kota akan tetap lestari.
b. Kawasan Budidaya (Definisi Kawasan Budidaya : adalah kawasan yang ditetapkan
dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya
alam, sumber daya manusia dan sumberdaya buatan).
Pengembangan kawasan budidaya tidak terlepas dari masalah penggunaaan lahan
yang potensial sesuai dengan peruntukannya. Oleh karena kegiatan budidayanya
bertumpu pada penggunaan lahan maka, setiap pengembangan kawasan budidaya
harus memperhatikan berbagai pertimbangan baik teknis maupun non teknis. Berikut ini
disampaikan tentang arahan-arahan dan pengelolaan kawasan budidaya di wilayah
antara lain:
Kawasan Perumahan
Kawasan pertanian tanaman pangan, Tegalan, perkebunan (tanaman tahunan)
Kawasan Industri
Kawasan Pertambangan
Kawasan Wisata
Kawasan pengembangan ekonomi
Kawasan Perkantoran
Dll
III. Ketentuan Pengadaan Lahan
Didalam pengadaan tanah pada Kawasan Budidaya perlu mengetahui peruntukan data
tanah pertanian dan tanah non pertanian. Kondisi tanah pertanian dan non pertanian
yang telah dilekati hak atas tanah, terdapat tanah yang masih dikuasai dengan Dasar
Penguasaan Atas Tanah (DPAT). Dalam surat keputusan DPAT tersebut tercantum juga
kewajiban pemegang DPAT yang harus dipenuhi. Fakta di lapangan menunjukkan
bahwa dalam pengusahaan dan penggunaan tanah, masih terdapat kecenderungan
tidak sesuai dengan peruntukannya, tidak sesuai dengan batasan-batasan pengusahaan
yang telah diatur, bahkan terdapat tanah yang tidak diusahakan.

74

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Dalam upaya pengendalian pengusahaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah,


pengendalian alih fungsi lahan pertanian dan perlindungan terhadap lahan pertanian
produktif, perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pemenuhan kewajiban
para pemegang HAT/DPAT baik untuk tanah pertanian dan non pertanian yang berasal
dari masyarakat, baik perorangan maupun badan hukum terhadap pengusahaan atas
tanah yang diperolehnya. Perlu dipantau secara periodik untuk mencegah adanya tanahtanah yang tidak digunakan sesuai dengan peruntukannya dan berubah fungsinya.
Tanah pertanian dan non pertanian yang menjadi obyek inventarisasi adalah tanah yang
telah dilekati hak atas tanah terhitung sejak diterbitkannya sertipikat HAT dan untuk
Surat Keputusan DPAT terhitung sejak berakhirnya. Data yang perlu diketahui berupa
data inventarisasi yang meliputi:
a Data tanah HAT/DPAT (subyek dan obyek HAT/DPAT) untuk tanah pertanian dan
non pertanian
per kabupaten/kota; dan
b. Rencana Tata Ruang Wilayah.
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui atas pengusahaan, penggunaan, dan
pemanfaatan tanahnya. Apabila diketahui terdapat ketidaksesuaian antara penggunaan
dan peruntukannya serta perubahan peruntukan menjadi misalnya perumahan maka
perlu disiapkan rekomendasi untuk dilakukan penertiban sampai pada pembatalan
HAT/DPAT.
Sesuai Tata kelola lahan/tanah peruntukan yaitu Kawasan Budidaya perlu mengetahui
peruntukan data tanah pertanian dan tanah non pertanian. Kondisi tanah pertanian dan
non pertanian yang telah dilekati hak atas tanah, terdapat tanah yang masih dikuasai
dengan Dasar Penguasaan Atas Tanah (DPAT).
Jadi intinya tidak diperkenankan
melakukan alih fungsi tanah pertanian yang mengakibatkan terancamya produksi
pangan.
Jenis Pengadaan Tanah, di dalam pengadaan tanah yang perlu dipahami mengenai
status tanah, yaitu: Status hak atas tanah dan status penguasaan atas tanah, dan
Penyerahan/ijin penggunaan tanah yang diberikan oleh pemegang hak atas tanah
kepada masyarakat atau kelompok pemanfaat. Berbagai jenis pengadaan tanah adalah
sebagai berikut:
a. Tanah masyarakat, terdiri dari:
Hak milik yang belum bersertifikat, misalnya: Petok D/Girik, Buku C desa,
gogolan, hak ulayat,dsb
Hak milik yang sudah didaftarkan/bersertifikat
Hak milik secara adat
b. Tanah yang dikuasai Pemerintah terdiri dari:
Tanah BUMN, BUMD, tanah militer, tanah milik desa, kas desa, bengkok, jalan
desa, prasarana umum, dsb.
Kawasan hutan lindung, kawasan sempadan sungai/pantai, taman nasional, dsb.
Tanah yang dibeli oleh pemerintah dalam konteks pelaksanaan program
c. Tanah lain-lain, diantaranya adalah tanah milik swasta, LSM atau tanah yang status
haknya belum termasuk kedalam kedua kategori di atas.
IV. Ketentuan Umum Pengadaan Tanah
Pengadaan tanah harus mentaati ketentuan berikut ini:

