Anda di halaman 1dari 19

\RANGKUMAN IMUNOLOGI

INTRODUCTION
Hubungan echologi antar organism
-

Host

Mutualisme
Hubungan yang sama-sama menguntungkan antar organisme
Commensalisme
Hubungan yang menguntungkan salah satu pihak tapi tidak merugikan yang
lain
Opportunism
Hubungan yang menguntungkan salah satu pihak dimana organism masuk
disaat keadaan tubuh buruk
Parasitisme
Hubungan diamana salah satu pihak diuntungkan sedang yang lain dirugikan
flora normal

Temporer
Flora normal yang bersifat sementara apabila tidak cocok dengan host maka
akan segera keluar
- Resident
Flora normal yang bersifat menetap
Pathogen
Organism yang menyebabkan penyakit, prosesnya dalam jangka waktu yang
lama baru terlihat
Virulent
Organism yang menyebabkan penyakit dalam jangka waktu yang cepat (ganas)

Faktor microbial/ microbial factor


adherence - adhesi
Invasi ke sel inang - enzim
Toksin
endotoksin, eksotoksin.
Anti-fagosit: kapsul.
Intraseluler.
perubahan antigen
-

Organism yang akan menimbulkan penyakit akan melekat dengan


kemampuan adherence
Apabila telah melekat organism akan memperbanyak diri dan berkoloni,
setelah berkoloni, koloni akan masuk ke dalam siklus krebs
Hidup di dalam sel sehingga sulit dijangkau oleh obat-obatan, sel yang
diinfeksi akan dijadikan kendaraan untuk menyebarkan penyakit
Merubah antigen agar tidak dikenali oleh antibody.

Struktur bakteri

Receptor
Permukaan sel inang
Ligand

adhesin

Permukaan pathogen sel: fili, fimbre, dinding sel dll.


Adherence steps:
-

docking - reversibel.
penahan - non reversibel.

Bakteri menempel pada sel

invasi
microbial enzim
extracellular (ECM)

merusak matrik
merusak sel

menyebar

Enterotoxin, neurotoxin, cytotoxin referred to target act the toxin


Exotoxin protein (2 components):

subunit A enzymatic activity the toxin (active site),

subunit B mengikat aktivitas (bagian pengikat), sebagai pembawa

Produksi Toksin sering dikaitkan dengan keadaan lisogenik (kode oleh


bakteriofag) atau plasmid.
Superantigent, mampu menginduksi aktivasi sistem kekebalan tubuh secara
besar-besaran (toksin dihasilkan oleh pirogenik cocci).
Infeksi terdiri atas:

Local

Systemic

Focal

Primary

Secondary

Bacteremia

Septicemia

toxemia

viremia

fungemia, etc.

Stadium infeksi

masa inkubasi
prodomal (gejala tidak spesifik)
manifestasi klinik-spesifik
pemulihan atau kematian.

Di dalam komunitas
-

epidemic
kejadian tersebarnya penyakit secara cepat pada banyak orang di daerah
yang luas.
Endemic
Penyakit yang umum terjadi pada laju konstan namun cukup tinggi pada
suatu populasi tertentu.
Pandemic
Wabah global dimana terjangkitnya penyakit tersebut menular pada banyak
orang dalam daerah geografi yang luas dengan syarat:
Timbulnya penyakit tersebut merupakan hal yang baru
Agen penyebab infeksi penyakit menginfeksi manusia dan menyebabkan
penyakit serius
Agen penyebab penyakit menyebar dengan mudah
Sporadic
Keadaan penyebaran suatu penyakit di suatu daerah yang tidak merata.

Cara penularan:
Langsung:
-

Melalui hubungan sexual, kontak langsung dengan luka pasien

Tidak langsung:
-

Disebabkan vector mekanik atau biologi


Melalui kontaminasi pada air, udara, makanan dll

Host factor
Mekanisme pertahanan host
Respon imun menyeimbangkan proses di luar dan di dalam tubuh
Respon kolektif dan koordinatif terhadap benda asing yang masuk ke dalam tubuh

Antigen

Antibody (immunoglobulin)

Sel komponen imun:

Neutrophile

Basophile
Eosinophile
Monocyte
Macrophages
Lymphocytes : B & T cells

Phagocytosis

ANTIGEN DAN ANTIBODI


ANTIGEN
Substansi ASING yang dapat merangsang komponen respon imun .
Contoh: bakteri, virus, fungi, parasit dll
Dapat masuk melalui oral, inhalasi, injeksi dll
Syarat antigen

