Anda di halaman 1dari 19

FISIKA KELAS VIII

Gerak Lurus dan Hukum Newton


Benda dikatakan bergerak jika kedudukannya terhadap titik acuan selalu berubah setiap waktu.
Gerak Lurus
Mobil A dan mobil B bergerak dengan arah yang sama, karena bergerak kedua mobil tersebut mengalami perubahan
kedudukan setiap waktu terhadap pengamat yang diam. Ditinjau dari pengamat yang berada dalam mobil B dan
mobil A, mobil tersebut tidak mengalami perubahan kedudukan (tidak bergerak). Sifat gerak ini disebut dengan sifat
relatif.
Bagi pengemudi mobil A atau mobil B benda-benda di tepi jalan kelihatan bergerak. Gerak benda diam ini disebut
gerak semu.
Jarak adalah panjang lintasan benda yang ditempuh selama bergerak.
Perpindahan adalah perubahan kedudukan benda terhadap titik asal atau acuannya.
Kecepatan adalah perubahan kedudukan tiap satuan waktu.
Besaran kecepatan mempunyai arah dan besar (harga), ini disebut besaran vektor. Jika besaran yang hanya memiliki
besar atau harga saja disebut besaran skalar.
Besar kecepatan gerak suatu benda disebut kelajuan.

Kelajuan (v) =

jarak yang ditempuh ( s)


waktu yang diperlukan( t)

Ada 2 jenis gerak lurus, yaitu gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB)
1.

Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda yang lintasannya berupa garis lurus dengan kecepatan
atau kelajuan tetap.

s=vxt
Keterangan:
s = jarak tempuh (m)
v = kelajuan (m/s)
t = waktu tempuh (s)
kemiringan () = kelajuan
v =

s
t

Contoh soal
1. Sebuah mobil melaju dengan besar kecepatan tetap, yaitu 60 km/jam. Hitunglah jarak yang ditempuh mobil
setelah bergerak 4 jam.
Penyelesaian
Diket : v = 60 km/jam
t = 4 jam
Ditanya : s =
Jawab
v=

s
t

s=vxt
= 60 km/jam x 4 jam
= 240 km
Kelajuan rata-rata (

v =

v )

s
t

Dimana:

= kelajuan rata-rata (m/s)

s = perpindahan benda (m)


t = waktu tempuh (s)
Contoh soal
2. Seorang pengendara sepeda dalam waktu 5 sekon dapat bergerak sejauh 20 m. Dalam waktu 10 sekon
berikutnya, ia bergerak sejauh 40 m. Akhirnya, dalam waktu 1 menit ia dapat menempuh jarak 240 m.
Berapakah kelajuan rata-rata sepeda itu?
Penyelesaian
Diket : s1 = 20 m
s2 = 40 m
s3 = 240 m
t1 = 5 s
t2 = 10 s
t3 = 1 menit = 60 s

v =

Ditanya :
Jawab

v =

s
t

s 1+ s2 + s3
t 1 +t 2+ t 3

20+ 40+240
5+10+60

300
75

= 4 m/s

Jadi, besar kelajuan rata-rata sepeda itu 4 m/s


2.

Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak suatu benda yang lintasannya berupa garis lurus dengan
kecepatan yang berubah secara teratur (percepatan tetap).
Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) dibedakan menjadi dua, yaitu GLBB dipercepat beraturan dan GLBB
diperlambat beraturan.
a. GLBB dipercepat beraturan
contoh : gerak benda jatuh bebas dan gerak benda menuruni bidang miring

Gerak lurus dipercepat beraturan adalah gerak lurus yang besar kecepatannya selalu bertambah secara
beraturan setiap selang waktu tertentu.
Pertambahan kecepatan ini disebut percepatan. Menurut SI, satuannya m/s2.
Kemiringan () = percepatan

a=

v v t v 0
=
t t t t 0

Dimana:
a = percepatan gerak (m/s2)
v = perubahan kecepatan (m/s)
v0 = besar kecepatan awal (m/s)
vt = besar kecepatan akhir (m/s)
t = selang waktu (s)
Adapun besar perpindahan setelah t satuan waktu dapat dicari dengan cara sebagai berikut:
s = v0 t +