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

75

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

a. Keterbukaan informasi dalam pengadaan tanah,


pemilik tanah wajib
memperoleh seluruh informasi yang terkait dengan berbagai pihak/ijin yang tersedia
yang dapat diberikan untuk kegiatan program.
b. Partisipatif: Warga yang berpotensi terkena dampak/dipindahkan harus terlibat
dalam seluruh tahap perencanaan proyek/kegiatan seperti penentuan lokasi proyek,
jumlah dan bentuk kompensasi/ganti rugi, serta lokasi tempat permukiman kembali,
Dalam pengadaan tanah dilarang melakukan pemaksaan terhadap pemilik tanah,
oleh pihak siapapun.
c. Setiap usulan kegiatan yang diajukan kelompok wajib diidentifikasi lebih dahulu
lokasi pengadaan tanahnya. Hal ini untuk mengantisipasi kemungkinan adanya
penolakan dari beberapa orang pemilik tanah dan atau untuk memastikan tidak akan
terjadinya penggusuran secara paksa.
d. Tidak diperkenankan melakukan alih fungsi tanah pertanian yang mengakibatkan
terancamya produksi pangan.
e. Adil Pengadaan tanah tidak boleh memperburuk kondisi kehidupan
dampak/dipindahkan. Warga memiliki hak untuk mendapatkan ganti rugi yang
memadai, yang setara dengan kondisi kehidupan sebelum tergusur, baik dari aspek
sosial maupun ekonomi.
V. Ketentuan Identifikasi Legalitas Lahan
Identifikasi legalitas lahan merupakan tahap identifikasi
untuk menentukan
permasalahan legalitas lahan pada obyek kajian setiap perumahan kumuh dan
permukiman kumuh difokuskan pada status lahan, keseuaian dengan rencana Tata
Ruang dan persyaratan administrasi.
1. Aspek Status Lahan,dengan beberapa kretiria sbb:
Keseluruhan Lokasi memiliki kejelasan status tanah, baik dalam hal
kepemilikan maupun izin pemanfaatan tanah dari pemilik tanah( Status tanah
legal)
Sebagian atau keseluruhan lokasi tidak memiliki kejelasan status tanah, baik
merupakan milik orang lain, milik negara dan milik masyarakat adat tanpa ijin
pemanfaatan tanah dari pemilik tanah maupun tanah sengketa( status tanah ilegal
atau squatters)
2. Aspek Kesuaian Rencana Tata Ruang, dengan beberapa kreteria al:
Keseluruhan lokasi berada pada zona perumahan dan permukiman sesuai
RTR(sesuai)
Sebagian atau keseluruhan lokasi berada tidak pada zona perumahan dan
permukiman sesuai RTR(tidak sesuai)
3. Aspek Persyaratan Administrasi Banguanan. dengan beberapa kreteria sebagai
berikut:
Keseluruhan bangunan pafda lokasi telah memiliki izin mendirikan bangunan(IMB)
Sebagian atau keseluruhan bangunan pada lokasi tidak memiliki izin nedirikan
bangunan(IMB)
Didalam pendataaan berdasarkan analisis data lahan dimungkinkan adanya suatu harus
Relokasi karena tidak seauai dengan peruntukan perumahan dan
menyangkut
pengadaan tanah yang cukup luas, salah satunya dimungkinkan penggunaan tanah
negara, tanah kawasan lindung, tanah swasta, tanah perorangan dengan pembebasan

