Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM CRYPTOGAMAE KE-1, KELOMPOK 5

JAMUR / FUNGI MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS


Wini Mudiatur Rohmah1, Rizal Maulana Hasby, M.Si2, Devra Arrdhitya Trisandy3
Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung
winirohmah@gmail.com1, Rizal.Maulana@fst.uinsgd.ac.id2, Devraarditya@gmail.com3

ABSTRAK
Jamur adalah organisme yang sel-selnya berinti sejati atau eukariotik, berbentuk benang, bercabang-cabang, tidak
berklorofil, dinding selnya mengandung kitin atau selulosa atau keduanya, heterotrof, absortif dan sebagian besar
tubuhnya terdiri dari bagian vegetatif berupa hifa dan generatif yaitu spora. Jamur terdiri dar 4 Divisi yaitu
Basidiomycota, Zygomycota, Ascomycota, dan Deuteormycota Jamur dibedakan menjadi dua menurutstrukturnya ,
yaitu jamur makroskopis dan mikroskopis. Jamur makroskopis, adalah jamur yang memiliki ukuran yang besar, dan
dapat dilihat dengan mata telanjang, contohnya jamur tiram Pleurotus ostreatus, jamur kuping Ariculariaauricular ,
jamur shiitake Lentinus edodes Jamur mikroskopis adalah jamur yang hanya bisa dilihat dengan mikroskop, karena
memiliki ukuran tubuh yang sangat kecil, contohnya jamur oncom, jamur tempe dan jamur ragi Pengamatan jamur
meliputi pengamatan jenis-jenis jamur, tempat hidup jamur, struktur dan ordo jamur.
Kata kunci : jamur makroskopis, jamur mikroskopis, Pleurotus ostreatus, jamur kuping Ariculariaauricular , jamur
shiitake Lentinus edodes, jamur oncom, jamur tempe dan ragi

1.

Pendahuluan
1.1. Tujuan
- Mengenal jenis jenis dan struktur
jamur makroskopis dan mikroskopis
- Mengenal jenis jenis dan struktur
jamur mikroskopis
1.2. Dasar Teori
Jamur adalah organisme yang sel-selnya
berinti sejati atau eukariotik, berbentuk
benang, bercabang-cabang, tidak berklorofil,
dinding selnya mengandung kitin atau
selulosa atau keduanya, heterotrof, absortif
dan sebagian besar tubuhnya terdiri dari
bagian vegetatif berupa hifa dan generatif
yaitu spora
Jamur merupakan kelompok organisme
eukariotik yang membentuk dunia jamur atau
regnum fungi. Ciri-ciri jamur berbeda dengan
organisme lainnya dalam hal cara makan,
struktur
tubuh,
pertumbuhan,dan
reproduksinya. Dilihat dari struktur tubuhnya,
jamur memiliki ciri-ciri yang berguna untuk
mengenal apakah suatu organisme merupakan
jamur atau bukan. Organisme yang termasuk
jamur bisa terdiri atas satu sel maupun terdiri

atas banyak sel. Jamur yang bersel tunggal


(uniseluler),
misalnya
adalah
ragi
(Saccharomyces cerevisiae). jamur yang
tubuhnya bersel banyak (multiseluler) bisa
berupa jamur mikroskopis maupun jamur
makroskopis. Jamur mikroskopis adalah
jamur yang hanya bisa dilihat dengan
mikroskop, karena memiliki ukuran tubuh
yang sangat kecil. Contoh jamur mikroskopis
multiseluler adalah Aspergillus sp. dan
Penicillium sp. Jamur multiseluler juga ada
yang bersifat makroskopis, mudah diamati
dengan mata telanjang, yang berukuran besar.
Contoh jamur makroskopis adalah jamur
merang (Volvariella valvacea) dan jamur
kuping (Auricularia polytricha) (Pelczar dan
Chan, 2008)
Jamur digolongkan ke dalam 4 divisi,
yaitu
Zygomycota,
Ascomycota,
Basidiomycota dan Deuteromycocotin. 1)
Zygomycota tersusun atas hifa senositik.
Septa hanya ditemukan pada hifa bagian
tubuh yang membentuk alat reproduksi saja.
Reproduksi seksualnya melalui peleburan
gamet yang membentuk zigospora. 2)
Ascomycota Tubuh jamur ini tersusun atas
1