1
2

vt

s = v0 t +

1
2

att

s = v0 t +

1
2

at2

Apabila v0 = 0, berarti perpindahannya :

1
2

s=

at2

b. GLBB diperlambat beraturan


Saat bergerak, ada kemungkinan kecepatan benda menjadi berkurang. Gerak yang demikian disebut gerak
diperlambat (v0 0 dan nilai a = 0).
Gerak diperlambat beraturan adalah gerak benda yang kecepatannya selalu berkurang secara teratur setiap
selang waktu tertentu. Pengurangan ini disebut perlambatan.
Contoh : gerak benda vertikal ke atas dan gerak benda horizontal dalam permukaan kasar (tanah, pasir), mobil
yang sedang melaju direm.

Contoh soal
1. Sebuah kereta api yang mula-mula berhenti, kemudian bergerak dengan percepatan 4 m/s2. Hitunglah:
a. Kecepatan kereta api setelah bergerak 4 s.
b. Jarak yang ditempuh setelah bergerak 4 s pertama.
Penyelesaian
Diket
: a = 4 m/s2
v0 = 0 m/s (karena tidak bergerak/diam)
t =4s
Ditanya
: a. vt =
b. st =
Jawab
a.

a=

v t v 0
t

vt = v0 + at
= 0 + 4 m/s2 x 4 s
= 16 m/s
b.

st = v0 t +

1
2

=0x4s+

at2

1
2

x 4 m/s2 x (4 s)2

= 0 + 32 m
st = 32 m
2.

Sebuah mobil bergerak dengan besar kecepatan 12 m/s. Kemudian, mobil itu direm secara teratur sehingga
berhenti setelah 4 s dari pengereman. Hitunglah jarak yang ditempuh mobil dari mulai direm sampai
berhenti.
Penyelesaian
Diket
: v0 = 12 m/s
vt = 0 (mobil berhenti)

t =4s
Ditanya
: st =
Jawab
vt = v0 + at
0 = 12 m/s + a x 4 s
a=

12 m/s
4s

st = v0 t +

1
2

= 3 m/s2 (berharga negative berarti mengalami perlambatan)

at2

= 12 m/s x 4 s +

1
2

x ( 3 m/s2) x (4 s)2

= 48 m 24 m
= 24 m
Jadi, jarak yang ditempuh mobil itu adalah 24 m.

Gerak Vertikal
Gerak benda ke atas atau ke bawah merupakan gerak dengan percepatan tetap. Percepatan tersebut adalah
percepatan gravitasi bumi dan diberi symbol g. Arah percepatan gravitasi bumi selalu vertical ke bawah
(negative). Akibatnya, pada saat benda bergerak ke atas, benda melakukan gerak diperlambat beraturan.
Sebaliknya,saat bergerak ke bawah, benda melakukan gerak dipercepat beraturan.
Pada saat benda dilempar vertical ke atas, kecepatan benda berangsur-angsur berkurang sampai pada tinggi
maksimum benda akan berhenti (vt = 0). Kemudian, benda berbalik arah ke bawah sebagai gerak benda jatuh bebas
(gerak vertical ke bawah tanpa kecepatan awal, v0 = 0).
Pada gerak vertical berlaku gerak lurus berubah beraturan dengan arah percepatan gravitasi selalu ke bawah (a = g). Pada saat benda mencapai tinggi maksimum, vt = 0 sehingga:
vt = v0 + at

0 = v0 gt

t=

v0
g

(waktu yang diperlukan untuk mencapai tinggi maksimum)

Tinggi maksimum dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut.


s = v0 t +

hm = v0

1
2

a t2

v0 1

g 2

v0
g

( )

