LANDASAN TEORI
karena itu ion positif disebut kation. Suatu larutan elektrolit, molekulnya terurai
menjadi ion-ion. Air murni tergolong elektrolit lemah. Sebagian molekulnya
terurai menjadi ion H- dan OH+.
H 2 O------------- H+ + OHDari persamaan diatas, 1 ion H+ dan 1 ion OH- berasal dari penguraian 1
molekul H 2 O. Dengan demikian, konsentrasi ion H+ sama dengan konsentrasi ion
OH-. Larutan air seperti itu dinamakan dengan larutan Netral. Larutan yang
mengandung ion H+ berkonsentrasi lebih besar dari konsentrasi OH- dan disebut
larutan Asam, sedangkan larutan yang mengandung konsentrasi ion H+ lebih
kecil dari konsentrasi ion OH- disebut larutan Basa. Larutan asam dapat menerima
electron bebas, sedangkan basa dapat memberikan electron bebas.
Banyaknya larutan yang terurai menjadi ion dinamakan derajat ionisasi.
Besarnya berkisar antara 0 sampai 1. Suatu elektrolit yang derajat ionisasinya
besar, mendekati 1 disebut elektrolit kuat, sedangkan yang derajat ionisasinya
kecil mendekati 0 dinamakan elektrolit lemah. Ionisasi mempunyai tetapan
kesetimbangan (K). Misal untuk air, kesetimbangannya dapat dihitung dengan
rumus:
Karena konsentrasi H 2 O relatif besar, maka persamaan ini dapat ditulis menjadi:
K(H 2 O) = (H+) . (OH)
Basa kuat
Netral
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
Asam kuat
4% coustic soda
Amoniak 10%
Air laut
Air murni
susu
bir
4% asam asetat
Juice jeruk
1
0
5% asam sulfat
II.4. Asam
Asam (sering diwakili dengan rumus umum HA) secara umum merupakan
senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan
pH lebih kecil dari 7. Dalam defenisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat
memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat
menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan
suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam adalah
asam asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat (yang digunakan dalam
baterai atau aki mobil) Asam umumnya berasa masam, walaupun demikian
mencicipi rasa asam terutama asam pekat dapat berbahaya dan tidak dianjurakan.
Secara umum Asam memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
Rasa
Sentuhan
Kereaktifan
II.5. Basa
Definisi umum dari basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hydronium
ketika dilarutkan dalam air. Basa adalah lawan dari asam, yaitu ditujukan untuk
unsur/senyawa kimia yang memiliki pH lebih dari 7. Basa merupakan senyawa
yang jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion -OH.
Secara umum Basa memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
Rasa
Sentuhan
Kereaktifan
II.6. Kalorimetri
Ada dua cara yang dikenal untuk mengukur pH yaitu Kalorimetri dan
Elektrometri. Kalorimetri menggunakan suatu zat yang berubah warna, untuk
keadaan pH tertentu. Zat tersebut merupakan paduan dari asam basa lemah dan
garamnya. Jika garam dari asam lemah berbeda warnanya dari asam yang
terionisasi, hasil akhir warna larutan bergantung pada perbandingan dari
kosentrasi kedua bentuk tadi. Cairan indikator yang biasa digunakan adalah
penoftalin.
Untuk mengamati warna ini diperlukan pengalaman pengamat yang
berpengalaman bisa mencapai ketelitian 0,1 pH. Larutan yang gelap dan berwarna
tidak dapat diamati dengan baik. Indikator yang tidak stabil dan larutan yang kuat
akan mengoksidasi atau mereduksi. Penambahan indikator dapat pula mengubah
nilai pH dari sampel. Cara lain adalah dengan menggunakan kertas lakmus yang
dikenakan pada cairan sample. Kertas itu akan berubah warna dan dapat
dicocokkan dengan warna standar.
II.7. Potensiometri
Kalorimetri yang telah diuraikan diatas tidak dapat mengukur pH secara
kontinu disamping beberapa kelemahan lainnya. Untuk mengatasinya digunakan
cara elektrometri atau potensiometri. Peralatan ukur pH elektrometri secara garis
besar terdiri atas electrode ukur yang sensitive, electrode referensi, electrode
kompensasi suhu, dan alat ukur tegangan antara electrode ukur dan referensi.
