Disusun Oleh:
1. Dyah Mastika F.
NIM: 13.14.044
2. Khusnul Chotimah
NIM: 13.14.066
3. Rendi Gunawan
NIM. 13.14.068
NIM: 13.14.070
NIM: 13.14.
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun dan
menyelesaikan penulisan makalah ini dengan baik dan tepat waktu dengan judul Bahan
Konstruksi Non Logam dari Alam. Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai bahan
pembelajaran bagi kami untuk mata kuliah Bahan Konstruksi Alat Proses dan Korosi.
Selama penulisan makalah ini kami banyak mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Faidliyah Nilna Minah, ST, MT, selaku dosen pengampu mata kuliah Bahan
Konstruksi Alat Proses dan Korosi
2. Teman teman yang telah membantu terselesainya makalah ini dan,
3. Berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya serta turut berperan dalam
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta
kritik yang dapat membangun untuk kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................
1.1
1.2
Rumusan Masalah
1.3
Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Batuan
2.2
Kayu
2.3
Tanah Liat
2.4
Karet Alam
Kesimpulan
3.2
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Rumusan Masalah
- Apa yang dimaksud dengan batu?
- Jelaskan jenis-jenis dan macam-macam batu!
- Jelaskan kegunaan batu!
- Sebutkan cara pengolahan batu!
- Kelebihan dan Kekurangan batu
- Apa yang dimaksud dengan tanah?
- Jelaskan pengklasifikasian tanah!
- Jelaskan kegunaan dan pemanfaatan tanah!
- Kelebihan dan kekurangan tanah
-
1.3
Tujuan
-
BAB II
PEMBAHASAN
Bahan konstruksi dari alam adalah bahan konstruksi yang didapatkan dari
alam, dan tersedia dalam jumlah yang relatif banyak. Bahan konstruksi yang dimaksud
bervariasi, diantaranya adalah:
2.1.
Batuan
Batuan merupakan suatu produk alam gabungan dari hablur mineral yang
menyatu dan memadat, hingga memiliki derajat kekerasan tertentu, yang terbentuk
secara alamiah melalui proses pelelehan, pembekuan, pengendapan dan perubahan
alamiah lainnya. Batuan alam berasal dari gunung sebagai akibat proses vulkanik.
Batuan ini disebut dengan batu gunung, dalam proses berikutnya, aliran air sungai yang
membawa batuan tersebut bergerak dan berpindah sejalan dengan kemampuan aliran air
yang ada. Karena benturan dengan batuan lain atau benda-benda keras lainnya, batuan
tersebut menjadi pecahan-pecahan dengan bentuk dan ukuran yang bervariasi. Ini yang
disebut dengan batu sungai atau batu kali. Kelompok batuan ini merupakan batuan luar.
Batuan-batuan akibat proses alamiah lainnya adalah batuan yang terbentuk dalam waktu
yang lama dan menerima beban akibat tumpukan tanah, batuan ini disebut batuan
metamorphose.
2.1.1. Batuan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a.
perubahan pada bentuk dan komposisi. Contoh batuan metamorf adalah batu
bara menjadi intan, batu marmer, batu sabak, antrasit, dll.
- Batuan Robohan, yaitu semacam batuan lapisan yang terdiri dari bermacam
mineral kontak. Contoh : pasir, kerikil, batu kali, batu cadas, batu paras, dll.
b. Menurut tegangannya
- Batu lunak (4 kg/cm2 8 kg/cm2), yaitu batu alam yang mudah digali dan
dipatahkan dengan tangan. Batu ini mengalami proses pelapukan dan
banyak mengandung retakan.
- Batu sedang (8 kg/cm2 18 kg/cm2), batuan alam ini sukar digali dengan
peralatan tangan. Bagian pecahan/patahan tidak dapat dipatahkan dengan
tangan tetapi mudah dihancurkan dengan palu.
- Batu keras (16 kg/cm2 50 kg/cm2), yaitu batu alam yang hanya dapat digali
dengan memakai bagan peledak. Batu ini tidak banyak mengandung retakan.
Kapur mempunyai sifat plastik yang baik, dalam arti tidak getas.