2
1 v0
hm =
2 g

Besar percepatan gravitasi bumi g disini sekitar 9,8 m/s2 atau dibulatkan menjadi 10 m/s2.
Pada gerak vertical berlaku ketentuan sebagai berikut.
1. Percepatan benda pada gerak vertical (a = - g).
2. Benda dikatakan jatuh bebas apabila kecepatan awal v0 = 0.
3. Pada saat benda mencapai tinggi maksimum, besar vt = 0.
4. Saat benda mencapau tanah kembali berlaku vt = - v0.
Contoh soal.
1. Sebuah bola dilempar vertikal ke atas dengan kecepatan awal 100 m/s (g = 10 m/s2).
a. Tentukan tinggi maksimum benda.
b. Tentukan waktu yang diperlukan bola untuk sampai di tanah kembali.
Penyelesaian
Diketahui : v0 = 100 m/s
g = 10 m/s2
Ditanya
: a. hm
b. t sampai di tanah kembali
Jawab
a. Saat bola mencapai tinggi maksimum, vt = 0
vt = v0 + at
vt = v0 gt (percepatan benda = - g)
0 = 100 10t
t = 10 s
waktu yang diperlukan untuk mencapai tinggi masksimum adalah t = 10 s
untuk menghitung tinggi maksimum kita gunakan persamaan
s = v0t +

hm = v0t -

1
2
2 at

(s = hm dan a = - g) sehingga persamaannya menjadi

1
2
2 gt

hm = (100)(10) -

1
2
2 (10)(10)

hm = 500 m
Jadi, tinggi maksimum benda adalah 500 m dari permukaan tanah.

b.

Waktu yang diperlukan bola dari saat dilempar sampai kembali ke tanah adalah t = 2 kali waktu untuk
mencapai tinggi maksimum, yaitu t = 2 x 10 sekon = 20 s.
Selain itu, dapat juga dicari dengan rumus kecepatan. Besar kecepatan bola sampai di tanah vt = - v0
vt = v0 + at
-v0 = v0 gt
2(100) = 10t
t = 20 s

Gaya dan Hukum Newton


Tarikan atau dorongan dalam ilmu pengetahuan alam diberi istilah gaya.
Suatu gaya dapat memengaruhi sebuah benda baik gerak maupun bentuknya jika keduanya bersentuhan. Gaya-gaya
seperti inilah yang dinakan dengan gaya sentuh. Selain gaya sentuh, ada pula gaya tak sentuh. Gaya tak sentuh
adalah gaya yang dapat bekerja pada sebuah benda tanpa harus bersentuhan. Missal, setiap benda yang dilemparkan
ke atas selalu jatuh ke bawah. Hal ini terjadi akibat adanya pengaruh gaya tarik bumi (gravitasi bumi).
Besar gaya ditunjukkan dengan skala neraca pegas yang dapat dinyatakan dalam satuan newton (N). Makin besar
massa benda, makin besar gaya tarik bumi terhadap benda tersebut. Besar gaya tarik bumi terhadap benda inilah
yang disebut berat benda. Berat benda dinyatakan dalam satuan newton (N).
Selain mempunyai besar, gaya juga mempunyai arah. Suatu gaya dapat digambarkan sebagai garis berarah atau anak
panah (diagram vektor). Panjang garis menunjukkan besar gaya, sedangkan arahnya menunjukkan arah gaya. Gaya
dilambangkan dengan huruf F.
Jika gaya yang besarnya 1 N ke kiri digambarkan sebagai garis berarah ke kiri dengan panjang 1 cm, gaya yang
besarnya 2 N ke kanan digambarkan sebagai garis berarah ke kanan dengan panjang 2 cm. Perhatikan Gambar 1.
1N
2N
------------------------1 cm
2 cm
Gambar 1. Gaya F
Dua gaya dapat dijumlahkan. Misalkan gaya sebesar 5 N digambarkan sebagai anak panahsepanjang 2 cm. jika
terdapat dua gaya masing-masing 12,5 N ke kanan dan 5 N ke kiri, jumlah kedua gaya itu adalah:
F1 + F 2
12,5 N + ( 5 N) = 12,5 N 5 N
= 7,5 N
Karena gaya 5 N diwakili 2 cm, berarti gaya 7,5 N mempunyai panjang garis 3 cm. Perhatikan Gambar 2.
F=5N
----------------2 cm
F1 = 12,5 N
------------------------------------------5 cm
F2 = - 5 N
----------------2 cm
------------------------- F1 + F2 = 7,5 N
3 cm
Dua atau lebih gaya dapat dipadukan. Perpaduan gaya disebut resultan.
Jika dua buah gaya yang bekerja pada sebuah benda arahnya berlawanan, resultannya adalah selisih dua buah gaya
tersebut. Jika besar dua buah gaya yang berlawanan sama, resultannya adalah nol. Sebuah benda akan tetap diam

