Anda di halaman 1dari 12

Tugas

KEPERAWATAN ANAK
LAPORAN BERMAIN ANAK USIA TODLER

DI SUSUN OLEH
CICCI CHAIRUNISA MASUM PO.71.4.201.14.1.007
NURWAHYUNI ARIF

PO.71.4.201.14.1.035

PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
2015

LAPORAN BERMAIN ANAK


BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak secara
optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap
dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat dirawat di rumah
sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti
marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi
yang dialami anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit.
Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang
dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya
pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan.
Tujuan bermain di rumah sakit pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase
pertumbuhan dan perkembangan secara optimal, mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat
beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan
kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga
terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2009).
Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2003 didapatkan jumlah anak usia toddler
(1-3 tahun) di Indonesia adalah 13,50 juta anak. Anak-anak pada usia toddler dapat
memainkan sesuatu dengan tangannya serta senang bermain dengan warna, oleh karena itu
bermain dengan mewarnai gambar menjadi alernatif untuk mengembangkan kreatifias anak
dan dapat menurunkan tingkat kecemasan pada anak selama dirawat. Mewarnai gambar dapat
menjadi salah satu media bagi perawat untuk mampu mengenali tingkat perkembangan anak.
Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama anak bermain dengan
sesuatu yang menggunakan alat mewarnai seperti crayon atau pensil warna akan membantu
anak untuk menggunakan tangannya secara aktif sehingga merangsang motorik halusnya.
Oleh karena sangat pentingnya kegiatan bermain terhadap tumbuh kembang anak dan untuk
mengurangi kecemasan akibat hospitalisai, maka akan dilaksanakan terapi bermain pada anak
usia toddler dengan cara mewarnai gambar
B. TUJUAN
TUJUAN UMUM
Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak
TUJUAN KHUSUS
1. Anak dapat lebih mengenali warna
2. Menurunkan tingkat kecemasan pada anak
3. Mengembangkan imajinasi pada anak
C. Sasaran
Anak usia todler (1-3 tahun)
D. Waktu dan tempat

Terapi bermain dilaksanakan pada saat anak setelah mendapatkan terapi, bukan pada
jam istirahat dan bukan pada saat kunjungan dokter jika anak dirawat di rumah sakit.
Tempat terapi bermain dilaksanakan di rumah.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN BERMAIN
Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang tua yang berpendapat bahwa
anak yang terlalu banyak bermain akan membuat anak menjadi malas bekerja dan bodoh.
Anggapan ini kurang bijaksana, karena beberapa ahli psikolog mengatakan bahwa permainan
sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak.
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang secara sukarela untuk
memperoleh kesenangan atau kepuasan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir (Suhendi,
2001). Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau
mempraktekkan ketrampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif,
mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa (Aziz A, 2005). Jadi
kesimpulannya bermain adalah cara untuk memperoleh kesenangan agar anak dapat kreatif
dan mengekspresikan pikiran, tanpa mempertimbangkan hasil akhir.
B. KATEGORI BERMAIN
Bermain Aktif: Anak banyak menggunakan energy inisiatif dari anak sendiri.
Contoh: bermain sepak bola.
Bermain Pasif: Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu melakkan aktivitas
(hanya melihat)
Contoh: Memberikan support.
C. CIRI-CIRI BERMAIN
1. Selalu bermain dengan sesuatu atau benda
2. Selalu ada timbal balik interaksi
3. Selalu dinamis
4. Ada aturan tertentu
5. Menuntut ruangan tertentu
D. KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT ISI
1. Social affective play
Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh lingkungan dalam
bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara memanjakan anak tertawa senang,
dengan bermain anak diharapkan dapat bersosialisasi dengan lingkungan.
2. Sense of pleasure play
Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di sekitarnya, dengan
bermain anak dapat merangsang perabaan alat, misalnya bermain air atau pasir.
3. Skill play

Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan tertentu dan anak
akan melakukan secara berulang-ulang misalnya mengendarai sepeda.
4. Dramatika play role play
Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah atau ibu.
E. KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT KARAKTERISTIK SOSIAL
1. Solitary play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa orang lain yang
bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita Toddler.
2. Paralel play
Permaianan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-masing mempunyai
mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya tidak ada interaksi dan tidak
saling tergantung, biasanya dilakukan oleh anak pre school. Contoh : bermain balo
3. Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktivitas yang sama tetapi
belum terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian tugas, anak bermain
sesukanya.
4. Kooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang terorganisasi dan terencana
dan ada aturan tertentu. Biasanya dilakukan oleh anak usia sekolah Adolesen.
F. FUNGSI BERMAIN
Anak dapat melangsungkan perkembangannya
1. PERKEMBANGAN SENSORIK MOTORIK
Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu, misalnya meraih
pensil.
2. PERKEMBANGAN KOGNITIF
Membantu mengenal benda sekitar (warna, bentuk kegunaan).
3. KREATIFITAS
Mengembangkan kreatifitas menoba ide baru misalnya menyusun balok.
4. PERKEMBANGAN SOSIAL
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari belajar
dalam kelompok.
5. KESADARAN DIRI (SELF AWARENESS)
Bermain belajar memahami kemampuan diri, kelemahan, dan tingkah laku terhadap
orang lain.
6. PERKEMBANGAN MORAL
Interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan teman, menyesuaikan
dengan aturan kelompok. Contoh : dapat menerapkan kejujuran
7. TERAPI
Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak enak,
misalnya : marah, takut, benci.
8. KOMUNIKASI
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat mengatakan
secara verbal, misalnya : melukis, menggambar, bermain peran.
G. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN
1. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi / keterbatasan

2.
3.
4.
5.
6.

Status kesehatan, anak sakit perkembangan psikomotor kognitif terganggu


Jenis kelamin
Lingkungan: lokasi, negara, kultur
Alat permainan: senang dapat menggunakan
Intelegensia dan status sosial ekonomi

H. Konsep Dasar Todler


Usia todler (1 3 tahun)
Anak usia toddler kegiatan belajar menunjukkan karakteristik yang khas yaitu
banyak bergerak, tidak bisa diam, dan mulai mengembangkan otonomi dan
kemampuannya untuk dapat mandiri diantaranya yaitu :
1)

Mulai berjalan, memanjat, lari

2)

Dapat memainkan sesuatu dengan tangannya

3)

Senang melempar, mendorong, mengambil sesuatu

4)

Perhatiannya singkat

5)

Mulai mengerti memiliki ini milikku

6)

Karakteristik bermain paralel play

7)

Todler selalu bertengkar memeperebutkan mainan

8)

Senang musik atau irama

Tujuannya adalah ;

Menyalurkan emosi atau perasaan anak.


Mengembangkan keterampilan berbahasa.
Melatih motorik halus dan kasar.
Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal dan

membedakan warna).
Melatih kerjasama mata dan tangan.
Melatih daya imajinansi.
Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda.

Mainan untuk toddler


Jenis permainan yang tepat dipilih untuk anak usia toddler adalah solitary play dan
parallel play.

Solitary play, pada permainan ini anak tampak berada dalam kelompok permainan
tetapi anak bermain sendiri dengan alat permainan yang dimilikinya, dan alat

permainan tersebut berbeda dengan alat permainan yang digunakan temannya,


tidak ada kerja sama, atau komunikasi dengan teman sepermainan.

Parallel play, pada permainan ini anak dapat menggunakan alat permainan yang
sama, tetapi antara satu anak dengan anak yang lain tidak terjadi kontak satu sama
lain sehingga antara anak yang satu dengan anak yang lain tidak ada sosialisasi
satu sama lain. Biasanya permainan ini dilakukan oleh anak usia toddler

Mainan yang dapat ditarik dan didorong


Mobil mobilan
Alat masak
Lilin yang dapat dibentuk
Boneka, telephone, gambar dalam buku, bola, drum yang dapat dipukul,
krayon, kertas
Pasel (puzzel) sederhana/kubus

Bermain di Rumah Sakit


A. TUJUAN
1.

Melanjutkan tugas kembang selama perawatan

2.

Mengembangkan kreativitas melalui pengalaman permainan yang tepat

3.

Beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit atau dirawat

B.

PRINSIP

1.

Tidak banyak energi, singkat dan sederhana

2.

Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang

3.

Kelompok umur sama

4.

Melibatkan keluarga/orangtua

C.

UPAYA PERAWATAN DALAM PELAKSANAAN BERMAIN

1.

Lakukan saat tindakan keperawatan

2.

Sengaja mencari kesempatan khusus

D.

BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

1.

Alat bermain

2.

Tempat bermain

E.