Elektrode ukur untuk pH telah dikembangkan hingga bermacam-macam.
Untuk pengukuran pH di indutri digunakan electrode ukur yang dikenal dengan
electrode gelas. Elektrode gelas sensitive hanya pada ion hydrogen saja. Pada
gambar 2.3. elektrode ukur terdiri atas tabung gelas yang didalamnya berisi
larutan netral dengan pH tetap. Larutan ini disebut larutan Buffer. Disebelah luar
dari tabung gelas adalah larutan proses yang harus diukur. Dinding gelas dari
tabung gelas mempunyai tahanan yang tinggi sekali.
Elektrode
ukur
Elektrode
Referensi
n = Muatan ion
F = Angka Faraday sebagai Konstanta
H+ = Aktifitas Hidrogen
Konstruksi Elektrode ukur yang lebih lengkap dapat dilihat pada gambar 2.4.
Kawat penghubung adalah perak yang dibagian luarnya dilapisi perak klorida.
Perak klorida berhubungan dengan potassium klorida jenuh perak klorida. KCL
jenuh disebut garam jembatan karena dapat berhubungan dengan larutan proses.
Potensial antara KCL dengan larutan proses biasanya kecil dan akan
bervariasi bergantung pada perubahan proses. Potensial keseluruhan dari electrode
referensi dengan cara tersebut diatas, dapat dibuat konstan dan tidak terpengaruh
oleh perubahan yang terjadi. Elektrode referensi membutuhkan pengulangan
(Repeatability) dan ketelitian yang lebih tinggi. Elektrode referensi perlu diberi
proteksi (Perlindungan) untuk mencegah terjadinya lapisan penghalang pada
bagian lubang halus electrode. Kebocoran larutan proses, masuknya larutan kimia
proses kedalam electrode referensi.
II.8. Proses Pengolahan Kayu Pada PT. RAPP
Gambaran umum tentang proses produksi PT. Riau Andalan Pulp and
Paper (RAPP) Riau.
PT. RIAU ANDALAN PULP AND PAPER adalah sebuah industri yang
bergerak dibidang pengolahan pulp, yang merupakan bahan baku pembuatan
kertas. Adapun bahan baku pembuatan pulp itu sendiri berasal dari kayu. Didalam
proses pembuatan pulp pada PT. RAPP digunakan proses kimia
dengan
menggunakan bahan kimia NaOH dan Na 2 S, dimana akan dihasilkan pulp yang
kuat. Secara diagram blok proses pembuatan pulp tersebut dapat digambarkan
seperti dibawah ini:
PULP KERING
LOGS
(Batang Kayu)
WOOD
YARD
PULP
MACHINE
FIBRELINE
CHIPS
DIGESTER
WASHING/
SCREENING
BLEACHING
Liquor). Senyawa kimia yang aktif yang terkandung dalam lindi puth adalah
NaOH dan Na2S. Pemasakan dilakukan pada suhu 165 C sampai 170 C.
b. Washing And Screening
Didalam
discharge
tank
dilakukan
pencucian
(washing)
untuk
menghilangkan sisa bahan kimia dalam pulp dengan menggunakan air pencucian
seminimal mungkin.
c. Bleaching Plan
Bleaching Plant adalah area proses pemutihan yang bertujuan untuk
menghasilkan derajat putih (Brightness) pulp dengan cara menghilangkan lignin
yang tersisa pada proses pemasakan dan Delignifikasi Oxigen, dimana dalam area
ini berlangsung empat tahap proses pemutihan sesuai bahan kimia yang digunakan
3. Pulp Machine
Pulp Machine dirancang yang fungsinya untuk memisahkan air dari
buburan pulp hingga kadar air pada pulp tinggal 10%. Setelah melalui proses
pemutihan, maka pulp diproses kembali pada unit pulp machine dimana pada unit
ini dilakukan proses pengeringan dan membentuknya menjadi sheet (lembaranlembaran) dengan ukuran tertentu yang tujuannya untuk mempermudah
penanganan pengangkutannya.