atau bergerak lurus beraturan jika resultan gaya yang mengenainya sama denagn nol. Keadaan benda seperti ini
dikatakan dalam keadaan keseimbangan.
Secara umum, resultan beberapa gaya yang segaris kerja dapat ditulis dalam bentuk:
R = F1 + F2 + +Fn ; (n = banyaknya gaya)
Resultan untuk gaya-gaya yang saling tegak lurus dapat ditentukan melalui teori Pythagoras.
R2 = F12 + F22
R =

2
1

+ F22

Serangkaian tiga angka, dalam rumus tersebut (F1, F2, R), yang memenuhi teori Pythagoras dikenal dengan nama
triple Pythagoras. Angka-angka itu antara lain (3, 4, 5); (6, 8, 10); (5, 12, 13).
Contoh soal
1. Tiga buah gaya, masing-masing 15 N, 10 N, dan 5 N bekerja pada sebuah benda. Gaya kedua berlawanan arah
dengan gaya pertama dan ketiga. Tentukan: resultan ketiga gaya tersebut dan arah gerak benda!
Penyelesaian
F1
F3
F2
R1

F2

R
F1 dan F3 searah sehingga resultannya
R1 =F1 + F3
= 15 N + 5 N
= 20 N
R1 dan F2 berlawanan arah, resultannya R = R1 F2
= 20 N 10 N
= 10 N
Karena resultan R 0, benda bergerak searah dengan R ( ke kiri).
2.

Sebuah benda ditarik dengan dua buah gaya yang saling tegak lurus, masing-masing 30 N, dan 40 N.
Tentukanlah resultan gaya dan arah gerak benda!
Penyelesaian
R
30 N
Benda

40 N

Berdasarkan teori Phytagoras, dapat dihitung resultan gaya R sebagai berikut:


R2 = 302 + 402
= 900 + 1600
= 2500
R =

2500

= 50 N (resultan gaya)
(arah gerak searah dengan vektor R)

Hukum Newton

Ilmu yang mempelajari gerak benda dengan memperhatikan penyebabnya disebut dinamika. Adapun ilmu yang
mempelajari gerak benda tanpa memperhatikan penyebabnya disebut kinematika. Dasar dinamika adalah hukum
Newton.
a. Hukum I Newton
Bunyi hukum I Newton setiap benda selalu dalam keadaan diam atau bergerak lurus beraturan selama tidak
ada gaya luar yang mengubahnya.
Secara matematis dituliskan F = 0
Hukum I Newton atau sering disebut hukum kelebaman.
Peristiwa sehari-hari yang berkaitan dengan hukum I Newton adalah ketika kita berdiri dalam bus yang sedang
melaju kencang, tiba-tiba bus direm, para penumpang akan terdorong ke depan. Demikian juga saat tiba-tiba bus
dipercepat (di gas), para penumpang terlempar ke belakang.
b.

Hukum II Newton
Hukum II Newton dapat dituliskan sebagai berikut: percepatan yang terjadi pada sebuah benda berbanding
lurus dan searah dengan resultan gaya yang mengenainya dan berbanding terbalik dengan massanya.
Secara matematis dituliskan :
a=

F
m

atau

dimana:
a
= percepatan (m/s2)
F
= gaya total (N)
m = massa benda (kg)

F = m.a
catatan:

Satuan gaya menurut SI adalah N (newton). Gaya juga dapat


dinyatakan dalam dyne (1 N = 105 dyne).

