Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat
dan HidayahNya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Energi
Panas Bumi. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk menambah pengentahuan penyusun
dan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Lingkungan.
Demi kesempurnaan makalah ini, penyusun mohon kritik dan saran dari pembaca
yang bersifat membangun.
Demikianlah makalah ini saya buat semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca
semua, apabila ada kekurangan mohon maaf sebesar-besarnya.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN 4
1.4 Tujuan
11
3.2 Saran
11
DAFTAR PUSTAKA 12
BAB I PENDAHULUAN
1.2
BATASAN MASALAH
Untuk menghidari adanya kesimpangsiuran dalam penyusunan makalah ini,
maka penulis membatasi masalah-masalah yang akan di bahas diantaranya:
1. Pengertian Energi Panas Bumi
2. Perkembangan di Indonesia
3. Pembangkit Listrik Energi Panas Bumi
4. Energi Panas Bumi Ramah Lingkungan
5. Kegiatan Usaha Energi Panas Bumi
1.3
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut, masalahmasalah yang dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa itu Energi Panas Bumi?
2. Bagaimana Perkembangannya?
3. Apa saja produk dari energi panas bumi?
4. Bagaimana pemanfaatan energi panas bumi?
1.4 TUJUAN
Dalam menyusun makalah ini penulis mempunyai beberapa tujuan, yaitu:
1. Penulis ingin mnengerti energi panas bumi.
2. Penulis ingin mengetahui manfaat energi panas bumi.
3. Penulis ingin mengetahui cara memanfaatkan energi panas bumi.
BAB II PEMBAHASAN
menghasilkan endapan vulkanik yang lebih tebal dan terhampar luas. Oleh karena itu,
reservoir panas bumi di Pulau Jawa umumnya lebih dalam dan menempati batuan
volkanik, sedangkan reservoir panas bumi di Sumatera terdapat di dalam batuan
sedimen dan ditemukan pada kedalaman yang lebih dangkal.
Sistim panas bumi di Pulau Sumatera umumnya berkaitan dengan kegiatan
gunung api andesitisriolitis yang disebabkan oleh sumber magma yang bersifat lebih
asam dan lebih kental, sedangkan di Pulau Jawa, Nusatenggara dan Sulawesi umumnya
berasosiasi dengan kegiatan vulkanik bersifat andesitisbasaltis dengan sumber magma
yang lebih cair. Karakteristik geologi untuk daerah panas bumi di ujung utara Pulau
Sulawesi memperlihatkan kesamaan karakteristik dengan di Pulau Jawa.
Akibat dari sistim penunjaman yang berbeda, tekanan atau kompresi yang
dihasilkan oleh tumbukan miring (oblique) antara lempeng IndiaAustralia dan
lempeng Eurasia menghasilkan sesar regional yang memanjang sepanjang Pulau
Sumatera yang merupakan sarana bagi kemunculan sumber-sumber panas bumi yang
berkaitan dengan gununggunung api muda. Lebih lanjut dapat disimpulkan bahwa
sistim panas bumi di Pulau Sumatera umumnya lebih dikontrol oleh sistim patahan
regional yang terkait dengan sistim sesar Sumatera, sedangkan di Jawa sampai
Sulawesi, sistim panas buminya lebih dikontrol oleh sistim pensesaran yang bersifat
lokal dan oleh sistim depresi kaldera yang terbentuk karena pemindahan masa batuan
bawah permukaan pada saat letusan gunung api yang intensif dan ekstensif. Reservoir
panas bumi di Sumatera umumnya menempati batuan sedimen yang telah mengalami
beberapa kali deformasi tektonik atau pensesaran setidaktidaknya sejak Tersier sampai
Resen. Hal ini menyebabkan terbentuknya porositas atau permeabilitas sekunder pada
batuan sedimen yang dominan yang pada akhirnya menghasilkan permeabilitas
reservoir panas bumi yang besar, lebih besar dibandingkan dengan permeabilitas
reservoir pada lapanganlapangan panas bumi di Pulau Jawa ataupun di Sulawesi.
diusahakan untuk pembangkit listrik. Potensi sumber daya panas bumi Indonesia sangat
besar, yaitu sekitar 27500 MWe , sekitar 3040% potensi panas bumi dunia.
Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) pada prinsipnya sama seperti
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), hanya pada PLTU uap dibuat di permukaan
menggunakan boiler, sedangkan pada PLTP uap berasal dari reservoir panasbumi.
Apabila fluida di kepala sumur berupa fasa uap, maka uap tersebut dapat dialirkan
langsung ke turbin, dan kemudian turbin akan mengubah energi panas bumi menjadi
energi gerak yang akan memutar generator sehingga dihasilkan energi listrik.
Apabila fluida panas bumi keluar dari kepala sumur sebagai campuran
fluida dua fasa (fasa uap dan fasa cair) maka terlebih dahulu dilakukan proses
pemisahan pada fluida. Hal ini dimungkinkan dengan melewatkan fluida ke dalam
separator, sehingga fasa uap akan terpisahkan dari fasa cairnya.Fraksi uap yang
dihasilkan dari separator inilah yang kemudian dialirkan ke turbin.