PELAKSANAAN BERMAIN DI RS DIPENGARUHI OLEH

1.

Faktor pendukung

Pengetahuan perawat, fasilitas kebijakan RS, kerjasama Tim dan keluarga


2.

Faktor penghambat

Tidak semua RS mempunyai fasilitas bermain


I. BERMAIN MEWARNAI GAMBAR
a.

Definisi

Mewarnai adalah proses memberi warna pada suatu media. Mewarnai gambar diartikan
sebagai proses memberi warna pada media yang sudah bergambar. Mewarnai gambar
merupakan terapi permainan yang kreatif untuk mengurangi stress dan kecemasan serta
meningkatkan komunikasi pada anak.
b.

Manfaat

1)
Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat terapeutik
(sebagai permainan penyembuh/therapeutic play).
2)
Dengan bereksplorasi menggunakan gambar, anak dapat membentuk,
mengembangkan imajinasi dan bereksplorasi dengan ketrampilan motorik halus.
3)
Mewarnai gambar juga aman untuk anak usia toddler, karena menggunakan media
kertas gambar dan crayon.
4)
Anak dapat mengeskpresikan perasaannya atau memberikan pada anak suatu cara
untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan kata.
5)
Sebagai terapi kognitif, pada anak menghadapi kecemasan karena proses
hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan stress, kognitifnya tidak akurat dan
negative.
6)
Bermain mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk meningkatkan
ekspresi emosinal anak, termasuk pelepasan yang aman dari rasa marah dan benci.
7)
Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan metode
penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama dirawat di rumah sakit.
BAB III
KEGIATAN BERMAIN
TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR

Judul

: Terapi bermain mewarnai gambar

Nama

: Sri wahyuni afrinisa

Umur

: 3 tahun

Diagnosa Medis

:-

Tanggal pelaksanaan

: 01 November 2015

Waktu

: 10.00 10.40 WITA

Tempat

: Di rumah klien

Pembimbing

: Cicci Chairunisa M

Observer

: Nurwahyuni Arif

Tingkat Perkembangan

1. Motorik Kasar
a. Menurut Teori
1) Melompat melewati tali
2) Berlari tanpa kesulitan
3) Bermain lompat tali dengan cukup baik
4) Mainan tangkap
b. Menurut kondisi klien
Klien terbaring ditempat tidur, agak rewel dan terlihat bosan
2. Motorik Halus
a. Menurut Teori
1)
2)
3)
4)

Memukul kepala paku dengan palu


Mengikat tali sepatu
Dapat menulis beberapa huruf alfabet
Dapat menulis nama
b. Kondisi Klien

Klien bisa menulis jika ada contoh dberikan oleh pemeriksa


- Klien juga bisa mengenal gambar dan mengatakan ia suka menggambar di rumah
3. Bahasa
a. Menurut Teori
1)
2)
3)
4)
5)

Perbendaharaan kata sebanyak 2100 kata


Memakai kalimat lima kata
Memakai kata depan dan kata penghubung
Memakai kalimat lemgkap
Memgerti pertanyaan yang berkaitan dengan waktu, jumlah

6) Tetap membuat kesalahan suara


7) Belajar untuk berpartisipasi dalam percakapan social
b. Kondisi Klien
Klien menggunakan bahasa sebagai media pertukaran verbal
Klien berkata lebih banyak menggunakan kalimat kalimat pendek
Klien mampu mengucapkan kata- kata penghubung seperti dan, jika, dll
Klien mengerti pertanyaan yang berkaitan dengan jumlah mis : menghitung jumlah
jari tangan
4. Personal Sosial
a. Menurut Teori
1) Perkembangan hati nurani ; peningkatan kesadaran akan diri dan kemampuan
berfungsi dalam dunia.
2) Krisis perkembangan ; memperagakan peran seks yang sesuai, mempelajari benar
dan salah.
3) Keterampilan koping umum :
Keterampilan pemecahan masalah awal
Penolakan, penyangkalan
Somatisasi
Regresi
Proyeksi
fantasi
4) Bermain ; anak memiliki kehidupan fantasi aktif, menunjukkan eksperimentasi
dengan keterampilanbaru dan permainan, peningkatan aktivitas bermain, yaitu anak
dapat mengendalikan dan menggunakan dirinya sendiri.
b. Kondisi Klien
-