Jika a = 0 maka F = 0. Hal ini berarti jika tidak ada gaya luar yang mengenainya, benda berada dalam keadaan
diam, atau bergerak lurus beraturan. Benda yang demikian disebut dalam keadaan seimbang. Keadaan seperti ini
sesuai dengan hukum kelebaman benda (hukun I Newton). Dengan kata lain, hukum II Newton merupakan
kondisi khusus hukum I Newton.
Contoh soal
1. Sebuah benda bermassa 2 kg dikenai gaya sehingga bergerak dengan percepatan 2 m/s 2. Tentukanlah
percepatan yang terjadi jika gaya itu bekerja pada benda bermassa 1 kg dan 4 kg.
Penyelesaian
Diket
: m = 2 kg
a = 2 m/s2
Ditanya : a. Jika m = 1 kg
b. Jika m = 4 kg
Jawab
Besar gaya ditentukan dengan rumus
F = m. a
= 2 kg X 2 m/s2
= 4 kg. m/s2 = 4 N
a. Jika m = 1 kg

b.

a=

F
m

4
1

= 4 m/s2
Jika m = 4 kg
a=

F
m

4
4

= 1 m/s2

c.

Hukum III Newton (Hukum Aksi Reaksi)


Bunyi hukum III Newton "Untuk setiap gaya aksi yang dilakukan, selalu ada gaya reaksi yang besarnya
sama tetapi arahnya berlawanan." Atau "Ketika suatu benda memberikan gaya pada benda kedua,
benda kedua tersebut memberikan gaya yang besarnya sama tetapi berlawanan arah dengan benda
pertama."
Contoh
seorang anak yang sedang menendang bola
seseorang yang sedang berjalan, mendayung, berenang.
peluncuran roket

Secara matematis dapat ditulis:


Faksi = Freaksi
d.

Berat benda
Berat benda dituliskan dengan rumus:
w=m.g
dimana:
w = berat benda (N)
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
Contoh soal:
Massa seorang astronaut adalah 70 kg. Berapa berat astronaut di bumi dan di bulan jika percepatan
gravitasi bumi 9,8 m/s2 dan percepatan gravitasi bulan 1,6 m/s2?
Penyelesaian
Berat di bumi
w=m.g
= 70 X 9,8
= 686 N
Berat di bulan
w=m.g
= 70 X 1,6
= 112 N

e.

10

Gaya gesekan
Pada dua buah benda yang bergesekan selalu terdapat gaya yang disebut gaya gesekan. Arah gaya
gesekan berlawanan dengan arah gerak benda. Oleh karena itu, gaya gesekan sering disebut gaya
hambat. Gaya gesekan termasuk gaya sentuh. Hal ini disebabkan gaya gesekan hanya dapat timbul jika
dua buah permukaan benda bersentuhan. Gaya yang menahan agar benda tetap diam itulah yang disebut
dengan gaya gesekan.
Besar gaya yang menahan gerakan benda pada saat awal-awal gerakan dinamakan gaya gesekan statis
(fs).

Jadi, saat benda ditarik gaya gesekan sudah bekerja, makin lama gaya gesekan makin besar dan
mencapai puncaknya saat benda mulai akan bergerak sehingga besar gaya gesekan statis dimulai dari 0
sampai maksimum.

0 fs fs maksimum
Gaya gesekan pada saat benda dalam keadaan bergerak dinamakan gaya gesek kinetis fk. Gaya gesekan
statis selalu lebih besar disbanding gaya gesekan kinetis.
Besar gaya gesekan berbanding lurus dengan gaya normal.
fN
f = N
Untuk gaya gesekan statis berlaku persamaan