76

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

tanah. Sesuai Pedoman Teknis Program Peningkatan Kualitas Permukiman di


Perkotaan(P2KP-KOTA Jenis kegiatan pemanfaatan BLM untuk pembebasan tanah
masuk Negatif List . Jadi kegiatan Relokasi dan Konsolidasi tanah menjadi tanggungjawab sepenuhnya Pemerintah Daerah. Dalam hal ini peran Koordinator Kota bersama
Tim, kelompok peduli untuk mengadvokasi, memfasilitasi proses tahapan tsb.
Bilamana berdasarkan identifikasi lahan terjadi beberapa atau sebagian besar rumah
warga berada pada tanah yang ilegal (squatters), bahkan tidak sesuai dengan
peruntukan perumahan berdasarkan Rencana Tata Ruang , maka ada beberapa
tindakan yang harus dilakuan al:
1. Bilamana kondisi hanya sebagian kecil rumah warga berada di tanah ilegal, yaitu
tanah negara, berdasarkan ketentuan umum pengadaan tanah diatas, sesuai proses
rembug dan kesepakatan warga dan Pemerintah Daerah, maka yang harus
dilakukan Relokasi.
2. Bilamana kondisi sebagian besar rumah warga tidak sesuai dengan peruntukan
perumahan, dan tidak sesuai pengelolaan kawasan budidaya wilayah/RTR. Misalnya
pada lokasi bantaran sungai melanggar Garis Sepandan Sungai (GSS)dikoornasikan
dengan Badan Pengawasa Sungai (BWS) setempat , pada lokasi Daerah Milik Jalan
(Damija) dikoordinasikan dengan dinas Binamarga/PU Setempat,Tanah dekat rel milik
PT.KAI, tanah Konservasi dengan Perhutani dst. Kegiatan koordinasi/konsultasi
tersebut dilakukan dalam rangka proses menerbitkan surat ijin pakai tanh negara
sesuai aturan yang berlaku di masing-masing dinas. Bilamana ada yang behubungan
langsung Rencana tata Ruang Kota, harus diterbitkan
Surat Keputusan
Walikota/Bupati berupa surat Ijin Perubahan Penggunaan Tanah (IPPT), dan atau
dinas terkait dan Badan Pertanahan Nasional (BPN) setempat berwenang
mengeluarkan pertimbangan teknis pertanahan dalam rangka penerbitan IPPT.
Kondisi yang berlaku di tiap daerah berbeda-beda, ada IPPT dikeluarkan oleh
Bupati/Walikota sebagaimana diatur dalam Perda, namun ada pula IPPT yang
dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pertanahan yang berupa risalah pertimbangan teknis
pertanahan sesuai/berdasarkan Pasal 1 Ayat (3) PerKaBPN RI No. 2 Tahun 2011,
diatur bahwa Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam Penerbitan Izin Perubahan
PenggunaanTanah adalah pertimbangan yang memuat ketentuan dan syarat
penggunaan dan pemanfaatan tanah, sebagai dasar pemberian izin kepada pemohon
untukmelakukan perubahan penggunaan dan pemanfaatan tanahnya.
3. Bilamana kondisi tanah adat harus ada Ijin Alih Hak Atas Tanah Adat, Ambil
contoh status Tanah milik Keraton Yogyakarta, berdasarkan UU Nomor 3 Tahun 1950
sebagaimana diubah dengan UU No. 19 Tahun 1950 dan UU No. 9 Tahun 1955
tentang Pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta, DIY mengalami perubahan dari
sebuah daerah swapraja menjadi sebuah daerah yang bersifat istimewa di dalam
teritorial NKRI. Bentuk keistimewaan yang menonjol yang diberikan kepada kepada
DIY adalah pada hukum pertanahan. Aturan di DIY itu terlepas dari aturan pertanahan
yang ada seperti UUPA dan sebagainya. Alaasanya Adalah di DIY sudah ada dasar
hukum yang mapan, yaitu nenggunakan hukum adat.
Sebagai daerah yang terkenal dengan kerajaannya. DIY hinggga sekarang masih
mempunyai tanah bekas swapraja yang tersebar diberbagai wilayah di Yogyakarta.
Tanah-tanah tersebut terbagi di bawah dua kekuasaa, yaitu Kasultan Yogyakarta dan