miselium
dengan
hifa
bersepta
3)
basidiomycota membentuk tubuh buah
(basidiokarp) seperti payung yang terdiri atas
batang dan tudung 4) Deuteromycota Dari
berbagai pengamatan secara teliti terhadap
jamur tidak semua dapat diketahui cara
reproduksi seksualnya (Ahmad, 2005).
Tubuh jamur tersusun dari komponen
dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk
jaringan yang disebut miselium. Miselium
menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh
buah. Hifa adalah struktur menyerupai benang
yang tersusun dari dinding berbentuk pipa.
Dinding ini menyelubungi membran plasma
dan
sitoplasma
hifa.
Sitoplasmanya
mengandung organel eukariotik. Kebanyakan
hifa dibatasi oleh dinding melintang atau
septa. Septa mempunyai pori besar yang
cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria,
dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel
ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak
bersepta
atauhifasenositik.Struktur
hifa
senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel
berkali-kali yang tidak diikuti dengan
pembelahan sitoplasma (Kehati, 2000).
Hifa pada jamur yang bersifat parasit
biasanya mengalami modifikasi menjadi
haustoria yang merupakan organ penyerap
makanan dari substrat; haustoria dapat
menembus jaringan substrat. Semua jenis
jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda
dengan organisme lainnya, jamur tidak
memangsa dan mencernakan makanan. untuk
memperoleh makanan, jamur menyerap zat
organik dari lingkungan melalui hifa dan
miseliumnya,
kemudian
menyimpannya
dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur
merupakan konsumen maka jamur bergantung
pada substrat yang menyediakan karbohidrat,
protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya.
Semua zat itu diperoleh dari ingkungannya.
Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat
bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau
saprofit. Parasit obligat merupakan sifat jamur
yang hanya dapat hidup pada inangnya,
sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup.
Misalnya,Pneumonia carinii (khamir yang
menginfeksi paru-paru penderita AIDS).
Parasit fakultatif adalah jamur yang bersifat
parasit jika mendapatkan inang yang sesuai,

tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan


inang yang cocok (Pelczar dan Chan, 2008)
Saprofit merupakan jamur pelapuk dan
pengubah susunan zat organik yang mati.
Jamur saprofit menyerap makanannya dari
organisme yang telah mati seperti kayu
tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar
jamur saprofit mengeluar-kan enzim hidrolase
pada
substrat
makanan
untuk
mendekomposisi molekul kompleks menjadi
molekul sederhana sehingga mudah diserap
oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung
menyerap bahan bahan organik dalam bentuk
sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya
(Sumarsih, 2003).
Fungi tingkat tinggi maupun tingkat
rendah mempunyai cirri khas yaitu berupa
benang tunggal atau bercabang cabang yang
disebut hifa. Fungi dibedakan menjadi dua
golongan yaitu kapang dan khamir. Kapang
merupakan fungi yang berfilamen atau
mempunyai miselium, sedangkan khamir
merupakan fungi bersel tunggal dan tidak
berfilamen. Fungi merupakan organisme
menyerupai tanaman , tetapi mempunyai
beberapa perbedaan yaitu : tidak mempunyai
kolorofil, mempunyai dinding sel dengan
komposisi berbeda, berkembang biak dengan
spora, tidak mempunyai batang , cabang, akas
dan daun, Tidak mempunyai system vesicular
seperti pada tanaman, bersifat multiseluler
tidak mempunyai pembagian fungi masing masing bagian seperti pada tanaman. Jamur
benang yang berukuran kecil dan biasanya
bersifat uniseluler dapat diamati dengan
mikroskop (Waluyo, 2005).
2.

Metode
2.1. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum kali
ini yaitu mikroskop, pipet tetes, cover glass,
objec glass, petri disk. Adapun bahan yang
digunakan meliputi jamur makroskopis :
jamur tiram , Auricularia auricular (jamur
kuping), Lentinus edodes (shiitake), jamur
mikroskopis : jamur oncom, jamur tempe dan
jamur ragi/khamir

2.2. Cara Kerja


2.1 Jamur Makroskopis
Selanjutnya
pengamatan
jamur
makroskopis meliputi jamur tiram , jamur
kuping dan jamur shiitake dengan mengamati
bagian morfologi tubuhnya
kemudian
digambar, menuliskan nama jamur tersebut
dan menyebutkan familinya. gambar jamur
tersebut dan diberikan keterangan dan dibuat
tabel dan menuliskan tempat hidup, jenis
jamur, ordo dan marganya.

menggunakan ujung jarum . Letakkan jamur


tersebut pada kaca objek yang telah disiapkan,
tetesi dengan setetes air dengan pipet tetes.
Tutup kaca objek dengan kaca penutup.
Perhatikan supaya tidak ada gelembung udara
pada saat menutup objek kaca.kemudian
diamati dengan menggunakan mikroskop,
dengan perbesaran tertentu.

