KEPERAWATAN ANAK
LAPORAN BERMAIN ANAK USIA TODLER
DI SUSUN OLEH
CICCI CHAIRUNISA MASUM PO.71.4.201.14.1.007
NURWAHYUNI ARIF
PO.71.4.201.14.1.035
Terapi bermain dilaksanakan pada saat anak setelah mendapatkan terapi, bukan pada
jam istirahat dan bukan pada saat kunjungan dokter jika anak dirawat di rumah sakit.
Tempat terapi bermain dilaksanakan di rumah.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN BERMAIN
Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang tua yang berpendapat bahwa
anak yang terlalu banyak bermain akan membuat anak menjadi malas bekerja dan bodoh.
Anggapan ini kurang bijaksana, karena beberapa ahli psikolog mengatakan bahwa permainan
sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak.
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang secara sukarela untuk
memperoleh kesenangan atau kepuasan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir (Suhendi,
2001). Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau
mempraktekkan ketrampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif,
mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa (Aziz A, 2005). Jadi
kesimpulannya bermain adalah cara untuk memperoleh kesenangan agar anak dapat kreatif
dan mengekspresikan pikiran, tanpa mempertimbangkan hasil akhir.
B. KATEGORI BERMAIN
Bermain Aktif: Anak banyak menggunakan energy inisiatif dari anak sendiri.
Contoh: bermain sepak bola.
Bermain Pasif: Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu melakkan aktivitas
(hanya melihat)
Contoh: Memberikan support.
C. CIRI-CIRI BERMAIN
1. Selalu bermain dengan sesuatu atau benda
2. Selalu ada timbal balik interaksi
3. Selalu dinamis
4. Ada aturan tertentu
5. Menuntut ruangan tertentu
D. KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT ISI
1. Social affective play
Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh lingkungan dalam
bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara memanjakan anak tertawa senang,
dengan bermain anak diharapkan dapat bersosialisasi dengan lingkungan.
2. Sense of pleasure play
Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di sekitarnya, dengan
bermain anak dapat merangsang perabaan alat, misalnya bermain air atau pasir.
3. Skill play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan tertentu dan anak
akan melakukan secara berulang-ulang misalnya mengendarai sepeda.
4. Dramatika play role play
Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah atau ibu.
E. KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT KARAKTERISTIK SOSIAL
1. Solitary play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa orang lain yang
bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita Toddler.
2. Paralel play
Permaianan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-masing mempunyai
mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya tidak ada interaksi dan tidak
saling tergantung, biasanya dilakukan oleh anak pre school. Contoh : bermain balo
3. Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktivitas yang sama tetapi
belum terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian tugas, anak bermain
sesukanya.
4. Kooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang terorganisasi dan terencana
dan ada aturan tertentu. Biasanya dilakukan oleh anak usia sekolah Adolesen.
F. FUNGSI BERMAIN
Anak dapat melangsungkan perkembangannya
1. PERKEMBANGAN SENSORIK MOTORIK
Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu, misalnya meraih
pensil.
2. PERKEMBANGAN KOGNITIF
Membantu mengenal benda sekitar (warna, bentuk kegunaan).
3. KREATIFITAS
Mengembangkan kreatifitas menoba ide baru misalnya menyusun balok.
4. PERKEMBANGAN SOSIAL
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari belajar
dalam kelompok.
5. KESADARAN DIRI (SELF AWARENESS)
Bermain belajar memahami kemampuan diri, kelemahan, dan tingkah laku terhadap
orang lain.
6. PERKEMBANGAN MORAL
Interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan teman, menyesuaikan
dengan aturan kelompok. Contoh : dapat menerapkan kejujuran
7. TERAPI
Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak enak,
misalnya : marah, takut, benci.
8. KOMUNIKASI
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat mengatakan
secara verbal, misalnya : melukis, menggambar, bermain peran.
G. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN
1. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi / keterbatasan
2.
3.
4.
5.
6.
2)
3)
4)
Perhatiannya singkat
5)
6)
7)
8)
Tujuannya adalah ;
membedakan warna).
Melatih kerjasama mata dan tangan.
Melatih daya imajinansi.
Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda.
Solitary play, pada permainan ini anak tampak berada dalam kelompok permainan
tetapi anak bermain sendiri dengan alat permainan yang dimilikinya, dan alat
Parallel play, pada permainan ini anak dapat menggunakan alat permainan yang
sama, tetapi antara satu anak dengan anak yang lain tidak terjadi kontak satu sama
lain sehingga antara anak yang satu dengan anak yang lain tidak ada sosialisasi
satu sama lain. Biasanya permainan ini dilakukan oleh anak usia toddler
2.
3.
B.
PRINSIP
1.
2.
3.
4.
Melibatkan keluarga/orangtua
C.
1.
2.
D.
1.
Alat bermain
2.
