PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saluran pencernaan adalah tabung berliku-liku yang panjang yang
menerima hara dari lingkungannya, merombaknya, dan menyerap sari yang perlu.
Saluran pencernaan memberi jalan terbaik bagi kuman pathogen untuk memasuki
tubuh bersama air dan makanan. Saat lahir usus adalah steril namun organisme
segera masuk bersama makanan misal pada waktu menyusui Streptococcus asam
laktat dan Lactobacilli dalam jumlah besar seiring dengan pola makan menjadi
pola makan dewasa maka flora normal usus juga ikut berubah.Bakteri usus
mempunyai peran penting, diantaranya adalah :
Sintesis vitamin K
Konversi pigmen-pigmen empedu dan asam-asam empedu
Penyerapan zat-zat makanan dan hasil pemecahannya
Perlawanan terhadap mikroorganisme patogen.
Infeksi saluran pencernaan merupakan penyakit yang menyerang sistem
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
E. coli memiliki virulensi yang rendah dan bersifat oportunis (Songer & Post
2005). Ditjenak (1982) melaporkan bahwa E. coli keluar dari tubuh bersama tinja
dalam jumlah besar serta mampu bertahan sampai beberapa minggu.
E. coli tidak tahan terhadap keadaan kering atau desinfektan biasa. Bakteri ini
akan mati pada suhu 60oC selama 30 menit.
Klasifikasi
Klasifikasi E. coli menurut Songer dan Post (2005) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Spesies : Escherichia coli
2.2 Patogenitas E. coli
Berdasarkan perbedaan serotipe dan virulensi, strain E. coli patogen yang
menyebabkan penyakit pada saluran pencernaan dibedakan menjadi enam
golongan, yaitu enterotoksigenik (ETEC), enteroinvasif (EIEC), enteropatogenik
(EPEC),
enterohemorhagik
(EHEC),
enteroagregatif
(EAEC),
dan
menderita diare dan tidak ditemukan lagi pada anak sapi yang diare setelah lebih
dari lima hari (Supar 1986). Adapun faktor yang mempengaruhi infeksi ETEC
pada inang, yaitu umur, pH lambung, dan kehadiran antibodi spesifik terhadap
permukaan antigen ETEC (Supar 2001).Mekanisme infeksi ETEC di dalam tubuh,
yaitu ETEC menempel pada sel enterosit melalui pili (fimbriae). ETEC kemudian
berproliferasi dan berkolonisasi pada mukosa usus sehingga terjadi peningkatan
jumlah ETEC di dalam saluran pencernaan dan muncul lesio. Diare terjadi karena
dinding usus mengalami kerusakan dan menghalangi reabsorbsi cairan (Biowey &
Weaver 2003). ETEC memproduksi enterotoksin heat labile toxin (LT) atau heat
stable toxin (ST) (Sommer et al. 1994). Menurut Ganong (2002), toksin akan
berikatan dengan reseptor dan masuk ke dalam sel. Toksin stabil bekerja
mengaktivasi guanilat siklase sehingga menyebabkan akumulasi cairan dan
elektrolit di dalam lumen usus serta memblokade absorbsi. Toksin labil akan
mengikat ribose adenosin difosfat (ADP) sehingga menghambat kegiatan GTPase
(pemecah protein G). Akibatnya, protein G ini meningkat dan merangsang adenilil
siklase sel epitel yang berkepanjangan sehingga menyebabkan peningkatan
jumlah adenil monofosfat (AMP). Peningkatan AMP akan menyebabkan
peningkatan sekresi sel-sel kelenjar di dalam usus, yaitu merangsang seksresi Cl (hipersekresi) dengan membuka saluran klorida pada sel kripta dan menghambat
absorbsi Na+ dari lumen ke dalam sel epitel usus. Peningkatan kadar elektrolit dan
air di dalam lumen usus menyebabkan diare.
Diare merupakan gejala gangguan pencernaan yang ditandai dengan
pengeluaran feses dalam jumlah melebihi normal, konsistensi cair, dan frekuensi
pengeluaran yang melebihi normal. Feses dikeluarkan oleh penderita tanpa
kesulitan karena terjadi peningkatan peristaltik usus (Ganong 2002). Frekuensi
diare pada anak sapi berhubungan dengan keadaan imunodefisiensi neonatus.
Imunodefisiensi pada anak sapi disebabkan oleh kegagalan transfer kekebalan
pasif pada neonatus akibat tidak diberi kolostrum atau diberi susu berkualitas 9
rendah, belum optimalnya kemampuan absorbsi dari epitel usus, populasi terlalu
padat, sanitasi buruk, stres akibat perubahan pakan, higiene pakan, panas, dan
perubahan lingkungan (Khan & Khan 1996), serta kurangnya respon imun dan
jam.
Metode / Uji/ Test yang dilakukan
Pewarnaan Sederhana
Objek glass dibersihkan dengan kapas yang diberi alkohol.
Teteskan NaCl diatas objek glass tersebut. Kemudian dengan
menggunakan ose yang steril diambil suspensi biakan dari Nutrient
Broth, lalu dihomogenkan dan difiksasi sampai kering.
Lalu diwarnai dengan Methylen Blue selama 1-2 menit.
Kemudian dicuci dengan menggunakan air kran yang mengalir.
Objek glass dikeringkan dengan cara diangin-anginkan.
Amati di bawah mikroskop.
Penanaman Pada Media Nutrient Agar (NA)
Dengan menggunakan ose yang steril diambil suspensi kuman dari
pada
media
Nutrient
menggunakan metode T.
Inkubasikan pada suhu 370 C selama 24 jam.
Amati morfologi koloni yang terbentuk.
Pewarnaan Gram
7
Agar
dengan
kran.
Dan dikeringkan dengan cara diangin-anginkan kemudian amati
dengan mikroskop.
Penanaman Pada Mc Conkey Agar
Ambil koloni tunggal terpisah dari biakan NA dengan menggunakan
ose steril, lalu tanamkan di media Mc Conkey dengan metode cawan
gores.
Kemudian masukkan ke dalam inkubator untuk diinkubasikan pada
TSIA
Ambil biakan dari NA miring, lalu tanam pada media Simmons Citrat
dengan cara menusuk ose sampai ke dasar tabung. Kemudian digores
Indol
homogenkan.
Inkubasikan pada suhu 370 C selama 24 jam.
Setelah 24 jam, lanjutkan dengan uji MR VP, dengan cara
Laktosa
dan
Mannitol
dengan
cara
menusuk
ose
merata.
Selanjutnya letakkan 5 jenis cakram disk antibiotik (Kloramfenikol,
2.4 Pencegahan penyakit infeksi saluran cerna yang disebabkan oleh E. coli
Salah satu infeksi pencernaan yang paling sering didengar adalah diare. Diare
disebabkan karena usus besar kemasukan bakteri E. coli. Bakteri tersebut
menyebabkan kerja usus besar menjadi tidak maksimal yakni tidak bisa menyerap
air dengan baik. Akibatnya, penderita diare akan sering buang air besar yang encer
atau mengandung banyak air.
Diare termasuk penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya (self limiting
disease). Meskipun demikian, jangan remehkan diare karena dapat mengancam
jiwa. Dua pembunuh terbesar anak-anak balita (bawah lima tahun) adalah diare
dan radang paru-paru.
Penyakit diare dapat ditularkan melalui:
Pencemaran makanan oleh serangga (lalat, kecoa, dll) atau oleh tangan yang
kotor.
Faktor kebersihan ternyata ikut andil dalam menyebabkan anak diare. Mulai
dari kebersihan alat makan anak sampai kebersihan setelah buang air kecil/buang
air besar. Semua yang dapat mengenai tangan anak atau langsung masuk ke dalam
mulut anak harus diawasi.
Ada cara yang mudah untuk mencegah terkena diare yaitu mencuci tangan
dengan sabun. Kebiasaan sederhana mencuci tangan dengan sabun, jika
diterapkan secara luas, akan menyelamatkan lebih dari satu juta orang di seluruh
dunia, khususnya balita.
10
Tak kalah penting adalah pemberian ASI minimal 6 bulan. Sebab, di dalam
ASI terdapat antirotavirus yaitu imunoglobulin. Maka dari itu, anak-anak yang
minum ASI eksklusif jarang menderita diare. Selain ASI, imunisasi campak
ternyata bisa mencegah diare, tambah dr. Luszy Arijanty, Sp.A.
Penyebab
utama
diare
pada
orang
dewasa
adalah
bakteri
yang
11
sebagaimana hepatitis B. Saat ini vaksin rotavirus buatan Merck dan GSK sudah
masuk proses izin di BPOM.
Apabila disetujui Badan POM (Pengawas Obat dan Makanan), selanjutnya
menyiapkan delapan rumah sakit (enam rumah sakit pendidikan, RSUD Kodya
Yogyakarta dan RSUD Purworejo) untuk post marketing surveillens vaksin
rotavirus. Vaksin diharap bisa mengurangi diare akibat rotavirus.
.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
12
3.1 Kesimpulan
Escherichia coli mempunyai bentuk batang pendek, gram negatif, tidak
berspora, ukuran 0,4-0,7 mikron, sebagian besar gerak positif dengan
flagel peritrich, mempunyai kapsul, serta fakultatif anaerob. E. coli
merupakan flora normal saluran pencernaan dan merupakan salah satu
kuman yang menghasilkan indol positif dan tergolong kuman yang cepat
meragi laktosa. Kebanyakan E. coli tidak berbahaya, tetapi beberapa
seperti E. coli tipe O157:H7, dapat mengakibatkan keracunan makanan
yang serius pada manusia.
Berdasarkan perbedaan serotipe dan virulensi, strain E. coli patogen yang
menyebabkan penyakit pada saluran pencernaan dibedakan menjadi enam
golongan,
yaitu
enterotoksigenik
(ETEC),
enteroinvasif
(EIEC),
DAFTAR PUSTAKA
13
Anonim.
2013.
Tinjauan
Pustaka.
[Online].
Tersedia
:
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/27232/B10fwa_B
AB%20II.%20Tinjauan%20Pustaka.pdf?sequence=8. [Maret 2013]
Anonim.
2012.
Bakteri
E.
coli.
[Online].
Tersedia
:
http://nhysadrewbieber.blogspot.com/2012/04/bakteri-ecoli.html. [Maret
2013]
Anonim.
2013.
Escherichia
coli.
[Online].
Tersedia
http://id.wikipedia.org/wiki/Escherichia_coli. [Maret 2013]
14