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

77

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

Puro Pakualaman. Terkenal dengan sistem khusus pengeloalan tanah, sesuai dengan
undang-undang no. 5 Tahun 1990(UUPA) seakan tidak kuasa menembus sistem
pengelolaan mandiri terhadap keraton tersebut. Tanah keraton terhampar luas di daerah
Istimewa Yogyakarta diperkirakan 60% tanah milik keraton. penduduk setempat yang
menempati tanah tidak memiliki sertifikat. Mereka hanya berbekal "Serat Kekancingan"
atau surat ketetapan yang dikeluarkan oleh Panitikismo. Panitikismo adalah lembaga
agraria keraton yang memiliki otoritas mengelola pemanfatan dan penggunaan tanah
keraton untuk berbagai kepentingan dan kesejahteraan rakyat.
Dari hal tersebut muncul akibat yang tidak sederhana terkait pertanahan.
Masalah tanah merupakan ini jurisdiksi Badan Pertanahan Nasional( BPN) digantikan
oleh lembaga adat( Panitikismo). Tidak hanya itu hukum positif yang ada seolah-olah
dikesampingkan oleh hukum dan kebiasaan adat setempat. Hal ini tentu perlu
penjelasan lebih lanjut tentang bagaimana hukum dan kebiasaan adat setempat. Hal ini
tentu perlu penjelasan lebih lanjut tentang bagaimana hukum dan kebiasaan adat
setempat menggantikan hukum positif terkait hak pinjam tanah
Pada awalmya adalah tanah yang ditujukan khusus untuk para abdi dalem,
sebagai tanda jasa atas pengabdiannya terhadap keraton. namun pada
perkembangnangan masyarakat bisa memanfaatkan dengan alasan hak pinjam pakai
atas tanah, masyarakat boleh memanfaatkan tanah dengan kesadaran penuh bahwa
status tanah tersebutr adalah milik keraton Yogyakarta. Dengan pengajukan hak pinjam
tanah tersebut sesuai dengan undang-undang no. 5 Tahun 1990(UUPA) akan diterbitkan
"Serat Kekancingan" atau surat ketetapan yang dikeluarkan oleh Panitikismo dengan
jangka waktu 20tahun dan bisa diperpanjang.

Hukum adat adalah sistem hukum yang dikenal dalam lingkungan kehidupan sosial di
Indonesia. Hukum adat adalah hukum asli bangsa Indonesia. Sumbernya adalah peraturanperaturan hukum tidak tertulis yang tumbuh dan berkembang dan dipertahankan dengan
kesadaran hukum masyarakatnya. Karena peraturan-peraturan ini tidak tertulis dan tumbuh
kembang, maka hukum adat memiliki kemampuan menyesuaikan diri dan elastis. Selain itu
dikenal pula masyarakat hukum adat yaitu sekelompok orang yang terikat oleh tatanan
hukum adatnya sebagai warga bersama suatu persekutuan hukum karena kesamaan tempat
tinggal ataupun atas dasar keturunan
Tanah Adat, adalah hak pemilikan dan penguasaan sebidang tanah yang hidup dalam
masyarakat adat pada masa lampau dan masa kini, ada yang tidak mempunyai bukti-bukti
kepemilikan secara autentik atau tertulis, yaitu hanya didasarkan atas pengakuan serta ada
pula yang mempunyai bukti autentik.
Jadi bilamana kegiatan infrstruktur di wilayah lain yang penggunakan tanah adat wajib
menyesuaikan menggunakan hukum adat setempat yang berlaku, ulasan diatas hanya
sebagai contoh.

78

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

78

PANDUAN PERENCANAAN PARTISIPATIF

PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP-KOTA)

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


Jl. Pattimura 20, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan - 12110

www.pu.go.id

Anda mungkin juga menyukai