Tempat bermain
E.
1.
Faktor pendukung
Faktor penghambat
Definisi
Mewarnai adalah proses memberi warna pada suatu media. Mewarnai gambar diartikan
sebagai proses memberi warna pada media yang sudah bergambar. Mewarnai gambar
merupakan terapi permainan yang kreatif untuk mengurangi stress dan kecemasan serta
meningkatkan komunikasi pada anak.
b.
Manfaat
1)
Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat terapeutik
(sebagai permainan penyembuh/therapeutic play).
2)
Dengan bereksplorasi menggunakan gambar, anak dapat membentuk,
mengembangkan imajinasi dan bereksplorasi dengan ketrampilan motorik halus.
3)
Mewarnai gambar juga aman untuk anak usia toddler, karena menggunakan media
kertas gambar dan crayon.
4)
Anak dapat mengeskpresikan perasaannya atau memberikan pada anak suatu cara
untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan kata.
5)
Sebagai terapi kognitif, pada anak menghadapi kecemasan karena proses
hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan stress, kognitifnya tidak akurat dan
negative.
6)
Bermain mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk meningkatkan
ekspresi emosinal anak, termasuk pelepasan yang aman dari rasa marah dan benci.
7)
Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan metode
penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama dirawat di rumah sakit.
BAB III
KEGIATAN BERMAIN
TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR
Judul
Nama
Umur
: 3 tahun
Diagnosa Medis
:-
Tanggal pelaksanaan
: 01 November 2015
Waktu
Tempat
: Di rumah klien
Pembimbing
: Cicci Chairunisa M
Observer
: Nurwahyuni Arif
Tingkat Perkembangan
1. Motorik Kasar
a. Menurut Teori
1) Melompat melewati tali
2) Berlari tanpa kesulitan
3) Bermain lompat tali dengan cukup baik
4) Mainan tangkap
b. Menurut kondisi klien
Klien terbaring ditempat tidur, agak rewel dan terlihat bosan
2. Motorik Halus
a. Menurut Teori
1)
2)
3)
4)
Tujuan Bermain:
1. Mengetahui perkembangan motorik halus anak
2. Mengembangkan kreatifitas anak
3. Mengurangi kebosanan akibat hospitalisasi
Pelaksanaan
No.
Waktu
5 menit
20 menit
3.
4.
10 menit
5 menit
Kegiatan
Pembukaan :
1. Membuka kegiatan dengan
mengucapkan salam.
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan dari terapi
bermain
4. Kontrak waktu anak dan orang tua
Pelaksanaan :
1. Menjelaskan tata cara pelaksanaan
terapi bermain mewarnaikepada anak
2. Memberikan kesempatan kepada
anak untuk bertanya jika belum jelas
3. Membagikan kertas bergambar dan
crayon
4. Fasilitator mendampingi anak dan
memberikan motivasi kepada anak
5. Menanyakan kepada anak apakah
telah selesaimewarnai gambar
6. Memberitahu anak bahwa waktu
yang diberikan telah selesai
7. Memberikan pujian terhadap anak
yang mampu mewarnai
gambar sampai selesai
Evaluasi :
1. Memotivasi anak untuk
menyebutkan apa yang diwarnai
2. Mengumumkan anak dapat
mewarnai dengan contoh
3. Membagikan reward kepada anak
Terminasi:
1. Memberikan motivasi dan pujian
kepada anak yang telah mengikuti
program terapi bermain
2. Mengucapkan terima kasih kepada
anak dan orang tua
Peserta
Menjawab salam
Mendengarkan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Bertanya
Antusias saat
menerima peralatan
Memulai untuk
mewarnai gambar
Menjawab
pertanyaan
Mendengarkan
Memperhatikan
Menceritakan
Gembira
Gembira
Memperhatikan
Gembira
Mendengarkan
Menjawab salam
PERKIRAAN HAMBATAN :
1.
Jadwal terapi bermain yang kurang sesuai (lebih lambat dari yang di jadwalkan)
2.
ANTISIPASI HAMBATAN/MASALAH
1.
2.
Melakukan kerjasama dengan orang tua untuk mendampingi anak selama program
terapi.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bermain adalah cara untuk memperoleh kesenangan tanpa mempertimbangkan
hasil akhir.
Tujuan bermain untuk melatih keterampilan kognitif dan afektif, anak bebas
mengekpresikan perasaannya, orang tua dapat mengetahui stuasi hati anak,
memahami kemampuan diri, kelemahan dan tingkah laku terhadap orang lain,
merupakan alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat mengatakan secara
verbal.
B. Saran
Saran kepada orang tua dan pelayanan kesehatan diharapkan orang tua lebih
selektif dan memahami fungsi dari alat permainan yang akan diberikan kepada anak .
dapat menyesuaikan kepada umur anak sehingga dapat merangsang tumbuh kembang
secara optimal .