Keasingan

Sifat fisik (ukuran molekul)

Kompleksitas struktur

Muatan

Kemampuan masuk

Epitop atau Antigen Determinat : area yang dikenal oleh antibodi / Satu sisi
atau bagian dari antigen yang mempunyai sifat spesifik dan dapat berikatan
dengan bagian spesifik dari antibodi
Paratope atau Antigen Binding Site : area pada antibodi yang mengenal sisi
antigen

Hapten Suatu substansia yang hanya mempunyai satu determinan antigenik


namun tidak mampu merangsang respon imunitas bila tidak digabung dengan
protein karier.
JENIS ANTIGEN BERDASAR EPITOP
1.

UNIDETERMINAN:

- UNIVALEN

- MULTIVALEN
2.

MULTIDETERMINAN:

- UNIVALEN
- MULTIVALEN

BAHAN KIMIA ANTIGEN


1. POLISAKARIDA
-

BERSIFAT IMUNOGENIK

BAGIAN PERMUKAAN SEL MIKROORGANISME

RESPON IMUN: PEMBENTUKAN ANTIBODI

2. LIPID
-

NON-IMUNOGENIK

HAPTEN IMUNOGENIK BILA BERIKATAN DG CARRIER PROTEIN

3. ASAM NUKLEAT
-

NON-IMUNOGENIK

IMUNOGENIK BILA BERIKATAN DG CARRIER PROTEIN

4. PROTEIN
-

IMUNOGENIK

UMUMNYA MULTIDETERMINAN DAN UNIVALEN -

TOKSIN MIKROBA,ENZIM

KLASIFIKASI ANTIGEN

ANRIBODI

Molekul yang berikatan spesifik dengan antigen yang dihasilkan oleh sel
plasma berupa protein terlarut ke dalam darah atau cairan limfe , disebut
juga immunoglobulin

STRUKTUR ANTIBODI
4 rantai peptida
2 rantai panjang identik heavy chains (BM tinggi = 25.000)

Kappa dan lambda

2 rantai pendek identik ligaht chains (BM rendah=50.000)


5 tipe heavy chain

Gamma IgG

Mu IgM

Epsilon IgE

Delta IgD.

Alpha IgA

Dihubungkan oleh ikatan disulfida ikatan kovalen antara atom sulfur dalam
asam amino huruf Y arm, stem, hinge region.

Stem = Fc region (fragmen yang bisa dikristalisasi) dibentuk oleh 2 bagian


bawah heavy chain
Arm Fab (fragment, antigen binding) dibentuk oleh light chain dan
bagian ujung amino dari heavy chain.
Variable region ikatan dengan antigen
Berbeda untuk masing-masing antigen

IgG
Dominan dalam respon sekunder
Penting sebagai pertahanan thdap bakteri dan virus

IgM
Dihubungkan ikatan disulfida melingkar dan polipeptida pending joining
chain
Berperan pada fase awal respon imun
Terdapat pada permukaan sel B
Lebih efisien dalam aktivasi komplemen, netralisasi dan aglutinasi dibanding
IgG
Dapat dibentuk fetus

IgA
Terdapat pada sekret air susu, saliva, air mata, sekret traktus
digestivus, intestinal dan genital
Melindungi mukosa dari serangan bakteri dan virus
RESPON IMUN

IgE
Berikatan dengan reseptor di sel mast dan basofil pencetusan pelepasan
cepat dari histamin inflamasi
Ex : alergi dan infeksi parasit

INNATE AND ADAPTIVE

Sistem imun : semua mekanisme yg digunakan tubuh untuk


mempertahankan keutuhan tubuh sebagai perlindungan terhadap bahaya yg
dapat ditimbulkan berbagai bahan dlm lingkungan hidup.
Imunitas : adalah merupakan jawaban reaksi tubuh terhadap bahan asing
secara molekuler maupun seluler.
SISTEM PERTAHANAN TUBUH :