2.2 Jamur Mikroskopis

3.

alat dan bahan untuk pengamatan


disiapkan, pertama pengamatan jamur
mikroskopis, diambil sedikit sampel jamur
dari tempe, oncom, tempe dan ragi/khamir
Hasil dan Pembahasan
3.1 jamur mikroskopis
- jamur tempe
Literatur

Foto

Gambar tangan

Klasifikasi
Kingdom: Fungi
Filum :Zygomycota
Kelas :Zygomicetes
Ordo :Murocales
Family : Murocaceae

Gambar 3.1. jamur


tempe
10x25
( Ismaharto, 2009)
Keteranagn
1) Spora
2) sporangium
3) sporangiofor

Gambar 3.1. jamur


tempe
10x25
(Dokumentasi pribadi,
2015)

Pada pengamatan jamur mikroskopis,


yang pertama diamati adalah jamur pada
tempe yaitu jamur Rhizopus oryzae , setelah
diamati dengan perbesaran 10x 25 terlihat
garis garis panjang yang merupakan tangkai,
dan terlihat adanya bulatan- bulatan kecil
berwarnana abu kehitaman yang rapat yang

Gambar 3.1. jamur


tempe
10x25
(Dokumentasi
pribadi, 2015)

Genus : Rhizopus
Spesies:Rhizopus
oryxae

disebut spora serta terlihat bulatan lebih besar


dari spora yang disebut sporangium.
Rhizopus oryzae adalah genus jamur
benang yang termasuk filum Zygomycota
ordo Mucorales. Rhizopus oryzae mempunyai
ciri khas yaitu memiliki hifa yang membentuk
rhizoid untuk menempel ke substrat. Ciri
lainnya adalah memiliki hifa coenositik,
3

sehingga tidak bersepta atau bersekat.


Miselium dari Rhizopus oryzae yang juga
disebut stolon menyebar diatas substratnya
karena aktivitas dari hifa vegetatif.
Rhizopusoryzae.Bereproduksi secara aseksual
dengan memproduksi banyak sporangiofor
yang bertangkai. Sporangiofor ini tumbuh
kearah atas dan mengandung ratusan spora.
Sporagiofor ini biasanya dipisahkan dari hifa
lainnya oleh sebuah dinding seperti septa
Rhizopus oryzae merupakan jamur yang
sering digunakan dalam pembuatan tempe.
Jamur ini aman dikonsumsi karena tidak
menghasilkan
toksin
dan
mampu
menghasilkan asam laktat. Rhizopus oryzae
mempunyai kemampuan mengurai lemak
kompleks menjadi trigliserida dan asam
amino. Selain itu jamur ini juga mampu
menghasilkan protease. Rhizopus oryzae
tumbuh baik pada kisaran pH 3,4-6.. Secara
umum jamur juga membutuhkan air untuk
pertumbuhannya, tetapi kebutuhan air untuk
jamur lebih sedikit dibandingkan dengan
bakteri. Selain pH dan kadar air, jumlah
nutrien dalam bahan juga dibutuhkan oleh
jamur.
Ciri-ciri Rhizopus oryzae secara umum,
antara lain ialah hifa tidak bersekat
(senositik), hidup sebagai saprotrof, yaitu
dengan menguraikan senyawa organik.
Pembuatan tempe dilakukan secara aerobik.
Reproduksi aseksual Rhizopus oryzae
dilakukan
dengan
cara
membentuk
sporangium yang di dalamnya terdapat
sporangiospora.
Pada Rhizopus oryzae terdapat stolon,
yaitu hifa yang terletak di antara dua
kumpulan sporangiofor (tangkai sporangium).
Reproduksi secara seksual dilakukan dengan
fusi hifa (+) dan hifa (-) membentuk
progamentangium. Progamentangium akan
membentuk gametangium. Setelah terbentuk
gamentangium, akan terjadi penyatuan plasma
yang disebut plasmogami. Hasil peleburan
plasma akan membentuk cigit yang kemudian
tumbuh menjadi zigospora. Zigospora yang
telah tumbuh akan melakukan penyatuan inti
yang disebut kariogami dan akhirnya
berkembang menjadi sporangium kecambah.
Di dalamsporangium kecambah setelah
meiosis akan terbentuk spora (+) dan spora (-)
yang masing-masing akan tumbuh menjadi

hifa (+) dan hifa (-). Manfaat dari Rizopus


oryzae adalah untuk mengubah amilum dalam
kedelai menjadi gula dan dapat memecah
protein dan lemak yang ada di dalam sel-sel
kedelai dan kacang, sehingga tempe itu
mudah di cerna oleh pencernaan kita
(Kuswanto dan Slamet, 1989)

Literatur

Foto

Gambar tangan

Gambar 3.1. jamur oncom


10x25
( Ismaharto, 2009)

Gambar 3.1. jamur


oncom
10x25
(Dokumentasi pribadi,
2015)

Gambar 3.1.
jamur oncom
10x25
(Dokumentasi
pribadi, 2015)

Klasifikasi
Kingdom: Fungi
Filum:Ascomycota
Kelas :Ascomycetes
Ordo : Sordariales
Family:Sordariaceae
Genus : Neurospora
Spesies:Neurospora
sitophila

Keteranagn
1. Hifa
2. Spora
3. Miselium
4. Sporangiospor
Pengamatan selanjutnya yaitu jamur
oncom Neurospora sitophila Jamur oncom
yang kami amati dengan perbesaran 10 x 25
terdapat hifa yang pendek dan tipis serta
sporangium yang kecil . spora yang berbentuk
bula-bulat kecil dan terdapat hifa yang berupa
serabut-serabut panjang, dan terihat juga
kumpulan hifa yang sering disebut misselium.
Hifa pada jamur ini pun bersekat dan bersel
banyak. jamur pada oncom juga termasuk
filum Ascomycota
Nama Neurospora berasal dari kata
neuron (sel saraf), karena guratan-guratan
pada sporanya menyerupai bentuk akson.
Jamur oncom termasuk dalam kelompok
kapang (jamur berbentuk filamen). Sebelum
diketahui
perkembangbiakan
secara
seksualnya, jamur oncom masuk ke dalam
kelompok Deuteromycota, tetapi setelah
diketahui fase seksualnya (teleomorph), yaitu
dengan pembentukan askus, maka jamur
oncom
masuk
ke
dalam
golongan
Ascomycota. Pertumbuhan jamur ini yang
sangat pesat, warna jingganya yang khas,
serta bentuk spora (konidia) yang berbentuk
seperti tepung merupakan ciri-ciri khas jamur
ini. Pertumbuhan jamur ini yang sangat pesat,
warna jingganya yang khas, serta bentuk

spora (konidia) yang berbentuk seperti tepung


merupakan ciri-ciri khas..
Di Brazil Neurospora sitophila telah
digunakan dalam proses pengolahan singkong
menjadi minuman fermentasi. Dari hasil
pengamatan dibawah mikroskop ditemukan
adanya sporangium dan hifa pada jamur
oncom ini. Jamur ini berwarna orange.
Perkembangbiakan jamur oncom atau
Neurospora sitophila ini dilakukan selama
prose fermentasi ampas tahu dan bungkil
kacang berlangsung. Dalam proses fermentasi
Neurospora sitophila berkembang biak dan
menjadikan makan menjadi berwarna kuningkemerahan. Jika Neurospora sitophila jenis
(+) bertemu dengan Neurospora sitophila
jenis (-), maka terjadilah perkembangbiakan
seksual kemudian terbentuklah askus yang
berisi askospora. Askus-askus ini tubuh di
dalam tubuh buah yang disebut peritesium.
Tiap askus mengandung 8 askospora

Literatur

Gambar 3.1. jamur ragi


10x25
( Ismaharto, 2009)
Keteranagn
1) spora
2) Sporangiospor
3) Sporangium

Foto

Gambar 3.1. jamur ragi


10x25
(Dokumentasi pribadi,
2015)

Selanjutnya pengamatan Ragi / khamir


Saccharomyces cerevisiae. berbentuk bulat
atau oval dengan warna transparant dibawah
mikroskop . Berkembang biak dengan cara
membelah sel nya yang buat dengan
membentuk tabulasi. Setiap sel hanya dapat
memiliki satu bekas lahir, namun bisa
membentuk
banyak
bekas
tunas.
Saccharomyces cerevisiae dapat membentuk 9
sampai 43 tunas dengan rata-rata 24 tunas per
sel, dan paling banyak lahir pada kedua ujung
sel yang memanjang. Saccharomyces
cerevisiae, yang digunakan dalam pembuatan
anggur, roti, dan bir.
Cerevisiae memiliki arti sebagai "
jamur gula ". Karena inilah ragi ini
menggunakan untuk makanan. Jamur ini
ditemukan di alam liar yang tumbuh di kulit
buah anggur dan buah-buahan lainnya.
Saccharomyces cerevisiae telah beradaptasi
dengan beberapa cara. Salah satunya adalah
mereka mampu memecah makanan mereka

Gambar tangan

Gambar 3.1. jamur


ragi 10x25
(Dokumentasi
pribadi, 2015)

Klasifikasi
Kingdom : Fungi
Phylum : Ascomycota
Class
:
Saccharomycetes
Ordo
:
Saccharomytales
Famili :
Saccharomycetaceae
Genus
:
Saccharomyces
Spesies
:
Saccharomyces
cerevisiae

melalui dua cara yaitu respirasi aerobik dan


fermentasi anaerobik. Mereka dapat bertahan
hidup di lingkungan yang kekurangan oksigen
untuk jangka waktu tertentu. adaptasi lain
mereka adalah kemampuan mereka untuk
memiliki reproduksi seksual dan aseksual
Jamur ini termasuk dalam klasifikasi
jamur (fungi) Ascomycota dalam genus
Saccharomyces. Jenis jamur ini tidak
memiliki hifa dan berbentuk bulat. Jamur ini
dapat berkembang biak secara seksual
maupun aseksual. Berkembang biak secara
aseksual dengan membentuk tonjolan pada
dinding sel seperti membelah sel. Kemudian
perlahan sitoplasma masuk dan akan terbelah
menjadi dua. Proses ini disebut budding.
Berkembang biak seksual dilakukan bila
jamur merasa kondisi lingkungan tidak
menguntungkan. Pada percobaan didapatkan
jamur dalam proses budding dan terlihat akan
membelah.

3.1. Jamur makroskopis


3.2.
3.3.
Literatur
3.4.
Foto
7

3.5.
Gambar tangan
3.6.
Klasifikasi
3.7.

3.8.
3.9.
3.10.
3.11. Gambar 3.2. jamur tiram
3.12. ( Ismaharto, 2009)
3.13.
3.14.

3.15.
3.16.
3.17. Gambar 3.2. jamur tiram
3.18. (Dokumentasi pribadi, 2015)
3.19.
1.1.

3.20.
3.21.
3.22.
3.23.

3.24. Gambar 3.2. jamur tiram


3.25. (Dokumentasi pribadi, 2015)
3.26.

3.27.
3.28.

Kingdom : Fungi
Filum : Basidiomycota
8

3.29.
3.30.
3.31.
3.32.

Class:Homobasidiomycetes
Ordo : Agaricales
Famili : Tricholomatacea
Genus : Pleurotus

3.33. Spesies: P. ostreatus


3.34.
1)
2)
3)
3.35.