Granit
Granit merupakan bahan batuan murni, yang merupakan kombinasi
dari bahan felspar, bornblende dan mika, umumnya sangat keras,
kuat dan mampu dilakukan dengan pemolesan yang tinggi,
sehingga mengkilap. Kandungan kimia yang utama merupakan
silikon dioksida dan aluminium oksida, dengan variasi besi,
potasium, dan kalsium oksida. Berat granit bervariasi antara 2643
kg/m3 sampai dengan 3204 kg/m3 dengan batas tegangan hancur
antara 1390 kg/cm2 sampai dengan 3090 kg/m2. Finishing granit
dari penggergajian sampai menjadikan permukaannya licin seperti
kaca yang halus dengan cara pemolesan permukaannya dengan
mesin poles. Sedang warna granit umumnya merupakan merah,
merah jambu, kuning, hijau, biru, putih, hitam dan coklat. Granit
dapat digunakan sebagai pelapis lantai, pelapis dinding bagian luar
maupun dalam, anak tangga dengan lebar yang bervariasi. Pada
umumnya granit diproduksi dengan lebar 1800 mm, dan tebal
antara 57 sampai 100 mm, dan untuk ukuran yang kecil biasanya
dengan tebal 75 sampai 100 mm, atau sesuai dengan ukuran
pemesan. Granit yang berupa potongan-potongan dapat digabung
menjadi bentuk tertentu sesuai dengan kebutuhan. Penggunaan
yang lain dari granit merupakan sebagai pelapis kerb pada
jembatan dan paving stones, atau sebagai bahan finishing
bangunan.
Marmer
Marmer atau batu pualam merupakan batu kapur bercampur dengan
mineral silika yang mengalami rekristalisasi akibat pengaruh
tekanan dan suhu yang sangat tinggi. Marmer seperti pada granit
digunakan untuk pelapis lantai dan bahan finishing dinding, dengan
warna putih salju, merah jambu, kuning, kehijau-hijauan dengan
tekstur tergantung mineral yang dominan dalam kandungannya.
Bentuk marmer pada umumnya dipotong menjadi lempenganlempengan dengan tebal 57 sampai dengan 200 mm, beratnya
bervariasi antara 2000 kg/m3 sampai dengan 2880 kg/m3 dengan
batas tegangan hancur antara 190 kg/cm2 sampai dengan 1930
kg/cm2 dan kemampuan serap air yang terendah merupakan 0,25 %
dan yang tertinggi merupakan 0,75 % dari beratnya.
2.1.2.3. Batuan beku
Tak semua batuan beku dapat digunakan untuk semua jenis pekerjaan.
Batuan yang mempunyai kegunaan sendiri tergantung sifatnya, misalnya:
- Batuan yang mempunyai kerapatan tinggi dan tidak porus sangat baik
untuk keperluan pekerjaan laut
- Batuan yang tidak terpengaruh oleh asam baik untuk digunakan di
daerah industri.
- Batuan yang berat, keras, dan mempunyai daya tahan besar sesuai
untuk digunakan sebagai fondasi bangunan, pengeras jalan juga bahan
lantai. Misalnya andesit dan basal. Apabila dipecah/dihancurkan
dengan palu atau crusher dengan ukuran tertentu menjadi batu pecah
(kerikil) dan pasir yang digunakan untuk bahan campuran beton dan
jalan.
- Batuan yang berwarna indah dan tidak porus dapat digunakan untuk
pelapis dinding atau lantai. Misalnya peridotit dan gabro
- Batuan yang umumnya mempunyai berat jenis < 2.6, baik untuk
digunakan sebagai bahan pekerjaan teknik berat.
2.1.2.4. Pemanfaatan lainnya dari batuan dalam proses konstruksi antara lain:
-
Pada butiran-butiran kecil, baik yang berasal dari alam, atau karena
proses pemecahan, digunakan untuk agregat bahan kasar beton
maupun campuran aspal.
Batu cadas/ padas adalah semacam batu lapisan yang terdiri dari
bermacam mineral kontak, diantaranya adalah kuarsa, mika fesper,
kapur, lempung. Menurut kekerasannya, batu cadas dikatagorikan
sebagai batu lunak (4 kg/cm2 8 kg/cm2). Batu Cadas/ Padas
digunakan orang-orang di daerah pegunungan yang bercadas sebagai
pondasi rumah non permanen atau semi permanen.