Penjelasan

1. PERTAHANAN FISIK / MEKANIK


- Kulit, Selaput lendir, Silia, Batuk & Bersin
- Kulit rusak akibat luka bakar
- Selaput lendir rusak krn asap rokok
- Tekanan oksigen paru bagian atas
2. PERTAHANAN BIOKIMIAWI
- pH asam keringat, sekresi sebaseus serta asam lemak yg dilepas kulit
bsifat asam denaturasi protein membran bakteri # infeksi.
- Lisozim di keringat, ludah, air mata, ASI perlindungan thd bakteri gram
(+ mrusak peptidoglikan dinding sel bakteri
- Enzim Lakto oksidase di ASI & Saliva mrusak dinding sel mikroba
kebocoran sitoplasma.
- Antibodi & Komplemen di Saliva berfungsi sbg opsonisasi bakteri.
- Asam Neuraminik di ASI bersifat sbg antibakterial terhadap E. Coli &
Stafilokokus
- Asam Klorida di Lambung mciptakan suasana asam yg dpt mcegah
infeksi.
- Enzim Proteolitik, Antibodi & Empedu di usus halus menciptakan
suasana yg dpt mcegah infeksi.
- pH asam di Vagina mcegah infeksi M.O
- Spermin di Sperma mcegah infeksi M.O
- Laktoferin & Transferin di serum mikat Fe (besi) yg mrp metabolit
esensial utk pertumbuhan M.O spt Pseudomonas.
3. Pertahanan Humoral

4. Pertahanan selular
Contoh Sel fagosit ada sel mononuklear contoh monosit, makrofag dan
Polimorfonuklear contoh eusinofil (bertidak sebagai antiparasit), neutrofil
(bertindak sebagai antivirus), limfosit (bertindak sebagai antibakteri), basofil.
SISTEM IMUN SPESIFIK (Adaptive Immunity System)
Sistem pertahanan tubuh lapis kedua bila innate immunity tdk mampu
mengeliminasi agen penyakit.

Sel limfosit T menghasilkan sel T


Sel T adalah sel yang berperan dalam sistem imun spesifik selular
Sel T terdiri dari dari

1. set T sitotoksik berfungsi untuk membunuh virus atau antigen yang


mempunyai virulensi tinggi terutama untuk yang intraselular.
2. Sel T helper terbagi menjadi Sel T helper 1 berperan untuk mengaktifkan
makrofag yang bekerja membantu sistem imun spesifik ( berperan fagositosis
dan pembersih agen infesius yang telah mati) dan non spesifik ( berfungsi
fagositosis saja). Sel T helper 2 berfungsi Mengaktifkan sel B untuk
berdiferensiasi menjadi sel plasma (sel plasma menghasilkan
immunoglobulin) dan sel memory (berfungsi pengingat agen infesius yang
masuk).
3. Sel T regulator atau sel T suspensor berfungsi mengontrol kerja sel T helper
supaya tidak berlebihan. Apabila berlebihan akan terjadi autoimun.
Sel limfosit B mengahasilkan sel B

Sistem imun humoral spesifik


Berkembang jadi :

- Sel plasma yg memproduksi antibodi


Ig G, Ig M, Ig A, Ig D, Ig E
- Sel-sel B-memori :
Menyimpan informasi ttg Antigen
segera mengenali pd kontak ulang

LYMPOID SYSTEM

Organ limpoid primer


-

Tyhmusfungsianatomi : sel T maturasi (timocyt)

Bone marrow ( BM ), fungsianatomi :


a. Hematopoiesis
b. Selinduk differentiation.

Organ limpoidsekunder (peripheral):


- Lien,fungsianatomi
a. white pulps T cell
b. red pulps dendritic cell, B cell, macrophage, erythrocyte

c. the I.R was begun.


- kelenjargetahbeningperifer, fungsianatomi :
a. korteks sel B
b. para korteks sel T

c. perifer Ag filtrasi & I.R dimulai


SISTEMretikuloendotelial(RES), Terdiri dari:
-

Monositdalam darah perifer

Makrofagdalam hati, lien, kelenjar getah bening

Timus, BM.

seldendritik

Sel Langerhansdi kulit

Selgliadisistem saraf pusat(SSP)

Imunokompetent cell
- Neutrofil (sel PMN)

Opsonin molekul lapisan Ag mempermudahproses fagositosis: dengan antibodi


spesifik atau komplemen (C / c)
eosinofil
Penting dalam infeksi parasit & alergi.
Basophile & sel mast
Penting dalam infeksi parasit & alergi, degranulasi sel-sel pelepasan mediator
vasoaktif.
Monosit & makrofag
Sel fagosit profesional, memiliki multifungsi yaitu dalam RES sebagai APC
(antigen presenting sel), dalam pengolahan dan penyajian antigen oleh sel T;
memproduksi sitokin dan penting dalam selular IR.
sel Dendritik
Sebagai APC, lebih banyak terdapat pada lien &kelenjargetah bening yang
mengandung sel T.