Apabila sumberdaya panasbumi mempunyai temperatur sedang, fluida
panas bumi masih dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik dengan menggunakan
pembangkit listrik siklus binari (binary plant). Dalam siklus pembangkit ini, fluida
sekunder ((isobutane, isopentane or ammonia) dipanasi oleh fluida panasbumi melalui
mesin penukar kalor atau heat exchanger. Fluida sekunder menguap pada temperatur
lebih rendah dari temperatur titik didih air pada tekanan yang sama. Fluida sekunder
mengalir ke turbin dan setelah dimanfaatkan dikondensasikan sebelum dipanaskan
kembali oleh fluida panas bumi. Siklus tertutup dimana fluida panas bumi tidak diambil
masanya, tetapi hanya panasnya saja yang diekstraksi oleh fluida kedua, sementara
fluida panas bumi diinjeksikan kembali kedalam reservoir.
Masih ada beberapa sistem pembangkitan listrik dari fluida panas bumi
lainnya yang telah diterapkan di lapangan, diantaranya: Single Flash Steam, Double
Flash Steam, Multi Flash Steam, Combined Cycle, Hybrid/fossilgeothermal
conversion system.
geokimia untuk memperkirakan letak dan adanya sumber daya Panas Bumi serta
Wilayah Kerja.
Eksplorasi adalah rangkaian kegiatan yang meliputi penyelidikan geologi,
geofisika, geokimia, pengeboran uji, dan pengeboran sumur eksplorasi yang bertujuan
untuk memperoleh dan menambah informasi kondisi geologi bawah permukaan guna
menemukan dan mendapatkan perkiraan potensi Panas Bumi.
Studi Kelayakan adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan Panas Bumi
untuk memperoleh informasi secara rinci seluruh aspek yang berkaitan untuk
menentukan kelayakan usaha pertambangan Panas Bumi, termasuk penyelidikan atau
studi jumlah cadangan yang dapat dieksploitasi.
Eksploitasi adalah rangkaian kegiatan pada suatu wilayah kerja tertentu
yang meliputi pengeboran sumur pengembangan dan sumur reinjeksi, pembangunan
fasilitas lapangan dan operasi produksi sumber daya Panas Bumi.
Pemanfaatan Tidak Langsung untuk tenaga listrik adalah kegiatan usaha
pemanfaatan energi Panas Bumi untuk pembangkit tenaga listrik, baik untuk
kepentingan umum maupun untuk kepentingan sendiri
Pemanfaatan Langsung adalah kegiatan usaha pemanfaatan energi dan/atau
fluida Panas Bumi untuk keperluan nonlistrik, baik untuk kepentingan umum maupun
untuk kepentingan sendiri.
BAB II PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Salah satu energi alternatif yang dapat menghasilkan energi listrik dalam
jumlah yang sangat besar dan ramah lingkungan adalah energi geothermal. Energi
geothermal berasal dari panas bumi yang tidak membutuhkan media penyimpanan
seperti energi alternatif lainnya sehingga bisa digunakan untuk melengkapi energi
terbarukan lainnya, seperti matahari, angin dan air. Selain memiliki dampak
negatif yang kecil terhadap lingkungan, energi geothermal juga tidak
menghasilkan emisi gas. Selain itu, keuntungan dari energi alternatif yang berasal
dari geothermal adalah sumber energi yang tidak akan habis dan bisa di daur
ulang.
Teknologi yang umumnya dipakai untuk mengubah energi geothermal
menjadi energi listrik dibagi menjadi 3, yaitu Flash Steam Power Plant, Binary
Cycle Power Plants, dan Combined Cycle (Flash and Binary) Combined Cycle
Power Plants. Selain menggunakan teknologi di atas, energi geothermal juga
dapat digunakan secara langsung ( direct use ) tapi dengan syarat sumber energi
geothermal tersebut memiliki temperatur rendah, yaitu kurang dari 150 derajat
celcius.
Permasalahan yang dihadapi oleh Indonesia dalam masalah pengembangan
energi alternatif yang berasal dari geotermal adalah besarnya dana yang
dibutuhkan dan waktu yang relative lama untuk eksplorasi gheotermal itu sendiri.
Selain itu teknologi yang di gunakan untuk pemanfaatan geotermal itu sendiri juga
menjadi permasalahan. Jadi permasalahan sumber energi geotermal adalah pada
pemanfaatannya yang masih belum maksimal.
3.2 SARAN
Penggunaan energi alternatif yang berasal dari energi geotermal patut
dicoba karena ramah lingkungan dan merupakan sumber energi yang tidak akan
habis dan dapat di daur ulang. Energi alternatif geothermal perlu lebih
disosialisasikan lagi ke masyarakat, agar seluruh lapisan masyarakat dapat
mengembangkan teknologi ini. Selain itu pemerintah diharapkan dapat
memberikan perhatian lebih kepada lapisan masyarakat yang mau mempelajari
dan mengembangkan teknologi ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/5/17/i2.htm
http://tv.kompas.com/content/view/4094/2/
http://www.energiportal.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=41&
artid=626