-
Batu kali sangat banyak digunakan orang untuk talud dan pondasi
bangunan.
2.1.3. Kelebihan dan kerugian
-
Kelebihan
- Mempunyai kuat tekan dan kuat lentur yang tinggi
- Keras dan tidak mudah hancur
- Daya serap air relatif kecil
- Tahan terhadap pengaruh cuaca
- Tahan terhadap keausan
Kelemahan
Dari segi karakteristik batu dan proses pengolahan yang rumit.
2.2.
Kayu
Kayu merupakan hasil hutan dari sumber kekayaan alam, merupakan bahan
mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai dengan kemajuan teknologi.
Kayu memiliki beberapa sifat sekaligus, yang tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan lain.
Pengetian kayu disini ialah sesuatu bahan, yang diperoleh dari hasil pemungutan pohonpohon di hutan, yang merupakan bagian dari pohon tersebut, setelah diperhitungkan
bagian-bagian mana yang lebih banyak dapat dimanfaatkan untuk sesuatu tujuan
penggunaan. Baik berbentuk kayu pertukangan, kayu industri maupun kayu bakar. Kayu
Pengawetan adalah daya tahan kayu terhadap serangan hama yaitu serangga
dan jamur.
Kekuatan adalah daya tahan kayu terhadap kekuatan mekanis dari luar,
antara lain : daya dukung, daya tarik, daya tahan dan sebagainya.
Kelas Awet adalah tingkat kekuatan alami sesuatu jenis kayu terhadap
serangan hama dinyatakan dalam kelas awet I, II, III. Makin besar angka
kelasnya makin rendah keawetannya.
Kelas Kuat adalah tingkat ketahanan alami suatu jenis kayu terhadap
kekuatan mekanis (beban) dinyatakan dalam Kelas Kuat I, II, III, IV dan V.
Makin besar angka kelasnya makin rendah kekuatannya.
Kayu dengan tingkat pemakaian I dan II, jenis kayu yang dipakai untuk konstruksi
berat, yang selalu terkena pengaruh tanah lembab, terpengaruh basah kering (hujan
dan matahari).
b.
Tingkat pemakaian III, kayu yang digunakan untuk konstruksi yang terlindung dari
tanah lembab (di bawah atap).
c.
Tingkat pemakaian IV, kayu yang digunakan untuk konstruksi ringan yang
terlindung dari tanah lembab (di bawah atap).
d.
Tingkat pemakaian V, kayu yang digunakan untuk konstruksi yang tidak permanen
(bangunan sementara).
Keawetan kayu adalah daya tahan suatu jenis kayu terhadap faktor-faktor perusak
kayu yang datang dari luar tubuh kayu itu sendiri. Keawetan kayu diselidiki pada bagian
kayu terasnya. Pemakaian kayu akan menentukan umur keawetannya. Beberapa alasan
dilakukan pengawetan kayu, yaitu:
-
Kayu yang memiliki kelas keawetan alami tinggi jumlahnya sangat sedikit sehingga
menyebabkan harga kayu menjadi mahal.
Kayu dengan kelas keawetan III sampai dengan V jumlahnya cukup banyak, mudah
didapat, harganya murah dan mempunyai segi keindahan cukup tinggi. Hanya saja
keawetannya kurang. Oleh karena itu lebih efisien apabila diawetkan terlebih
dahulu.
Pada kayu kering memiliki daya hantar panas dan listrik yang rendah,
sehingga sangat baik untuk patisi,
Mudah Dikerjakan,
Tahan terhadap Gempa, karena struktur kayu tidak sekaku struktur beton
dan relative ringan dimana besarnya gaya gempa yang bekerja pada suatu
bangunan dipengaruhi oleh berat sendiri bangunan tersebut,
Mudah diganti dalam jangka waktu yang singkat atau tidak membutuhkan
waktu yang lama bila dibandingkan dengan bahan bangunan lain seperti
beton atau baja apabila ada perbaikan.
b. Kerugian
-
Mudah diserang rayap, serangga dan sejenis pengrusak kayu yang lainnya,
Kurang homogen dengan adanya cacat-cacat alami seperti arah serat yang
membentuk penampang, spiral, diagonal, mata kayu dan sebagainya.