Keterangan
tudung buah
hifa
tangkai

3.36.
Selanjutnya
pengamatan
jamur
makroskopis yang pertama jamur tiram
(Pleurotus ostreatus) yang memiliki warna
putih, tudung buahnya seperti tiram setengah
lingkaran yang agak cekung. Permukaan
bagian atasnya licin, terdiri dari hifa-hifa
(miselium). Memiliki hifa yang bersekat,
dibagian bawah tangkai membentuk cawan,
spora berwarna kuning keemasan., jamur ini
juga termasuk Basidiomycota
Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) adalah
jamur
pangan
dari
kelompok
Basidiomycotadan
termasuk
kelas
Homobasidiomycetes dengan ciri-ciri umum
tubuh buah berwarna putih hingga krem dan
tudungnya berbentuk setengah lingkaran
mirip cangkang tiram dengan bagian tengah
agak cekung. Tubuh buah jamur tiram
memiliki tangkai yang tumbuh menyamping
(bahasa Latin:pleurotus) dan bentuknya
seperti tiram (ostreatus) sehingga jamur tiram
mempunyai
namabinomial
Pleurotus
ostreatus. Bagian tudung dari jamur tersebut
berubah warna dari hitam,abu-abu, coklat,
hingga putih, dengan permukaan yang hampir
licin, diameter 5-20 cm yangbertepi tudung
mulus sedikit berlekuk. Selain itu, jamur
tiram juga memiliki spora berbentukbatang
berukuran 8-113-4m serta miselia berwarna
putih yang bisa tumbuh dengan cepat
jamur tiram memiliki ciri-ciri umum
tubuh buah berwarna putih hingga krem dan
tudungnya berbentuk setengah lingkaran
mirip cangkang tiram dengan bagian tengah
agak cekung. Permukaan licin, agak
berminyak ketika lembab, tetapi tidak lengket,
tepi menggulung ke dalam, pada jamur muda
sering kali bergelombang atau bercuping.

Daging tebal, berwarna putih kokoh tapi


lunak pada bagian yang berdekatan dengan
tangkai. Habitat jamur tiram tumbuh soliter,
tetapi
umumnya
membentuk
massa
menyerupai susunan papan pada batang kayu.
Pada umumnya jamur tiram, mengalami dua
tipe
perkembangbiakan
dalam
siklus
hidupnya, yaitu secara aseksual maupun
seksual. Seperti halnya reproduksi aseksual
jamur, reproduksi aseksual basidiomycota
secara umum yang terjadi melalui jalur spora
yang terbentuk secara endogen pada kantung
spora atau sporangiumnya, spora aseksualnya
yang disebut konidiospora terbentuk dalam
konidium. Sedangkan secara seksual,
reproduksinya terjadi melalui penyatuan dua
jenis hifa yang bertindak sebagai gamet jantan
dan betina membentuk zigot yang kemudian
tumbuh menjadi primodia dewasa. Spora
seksual pada jamur tiram putih, disebut juga
basidiospora yang terletak pada kantung
basidium. Jamur tiram juga memiliki berbagai
manfaat yaitu sebagai makanan, menurunkan
kolesterol, sebagai anti bakterial dan anti
tumor, serta dapat menghasilkan enzim
hidrolisis dan enzim oksidasi.
Manfaat jamur tiram yaitu dapat menjaga
kesehatan jantung, menurunkan risiko
hipertensi dan stroke. Jamur tiram juga
mengandung asam amino yang dikandungnya
sangat lengkap, seperti lisin, triptofan, valin,
metionin, threonin, leusin, fenilalanin,
isoleusin, dan histidin.

Literatur
Foto
Gambar tangan
Klasifikasi

Gambar 3.1. jamur kuping (Auricularia auricular


(( Ismaharto, 2009)

Gambar 3.2. jamur kuping (Auricularia auricular


(Dokumentasi pribadi, 2015)

10

Gambar 3.2. jamur kuping (Auricularia auricular


(Dokumentasi pribadi, 2015)
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Class : Agaricomycetes
Ordo : Auriculariales
Famili : Auriculariaceae
Genus : Auricularia
Spesies : Auriculari auricula

Keteranagn
1) tudung buah
2) Tudung atas
3) Batang

Dari hasil pengamatan, jamur kuping


memiliki tubuh buah berwarna coklat tua,
dengan tekstur bagian atasnya licin, dan
bagian bawah seperti berbulu (beludru). Bila
dipegang, jamur kuping ini kenyal. Biasanya
tumbuh pada kayu yang mati, dan
bergerombol. Bila kering, jamur ini akan
berwarna kehitaman.
Menurut lailas (2010), Karakteristik dari
jamur kuping ini adalah memiliki tubuh buah
yang kenyal (mirip gelatin) jika dalam
keadaan segar. Namun, pada keadaan kering,
tubuh buah dari jamur kuping ini akan
menjadi keras seperti tulang. Bagian tubuh
buah dari jamur kuping berbentuk seperti
mangkuk atau kadang dengan cuping seperti
kuping, tipis berdaging, dan kenyal. Warna
tubuh buah jamur ini pada umumnya hitam
atau coklat kehitaman akan tetapi adapula
yang memiliki warna coklat tua. Jenis jamur
kuping yang paling memiliki nilai bisnis yang
tinggi adalah yang memiliki warna coklat
pada bagian atas tubuh buah dan warna hitam
pada bagian bawah tubuh buah, serta ukuran
tubuh buah kecil. Habitatnya hidup soliter
atau bergerombol pada batang kayu, ranting
mati, tunggul kayu, dan lain-lain. Melekat
pada substrat secara sentral atau lateral.
Penyebaran pada kayu keras dan konifer.
Tubuh buah jamur sering kali dijumpai pada