fs s . N
Pada gaya gesekan kinetis

fk = k . N
dimana

N = gaya normal
s = koefisien gesekan statis
k = koefisien gesekan kinetis

Penerapan Gaya Gesekan


a. Rem Sepeda
b. Sepatu
c. Bantlan Peluru (Poros) Sepeda

11

Energi, Usaha, dan Pesawat Sederhana


A. ENERGI
Energi adalah kemampuan untuk melakukan aktivitas atau kerja
A. Jenis jenis energi:
a. Energi Kimia
Energi yang tersimpan dari bahan kimia seperti makanan dan bahan bakar
b. Energi Cahaya dan Energi Panas
Energi yang berasal dari cahaya dan panas
c. Energi Listrik
Energi yang ditimbulkan oleh arus listrik
d. Energi Bunyi
Energi yang terdapat pada segala jenis bunyi
e. Energi Potensial
Energi yang dimiliki benda karena keadaan atau kedudukannya
f. Energi Kinetik
Energi yang dimiliki benda saat bergerak. Makin besar massa benda dan makin cepat gerak benda, maka
energi kinetiknya makin besar
Perubahan Bentuk Energi:
Energi listrik menjadi energi cahaya, contoh: lampu penerangan
Energi listrik menjadi energi kalor, contoh: kompor listrik dan setrika
Energi gerak menjadi energi kalor, contoh: dua buah logam yang digesekkan kemudian panas
Energi gerak menjadi energi bunyi, contoh: senar gitar yang dimainkan
Energi kimia menjadi energi listrik, contoh: aki dan baterai
Hukum Kekekalan Energi (Asas Black), Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan. Energi hanya
dapat berubah menjadi energi lain

B. Energi Mekanik
Energi yang dimiliki benda karena ketinggian dinamakan Energi Potensial Gravitasi (Ep), yang besarnya
bergantung pada massa dan ketinggian benda. Secara matematis dirumuskan,

Ep = m . g . h

12

Keterangan:
Ep
m
g
h

= energi potensial gravitasi (joule)


= massa benda (kg)
= percepatan gravitasi (g = 10 m/s2)
= tinggi benda (m)

Energi yang dimiliki benda karena gerakan dinamakan energi kinetic (Ek). Besarnya dirumuskan,

Ek =

1
2

m . v2

Keterangan:
Ek
= energi kinetik (joule)
V
= kecepatan (m/s)
Energi mekanik adalah jumlah energi dalam sistem mekanis, jadi terdapat interaksi antara energi potensial
(posisi) dan energi mekanik (gerak) sehingga menjadi energi yang tetap. Persamaannya,
Energi mekanik = energi potensial + energi kinetic
Kemudian, pernyataan tentang jumlah energi potensial dan kinetik benda yang tetap dikenal sebagai hukum
kekekalan energi mekanik. Dengan demikian dapat ditulis,

Em = Ep + Ek
Em = m . g . h +

1
2

m . v2

Karena energi bersifat kekal, hukum kekekalan energi mekanik benda dapat dirumuskan,
Em1 = Em2

m . g . h1 +
Keterangan:
m
g
h1, h2
v1, v2

1
2

m . v12 = m . g . h2 +

1
2

m . v22

= massa benda (kg)


= percepatan gravitasi (m/s2)
= ketinggian awal dan ketinggian akhir benda (m)
= kecepatan awal dan akhir benda (m/s)

Contoh soal
Sebuah benda bermassa 0,1 kg dijatuhkan dari ketinggian 10 m (g = 10 m/s2).
a. Berapa energi potensial dan energi kinetik benda mula-mula?
b. Berapa energi potensial dan energi kinetik benda saat menyentuh lantai?
c. Berapa energi potensial, energi kinetik dan kecepatan benda saat berada pada ketinggian 5 m?
d. Berapa kecepatan benda saat menyentuh lantai?
Penyelesaian
Diketahui: m = 0,1 kg
h = 10 m
g = 10 m/s2
v0 = 0 m/s (benda jatuh bebas)

13

Jawab:
a. Pada keadaan mula-mula (h = 10 m, v0 = 0 m/s)
Ep = m . g . h
= 0,1 kg x 10 m/s2 x 10 m
= 10 joule
Jadi, pada keadaan awal benda mempunyai energi potensial 10 joule dan energi kinetiknya 0 (karena v0 =
nol). Pada saat itu, energi mekaniknya Em = Ep = 10 joule
b. Pada saat menyentuh lantai (h = 0 m)
Karena h = nol, energi potensialnya juga nol. Hal itu berarti, seluruh energi potensial berubah menjadi
energi kinetik. Jadi saat menyentuh lantai Ek = 10 joule. Pada saat itu energi mekaniknya Em = Ek = 10 joule
c. Pada saat mencapai ketinggian 5 m
Ep = m . g . h
= 0,1 x 10 x 5
= 5 joule
Karena besar energi mekanik selalu tidak berubah, energi kinetik dapat dicari, yaitu
Em = Ep + Ek
Ek = Em Ep (dibalik)
Ek = 10 joule 5 joule
= 5 joule
Besar kecepatan benda saat itu adalah

d.