SelLimposid( Berperandalam I.R spesifik )


Limfosit B (sel B)
di produksidalamsumsum tulang, pada unggas diproduksi di Bursa Fabricius.
berTransformasimenjadi sel plasma (plasmocyt).
10-15% dari limfosit, juga sebagai APC.
- T/Tsel limfosit
Fungsi: regulatorI.R.dan efektorsel. Darisumsum tulang ketimusuntuk pematangan
(maturasi).
70-80% darilimfosit, hidupdalamjangkawaktu yang panjang, resirkulasi,
menghasilkanbeberapa jenissitokin.

Pembagiandalamsu-populasiberdasarfungsinya :
1. Th (T helper) Cell:
Permukaan penanda: TCD4
Regulasi :
- Th1 selular I R
- Th2 humoral I R
2. Tc (T sitotoksik) = sel CTL:
Surface marker : TCD8, adalah efektor sitotoksik untuksel yang terinfeksi virus dan
mikrobaintraseluler
3. Ts (T supresor) sel:
Sebagai TCD8 juga, sebagai sel regulator
Sel&TcmengenaliAgspesifikhanyajikaAgmengikatprotein kodeolehMHCgen(major
histocompatibility complex) pada selpermukaan tubuh.
Sel NK(Sel Natural Killer):
- Tidak memilikipenandapermukaan sepertiselT&B
- Tindakan tertentuterhadapseltumornon&sel yang terinfeksioleh mikrobaintraseluler
- Bentuk: LGL(limfosit granularbesar)10-15% daridarah perifer.

MAJOR HISTOCOMPABILITY COMPLEX

MHC adalahMolekul permukaan sel yang dikodekan oleh sebagian besar keluarga gen di semua
veterbrata.

MHC berfungsi dalam kekebalan tubuh atau proses imunitas.

Gen-gen MHC mempunyai peran penting dalam respon-respon imun terhadap protein antigen.
Hal ini karena limfosit T dengan antigen spsifik tidak dapat mengenali antigen dalam bentuk
bebas atau terlarut, tetapi hanya mengenali antigen dalam bentuk peptida yang terikat secara
kovalen dengan molekul MHC. Dengan kata lain, MHC membantu memaparkan peptida-peptida
antigen kepada limfosit T.

Tipe MHC :

MHC class I

MHC class II

MHC class I

Molekul MHC kelas I mengkodekan antigen yang terdapat pada semua sel dan dikenali
dalam hubungannya dengan antigen, yaitu oleh sel sitotoksik.

MHC 1 bekerja di luar sel atau ekstraseluler.

Bagian yang paling besar dari rantai berat terdiri atas tiga domain yaitu 1, 2dan 3yang
menonjol ke permukaan sel.

Siklus MHC class I

makrophagememakan antigen
tersebut dalam proses
phagositosis,sehingga antigen
akan masuk ke dalam tubuh si
makrophage.Setelah berada di
dalam sel makrophage, antigen
akan di pecah atau di fragmenfragmen sehingga bagian yang
patogenik akan terpisah dengan
yang tidak terpisah. Yang
bertugas memfragmen adalah
enzim lisosom yang ada pada
tubuh makrophage.Setelah itu
MHC 1 akan berikatan pada
setiap fragmen,akan tetapi
hanya bagian yang patogeniklah
yang akan dipresentasikan
melalui media APC (Antigen
Presenting Cell).Presentasi itu
akan di respon oleh sel T
reseptor /CD 8 (CD Killer).

Antigen masuk ke dalam darah,


kemudian secara langsung

MHC class I
o

o
o
o

glikoprotein transmembran, yang terdiri dari rantai polipeptida dan dengan masingmasing berat molekul 34 kDa dan 28 kDa. Bagian ekstraseluler dari rantai dan
molekul MHC kelas II masing-masing terlipat membentuk sepasang globulair domain
yaitu 1dan 2atau 1dan 2.
MHC II merupakan MHC yang bertindak di Intraseluler
Struktur MHC class II

o
o
o
o
o
o

o
o

o
Siklus MHC class II
o

o
o
o
o
o
o
o
o
o
o

o
o
o

o
o
o
o

Anda mungkin juga menyukai