Klien mengatakan ingin menjadi dokter


Klien menangis jika ditinggal oleh orang tuanya
Jenis Permainan
: Mewarnai gambar
Alat yang digunakan : Buku gambar dan pensil warna
Aturan main

1. Anak diberikan buku mewarnai dan pinsil warna


2. Anak diperkenalkan dan ditanya gambar gambar apa saja yang ada dalam buku
gambar
3. Anak diminta menyebutkan dan mengenali bagian bagian buah
4. Anak diminta mewarnai gambar dalam buku tersebut dengan menggunakan pinsil
warna
5. Anak harus menyelesaikan tindakan mewarnai dengan lengkap mulai dari buah, daun
dan piring tempat buah.

Tujuan Bermain:
1. Mengetahui perkembangan motorik halus anak
2. Mengembangkan kreatifitas anak
3. Mengurangi kebosanan akibat hospitalisasi
Pelaksanaan
No.

Waktu
5 menit

20 menit

3.

4.

10 menit

5 menit

Kegiatan
Pembukaan :
1. Membuka kegiatan dengan
mengucapkan salam.
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan dari terapi
bermain
4. Kontrak waktu anak dan orang tua
Pelaksanaan :
1. Menjelaskan tata cara pelaksanaan
terapi bermain mewarnaikepada anak
2. Memberikan kesempatan kepada
anak untuk bertanya jika belum jelas
3. Membagikan kertas bergambar dan
crayon
4. Fasilitator mendampingi anak dan
memberikan motivasi kepada anak
5. Menanyakan kepada anak apakah
telah selesaimewarnai gambar
6. Memberitahu anak bahwa waktu
yang diberikan telah selesai
7. Memberikan pujian terhadap anak
yang mampu mewarnai
gambar sampai selesai
Evaluasi :
1. Memotivasi anak untuk
menyebutkan apa yang diwarnai
2. Mengumumkan anak dapat
mewarnai dengan contoh
3. Membagikan reward kepada anak
Terminasi:
1. Memberikan motivasi dan pujian
kepada anak yang telah mengikuti
program terapi bermain
2. Mengucapkan terima kasih kepada
anak dan orang tua

Peserta

Menjawab salam
Mendengarkan
Memperhatikan
Memperhatikan

Memperhatikan
Bertanya
Antusias saat
menerima peralatan
Memulai untuk
mewarnai gambar
Menjawab
pertanyaan
Mendengarkan
Memperhatikan

Menceritakan
Gembira
Gembira
Memperhatikan
Gembira
Mendengarkan
Menjawab salam

3. Mengucapkan salam penutup


Model Permainan :
Evaluasi

1. Klien dapat mengenali gambar-gambar yang ada dalam


buku gambar, seperi gambar mangga, pisang,
semangkan, dan anggur
2. Klien dapat mengenali bagian bagian dari buah,
seperti daun, buah, dan batangnya
3. Klien dapat mewarnai gambar dalam buku tersebut, yaitu
gambar mangga dengan buah (warna = hijau muda),
daun (warna = hijau tua), dan piring tempat buah ( warna
= orange)
4. Klien dapat mengenali 10 macam warna pada pinsil
warna
Hambatan : tidak ada

PERKIRAAN HAMBATAN :
1.

Jadwal terapi bermain yang kurang sesuai (lebih lambat dari yang di jadwalkan)

2.

Anak rewel atau ingin keluar dari terapi bermain

ANTISIPASI HAMBATAN/MASALAH
1.

Jadwal terapi bermain disesuaikan (tidak pada waktu terapi)

2.
Melakukan kerjasama dengan orang tua untuk mendampingi anak selama program
terapi.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bermain adalah cara untuk memperoleh kesenangan tanpa mempertimbangkan
hasil akhir.
Tujuan bermain untuk melatih keterampilan kognitif dan afektif, anak bebas
mengekpresikan perasaannya, orang tua dapat mengetahui stuasi hati anak,
memahami kemampuan diri, kelemahan dan tingkah laku terhadap orang lain,
merupakan alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat mengatakan secara
verbal.
B. Saran
Saran kepada orang tua dan pelayanan kesehatan diharapkan orang tua lebih
selektif dan memahami fungsi dari alat permainan yang akan diberikan kepada anak .
dapat menyesuaikan kepada umur anak sehingga dapat merangsang tumbuh kembang
secara optimal .

Anda mungkin juga menyukai