Ek =

1
2

m . v2

5J =

1
2

x 0,1 x v2

v2

= 100

100

= 10 m/s
Jadi, pada saat mencapai ketinggian 5 m benda
mempunyai Ep = 5 joule, Ek = 5 joule, Em = 10 joule dan
kecepatan (v) = 10 m/s
Besar kecepatan benda saat menyentuh lantai dapat
dicari dengan menggunakan hukum kekekalan mekanik
Em awal = Em akhir
m.g.h+0=

1
2

m v2 + 0

v2

=2.g.h

2. g . h

2 x 10 x 10

= 10

m/s

Jadi, saat menyentuh lantai besar kecepatan benda adalah 10

m/s atau sekitar 14 m/s

B. USAHA
Dalam ilmu pengetahuan alam, usaha adalah hasil kali antara gaya dan perpindahan.

14

Suatu gaya dapat dikatakan melakukan usaha jika gaya tersebut menyebabkan perpindahan benda itu. Secara
matemati, hubungan antara usaha, gaya, dan perpindahan dapat dirumuskan,

W=F.s
Keterangan:
W = usaha (joule/kg m2/s2)
F = gaya (newton)
s = jarak perpindahan (m)
Jika gaya yang bekerja pada benda lebih dari satu, usaha yang dikerjakan benda merupakan hasil resultan gaya-gaya
tersebut.

F
1

F
2

Contoh soal:
1. Sebuah kotak kayu yang terletak di lantai dasar didorong dengan gaya 40 N. Kotak itu bergeser sejauh 2 m.
Hitung usaha yang dilakukan oleh gaya itu.
Penyelesaian:
Diketahui:
F = 40 N
s =2m
W = ?
Jawab:
W =F.s
= 40 N x 2 m
W = 80 Joule
Jadi, usaha yang dilakukan terhadap kotak adalah 80 joule.
2.

15

Indra dan Ratno melakukan tarik tambang. Indra menarik ke kiri dengan gaya 300 N dan Ratno menarik ke
kanan dengan gaya 250 N. Jika kedua anak itu bergeser sejauh 4 m, berapakah usaha yang dilakukannya?
Penyelesaian:
Diketahui:
F1 = 300 N (ke kiri)
F2 = 250 N (ke kanan)
s =4m

W = ?
Usaha yang dilakukan Indra
W1 = F1 . s

*Cara lain
W = (F1 + F2)

= (-300) N x 4 m

= (-300 + 250) N x 4

m
W1 = -1200 joule
= -200 joule
Usaha yang dilakukan Ratno
W2 = F2 . s
= 250 N x 4 m
W2 = 1000 joule
Jumlah usaha yang dilakukan oleh Indra dan Ratno
W = W1 + W2
= -1200 joule + 1000 joule
= -200 joule (arah pergeseran ke kiri/Ratno menang tarik tambang)
Jadi, kedua anak itu melakukan usaha 200 joule ke kiri.
Usaha yang terjadi jika arah gaya tegak lurus dengan arah perpindahan dapat dijelaskan pada skema gerak
jatuh bebas benda pada gambar dibawah ini,
Adapun hubungan antara usaha dan energi
kinetik dapat ditulis dalam bentuk rumus,

1
2

m . v22

= Ek2 Ek1
= Ek akhir Ek awal

1
2

m . v21

Contoh soal:
Sebuah bola bermassa 0,5 kg dijatuhkan dari
ketinggian 5 m. Hitunglah,
a. Kecepatan bola saat menyentuh tanah
b. Usaha pada bola.
Penyelesaian
Diketahui
m
= 0,5 kg
h
=5m
v1, W = ?
Jawab:
a. Kecepatan bola saat menyentuh tanah
Berdasarkan hukum kekekalan energi mekanik kalian peroleh energi potensial bola di titik tertinggi sama
dengan energi kinetik bola saat menyentuh tanah (lantai).
m.g.h =