2.2.4. Bambu
Bambu sudah sejak lama dikenal sebagai bahan bangunan. Pada daerahdaerah pedesaan bambu banyak digunakan penduduk untuk membuat rumah
tinggal. Konstruksi dari bambu banyak digunakan di pedesaan karena
bambu
biasanya
digunakan
bibit
berupa
stek.
Bambu harus tua, berwarna kuning jernih atau hijau tua dalam hal terakhir,
berbintik putih pada pangkalnya, berserat padat dengan permukaan yang
mengkilap. Di tempat buku tidak boleh pecah.
Bambu yang telah direndam dalam air harus berwarna pucat tidak kuning,
hijau atau hitam dan berbau asam yang khas, sedangkan bila dibelah di
bagian dalam dari ruas tidak boleh terdapat rambut dalam yang baisanya
terdapat pada bambu yang belum direndam.
Bambu untuk pelupuh dan barang anyaman seperti bilih, gendak, dll harus
telah direndam dengan baik. Barang anyaman harus tahan lama dan terbuat
dari bambu dengan jenis terbaik dan garis tengah minimum 4 cm serta harus
terbuat dari bagian kulit dari bambu.
2.3.
Tanah
Tanah merupakan bahan bangunan yang berasal dari alam, yang terdiri dari air,
udara dan butir-butir tanah yang padat, dimana bagian yang berisi dengan air
dan udara disebut dengan rongga atau pori.
Tanah dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Pasir
Pasir merupakan tanah dengan butiran yang keras dan tajam, yang lolos pada
ukuran saringan 0,07 mm sampai dengan 4,76 mm.
b. Lanau
Lanau merupakan tanah dengan butiran kecil dari 0,07 mm, dan bersifat
mudah menyerap air. Sehingga apabila terendam air menjadi lumpur.
c. Tanah liat
Tanah liat merupakan tanah dengan butiran yang sangat halus, bersifat
plastik, yaitu mudah dibentuk, dan mempunyai daya lekat.
Berdasarkan atas tempat pengendapan dan asalnya, tanah liat (lempung)
dapat dibagi dalam beberapa jenis, sebagai berikut:
dicampur dengan bahan lain, misalnya dicampur dengan semen atau kapur,
campuran tersebut akan menjadi spesi atau bahan perekat.
b. Tanah dengan pengolahan
Bahan yang diolah adalah bahan tanah yang digunakan sebagai bahan
bangunan, yang memerlukan proses lanjutan dapat dibentuk sesuai dengan
kebutuhannya. Tanah jenis ini umumnya merupakan tanah liat, dimana
dalam keadaan aslinya dengan atau tanpa bahan tambahan perlu diproses.
Karena sifat muai susutnya yang besar, sehingga tidak dapat langsung
digunakan dalam keadaan aslinya.
Contoh dari bahan ini merupakan:
-
Bata merah
Bata merah adalah bahan bangunan yang digunakan sebagai bahan
dinding bangunan. Proses pembuatannya adalah proses sederhana yang
dikerjakan secara tradisional dari tanah liat yang dicampur dengan air,
kemudian dicetak menjadi bentuk yang diinginkan setelah dijemur di
panas matahari sampai kering. Setelah kering bata merah dibakar pada
suhu yang tinggi, sehingga menjadi keras. Tingkat kekerasan bata merah
ini tergantung dari proses pembakarannya.
Genteng
Genteng dalam bangunan digunakan sebagai penutup atap. Genteng
tanah merupakan tanah liat yang diproses seperti pembuatan bata merah,
sehingga menjadi bahan yang keras.
Keramik
Keramik merupakan tanah liat murni yang dicampur dengan kaolin,
silikat. Bahan-bahan tersebut diaduk dengan ditambahkan air menjadi
campuran. Selanjutnya campuran-campuran dicetak sesuai dengan
bentuk yang dikendaki. Setelah kering udara dibakar pada suhu yang
tinggi, sehingga menjadi produk setengah jadi. Kemudian dipoles,
hingga menjadi produk jadi. Dalam proses pembakaran, bahan campuran
tersebut akan bereaksi satu sama lain, sehingga menjadi bahan yang
keras, licin dan bersifat sebagai isolator. Pemanfaatan bahan keramik
antara lain: ubin, pelapis dinding, genteng, isolator dan lain-lain.
2.4.
Karet Alam
2.5.
Pasir
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA