Anda di halaman 1dari 5

BAB I

LATAR BELAKANG
Penyakit jantung koroner adalah gangguan fungsi jantung akibat otot jantung
kekurangan darah karena adanya penyempitan pembuluh darah koroner, sedangkan
Gagal Jantung/Payah Jantung (fungsi jantung lemah) adalah ketidakmampuan
jantung memompa darah yang cukup ke seluruh tubuh yang ditandai dengan sesak
nafas pada saat beraktifitas dan/atau saat tidur terlentang tanpa bantal, dan/atau
tungkai bawah membengkak. Berbeda dengan Stroke yang merupakan penyakit pada
otak berupa gangguan fungsi syaraf lokal dan/atau global, munculnya mendadak,
progresif, dan cepat.
Menurut laporan WHO, hampir 17 juta orang di dunia meninggal tiap
tahunnya akibat penyakit degeneratif. Di Negara maju seperti Amerika Serikat,
kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah pada tahun 1996 mencapai
959,227 penderita, yakni 41,4% dari seluruh kematian. Dari jumalah tersebut, 276,124
kematian disebabkan oleh penyakit jantung koroner yang merupakan penyebab
kematian nomor satu (Ulfah, 2000).
Faktanya, penyakit kardiovaskular lebih banyak ditemukan di Negara dengan
pendapatan nasional rendah dan sedang (Depkes, 2007). Kecenderungan perubahan
ini dikarenakan perubahan gaya hidup dam lingkungan yang sebenarnya berasal dari
konsisi sosial dan ekonomi (Holland et all, 1991). Pada tahun 2002, data dunia
menunjukkan bahwa India merupakan Negara dengan angka kesakitan Heart Disease
dan Stroke tertinggi di dunia, dari 1.049.549.000 jiwa total populasi terdapat
1.531.534 kematian untuk heart disease dan 1.652.885 angka kematian untuk stroke
(WHO,2002).
Di Indonesia, data WHO menunjukkan bahwa terjadi pergeseran urutan
penyebab kematian terbanyak di Indonesia dari penyakit infeksi menjadi
kardiovaskular. Hal ini menyebabkan Indonesia berada di posisi ke-4 setelah RCC,
India dan Amerika Serikat. Semula pada tahun 1972 penyakit Kardiovaskular berada
pada urutan ke 11 (SKRT,1972) lalu meningkat ke urutan 3 pada tahun 1986

(SKRT,1986), dan menempati posisi teratas mulai tahun 1992 sampai pendataan
terakhir tahun 2001 (Depkes RI, 2007).
Di Rumah Sakit Umum Dr Soetomo Surabaya, antara tahun 1990-2000an
ada sebanyak 750 orang per tahun yang berobat. Lalu, tahun 2001-2010 meningkat
menjadi 1.000 pasien per tahun. Namun, sejak tahun 2011 jumlahnya meningkat jadi
1.600 per tahun (Neurologist Universitas Airlangga Surabaya, 2012).
Setiap individu utamanya dengan pola hidup tidak sehat, seperti kurang
aktivitas/olahraga, konsumsi makanan tinggi lemak dan garam berisiko menderita
penyakit jantung dan stroke. Namun, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan guna
mencegah dan mengurangi risiko terkena jantung dan stroke yaitu penerapan
kebijakan pemerintah tentang pembatasan makanan junkfood , olahraga teratur,
konsumsi makanan sehat, dan promosi kesehatan pada masyarakat.
Kami selaku mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Airlangga, Surabaya mengadakan pengabdian pada masyarakat khususnya di
Surabaya untuk menggalakkan pencegahan penyakit jantung dan stroke serta
meningkatkan kesehatan masyarakat di Taman Bungkul Surabaya pada Minggu, 17
Mei 2015 bertepatan hari Hipertensi nasional dengan serangkaian acara sebagai
berikut:
1. Mini drama
2. Talkshow kesehatan
3. Aksi tukar rokok dengan susu
4. Photobooth dan tanda tangan petisi