musim hujan. Cara reproduksi vegetatif dari


jamur kuping adalah dengan membentuk
tunas, dengan konidia, dan fragmentasi
miselium. Sedangkan, reproduksi generatif
jamur kuping adalah dengan menggunakan
alat yang disebut basidium, basidium
berkumpul dalam badan yang disebut
basidiokarp, yang selanjutnya menghasilkan
spora yang disebut basidiospora. Jamur
kuping memiliki banyak manfaat kesehatan,
di antaranya untuk mengurangi penyakit
panas dalam dan rasa sakit pada kulit akibat
luka bakar. Bila jamur kuping dipanaskan
maka lendir yang dihasilkannya memiliki
khasiat sebagai penangkal (menonaktifkan)
zat-zat racun yang terbawa dalam makanan,
baik dalam bentuk racun nabati, racun residu
pestisida, maupun racun berbentuk logam
berat. Kandungan senyawa yang terdapat
dalam lendir jamur kuping juga efektif untuk
menghambat pertumbuhan karsinoma dan
sarkoma (sel kanker) hingga 80-90% serta
berfungsi sebagai zat anti koagulan
(mencegah
dan
menghambat
proses
penggumpalan darah). Manfaat lain dari
jamur kuping dalam kesehatan ialah untuk
mengatasi penyakit darah tinggi (hipertensi),
pengerasan
pembuluh
darah
akibat
penggumpalan darah, kekurangan darah
(anemia),
mengobati
penyakit
wasir
11

(ambeien), dan memperlancar proses buang


air besar.
Literatur
Foto
Gambar tangan
Klasifikasi

Gambar 3.2. jamur shiitake Lentinus edodes


((Yuli, 2010)

Gambar 3.2. jamur shiitake


Lentinus edodes (Dokumentasi pribadi, 2015)

Gambar 3.2. jamur shiitake


Lentinus edodes (Dokumentasi pribadi, 2015)

Kingdom :Fungi
Divisi :Basidiomycota
12

Kelas : Homobasidiomycetes
Ordo : Agaricales
Famili :Marasmiaceae
Genus :Lentinus
Spesies :Lentinus edodes

Keterangan
1) Tudung buah
Selanjutnya Jamur Shiitake merupakan
tumbuhan jamur kelompok Basidiomycota.
Struktur tubuh Basidiomycota adalah
multiseluler yang hifanya bersekat. Hifa
vegetatif terdapat dalam substratnya (tempat
hidupnya). Jalinan hifa generatif ada yang
membentuh tubuh buah. Tubuh buah disebut
basidiokarp.
Habitat jamur ini, dia hidup sebagai
saprofit pada sisa-sisa makhluk hidup. Jamur
yang bersifat saprofit memperoleh zat organik
dari sisa-sisa organisme mati dan bahan tak
hidup. Misalnya, serasah (ranting dari daun
yang telah gugur), daun, pakaian, serbuk
gergaji dan kertas. Jamur dengan sifat ini di
alam berperan sebagai pengurai (dekopomser)
utama. Penguraian oleh jamur menyebabkan
pelapukan dan pembusukan.
Reproduksi jamur ini terjadi secara
aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual
adalah dengan membentuk spora konidia,
kotak spora yang disebut sporangium. Hifa
jamur dapat terpurus dan setiap fragmen dapat
tumbuh menjadi tubuh buah. Reproduksi
seksual terjadi melalui perkawinan antara hifa
yang berbeda, dua hifa dari jamur berbeda
melebur lalu membentuk zigot lalu zigot
tumbuh menjadi tubuh buah. Spora seksual
dihasilkan secara singami. Singami terdiri dari
2 tahap, yaitu tahap plasmogami (penyatuan
plasma sel) dan tahap kariogami (penyatuan
inti sel).
Pada jamur shiitake tudung merupakan
tubuh buah dari jamur, dibawah tudung
tersbut terdapat lamella-lamella. Jamur ini
juga terdapat vulva, vulva merupakan bagian
yang menghubungkan antara tangkai dan

substrat. Tangkainya
mendukung tudung.

