Anda di halaman 1dari 3

Komponen-komponen Spektrofotometer IR

Gambar 1. Skema proses analisis spektrofotometri IR


Spektrofotometer inframerah mempunyai sistem optik yang serupa dengan ultraviolet
atau sinar tampak. Perbedaan utama terletak pada sumber energi dan sel. Karena sinar inframerah
mempunyai energi yang lebih rendah dari sinar ultraviolet atau sinar tampak, maka tebal sel yang
dipakai pada spektrofotometer lebih tipis daripada untuk spektrofotometer lainnya (0,002 mm).
Komponen-komponen dalam instrumentasi spektrofotometer inframerah meliputi:
1. Sumber radiasi
Radiasi inframerah dihasilkan dari pemanasan suatu sumber radiasi dengan listrik
sampai suhu antara 1500 dan 2000 K. Sumber radiasi yang biasa digunakan adalah
Nernst Glower, Globar, dan kawat nikhrom.
Nernst Glower merupakan campuran oksida dari zirkom (Zr) dan Yitrium (Y)
yaitu berupa senyawa ZrO2 dan Y2O3 atau campuran oksida thorium (Th) dan Cerium
(Ce). Nernst Glower ini berupa silinder dilapisi platina untuk melewatkan arus listrik.
Nernst Glower mempunyai radiasi maksimum pada panjang gelombang 1,4 mm atau
bilangan gelombang 7100 cm-1.
Globar merupakan sebatang silicon karbida (SiC) dengan ukuran diameter sekitar
5 mm dan panjang 50 mm. Radiasi maksimum Globar pada panjang gelombang 1,8-2,0
mm atau pada bilangan gelombang 5500-5000 cm-1.
Kawat Nikhrom merupakan campuran nikel (Ni) dan khrom (Cr). Kawat
nikhrom berbentuk spiral dan mempunyai identitas radiasi yang lebih rendah dari Nernst
Glower dan Globar tetapi mempunyai umur yang lebih panjang.
2. Tempat sampel
Tempat sampel atau sel tergantung dari jenis sampel. Untuk sampel berbentuk
gas digunakan sel gas dengan lebar sel atau panjang berkas radiasi 40 mm. Hal ini

dimungkinkan untuk menaikkan sensitivitas karena adanya cermin yang dapat


memantulkan berkas radiasi berulang kali melalui sampel.
Tempat sampel untuk sampel yang berbentuk cairan umumnya mempunyai
panjang berkas radiasi kurang dari 1 mm biasanya dibuat lapisan tipis (film) di antara dua
keping senyawa yang transparan terhadap radiasi inframerah. Senyawa yang biasa
digunakan adalah natrium klorida (NaCl), kalsium fluoride (CaF2), dan kalsium iodide
(CaI2).
Wadah sampel untuk sampel padat mempunyai panjang berkas radiasi kurang
dari 1 mm. Pellet KBr dibuat dengan menggerus sampel dan Kristal KBr (0,1-2,0 %
massa) hingga merata, kemudian ditekan (sekitar 8 ton) sampai diperoleh pellet atau pil
tipis. Bentuk pasta dibuat dengan mencampur sampel dan setetes bahan pasta sehingga
merata kemudian dilapiskan antara dua keeping NaCl yang transparan terhadap radiasi
inframerah. Bahan pasta yang biasa digunakan adalah paraffin cair.
3. Monokromator
Pada pemilihan panjang gelombang inframerah dapat digunakan filter, prisma
atau grating. Berkas radiasi terbagi dua, sebagian melewati sampel dan sebagian
melewati reference. Setelah itu kedua berkas sinar tersebut bergabung kembali dan
kemudian dilewatkan ke dalam monokromator.
Filter biasa dgunakan untuk tujuan analisis kuantitatif, sebagai contoh dengan
panjang gelombang 9,0 mm untuk penentuan asetaldehida. Filter dengan panjang
gelombang 13,4 mm untuk penentuan 0-diklorobenzena, dan filter dengan panjang
gelombang 4,5 mm untuk penentuan dinitrogen oksida.
Prisma yang terbuat dari kuasa digunakan untuk daerah inframerah dekat (0,8-3,0
mm). Prisma yang paling umum digunakan adalah terbuat dari kristal natrium klorida
dengan daerah frekuensi 2000-670 cm-1.
Grating umumnya memberikan hasil yang lebih baik daripada prisma. Biasanya
grating dibuat dari gelas atau plastik yang dilapisi dengan aluminium.
4. Detektor
Setelah radiasi inframerah melewati monokromator, kemudian berkas radiasi ini
dipantulkan oleh cermin dan akhirnya ditangkap oleh detektor. Detektor pada
spektrometer inframerah merupakan alat yang bisa mengukur atau mendeteksi energi
radiasi akibat pengaruh panas. Pengukuran radiasi inframerah lebih sulit karena intensitas
radiasi rendah dan energi foton inframerah juga rendah. Akibatnya signal dari detektor

inframerah keecil sehingga dalam pengukurannya harus diperkuat. Terdapat dua macam
detektor yaitu thermocouple dan bolometer.
Detektor yang paling banyak digunakan dalam spektrofotometer inframerah
adalah thermocouple. Detektor thermocouple merupakan alat yang mempunyai
impedansi tinggi. Detektor thermocouple terdiri dari dua kawat halus yang terbuat dari
logam seperti platina (Pt) dan perak (Ag) atau antimony (Sb) dan bismuth (Bi). Energi
radiasi inframerah akan menyebabkan terjadinya pemanasan pada salah satu kawat dan
panasnya ini sebanding dengan perbedaan gaya gerak listrik yang dihasilkan dari kedua
kawat.
Bolometer merupakan semacam thermometer resistans yang terbuat dari kawat
platina atau nikel. Dalam hal ini akibat pemanasan akan terjadi perubahan tahanan pada
bolometer sehingga signal menjadi tidak seimbang. Signal yang tidak seimbang ini
kemudian diperkuat sehingga dapat dicatat atau direkam.
5. Rekorder
Signal yang dihasilkan dari detektor kemudian direkam sebagai spektrum
inframerah yang berbentuk puncak-puncak serapan. Spektrum inframerah ini
menunjukkan hubungan antara absorban dan frekuensi atau bilangan gelombang atau
panjang gelombang. Sebagai absis adalah frekuensi (cm-1) atau bilangan gelombang (cm1

) dan sebagai ordinat adalah transmitan (%) atau absorbansi.

Sumber
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Susila%20Kristianingrum,%20Dra.,
%20M.Si./Handout-INSTRUMEN-IR-Susi.pdf
Khopkar.1990.Konsep Dasar Kimia Analitik.Jakarta: Ui Press
http://www.ilmukimia.org/2013/07/daerah-serapan-inframerah-senyawa.html

Anda mungkin juga menyukai