1
2

m . v2

v2
=2g.h
Dengan mengambil nilai g = 10 m/s2 dan h = 5 m maka diperoleh
v2 = 2 x 10 m/s2 x 5 m
= 100 m2/s2
v = 10 m/s.
Jadi, kecepatan bola saat menyentuh tanah adalah 10 m/s
b. Usaha pada bola
W = Ep awal Ep akhir (Ep akhir = nol)
W = m . g . h = 0,5 kg x 10 m/s2 x 5 m = 25 joule

16

Dapat dicari dengan cara sebagai berikut.


W = Ek akhir Ek awal (Ek awal = nol)
W =

1
2

m . v2 =

1
2

x 0,5 x 100 m2/s2 = 25 joule

Jadi, usaha yang dilakukan bola adalah 25 joule

C. PESAWAT SEDERHANA
1.

Tuas
Dengan tuas, beban berat dapat dipindahkan lebih mudah. Istilah dalam tuas diantaranya titik beban ( w),
titik kuasa (F), titik tumpu, lengan beban (lw), lengan kuasa (lF) dan O titik tumpu tuas.
Pada tuas, hubungan antara beban, kuasa, lengan beban dan lengan kuasa dapat ditulis dalam rumus
berikut.

FlF = WlW
Adapun tingkat kemudahan melakukan usaha yang diberikan tuas disebut keuntungan mekanis (KM).
rumusnya,

KM =

w
F

= lF/lW

Contoh soal
Seorang siswa ingin menggeser sebuah batu bermassa 100 kg. Siswa itu mempunyai tongkat spanjang 1,5
m. Jika dia meletakkan penumpu 50 cm dari batu, berapa gaya kuasa yang diperlakukan untuk menggeser
batu? (g = 10 m/s2)
Penyelesaian
Diketahui: m = 100 kg lw = 0,5 m
g = 10 m/s2 lF = 1,5 m 0,5 m = 1 m
F = .?
Ditanyakan:
Jawab:
FlF = wlw
F

100 x 10 x 0,5
1

= 500 N

Keuntungan Mekanis tuas itu sebesar


KM =

w
F

100 x 10
500

=2

Jadi, untuk menggeser batu siswa memerlukan gaya kuasa tidak kurang dari 500 N
Ada 3 jenis tuas menurut letak kuasa (F), titik tumpu (O) dan beban (w), diantaranya dijelaskan pada
gambar dibawah,

17

dan contohnya,

2.

18

Katrol
Berdasarkan susunannya katrol dapat dibedakan menjadi katrol tetap, katrol bergerak, dan sistem katrol
a. Katrol tetap
Katrol tetap memiliki KM = 1
b. Katrol bergerak
Katrol ini memiliki KM = 2
c. Sistem katrol (Katrol gabungan)
Susunan katrol yang terdiri dari katrol tetap dan katrol bergerak.

3.

Bidang Miring
Bidang miring ialah sebuah pesawat sederhana yang digunakan untuk memudahkan pemindahan suatu
beban ke tempat yang lebih tinggi, dengan cara mendorong beban daripada dengan mengangkat beban itu.
Rumus yang berlaku dalam bidang miring diantaranya,

w . h = F . s atau F = w .

h
s

Berat beban (w) = m . g, sehingga gaya yang diperlukan adalah:

F=m.g.

h
s

Keterangan,
F = gaya (Newton)
m = massa beban (kg)
g = percepatan gravitasi (10 m/s2)
h = tinggi bidang miring
s = panjang bidang miring

4.

19

Roda Gigi
Roda gigi ditemukan pada sepeda dan mesin-mesin industri. Beberapa prinsip kerja roda gigi dibantu oleh
rantai, usaha yang dikerjakan pada pedal akan dipindah ke gir roda belakang melalui rantai.

Anda mungkin juga menyukai