BAB II
RENCANA KEGIATAN

Dalam melaksanakan pengabdian msayarakat, kami menyusun 4 rangkaian


acara yaitu mini drama, talkshow kesehatan, aksi penukaran rokok dengan susu, dan
photobooth serta penanda tanganan petisi. Beirukut penjelasannya:
1. Mini drama
a. Bentuk Kegiatan:
Drama berasal dari kata Yunani, draomai yang berarti berbuat,
bertindak, bereaksi, dan sebagainya. Jadi, kata drama dapat diartikan sebagai
perbuatan atau tindakan. Dalam arti luas, pengertian drama adalah semua
bentuk tontonan yang mengandung cerita yang dipertunjukkan di depan orang
banyak. Dalam arti sempit, pengertian drama adalah kisah hidup manusia
dalam masyarakat yang diproyeksikan ke atas panggung. Kami memilih drama
sebagai pembukaan acara dengan tujuan menarik perhatian sasaran.
Drama di awali dengan cerita seorang pemuda 18 tahun dengan pola
hidup tidak sehat seperti merokok, tidak suka olahraga, konsumsi makanan
junkfood dan mengabaikan ajakan teman-temannya untuk berolahraga. 35
tahun kemudian saat pemuda telah berusia 53 tahun, dia terserang penyakit
jantung yang berlanjut pada stroke sementara teman-temannya masih sehat
bugar. Akibat penyakit tersebut, dia lumpuh dan tidak mampu melakukan
aktivitas keseharian hingga dia menyesal dan meratapi nasibnya.
b. Tujuan:
-meningkatkan pemahaman masyarakat tentang faktor risiko dan akibat dari
penyakit jantung dan stroke melalui adegan langsung
c. Sasaran Kegiatan:
Masyarakat yang berada di Taman Bungkul Surabaya
d. Waktu Pelaksanaan:

Minggu, 17 Mei 2015 pukul 06.00 WIB di Taman Bungkul Surabaya


e. Indikator keberhasilan:
Mampu

menarik

perhatian

sasaran

dengan

banyaknya

orang

yang

menyaksikan pertunjukan.
2. Talkshow kesehatan
a. Bentuk Kegiatan:
Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk talkshow kesehatan dengan
judul "Sharsan (Sharing Santai) Jantung dan Stroke". Pada pelaksanaannya,
panitia dibantu oleh seorang dokter sebagai narasumber. Talkshow ini dikemas
singkat sekitar 45 menit disertai sesi Tanya jawab sasaran pada narasumber.
b. Tujuan:
- Meningkatkan pemahaman sasaran terkait penyakit jantung dan stroke.
- Memberikan informasi tentang penyakit jantung dan stroke beserta faktor
risikonya dan pencegahan penyakit jantung dan stroke.
c. Sasaran Kegiatan:
Masyarakat yang berada di Taman Bungkul Surabaya
d. Waktu Pelaksanaan:
Minggu, 17 Mei 2015 pukul 06.15-07.00 WIB di Taman Bungkul Surabaya
e. Indikator keberhasilan:
Mampu menarik perhatian sasaran dengan banyaknya orang yang menyimak
acara dan aktif dalam sesi Tanya jawab
3. Tukar rokok dengan susu
a. Bentuk Kegiatan:
Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk penukaran sebatang rokok
dengan sebungkus susu. Panitia dibagi dibeberapa titik point untuk mengajak
masyarakat perokok menukarkan sebatang rokoknya dengan susu yang telah
disediakan.
b. Tujuan:
- Mengurangi paparan faktor risiko jantung dan stroke terhadap sasaran

- Melatih masyarakat untuk hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan


minuman sehat daripada rokok.
c. Sasaran Kegiatan:
Masyarakat yang berada di Taman Bungkul Surabaya
d. Waktu Pelaksanaan:
Minggu, 17 Mei 2015 pukul 07.05-07.20 WIB di Taman Bungkul Surabaya
e. Indikator keberhasilan:
Mampu menarik perhatian sasaran dengan banyaknya orang yang bersedia
menukarkan rokok dengan susu.
4. Photobooth dan tanda tangan petisi
a. Bentuk Kegiatan:
Kegiatan ini berupa sesi foto sasaran di tempat photo (photobooth) yang
telah disediakan panitia. Untuk berfoto, sasaran diharapkan menymbangkan
Rp 1000,- yang nantinya akan disumbangkan pada yayasan Jantung dan
Stroke Surabaya. Selanjutnya diadakan tanda tangan petisi di spanduk yang
telah disediakan panitia.
b. Tujuan:
- Meningkatkan kepedulian sasaran untuk menyebarkan promosi kesehatan
tentang jantung dan stroke
c. Sasaran Kegiatan:
Masyarakat yang berada di Taman Bungkul Surabaya
d. Waktu Pelaksanaan:
Minggu, 17 Mei 2015 pukul 07.25-08.00 WIB di Taman Bungkul Surabaya
e. Indikator keberhasilan:
Mampu menarik perhatian sasaran dengan banyaknya orang yang berfoto dan
tanda tangan petisi.

Anda mungkin juga menyukai