merupankan

yang

Ciri khas pada jamur ini adalah


batangnya
dari tubuh buah sering
melengkung, payung terbuka lebar. Payung
terbuka lebar, berwarna coklat tua dengan
bulu-bulu halus di bagian atas permukaan
payung. Menurut Kimball (1983) jamur
shiitake bereproduksi secara vegetative dan
generative. Vegetatif dengan pembentukan
tunas oleh konidium dan fragmentasi
miselium. Generatif, dengan alat yang disebut
basidium, basidium berkumpul dalam badan
yang disebut basidiokarp yang selanjutnya
menghasilkan spora.
Pada jamur shiitake, kandungan lentinan
tertinggi akan didapatkan pada bagian batang
dekat tudung dan bagian tudungnya. Sedang
batang lainnya, umumnya merupakan
makanan kaya serat yang sangat bermanfaat
untuk mencegah terjadinya kanker usus
Jamur Shiitake adalah sejenis jamur yang
mempunyai prospek yang cerah. Jamur ini
mempunyai peluang pasar domestik dan
global, dapat dimanfaatkan sebagai obat dan
dapat sebagai makanan. Sedangkan bagi
lingkungan sendiri jamur shitake ini berperan
sebagai dekomposer. Jamur shitake berfungsi
untuk:Menurunkan kadar kolesterol darah
(sehingga meringankan kerja jantung dan bisa
mengurangi diabetes).
Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan
dapat disimpulkan bahwa struktur jamur
mikroskopis yang diamatai memiliki struktur
sebagai berikut
13

Jamur Pada Oncom Neurospora


sitophila ,berupa filament dengan
guratan guratan pada sporanya yang
menyerupai bentuk akson.
- Jamur Pada
Tempe Rhizopus
oligosporus. mempunyai koloni abuabu kecoklatan , Sporangiofor tunggal
atau dalam kelompok dengan dinding
halus atau agak sedikit kasar.
- Jamur Pada
Ragi Saccaromices
cereviceae, berbentuk bulat atau oval
dengan warna transparant dibawah
mikroskop.
Sedangkan struktur jamur makroskopis adalah
- Jamur Kuping Auricularia auricular,
memiliki Miselium bersekat
- jamur tiram (Pleurotus ostreatus) yang
memiliki warna putih, tudung buahnya
seperti tiram setengah lingkaran yang
agak cekung
- jamur shiitake batangnya dari tubuh
buah sering melengkung, payung
terbuka lebar

14

Daftar Pustaka
Ahmad, Riza Zainuddin. 2005. Pemanfaatan
Khamir Saccharomyces
CerevisiaeUntuk Ternak. Jurnal
Peternakan. 15(1):50-51.
Cahyana YA. Muchordji, M. Bakrun. 2001.
Pembibitan, Pembudidayaann
analisaUsaha Jamur Tiram. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Ismaharto.2009. Kingdom
Fungi.(http://biologigonz.blogspot.co
[ diakses 02 -11- 2015 18.00 wib ]
Kanti, A . 2003. Identifikasi jenis khamir
yang diisolasi dari tanah gambut
Taman Nasional Bukit Duabelas,
Jambi. BioSmart. 6(1) : 10-14.

KehatiI. 2000. Jamur Makroskopis


(Cendawan) di TNKS, Small esearch.
Sumatera : PHKA Departemen
Kehutanan dan Yayasan
Keanekaragaman Hayati.
Pelczar M.C., E.S.C. Chan. 2008. Dasar
Dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI
Press.
Sumarsih, Sri. 2003. Diktat Kuliah
Mikrobiologi Dasar Jurusan Ilmu
Tanah . Yogyakarta : UPN Veteran
Waluyo. 2005. Mikrobiologi Untuk Umum.
Surabaya : UMM.
Yuli. 2010. Jamur Mikroskopis.
[yudi94.blogspot.com] [Diakses pada
tanggal 2 november 2015 pukul 17:00
WIB].

15

Anda mungkin juga menyukai