terjadi secara berangsur-angsur dalam jangka waktu yang panjang antara 50 sampai 100 tahun (inter centenial). Penyebab:Pertambahan populasi penduduk,pesatnya pertumbuhan teknologi&pertambahan gas rumah kaca.Di Indonesia sendiri gas rumah kaca yg berasal dari aktivitas dapat dibedakan beberapa hal: Yaitu:kerusakan hutan termasuk tata guna lahan
Pemanfaatan energi fosil,pertanian,dan peternakan
serta sampah.Penggunaan energi fosil merupakan penyebab utama perubahan iklim secara global.Hutan yg semakin rusak,baik karena faktor alam maupun penebagan liar,juga menambah jumalh gas rumah kaca Yg dilepaskan ke atmosfer secara signifikan.Selainitu pertanian&peternakan menyumbang gas rumah kaca berupa gas metana(CH4) yg ternyata memiliki
potensi pemanasan global 21 kali lebih bhesar
dari(Co2)
Dampaknya
Mencairnya Es di kutub:Diketahui bahwa es yg
menyelimuti oermukaan bumi talah berkurang 10%
sejak 1960.Sementara ketebalan es di kutub utara telah berkurang4 2%dalam 40 tahun terakhir. Terhadap Pertanian: Diperkirakan produktivitas pertanian di daerah tropis akan mengalami penurunan bila terjadi kenaikan suhu rata-rata global antara 12o C sehingga meningkatkan risiko bencana kelaparan. Meningkatnya frekuensi kekeringan dan banjir diperkirakan akan memberikan dampak negatif pada produksi lokal, terutama pada sektor penyediaan pangan di daerah subtropis dan tropis
Terjadinya perubahan musim di mana musim kemarau
menjadi lebih panjang sehingga menyebabkan gagal panen, krisis air bersih dan kebakaran hutan.Terjadinya pergeseran musim dan perubahan pola hujan, akibatnya Indonesia harus mengimpor beras. Pada tahun 1991, Indonesia mengimpor sebesar 600 ribu ton beras dan tahun 1994 jumlah Dampak perubahan iklim terhadap kenaikan muka air laut beras yang diimpor lebih dari satu juta ton (KLH, 1998). Adaptasi bisa dilakukan dengan menciptakan bibit unggul atau mengubah waktu tanam. Peningkatan suhu regional juga akan memberikan dampak negatif kepada Penyebaran dan reproduksi ikan